Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi kependudukan di Indonesia menjadi permasalahan tersendiri bagi


pemerintah. Permasalahan Kependudukan merupakan berbagai dampak negatif yang
timbul karena banyaknya jumlah, laju, serta terhambatnya persebaran penduduk
karena tidak seimbangnya jumlah penduduk dengan fasilitas Negara seperti wilayah,
serta fasilitas umum.
Permasalahan kependudukan , ada yang bersifat kuantitatif dimana permasalahan
tersebut dapat dinyatakan dengan angka, dan dapat dihitung jumlahnya. Angka dalam
permasalahan kependudukan yang bersifat kuantitatif tidak statis setiap tahun nya.
Misalnya adalah jumlah penduduk. Sedangkan kebijakan kependudukan yang bersifat
kualitatif misalnya adalah Kesehatan penduduk yang rendah.
Dengan ada nya berbagai permasalahan dalam sector kependudukan, tentu nya ada
penyelesaian yang dilakukan oleh pemerintah yaitu melalui beberapa kebijakan
kebijakan untuk diterapkan.
Kebijakan Kependudukan merupakan tindakan tindakan pemerintah untuk mencapai
tujuan dimana didalamnya termasuk pengaruh dan karakteristik penduduk (Dr. Elibu
Bergman). Beberapa Kebijakan Kependudukan di berbagai Negara tentu saja berbeda
dengan Indonesia. Karena setiap Negara memiliki masalah kependudukannya sendiri .
Kebijakan kependudukan di bedakan menjadi kebijakan pro natalis , yaitu kebijakan
yang mendorong angka kelahiran dan kebijakan anti natalis yaitu kebijakan yang mendorong
turunnya angka kelahiran (https://www.scribd.com/doc/109981092/0-Kebijakan-Kependudukan-Di-
Indonesia).

1
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami permasalahan kependudukan
kuantitatif yang terjadi di Indonesia
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami kebijakan kependudukan yang
diterapkan di Indonesia
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami jenis jenis kependudukan di
Indonesia
C. Rumusan Masalah
1. Apa saja permasalahan kependudukan yang bersifat kuantitatif?
2. Bagaimana kebijakan kependudukan yang diterapkan untuk mengatasi
permasalahan kependudukan yang bersifat kuantitatif?
3. Bagaimana penerapan pembangunan berwawasan kependudukan?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN KUANTITATIF

Dalam suatu negara, tentu ada banyak hal yang menjadi permasalahan,
terutama dalam hal kependudukan. Penduduk merupakan obyek sekaligus subyek
dalam suatu negara. Sebagai Obyek, penduduk harus mendapatkan peningkatan
kualitas dari negara sedangkan sebagai subyek, penduduk adalah sumber daya dan
pelaku pembangunan.

Di dalam negara, penduduk dapat di anggap sebagai beban maupun potensi,


tergantung sudut pandang dalam menilai penduduk dalam suatu negara. Penduduk
seagai beban, di karenakan adanya kewajiban negara dalam memberikan pelayanan
bagi penduduknya. Selainitu, masalah kependudukan di Indonesia sangat banyak
terutama dikarenakan tidak sebandingnya jumlah, pertumbuhan, dan persebaran
penduduk dengan wilayah dalam suatu negara. Selain itu, kualitas sumber daya
manusia yang kurang menimbulkan kontribusi negatif bagi bangsa dan negara.
Penduduk di katakan menjadi potensi bagi suatu negara adalah dikarenakan sumber
daya yang jika di asah dengan baik akan memberikan keuntungan bagi negara itu
sendiri.

Adapun masalah kependudukan yang bersifat kuantitatif, dapat di hitung


dengan pasti jumlah atau dapat dikatakan bahwa masalah kependudukan yang bersifat
kuantitatif mempunyai angka yang riil dan dapat di hitung ataupun di ukur. Berikut ini
adalah permasalahan kependudukan yang bersifat kuantitatif

1. Jumlah Penduduk yang besar


Menurut data yang dihimpun oleh Tribun News Jawa Tengah, Jumlah penduduk
Indonesia per- 30 Juni 2016 mencapai 257,9 Juta dengan penduduk wajib KTP
sebesar 182,5 juta Jiwa (http://jateng.tribunnews.com/amp/2016/09/01/data-
terkini-jumlah-penduduk-Indonesia-2759-juta -yang-wajib-ktp-1825-juta) .
Jumlah penduduk yang sangat banyak pada tahun terakhir, akan bertambah pesat
setiap tahunnya. Data statistic BPS tahun 2015 yang dimuat dalam Statistik

3
Indonesia Tahun 2016 menunjukkan angka jumlah penduduk per daerah, seperti
berikut ini :

Provinsi Jumlah Penduduk Tahun 2015


(Juta Jiwa)
Aceh 5002,0
Sumatera Utara 13973,8
Sumatera Barat 5196,3
Riau 6344,4
Jambi 3402,1
Sumatera Selatan 8052,3
Bengkulu 1874,9
Lampung 8117,3
Kepulauan Bangka Belitung 1372,8
Kepulauan Riau 1073,0
DKI Jakarta 10177,9
Jawa Barat 46709,6
Jawa Tengah 33774,1
DI Yogyakarta 3679,2
Jawa Timur 38847,6
Banten 11955,2
Bali 4152,8
NTB 4835,6
NTT 5120,1
Kalimantan Barat 4789,6
Kalimantan Tengah 2495,0
Kalimantan Selatan 3989,8
Kalimantan Timur 3426,6
Kalimantan Utara 641,9
Sulawesi Utara 2412,1
Sulawesi Tengah 2876,7
Sulawesi Selatan 8520,3

4
Sulawesi Tenggara 2499,5
Gorontalo 1133,2
Sulawesi Barat 1282,2
Maluku 1686,5
Maluku Utara 1162,3
Papua Barat 871,5
Papua 3149,4
Sumber : Data Statistik Jumlah Penduduk Indonesia tahun 2015 dalam Statistik
Indonesia Tahun 2016 ( https://www.bps.go.id/publikasi/view/4283 )

Dengan jumlah yang sangat banyak, permasalahan kependudukan ini


memberikan beberapa keuntungan bagi negara yaitu :
a. Jumlah tenaga kerja yang mencukupi untuk mengelola sumber daya alam
b. Banyaknya sumber daya manusia dalam mempertahankan keutuhan negara
dari berbagai ancaman dari luar
(http://www.ssbelajar.net/2016/05/masalah-kualitatif-kuantitatif-
kependudukan-indonesia.html?m=1) .
Jika ada keuntungan, tentu nya ada beberapa kerugian yang disebabkan oleh
jumlah penduduk yang banyak di suatu negara, yaitu :
a. Banyaknya kemiskinan serta kelaparan yang semakin meruak di berbagai
wilayah di suatu negara, khususnya di kota kota besar
b. Terbatasnya lapangan pekerjaan, sehingga timbul pengangguran
c. Terbatasnya fasilitas layanan publik
(http://genbagus.blogspot.com/2013/06/masalah-kependudukan-secara-
kuantitatif-.html?m=1)
2. Pertumbuhan Penduduk yang Cepat
Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Surya Chandra Surapaty mengatakan bahwa laju pertumbuhan di Indonesia masih
mencapai 1,49% atau sekitar 4 juta pertahun (kompas.com) . Jumlah ini sama
dengan penduduk Singapura. Jika setiap tahun nya terdapat 4 juta penduduk baru,
maka akan timbul masalah seperti kemiskinan, karena kebanyakan bayi yang lahir
berasal dari masyarakat kurang mampu. Selain itu, akan berpengaruh juga

5
terhadap keberlangsungan hidup hutan. Indonesia perlu dilakukan penekanan
terhadap laju pertumbuhan.
Menurut Data BPS Tahun 2015 dalam publikasi nya Statistik Indonesia
Tahun 2016 menunjukkan laju pertumbuhan 5 tahun terakhir dihitung sejak
tahun 2010 sampai 2015 seperti berikut :

Jumlah Penduduk Jumlah Laju


Tahun 2010 Penduduk Tahun Pertumbuhan
Provinsi (Juta Jiwa) 2015 Tahun 2010-
(Juta Jiwa) 2015
(%)
Aceh 4523,1 5002,0 2,03
Sumatera Utara 13028,7 13973,8 1,36
Sumatera Barat 4865,3 5196,3 1,33
Riau 5574,9 6344,4 2,62
Jambi 3107,9 3402,1 1,83
Sumatera Selatan 7481,6 8052,3 1,48
Bengkulu 1722,1 1874,9 1,71
Lampung 7634,0 8117,3 1,24
Kepulauan Bangka Belitung 1230,2 1372,8 2,22
Kepulauan Riau 1692,8 1073,0 3,22
DKI Jakarta 9640,4 10177,9 1,09
Jawa Barat 43227,1 46709,6 1,56
Jawa Tengah 32443,9 33774,1 0,81
DI Yogyakarta 3467,5 3679,2 1,19
Jawa Timur 37565,8 38847,6 0,67
Banten 10688,6 11955,2 2,27
Bali 3907,4 4152,8 1,23
NTB 4516,1 4835,6 1,38
NTT 4706,2 5120,1 1,70
Kalimantan Barat 4411,4 4789,6 1,66
Kalimantan Tengah 2220,8 2495,0 2,36

6
Kalimantan Selatan 3642,6 3989,8 1,84
Kalimantan Timur 3576,1 3426,6 2,61
Kalimantan Utara - 641,9 -
Sulawesi Utara 2277.7 2412,1 1,15
Sulawesi Tengah 2646,0 2876,7 1,69
Sulawesi Selatan 8060,4 8520,3 1,12
Sulawesi Tenggara 2243,6 2499,5 2,181
Gorontalo 2044,8 1133,2 1,64
Sulawesi Barat 1164,6 1282,2 1,94
Maluku 1541,9 1686,5 1,81
Maluku Utara 1043,3 1162,3 2,18
Papua Barat 765,3 871,5 2,63
Papua 2857,0 3149,4 1,97
Sumber : Data Statistik Jumlah Penduduk Indonesia tahun 2015 dalam Statistik
Indonesia Tahun 2016 ( https://www.bps.go.id/publikasi/view/4283 )

Dalam skala 5 tahun terakhir, jumlah penduduk di Indonesia mengalami


peningkatan yang lumayan tinggi, terutama di provinsi provinsi yang menjadi
pusat di berbagai bidang sector seperti DKI Jakarta dan lain sebagai nya. Hal ini
berdampak pada meningkatnya jumlah penduduk dan secara tidak langsung
mempengaruhi kesejahteraan masyarakat . Jika laju pertumbuhan penduduk
masih berjalan cepat, kondisi ini akan menimbulkan masalah dalam berbagai
sector dan mempengaruhi perkembangan bangsa Indonesia.

3. Persebaran penduduk yang tidak merata


Jumlah penduduk di Pulau Jawa sampai akhir tahun 2016 diperkirakan
mencapai kurang lebih 145.200000 penduduk dengan luas wilayah sebesar
126.700 km2 , atau dapat dikatakan bahwa 70 % penduduk di Indonesia menetap
di pulau jawa yang hanya mempunyai luas wilayah 6% dari seluruh luas wilayah
Indonesia (https://halokawan.com/jumlah-penduduk-provinsi-di-Indonesia ). Jika
dibandingkan dengan pulau Kalimantan yang berpenduduk 15.950000 dengan
luas wilayah 743.330 km2 (https://wikipedia.org/wiki/Kalimantan ) . Pada table
berikut, akan ditunjukkan jumlah penduduk menurut provinsi dengan luas wilayah
nya :

7
Jumlah Penduduk Tahun
Provinsi 2015 Luas Wilayah
(Juta Jiwa) (km2)
Aceh 5002,0 57956,00
Sumatera Utara 13973,8 72981,23
Sumatera Barat 5196,3 42012,89
Riau 6344,4 87023,66
Jambi 3402,1 50058,16
Sumatera Selatan 8052,3 91592,43
Bengkulu 1874,9 19919,33
Lampung 8117,3 34623,80
Kepulauan Bangka 1372,8 16424,06
Belitung
Kepulauan Riau 1073,0 8201,72
DKI Jakarta 10177,9 664,01
Jawa Barat 46709,6 353777,76
Jawa Tengah 33774,1 32800,69
DI Yogyakarta 3679,2 3133,15
Jawa Timur 38847,6 47799,35
Banten 11955,2 9662,92
Bali 4152,8 5780,06
NTB 4835,6 18572,23
NTT 5120,1 48718,10
Kalimantan Barat 4789,6 147307,00
Kalimantan Tengah 2495,0 153564,50
Kalimantan Selatan 3989,8 38744,23
Kalimantan Timur 3426,6 129066,64
Kalimantan Utara 641,9 75467,70
Sulawesi Utara 2412,1 13851,64
Sulawesi Tengah 2876,7 61841,29
Sulawesi Selatan 8520,3 46717,48
Sulawesi Tenggara 2499,5 38067,70

8
Gorontalo 1133,2 11257,07
Sulawesi Barat 1282,2 16787,18
Maluku 1686,5 46914,03
Maluku Utara 1162,3 31982,50
Papua Barat 871,5 99671,63
Papua 3149,4 319036,05
(Sumber : Data Statistik Jumlah Penduduk Indonesia tahun 2015 dalam
Statistik Indonesia Tahun 2016 ( https://www.bps.go.id/publikasi/view/4283 )

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa beberapa provinsi memiliki penduduk
yang tidak seimbang dengan luas wilayahnya. Rata rata penduduk yang banyak
memadati provinsi yang menjadi sentra dari berbagai sector baik perdagangan,
transportasi, budaya, pendidikan dan masih banyak lagi. Hal ini karena
masyarakat memerlukan berbagai kebutuhan, sehingga banyak yang mendiami
provinsi provinsi dengan tempat yang dapat dijangkau dengan alasan agar mudah
dalam memenuhi keinginan atau kebutuhannya.
Angka kemiskinan di Pulau Jawa semakin tinggi karena banyaknya jumlah
penduduk mempersempit lapangan pekerjaan. Lahan pertanian sangat minim,
tidak seperti Pulau Pulau di luar Jawa seperti Kalimantan, Maluku, NTT, Papua,
dan lain sebagainya yang masih membutuhkan tenaga medis,tenaga pendidik dan
tenaga ahli lainnya disamping petani
4. Angka Kemiskinan Tinggi
Dalam beberapa permasalahan kependudukan , sudah dibahas bahwa dampak
dari permasalahan kependudukan mengarah pada kemiskinan. Menurut Mardimin
(1996 : 20) Kemiskinan secara kuantitatif diartikan sebagai keadaan dimana
seseorang tidak memiliki harta benda, sehingga belum bisa memenuhi kebutuhan
hidup selayaknya karena kondisi serba kekurangan
(http://www.landasanteori.com/2015/08/pengertian-kemiskinan-jenis-
faktor.html?m=1)
Sebagai Negara yang sedang dalam masa berkembang, Indonesia tidak lepas
dari kasus angka kemiskinan yang tinggi. Berikut ini adalah presentasi angka
kemiskinan menurut provinsi di Indonesia tahun 2015

9
Provinsi Presentase Penduduk Miskin tahun 2015
Maret September
Aceh 17,08 17,11
Sumatera Utara 10,51 10,79
Sumatera Barat 7,31 6,71
Riau 8,42 8,82
Jambi 8,86 9,12
Sumatera Selatan 14,25 13,77
Bengkulu 17,88 17,16
Lampung 14,35 13,53
Kepulauan Bangka 5,40 4,83
Belitung
Kepulauan Riau 6,24 5,78
DKI Jakarta 3,93 3,61
Jawa Barat 9,53 9,57
Jawa Tengah 13,58 13,32
DI Yogyakarta 14,91 13,16
Jawa Timur 12,34 12,28
Banten 5,90 5,75
Bali 4,74 5,25
NTB 17,10 16,54
NTT 22,61 22,58
Kalimantan Barat 8,03 8,44
Kalimantan Tengah 5,94 5,91
Kalimantan Selatan 4,99 4,72
Kalimantan Timur 6,23 6,10
Kalimantan Utara 6,24 6,32
Sulawesi Utara 8,65 8,98
Sulawesi Tengah 14,66 14,07
Sulawesi Selatan 9,39 10,12
Sulawesi Tenggara 12,90 13,74
Gorontalo 18,32 18,16

10
Sulawesi Barat 12,40 11,90
Maluku 19,51 19,36
Maluku Utara 6,84 6,22
Papua Barat 25,82 25,73
Papua 28,17 28,40
(Sumber : Data Statistik Jumlah Penduduk Indonesia tahun 2015 dalam
Statistik Indonesia Tahun 2016 ( https://www.bps.go.id/publikasi/view/4283 )

Dari tabel di atas, angka kemiskinan naik dalam kurun waktu kurang dari 6
bulan dalam tahun yang sama. DKI Jakarta menjadi provinsi dengan tingkat
kemiskinan terendah tahun 2016, yaitu sebesar 3,93%. Sedangkan Papua menjadi
provinsi dengan tingkat kemiskinan tertinggi dengan presentase sebesar 28,17% .
Angka yang sekian besar masih terus mengalami kenaikan setiap tahunnya jika
tidak ada penanganan dalam masalah kemiskinan di Indonesia
5. Angkatan kerja yang tinggi dan lapangan pekerjaan yang rendah
Di Indonesia terjadi peningkatan angkatan kerja dari berbagai jenjang lulusan.
Mulai dari SD, SMP, SMA, sampai Sarjana. Seiring dengan laju pertumbuhan
yang semakin cepat, lambat laun angkatan kerja semakin bertambah setiap
tahunnya. Berikut ini adalah jumlah angkatan kerja pada tahun 2015 :

Provinsi Jumlah Angkatan


Kerja Pada Tahun
2015
Aceh 63,44
Sumatera Utara 67,28
Sumatera Barat 64,56
Riau 63,22
Jambi 66,14
Sumatera Selatan 68,53
Bengkulu 70,67
Lampung 65,60
Kepulauan Bangka 66,71
Belitung

11
Kepulauan Riau 65,07
DKI Jakarta 66,39
Jawa Barat 60,34
Jawa Tengah 67,86
DI Yogyakarta 68,38
Jawa Timur 67,84
Banten 62,24
Bali 75,51
NTB 66,54
NTT 69,25
Kalimantan Barat 69,68
Kalimantan Tengah 71,11
Kalimantan Selatan 69,73
Kalimantan Timur 62,39
Kalimantan Utara 63,45
Sulawesi Utara 61,28
Sulawesi Tengah 67,51
Sulawesi Selatan 60,94
Sulawesi Tenggara 68,35
Gorontalo 63,66
Sulawesi Barat 70,27
Maluku 64,47
Maluku Utara 66,43
Papua Barat 68,68
Papua 79,57
(Sumber : Data Statistik Jumlah Penduduk Indonesia tahun 2015 dalam
Statistik Indonesia Tahun 2016 ( https://www.bps.go.id/publikasi/view/4283 )
Pada tahun 2017, jumlah angkatan kerja di Indonesia sudah
mencapai131,55 juta (https://bisnis.tempo.co/read/87524/angkatan-kerja-februari-
2017-meningkat-sebanyak-13155-juta) . Jika dibandingkan dengan tahun 2015,
angka ini naik sangat banyak. Dengan banyaknya angkatan kerja, dan minimnya
lapangan pekerjaan membuat tingkat pengangguran naik. Banyak dari angkatan
kerja yang ingin bekerja sebagai pegawai negeri sipil dan menjadi buruh

12
perusahaan, sedangkan wiraswasta sangat minim. Hal ini juga menimbulkan
mengapa banyak sekali angkatan kerja yang tidak mendapatkan pekerjaan
selayaknya
6. Infrastruktur Kesehatan yang minim
Indonesia merupakan Negara berkembang yang memiliki banyak pulau dari
Sabang sampai Merauke. Dengan banyaknya pulau yang terpisah oleh laut,
pemerataan infrastruktur diberbagai bidang, khususnya dalam bidang kesehatan
tidaklah merata. Beberapa provinsi diluar Jawa masih mengalami kesulitan dalam
ketersediaan Rumah Sakit maupun obat obat an. Berikut ini adalah data jumlah
Rumah Sakit dan Puskesmas menurut Provinsi di Indonesia
Provinsi Jumlah Rumah Sakit Jumlah Puskesmas
(Umum,Khusus,Swasta)
Aceh 68 340
Sumatera Utara 195 571
Sumatera Barat 67 264
Riau 72 213
Jambi 34 183
Sumatera Selatan 65 322
Bengkulu 21 180
Lampung 64 292
Kepulauan Bangka 17 62
Belitung
Kepulauan Riau 28 73
DKI Jakarta 190 340
Jawa Barat 328 1050
Jawa Tengah 290 875
DI Yogyakarta 74 121
Jawa Timur 377 960
Banten 95 233
Bali 57 120
NTB 28 158
NTT 45 371
Kalimantan Barat 45 238

13
Kalimantan Tengah 21 195
Kalimantan Selatan 39 230
Kalimantan Timur 48 175
Kalimantan Utara 7 49
Sulawesi Utara 43 188
Sulawesi Tengah 33 189
Sulawesi Selatan 90 448
Sulawesi Tenggara 31 269
Gorontalo 13 93
Sulawesi Barat 11 94
Maluku 28 199
Maluku Utara 20 128
Papua Barat 16 151
Papua 41 393
Sumber : http://depkes.go.id/download/pusdatin/lain-lain/data
Dengan jumlah Rumah Sakit dan Puskesmas yang minim, membuat
kesehatan di Indonesia semakin terpuruk. Daerah daerah dengan akses jangkauan
yang minim akan membuat distribusi infrastruktur maupun obat serta tenaga
medisnya terhambat

B. KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN KUANTITATIF

Jika ada permasalahan kependudukan, tentu nya ada penyelesaian .


Penyelesaian tersebut biasanya berupa kebijakan kebijakan yang di tetapkan oleh
pemerintah menurut Undang Undang yang berlaku di suatu Negara. Menurut Dr.
Elibu Bergman, Kebijakan Kependudukan merupakan tindakan tindakan
pemerintah untuk mencapai tujuan dimana didalamnya termasuk pengaruh dan
karakteristik penduduk (https://www.scribd.com/doc/109981092/0-Kebijakan-
Kependudukan-Di-Indonesia). Sedangkan PBB memberi pengertian Kebijakan Kependudukan
sebagai suatu langkah langkah dan program-program yang membantu tercapainya tujuan tujuan
ekonomi, social, demografis, dan tujuan tujuan ekonomi, social, demografis, dan tujuan tujuan
umum yang lain dengan jalan mempengaruhi variable variable demografi yang utama, yaitu
besar dan pertumbuhan penduduk serta perubahan dan ciri ciri demografi nya (Wirosuhardjo,
Kartomo. 1981.Dasar Dasar Demografi. Jakarta.Lembaga Penerbit FE UI ).

14
Dalam menanggapi berbagai masalah kependudukan kuantitatif ada penanggulangan berupa
penetapan kebijakan kependudukan kuantitatif. Kebijakan kebijakan tersebut, antara lain :
1. TRANSMIGRASI
Menurut Undang Undang nomor 29 tahun 2009 Transmigrasi adalah
perpindahan penduduk secara sukarela untuk meningkatkan kesejahteraan dan
menetap di kawasan transmigrasi yang diselenggarakan oleh Pemerintah
(file:///C:/Users/win%208.1/Downloads/UU%20Nomor%2029%20Tahun%20
2009%20(UU%20Nomor%2029%20Tahun%202009).pdf) .
Transmigrasi diadakan dengan tujuan utama adalah untuk memeratakan
jumlah penduduk di seluruh pulau di Indonesia serta mensejahterakan
penduduknya. Tujuan lain di adakan transmigrasi adalah untuk pertahanan dan
keamanan /hankam local nasional
(http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-macam-jenis-tujuan-
transmigrasi-penduduk-mobilitas-dari-suatu-daerah-padat-ke-pulau-sedikit-
penghuni-geografi.html#.WcHYloSGOpo) .

Dalam Keputusan Menteri NOMOR : KEP.32/MEN/1985 Pasal 1 ayat 3


bahwa hak transmigran adalah hak untuk mendapatkan hibah, jaminan serta
bantuan yang di perhitungkan sebagaimana tercantum dalam pasal 7dan pasal 8
UU Nomor 3 Tahun 1972 dan pasal pasal 28,29,20,32,33 Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 1972
(jdih.kemnaker.go.id/data_puu/peraturan_file_PER05.pdf)

Meskipun sudah dijamin kesejahteraan nya, namun masih banyak


penduduk yang tidak ingin meninggalkan daerah asalnya karena berbagai
macam alas an, termasuk kurangnya sarana dan prasarana serta fasilitas umum
yang kurang memadai. Namun, meski begitu program ini tetap di canangkan
untuk memeratakan jumlah penduduk di Indonesia

2. PROGRAM KELUARGA BERENCANA


Menurut Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 Bab I Pasal 1 ayat 8,
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak, dan usia
ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan
bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk meuwjudkan keluarga yang
berkualitas (www.bpkb.go.id/uu/filedownload) . Keluarga berencana

15
mempunyai tujuan utama untuk menurunkan angka kelahiran sehingga laju
pertumbuhan dan jumlah penduduk dapat menurun dan tidak bertumbuh pesat.
Tujuan lain dair di terapkannya program KB adalah untuk menjamin
kesejahteraan serta kesehatan ibu dan bayi
Agar program KB berjalan dengan baik, berbagai upaya dilakukan oleh
pemerintah mulai dari sosialisasi, hingga sanksi bagi yang tidak terlibat dalam
program KB. Sanksi yang diberikan biasanya berupa tidak diberikannya
subsidi bahan pokok bagi para penduduk yang memiliki anak lebih dari 3 .
Ada perubahan terkait visi dan misi dari program KB yaitu dalam
Seluruh Keluarga ikut KB dan Mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera
menjadi pendundudk tumbuh seimbang 2015 dan mewujudkan pembangunan
berwawasan kependudukan dan keluarga kecil bahagia sejahtera
(http://kalsel.bkkbn.go.id/ ). Dari visi misi ini, Nampak sekali bahwa aada
keselarasan KB dengan tujuan pembangunan berwawasan Kependudukan.
3. MEMBUKA LAPANGAN PEKERJAAN BARU DENGAN
PENYULUHAN PELATIHAN
Untuk mengatasi jumlah pengangguran di Indonesia, tentu saja selain
melalui transmigrasi pemerintah juga membuka lapangan pekerjaan bagi orang
orang yang tidak bekerja selayaknya. Biasanya, lapangan pekerjaan ini
meliputi pemberdayaan suatu wilayah dengan potensi kekayaan alam, wisata ,
ataupun suatu ciri khas yang dapat diberdayakan
(http://jokbagin.com/2012/08/program-pemerintah-dalam-
mengatasi.html?m=1) . Contohnya adalah pengembangan usaha perikanan
skala kecil, dan lain sebagainya
Langkah pertama, pemerintah melakukan penyuluhan sebelum
melakukan pendanaan terhadap usaha usaha kecil yang mungkin dapat di
berdayakan. Melalui penyuluhan ini, angkatan kerja yang belum mendapatkan
pekerjaan akan di bina, bagaimana dan seperti apa lapangan pekerjaan yang
diberikan oleh pemerintah. Setelah berjalan kurang lebih beberapa bulan,
barulah pemerintah melakukan pendanaan untuk masyarakat agar mampu
mengembangkan potensi daerahnya sendiri. Dengan langkah ini, diharapkan
tingkat pengangguran disuatu wilayah dapat berkurang

16
C. PEMBANGUNAN BERWAWASAN KEPENDUDUKAN

Pembangunan berwawasan kependudukan memiliki dua makna


tersendiri. Yang pertama, pembangunan harus menyelaraskan dengan potensi
dan kondisi penduduk dalam wilayah tersebut. Maksud dari makna pertama ini
adalah penduduk harus menjadi sentra dalam pembangunan dengan titik
poinnya adalah penduduk sebagai objek sekaligus subjek pembangunan.
Makna kedua adalah membangun Sumber Daya Manusia (http://juniadi-
chaniago.tripod.com/artikel/KEPENDUDUKAN.html) . Maksudnya ialah
bahwa pembangunan di suatu wilayah lebih menekankan dan mengutamakan
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia daripada pembangunan
infrastruktur semata. Dari kedua makna ini, dapat di simpulkan bahwa dalam
pembangunan berwawasan kependudukan, mengutamakan fokusnya pada
penduduk dengan berlandaskan asas kebersamaan dan gotong royong

Pembangunan berwawasan kependudukan adalah konsepsi yang


menyatukan kependudukan dengan pembangunan dalam satu konsep secara
komprehesif dan integral

Dengan konsep pembangunan berwawasan kependudukan, penduduk


akan dilihat utuh dengan lima matra nya, yaitu :

1. Sebagai diri pribadi yang unik


2. Sebagai anggota keluarga
3. Sebagai anggota masyarakat
4. Sebagai warga Negara
5. sebagai Himpunan kuantitas
(www.kulonprogokab.go.id/v21/files/ARTIKEL-KB-DAN-
PEMBANGUNAN-BERWAWASAN-KEPENDUDUKAN.pdf)

Untuk mewujudkan pembangunan berwawasan kependudukan,


langkah pertama yang harus dilakukan ada pada masyarakat yang memiliki
wawasan kependudukan. Makna dari masyarakat yang berwawasan
kependudukan adalah masyarakat yang percaya bahwa mortalitas, fertilitas
dan migrasi harus mengalami pertimbangan dengan seksama

17
(http://sumbar.bkkbn.go.id) . Perilaku yang mencerminkan masyarakat yang
berwawasan kependudukan merupakan penunjang pembangunan.

Proses pembangunan dilaksanakan dengan mengerahkan segala potensi


yang dimiliki suatu wilayah seperti kondisi geografi, sumber daya modal, dan
sumber daya alam sebesar besarnya untuk kepentingan masyarakat dengan
masih tetap memperhatikan kesejahteraan lingkungan dan masyarakat itu
sendiri. Pada dasarnya terdapat beberapa unsur dalam kegiatan pembangunan
yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat
(https://books.google.co.id/mengharustamakan-pembangunan-berwawasan-
kependudukan.html=1)

18
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam setiap Negara pasti ada permasalahan kependudukan terutama
di Indonesia . Adapun permasalahan kependudukan yang bersifat kuantitatif
adalah jumlah penduduk yang banyak, laju pertumbuhan penduduk yang
cepat, persebaran penduduk tidak merata, angka kemiskinan yang tinggi, serta
infrastruktur kesehatan yang minim.
Dalam permasalahan kependudukan pasti juga ada cara untuk
mengatasi permasalahan tersebut. Cara cara tersebut, disebut dengan
Kebijakan Kependudukan, meliputi program transmigrasi ,Keluarga
Berencana(KB), dan membuka lapangan pekerjaan melalui penyuluhan
pelatihan angkatan kerja. Beberapa kebijakan kependudukan ini, masih terus
berjalan di Indonesia secara merata.
Indonesia mencanangkan program pembangunan berwawasan
kependudukan. Melalui program pembangunan ini, maka penduduk menjadi
sentra. Makna nya adalah bahwa pembangunan di suatu wilayah lebih
menekankan dan mengutamakan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
daripada pembangunan infrastruktur semata

B. SARAN
Sebagai Negara berkembang, Indonesia tidak dapat lepas dari
permasalahan kependudukan. Karena penduduk merupakan unsur pembentuk
dalam suatu Negara . Beberapa permasalahan kependudukan sudah
mempunyai solusi yang saat ini telah berjalan dengan baik, meskipun belum
merata dan masyarakat yang kurang menerima. Namun, menurut kami
program kebijakan kependudukan yang sudah diterapkan di Indonesia lambat
laun mengalami perbaikan dan sedikit demi sedikit masyarakat bisa menerima
nya.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/109981092/0-Kebijakan-Kependudukan-Di-Indonesia
https://www.bps.go.id/publikasi/view/4283
http://www.ssbelajar.net/2016/05/masalah-kualitatif-kuantitatif-kependudukan-
indonesia.html?m=1
http://genbagus.blogspot.com/2013/06/masalah-kependudukan-secara-kuantitatif-.html?m=1
https://halokawan.com/jumlah-penduduk-provinsi-di-Indonesia
https://wikipedia.org/wiki/Kalimantan
http://www.landasanteori.com/2015/08/pengertian-kemiskinan-jenis-faktor.html?m=1
https://bisnis.tempo.co/read/87524/angkatan-kerja-februari-2017-meningkat-sebanyak-
13155-juta
http://depkes.go.id/download/pusdatin/lain-lain/data
https://www.scribd.com/doc/109981092/0-Kebijakan-Kependudukan-Di-Indonesia
file:///C:/Users/win%208.1/Downloads/UU%20Nomor%2029%20Tahun%202009%20(UU%
20Nomor%2029%20Tahun%202009).pdf
http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-macam-jenis-tujuan-transmigrasi-penduduk-
mobilitas-dari-suatu-daerah-padat-ke-pulau-sedikit-penghuni-geografi.html#.WcHYloSGOpo
www.bpkb.go.id/uu/filedownload
http://kalsel.bkkbn.go.id
http://jokbagin.com/2012/08/program-pemerintah-dalam-mengatasi.html?m=1
http://juniadi-chaniago.tripod.com/artikel/KEPENDUDUKAN.html
www.kulonprogokab.go.id/v21/files/ARTIKEL-KB-DAN-PEMBANGUNAN-
BERWAWASAN-KEPENDUDUKAN.pdf
http://sumbar.bkkbn.go.id
https://books.google.co.id/mengharustamakan-pembangunan-berwawasan-
kependudukan.html=1

20

Anda mungkin juga menyukai