Tidak dapat dipungkiri bahwa jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia mencapai 238.518.800 jiwa dan meningkat menjadi 255.461.700 jiwa pada tahun 2015. Badan Pusat Statistik juga memproyeksikan bahwa pada tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia akan meningkat mencapai 271.066.400 jiwa. Pulau Jawa menjadi pulau dengan jumlah penduduk terbanyak dibandingkan pulau-pulau lainnya. Pada tahun 2015, jumlah penduduk Pulau Jawa mencapai 145.143.600 jiwa dan sebanyak 10.177.900 jiwa berada di DKI Jakarta. Berdasarkan Proyeksi BPS, pada tahun 2020 nanti jumlah penduduk DKI Jakarta akan mencapai 10.645.000 jiwa. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk tersebut menyebabkan lahan yang digunakan sebagai hunian semakin sempit. Hal ini sesuai dengan data dari BPS Jakarta yang menyatakan bahwa pada tahun 2014, sebanyak 55,61% rumah tangga di Jakarta memiliki luas lantai rumah dibawah 50 m2 dan sebanyak 20,92% memiliki luas di atas 100 m2 (BPS Jakarta, 2015). Akibatnya, akan muncul kawasan-kawasan permukiman padat penduduk dan kawasan kumuh. Meningkatnya jumlah penduduk akan mempengaruhi tingkat timbulan sampah yang dihasilkan oleh masyarakatnya. Berdasarkan data dari Direktorat Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, jumlah timbulan sampah di Indonesia pada tahun 2015 adalah 64,4 juta ton/tahun dan meningkat menjadi 65,2 juta ton/tahun pada tahun 2016. Direktorat Pengelolaan Sampah KLHK RI juga memproyeksikan bahwa pada tahun 2017 jumlah timbulan sampah di Indonesia adalah 65,8 juta ton/tahun dan akan terus meningkat tiap tahunnya hingga mencapai angka 70,8 juta ton/tahun pada tahun 2025. Berdasarkan sumber sampahnya, jumlah timbulan sampah rumah tangga mempunyai presentasi tertinggi dibandingkan dengan sumber sampah lainnya yaitu sebesar 36% (Laporan Nonfisik Adipura 2015-2016, Direktorat Pengelolaan Sampah KLHK RI, 2017). Pada tahun 2013 sebanyak 18,79% rumah tangga melakukan pemilahan sampah dan sebanyak 81,21% rumah tangga tidak melakukan pemilahan sampah. Hal ini semakin memprihatinkan melihat pada tahun 2014 jumlah rumah tangga yang melakukan pemilahan sampah makin berkurang menjadi 17,23% dan rumah tangga yang tidak melakukan pemilahan sampah meningkat menjadi 82,77% (BPS, 2017). Pada praktiknya, pemilahan sampah masih sulit dilakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah telah melakukan berbagai usaha untuk membudayakan masyarakat memilah-milah sampah, salah satunya seperti menyediakan tempat sesuai jenisnya yaitu sampah organik dan sampah non organik. Akan tetapi pada akhirnya masih banyak masyarakat yang membuang sampah tidak sesuai dengan jenisnya, masih ada yang membuang sampah organik di tempat sampah non organik dan sebaliknya. Konsep lama pengelolaan sampah yang digunakan di Indonesia adalah pengumpulan-pengangkutan-pembuangan (Damanhuri, 2010). Proses pertama adalah pengumpulan sampah dari sumbernya seperti perumahan, permukiman, kawasan niaga dan lain-lain ke TPS (Tempat Penampungan Sementara). Setelah sampah terkumpul di TPS, sampah diangkut untuk dibawa ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir). TPA merupakan tempat di mana sampah mencapai tahap terakhir dan diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya. Secara umum, pemrosesan sampah di TPA dikenal dengan tiga metode yaitu Open dumping, Control landfill, dan Sanitary landfill. Pada metode open dumping, sampah dibuang dan dihamparkan di area terbuka tanpa pengamanan dan ditinggalkan setelah lokasi tersebut penuh. Metode control landfill, merupakan peningkatan dari open dumping di mana secara periodik sampah yang telah tertimbun ditutup dengan lapisan tanah untuk mengurangi potensi gangguan lingkungan yang ditimbulkan. Sanitary landfill merupakan metode pengurukan sampah ke dalam tanah dengan menyebarkan sampah secara lapis per-lapis pada sebuah lahan yang telah disiapkan kemudian dilakukan pemadatan dengan alat berat dan pada akhirnya urukan sampah tersebut kemudian ditutup dengan tanah penutup setiap hari. Berdasarkan data dari Kementerian PU tahun 2012, sekitar 99% TPA di Indonesia masih menggunakan metode open dumping. Pengelolaan sampah kota sedang-kecil dengan jumlah penduduk 20.000 500.000 jiwa secara keseluruhan memiliki TPA open dumping. Masih sekitar 70% TPA yang didesain secara control landfill/sanitary landfill dari 492 TPA di seluruh Kab/Kota di Indonesia (Asisten Deputi Telematika dan Utilitas Kedeputian Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, 2013). Sistem pengolahan di Jepang Kondisi lingkungan di Kota Bambu Selatan Program Indonesia bebas sampah 2020
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Pertanyaan Penelitian 1.4 Tujuan 1.4.1 Tujuan Umum 1.4.2 Tujuan Khusus 1.5 Manfaat Penelitian 1.6 Lingkup Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB III KERANGKA TEORI, KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL 3.1 Kerangka Teori 3.2 Kerangka Konsep 3.3 Definisi Operasional