Anda di halaman 1dari 13

Tugas akhir

Citizen
Click
Click icon
icon to
to add
add picture
picture

project
Buang sampah sembarangan sehingga mencemari lingkungan.
Nandhita Septi Maharani
190711142Rizka Nadhifah
190711126Italaila ramadhani
190711138Lulu Durotun Nasihah
190711139Nisha Revliani Fajhri
190711120Mochammad Eki Nugraha
190711127Nur Janah 190711140Nur
Ismi Sabty 190711144Muhammad
irfan setiaji 190711130Maulidiyah
190711116
Analisis masalah

 Perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap sampah dapat menyebabkan munculnya masalah dan
kerusakan lingkungan. Bila perilaku manusia semata-mata mengarah lebih pada kepentingan pribadinya, dan kurang
atau tidak mempertimbangkan kepentingan umum /kepentingan bersama, maka dapat diprediksi bahwa daya dukung
lingkungan alam semakin terkuras habis dan akibatnya kerugian dan kerusakan lingkungan tak dapat dihindarkan
lagi.
  Kehidupan manusia dengan segala aktivitasnya pastilah tidak terlepas dengan adanya sampah, karena sampah
merupakan hasil efek samping dari adanya aktivitas manusia, hasil ‐hasil dari organisme ataupun hasil proses
alamiah. Seiring berkembangnya waktu, populasi manusia semakin bertambah dan perkembangan tekhnologi pun
semakin canggih sehingga banyak menghasilkan sampah dalam berbagai macam, seperti hasil ‐hasil produksi dari
berupa sampah rumah tangga maupun sampah berupa limbah pabrik yang mengandung zat ‐zat kimia (Fluor, Clorida,
Bromida, dan Iodida).
 Permasalahan sampah di suatu kawasan meliputi tingginya laju timbulan sampah, kepedulian masyarakat yang masih
rendah sehingga suka berperilaku membuang sampah sembarangan, keengganan untuk membuang sampah pada tempat
yang sudah disediakan. Perilaku yang buruk ini seringkali menyebabkan bencana di musim hujan karena darainase
tersumbat sampah sehingga terjadi banjir (Hardiatmi, 2011).
 Kebiasaan membuang sampah sembarangan dilakukan hampir di semua kalangan masyarakat, tidak hanya warga miskin,
bahkan mereka yang berpendidikan tinggi juga melakukannya. Ini sangat menyedihkan karena minimnya pengetahuan
tentang sampah dan dampaknya. Perilaku buruk ini semakin menjadi karena minimnya sarana kebersihan yang mudah
dijangkau oleh masyarakat di tempat umum (Kartiadi, 2009).
 Perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap sampah dapat menyebabkan munculnya masalah dan kerusakan
lingkungan. Bila perilaku manusia semata-mata mengarah lebih pada kepentingan pribadinya, dan kurang atau tidak
mempertimbangkan kepentingan umum /kepentingan bersama, maka dapat diprediksi bahwa daya dukung lingkungan
alam semakin terkuras habis dan akibatnya kerugian dan kerusakan lingkungan tak dapat dihindarkan lagi.
Maka dari itu Tujuan kita mempelajari perilaku buang sampah sembarangan yang dilakukan
oleh masyarakat adalah untuk memahami bagaimana perilaku masyarakat  yang membuang
sampah sembarangan,perubahan paradigma sampah di mata masyarakat,serta bagaimana
solusi untuk mengurangi jumlah sampah yg di buang oleh masyarakat.
 Kebijakan alternatif yang adalah dilakukan guna memecahkan masalah terkait buang sampah sembarangan;
 1. Menata lokasi TPA supaya tidak berdekatan dengan pemukiman penduduk
 2. memperbaiki pengelolaan sampah di setiap unitnya hingga ke TPA.
 3. memperbaiki regulasi dan manajeria
 4. dibutuhkan pula upaya implementasi teknologi yang paling baik dan tepat untuk mempercepat laju penguraian sampah.
 5. perlu dilakukan peningkatan kualitas dan kuantitas SDM pegawai untuk pengelolaan sampah.
 6. Berikan sosialisasi yang terus menerus kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan yang bersih
 7. menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Bila kebijakan tersebut tidak berhasil maka berikan peringatan "dilarang buang sampah" Dengan memberikan denda atau
sanksi agar memberi efek jera pada masyarakat yang melanggar peraturan tersebut.
 Di indonesia tidak main main dalam menegakan suatu kebijakan publik untuk
menghilangkan masalah kebiasaan masyarakatnya untuk tidak membuang sampah
sembarangan. Upaya yang terus dilakukan untuk indonesia untuk bebas dari sampah,
untuk diharapkan aturan aturan atau kebijakan tersebut bisa berjalan efektif, antara lain :
membatasi penggunaan kantong plastik
 kebijakan membatasi kantong plastik adalah salah satu upaya untuk mengatasi suatu permasalahan sampah, kebijakan ini
agar mengatasi sampah agar tidak semakin menumpuk, kebijakan ini harus dibarengi dengan adanya kesadaran masyarakat
tentang keberadaan sampah yang sangat mengganggu dan mencemari lingkungan. Maka jika adanya kesadaran masyarakat
dalam konteks ini, kebijakan ini akan lebih relevan dan akan ada sanksi yang diberikan jika masyarakat yang masih
membandel membuang sampah sembarangan.

kurungan penjara maksimal tiga bulan dipenjara


 pemerintah daerah kota cirebon telah mengesahkan kebijakan publik untuk masyarakat yang kebiasaanya membuang sampah
sembarangan, seperti halnya kita tahu, banyak desa desa atau kota kota dibagian kota cirebon sudah di tercemari oleh banyak
sampah, maka dari itu keluarlah kebijakan publik ini untuk mengatasi masalah masalah buruk masyarakat yang khususnya
kota cirebon, dengan kebijakan ini maka yang ketahuan membuang sampah sembarangan seperti disungai, dijalan jalan
dapat dikenakan sanksi berupa kurungan penjara 3 bulan lamanya. Dan membayar denda maksimal senilai Rp. 50.000.00,.
Adapun tujuannya untuk meminimalisir kegiatan masyarakat untuk membuang sampah sembarangan.
Dalam laporan berjudul What a Waste: A Global Review of Solid Waste Management
disebutkan, total sampah yang dihasilkan di seluruh dunia pada tahun ini mencapai sekitar 1,3
miliar ton per tahun. Pada 2025 mendatang, volume sampah dunia diprediksi bisa mencapai
hampir dua kali lipat atau sebanyak 2,2 miliar ton.
 Sampah menjadi persoalan pelik hampir di semua daerah kota besar. Tidak hanya di kota-kota di Indonesia, tapi juga di
dunia. Meski begitu, beberapa negara maju di dunia sudah menerapkan sistem pengolahan sampah yang tidak hanya jelas,
tapi juga tegas. Indonesia sendiri meski sudah mulai bergerak ke arah yang positif, masih perlu banyak belajar. Upaya ini
memerlukan waktu yang lama dan terus menerus. Perubahan perilaku dapat dilakukan melalui dunia pendidikan dengan
cara memberikan pelajaran tentang sampah kepada anak-anak didik sejak mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi.
 Pemerintah bisa menyelengarakan pelatihan, penyuluhan, atau seminar-seminar tentang pengelolaan sampah. Proses
penyadaran dilakukan di seluruh lapisan masyarakat. Proses penyadaran dimulai dari aparat pemerintahan kemudian ke
desa dan lanjut ke masyarakat. Perusahaan-perusahaan bisa menyalurkan sebagian dana CSR untuk program-program
penyadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah yang baik. Dari kegiatan-kegiatan di atas secara bertahap diharapkan
terjadi perubahan perilaku masyarakat. Masyarakat tidak lagi membuang sampah sembarangan. Masyarakat tidak
membuang sampah di selokan atau saluran air. Masyarakat membuang sampah pada tempatnya
 Masyarakat mulai memisah-misahkan sampah sesuai kelompoknya: organik, plastik, logam, dan kaca. Masyarakat tidak
lagi membakar sampah. Dan yang lebih penting muncul ’social control’ dari masyarakat itu sendiri untuk mengelola
sampah dengan baik. Misalnya saja ada semacam hukuman sosial jika ada orang yang membuang sampah sembarangan.
Atau orang akan menegur orang lain yang membuang sampah sembarangan. Lebih jauh lagi, orang malu dan takut
membuang sampah sembarangan.Yang menjadi tujuan utama sosialisasi adalah membangkitkan kesadaran warga agar
menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah sembarang mengingat bahaya yang ditimbulkan akibat
membuang sampan sembarangan, serta terjangkaunya lokasi TPA, untuk itu TPA(Tempat Pembuangan Akhir) terdapat di
tepi jalan utama yang merupakan tanah milik desa dan brosur yang dibagikan saat sosialisasi disertai dengan
penggolongan sampah beserta konsep pembuangan sampah yang disajikan melalui bagan dan gambar jadi warga dapat
dengan mudah memahaminya.
 Indonesia sebenarnya juga sudah mulai serius soal pengelolaan sampah. Kebijakan sudah dikeluarkan lewat Peraturan
Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga.
 Perpres ini kemudian menjadi cetak biru bagi perjalanan menuju Indonesia Bersih Sampah 2025 yang melahirkan Kebijakan
dan Strategi Nasional (Jakstranas). Target besarnya bisa dilakukan pengurangan sampah sampai 30 persen dan melakukan
pengelolaan 70 persen sampah pada 2025. Jakstranas ini juga yang menjadi pedoman bagi pemerintah daerah merumuskan
turunannya untuk masing-masing provinsi dan/atau kabupaten/kota.
 Sementara itu kalau mau melihat peluangnya, pemanfaatan sampah plastik juga masih terbuka sangat lebar. Berdasar data
Inaplas tahun 2017, ada 5,76 juta ton plastik yang dikonsumsi, 2,7 juta ton di antaranya adalah plastik sekali pakai yang
seharusnya bisa langsung di daur ulang. Sayangnya, baru sekitar 1,66 juta ton sampah plastik tersebut yang diolah kembali.
 Ini menyisakan sekitar 1,04 juta ton sampah plastik yang menumpuk di TPA ataupun belum diolah kembali. Tumpukan
sampah ini bisa dipandang sebagai masalah, tapi juga bisa jadi potensi ekonomi ataupun energi jika mau dikelola dan diolah
lebih baik lagi.
 Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota
lainnya. Terutama program-program di negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah
berhasil dilakukan di negara-negara maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya
sektor informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting dalam sistem penanganan sampah yang ada saat
ini, dan peningkatan kinerja mereka harus menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah di negara berkembang.
 Warga masyarakat juga diharapkan aktif dalam melakukan kegiatan 3 R sebagaimana diatur dalam UU Sampah dan aturan
turunannya.
 Partisipasi masyarakat yang juga tak kalah pentingnya adalah membuang sampah di tempatnya.
 Apabila sampah sudah dipilah, sudah dilakukan kegiatan 3 R, dan masyarakat sudah membuang sampah pada tempatnya, maka
penanganan sampah selanjutnya merupakan tugas dari pemerintah,
 Ke depan sampah yang ada di TPA harus di musnahkan, setidak-tidaknya volume sampah dapat dikurangi secara signifikan.
 Untuk pemusnahan atau pengurangan secara signifikan tersebut perlu penerapan teknologi. Teknologi yang akan dipakai tentu saja
teknologi yang ramah lingkungan, tidak mencemari, seperti dilakukan di berbagai negara maju.

Anda mungkin juga menyukai