Anda di halaman 1dari 27

1.

Kebudayaan Gorontalo
Kebudayaan Gorontalo terdiri dari rumah adat,
pakaian adat, tari tradisional, senjata tradisional,
bahasa daerah, ragam tradisi, dan upacara adat.
2. Rumah Adat Gorontalo
1) Rumah Adat Dulohupa
Rumah adat dulohupa dibangun berupa
rumah panggung. Hal ini dilakukan sebagai
penggambaran dari badan manusia yaitu atap
menggambarkan kepala, badan rumah
menggambarkan badan, dan pillar penyangga rumah
menggambarkan kaki. Selain itu bentuk rumah
panggung juga dipilih untuk menghindari terjadinya
banjir yang saat itu sering terjadi. Pada rumah adat
dulohupa tedapat beberapa jenis pilar yaitu, pilar
utama atau wolihi berjumlah 2 buah, pilar depan
berjumlah 6 buah, dan pilar dasar atau potu berjumlah
32 buah.
2) Rumah Adat Bandayo Poboide
Kata bandayo memiliki arti gedung atau bangunan
sedangkan kata poboide memiliki arti sebagai tempat
untuk musyawarah. Sehingga sama seperti fungsi dari
rumah adat Dulohupa, rumah adat bandayo poboide
juga digunakan sebagai tempat untuk bermusyawarah,
hanya letaknya yang berbeda. Dahulu rumah adat ini
juga digunakan sebagai istana raja sebagai pusat
pemerintahan dan tempat berkumpulnya para tetua
adat dalam membicarkan prosesi adat dan juga
digunakan sebagai tempat pelaksanaan pagelaran
budaya khas gorontalo.
3) Rumah Adat Ma’lihe atau Potiwoluya
Pembangunan tempat tinggal ini, dibangun melalui

prinsip hidup penduduk gorontalo. Pengukuran

ketinggian,panjang dan lebar rumah dilakukan

dengan aturan tertentu yaitu,aturan 1 depa dikurangi 1

jengkal hasil pengurangan dibagi delapan. Angka 8

digunakan karena menggambarkan keadaan yang

selalu terjadi pada diri manusia,yaitu

rahmat,celaka,untung,rugi,kelahiran,ke-matian,umur

dan hangus.
4) Rumah Adat Gobel
Rumah adat gobel adalah salah satu rumah adat yang
berlokasi di kecamatan Tapa kabupaten Bone Bolango.
Akan tetapi tidak banyak sumber yang membahas
mengenai rumah adat ini. Dahulu rumah adat gobel
merupakan rumah keluarga kerajaan raja gobel.
Namun saat ini rumah adat gobel sering digunakan
untuk acara-acara resmi pemerintah setempat.
3. Pakaian Adat Gorontalo
A. Mukuta dan Biliu
Mukuta dan biliu adalah sepasang pakaian adat
dorontalo yang umumnya hanya dikenakan pada saat
upacara perkawinan. Mukuta dikenakan oleh
mempelai pria dan biliu dikenakan oleh mempelai
wanita. Mukuta dan biliu sendiri di susun atas kain
berwarna kuning keemasan persis seperti di tampilkan
pada gambar di atas, selain pula yang berwarna ungu
dan hijau.
1) Perlengkapan pakaian biliu untuk mempelai wanita
a) Baya lo boute
adalah ikat kepala khusus untuk rambut mempelai
wanita. Ikat kepala tersebut di gambarkan sebagai
simbol bahwa mempelai wanita sebentar lagi akan
diikat dengan hak dan kewajibannya sebagai
seorang istri.
b) Tuhi-tuhi
adalah garaf berjumlah 7 yang menjadi simbol
adanya 7 kerajaan besar yang saling bersahabat
dalam suku gorontalo.ketujuh kerajaan tersebut
antara Gorontalo dan
Limboto,Hulontalo,Tuwawa,Bulonga,Limutu, dan
Atingola.
c) Lai-Lai
adalah bulu burung atau unggas yang berwarna putih. Bulu ini diletakkan tepat diatas
ubun-ubun sebagai perlambang kesucian,budi luhur dan keberanian.
d) Buohu Wulu Wawu Dehu
adalah kalung keemasan yang dilingkarkan dileher. Untaian kalung melambangkan
ikatan kekeluargaan yang terjalin antara keluarga mempelai pria dan wanita.
e) Kecubu
atau sering juga disebut lotidu adalah kain dengan hiasan pernik tertentu yang
diletakkan di dada mempelai wanita. Kecubu menjadi perlambang bahwa mempelai
wanita harus kuat menghadapi rintangan berumah tangga.
f) Etango
adalah ikatan pinggang dengan motif yang sama seperti kecubu. Ikan pinggang ini
menjadi lambang bahwa sebagai istri,mempelai wanita harus memiliki sikap
kesederhanaan,meninggalkan makanan haram,dan hanya memasak makanan-
makanan yang halal untuk keluarganya kelak.
g) Pateda
adalah gelang keemasan yang berukuran cukup lebar.gelang ini memilki makna
bahwa sebagai istri,wanita harus dapat mengekang dirinya agar tidak melakukan
tindakan-tindakan tercela baik sesuai hukum agama,hukum negara,maupun hukum
adat.
h) Luobu
adalah hiasan kuku keemasan yang dikenakkan
hanya pada jari kelingking dan jari manis dari kedua
belah tangan kiri dan kanan. Luobu ini
menggambarkan wanita harus memiliki ketelitian
dalam mengerjakan segala sesuatu.
2) Perlengkapan Mukuta Untuk Mempelai Pria
a) Tudung Makuta
adalah hiasan tutup kepala yang berbentuk unik
menyerupai bulu unggas,menjulang tinggi ke atas
kemudian terkulai kebelakang. Tudung yang juga
disebut dengan nama laapia-bantali-sibii ini
memiliki nilai filosofi bahwa laki-laki atau sebagai
seorang suami,mempelai pria harus memilki
kedudukan yang tinggi selaku pemimpin tapi tetap
harus bersikap lemah lembut seperti halnya bulu
unggas.
b) Bako
adalah kalung yang sama seperti yang dikenakkan
mempelai wanita. Kalung ini pun memilki makna
filosofi terhadap ikatan kekeluargaan antara
keluarga kedua keluarga mempelai.
c) Pasimeni
adalah hiasan baju yang menjadi simbol keluarga
harmonis dan damai.
4. Tarian Adat Gorontalo
A. Tari Dana-Dana
Kata dana-dana pada tarian ini berasal dari bahasa
daerah Daya-Dayango,yang artinya adalah
menggerakkan seluruh anggota tubuh sambil berjalan.
Jadi dana-dana ini dapat berarti menggerakkan
anggota tubuh sambil berjalan. Tarian dana-dana
merupakan tarian pergaulan remaja gorontalo. Tarian
ini dilakukan oleh 2-4 orang laki-laki. Tarian dana-
dana ini dimainkan dengan gerakan-gerakan yang
kincah dan dinamis. Dalam tarian ini seluruh anggota
badan harus gerak sesuai dengan irama musik.
B. Tari Saronde
 Tari saronde adalah tarian yang diangkat dari tradisi
masyarakat gorontalo pada saat malam pertunangan
dalam rangkaian upacara perkawinan adat mereka.
Tarian ini umumnya ditampilkan oleh para penari pria
dan para penari wanita yang menari dengan gerakan
yang khas dengan menggunakan selendang sebagai
atribut dalam menarinya.
C. Tari Polopalo
 Tarian polopalo merupakan salah satu seni tari yang
berasal dari provinsi gorontalo. Tarian ini merupakan
tarian pergaulan yang umumnya dipentaskan oleh
para remaja di provinsi gorontalo. Kata polopalo pada
tarian ini merupakan alat musik tradisional khas dari
provinsi gorontalo. Alat musik ini merupakan sejenis
idiofon atau golongan alat musik yang sumber
bunyinya berasal dari badannya sendiri.
5. Makanan Khas Gorontalo
 Gorontalo,terkenal sebagai daerah penghasil jagung
yang subur. Oleh masyarakat pribumi,hasil bumi
tersebut dimanfaatkan untuk menciptakan kuliner
khas gorontalo,yaitu ‘Binte Biluhuta’. Nama Binte yang
berarti jagung,sedangkan Biluhuta yaitu disiram. Jadi
diartikan secara bahasa adalah jagung yang disiram.
Jika melihat Binte Biluhuta maka kamu akan
terbayang dengan bubur manado,karena memang
kedua kuliner khas dari daerah yang berbeda ini
memiliki kesamaan. Kesamaan dilihat dari sama-sama
makanan berkuah dan ada suwiran ikan cakalang serta
sayuran sebagai pelengkapnya.
6. Lagu Daerah Gorontalo
 Lagu daerah gorontalo terdiri dari :
 Binte Biluhuta
 Moholunga
 Tahuli Li Mama
 Dabu-Dabu
 Hulontalo Lipuu
 Dana-Dana
 Ati Olo Ti Mama
 Tilola Malo Wolo Wololo
 Molipu ti? Opo
 Diantara ke sembilan lagu daerah gorontalo yang
paling banyak dikenal adalah lagu Hulondalo Lipuu.

HULONDALO LIPUU
Hulondalo lipu’u pilo tu tuwa olau
Lipu’u ilo ponu’u,di la tao lipatau
Lipu’u Hulondalo teto wa’u bilandalo
Wa’u ma lo mololo mooto la hulondalo

Tilongka bilahu’i diyo bune dutu laliyo


Limutu bulalo liyo amani ta wuliyo
Hulondalo ma tola’u lipu’u otolingu’u
Dilata olipata’u de tunggu lo mate wa’u

Anda mungkin juga menyukai