Anda di halaman 1dari 5

Atribut adat/ Benda Budaya yang dipakai pada saat pelaksanaan dutu, Yang dimaksud

dengan benda-benda budaya adalah hal-hal yang turut mewarnai proses perkawinan yang
semuannya berhubungan dengan benda. Benda-benda budaya itu ada yang berhubungan
dengan permintaan dan ada yang berhubungan dengan penghantaran. Disetiap benda itu
terdapat makna yang tertentu sebagai berikut :

1. Kola-kola yaitu sebuah usungan terbuat dari bambu kuning (Talilo Hulawa), berbentuk persegi
panjang, dan dihiasi janur (Lale).
2. Kenderaan, roda (padati), gerobak atau truk. Maknanya : Perahu kebesaran. Yang bisa memuat dan
hantran adat perkawinan.
3. Genderang Hulondalo Maknanya : Genderang hulondalo, yang dibunyikan oleh petugas yang
bergelar TE TAMBURU, yaitu pemberitahuan kepada masyarakat luas, bahwa putri dan keluarga si
Dia, sedang melangsungkan perkawinan dalam waktu yang dekat.
4. Payung / Tonggu Maknanya : Toyungo bilanga atau payung kebesaran yaitu Kemuliaan adat.
Sedangkan Tonggu yaitu kebebasaan berbicara.
5. Kati Maknanya : Bahagian.
6. Maharu Maknanya : maharu itu artinya Tenelo yaitu pembayaraan adat yang menjadi milik
perempuan.
7. Buluwalo umonu/ Tapahula Maknanya : Buluwalo umonu atau tapahula ini yaitu peti wangi-
wangian.
8. Pinang Maknanya : pinang yang disebut dengan (Luhuto) yaitu melambangkan daging yang berada
pada tubuh kita sendiri yang maknanya Kesempurnaan / perlengkapan dari luar.
9. Gambir Maknanya : Gambir yang disebut (Gambele) melambangkan darah mengalir yang berada
dalam tubuh kita. Maknanya semangat atau tekat.
10. Sirih Maknanya : Sirih yang disebut (Tembe) melambangkan urat yang berada pada diri kita atau
tubuh. Maknanya ukuran hubungan silaturahmi.
11. Tembakau Maknanya : tembankau yang sering disebut dengan taba’a melambangkan bulu roma
pada diri atau tubuh kita sendiri. Maknanya perasaan keiklasan.
12. Jeruk bali Maknannya : Jeruk bali yang sering disebut dengan Limu Bongo, bermakna
Keramahan.
13. Nenas Maknanya : Nenas yang biasa disebut dengan nanati, bermakna keterampilan.
14. Tebu Maknanya : Tebu yang biasa disebut dengan patodu, bermakna dicintai orang dan disayangi
keluarga.
15. Nangka Maknanya : Nangka yang biasa disebut dengan lange. bermakna selalu kuat.
16. Tunas Kelapa Maknanya : Tunas kelapa ini sering disebut dengan tumula, bermakna sumber
kehidupan

Upacara Modutu
Orang Gorontalo memiliki cara khas dalam pemberian biaya atau bantuan dana
pernikahan dari pihak pria kepada pihak wanita. Modutu dilakukan agar pemberian
bantuan menjadi sah dan membawa berkah. Setidaknya ada delapan langkah yang
harus dipatuhi pada upacara modutu diantaranya ;

Tonggu, pembayaran adat kepada orangtua mempelai wanita dengan maksud agar
keluarga mempelai pria bebas berbicara untuk menyampaikan maksud kedatangan
mereka.

Kati, pembayaran adat kepada keluarga mempelai wanita. Boleh memilih kakak
atau adik mempelai. Maksunya, agar pernikahan juga direstui segenap anggota
keluarga.

Tonelo, tak lain adalah mas kawin. Maknanya adalah bentuk tanggung jawab atau
jaminan suami terhadap istri.

Tutu Lopolidudu, pembayaran adat kepada juru rias pengantin dan pelaminan.
Dua orang ini cukup penting penampilan pengantin di hari pernikahan

Baluwa Loumonu, pembayaran kepada juru langir. Juru langir adalah ahli
perawatan kecantikan mepelai wanita. Beberapa hari sebelum acara dimulai
mempelai wanita akan melewati aneka perawatan tradisional yang dipandu oleh
juru langir ini.

Tapahula, bukan berupa uang melainkan seperangkat kosmetik, pakaian wanita,


perlengkapan mandi dan perlengkapan shalat.

Pomana, tempat sirih pinang sebagai simbol persatuan kedua mempelai. Sirih
panang juga mengandung simbol-simbol yang menarik yaitu sirih bermakna urat,
pinang bermakna daging, gambir bermakna darah, dan tembakau bermakna rambut
serta aroma tubuh manusia.

Ayuwa, sekeranjang buah-buahan sebagai ungkapan keramahtamahan dan


kehalusan budi kedua mempelai. Jenis buah-buahan dipilih khusus diantaranya
seperti jeruk bali yang melambangkan ota, nanas bermakna kulit, nangka bermakna
perut, tebu bermakna tulang dan kelapa bermakna kelamin manusia.

TATA CARA ADAT MONGA’ATO DALALO

A. DASAR

Sebagai keharusan adat, bagi masyarakat suku Gorontalo, untuk mengikuti tahapan-tahapn kegiatan
acara adat perkawinan yang berlaku. Merupakan hak sebagai anggota masyarkat, untuk memberlakukan
adat kebesaran dalam pelaksanaan perkawinan yang suci dan sakralss

B. HAKEKAT

Monga’ato Dalalo artinya meratakan jalan yang dimaksudkan jalan adalah proses palaksanaan
perkawinan. Hal-hal yang telah dibicarakan terdahulu yang telah direstui oleh kedua belah pihak, adalah
dalam bentuk global, belum terurai secara rinci. Monga’ato Dalalo, pada hakekatny a adalah
memusyawarakan teknis palaksanaan proses perkawinan secara rinci, jelas dan terarah, agar dalam
pelaksanaan adat mulus, lancar dan tertib. Sedapat mingkin tidak akan kesalah pahaman, yang dapat
melukai perasaan, sehungga terasa hikmahnya perkawinan itu bagi kedua belah pihak.

C. PELAKSANA

1) Utoliya atau Luntu Dulungo Layi’o atau utusan dari pihak laki-laki.

2) Utoliya atau Luntu Dulungo Wolato, atau yang menerima pada pihak perempuan.

3) Rombongan dari pihak laki-laki, terdiri darimkeluarga (ibu-ibu) dan kaum bapak, yang di tunjuk oleh
pihak laki-laki.

4) Penerima dari pihak perempuan, yang telah terdiri dari keluarga/kerabat terdekat.

D. PERSIAPAN

1. ATRIBUT ADAT
Lima baki kecil-kecil yang berisi sirih, pinang, gaambir, kapur dan tembakau.

Sebuah tapahalu

Tonggu, bernilai Rp.1.600,-

2. MAKNA ATRIBUT ADAT


Sirih bermakna hubungan kekerabatan

Pinang bermaknaa kesempurnaan

gambir bermakna semangat membentuk keluarga

kapur bermakna kekuatan


Tembakau bermakna perasaan keikhlasan

Tapahula bermakna pelaksanaan adat

Tonggu bermakna kebebasan berbicara

3. BUSANA ADAT
Busana adat yang dipakai oleh sang gadis calon pengantin, memakai walimomo.

Busana adat yang dipakai oleh Luntu Dulungo Layi’o maupun Luntu Dulungo Walato, adalah Bo’o
Takowa Kiki, sarung terikat di pinggang, memakai kopiah hitam

 Busana yang dipakai oleh kaum bapak, pada umumnya bercelana panjang, kemeja lengan
panjang, memakai kopiah. Ibu-ibu memakai kebaya, batik sebagai Wuloto
4. TRANSAKSI ADAT
 Berupa sedekah berdasarkan keikhlasan dari pihak keluarga laki-laki diberikan kepada luntu
dulango Layi’o, atas kesediaannya menjadi juru bicara pada adat momu’ongango (modutu)
 Berupa sedekah berdasarkan keikhlasan dari pihak keluarga perempuan diberikan kepada luntu
dulango Walato atas kesediaannya menjadi juru bicara pada adat momu’ongango (modutu)
E. PELAKSANAAN

1) Setiba di rumah perempuan tamu dipersilahkan duduk di atas tikar atau permadani.

2) Setelah itu, utoliya membuka pembicaraan

3) Pembahasan yaang diulas menyangkut biaya pesta perkawinan, biaya pakaian pengantin, biaya bunyi-
bunyian dan dokumentasi, perlengkapan atau penerapan lampu, serta biaya adat

4) Acara ini diakhiri dengan minum dan makan kue bersama.

Tahap pertama adalah upacara mengantar harta (modutu), yaitu penyerahan sejumlah harta
berupa uang atau barang kepada pihak mempelai wanita. Pada upacara ini, biasanya mempelai
pria hanya tinggal di rumah dengan memakai busana bebas, sedangkan mempelai wanita
memakai busana pengantin, disebut wolimomo. Busana wolimomo terdiri dari baju blus
berlengan pendek seperti bolero dan kain sarung. Pada bagian depan baju diberi selembar kain
yang dirempel, sedangkan bagian lainnya diberi hiasan warna kuning keemasan. Bahan
baju wolimomo terbuat dari jenis kain beludru, brokat atau jenis bahan lainnya yang sesuai.
Warna baju yang umumnya dipakai adalah warna-warna terang dan mencolok, seperti kuning,
merah, hijau dan ungu.

Perhiasan dan aksesori yang dipakai pada busana ini adalah tusuk konde (sunthi) yang dibuat
dari logam disepuh keemasan dan terdiri atas 12 buah. Bentuk sunthi biasanya menyerupai
kepala burung, oleh karena itu disebut sunthi burungi. Busana ini bagi wanita Gorontalo dapat
melambangkan peralihan dari masa remaja ke masa ibu rumah tangga.

Dutu “Modutu” menghantarkan adat harta perkawinan. Acara ini adalah tahapan ke enam dari aspek
adat perkawinan secara adat gorontalo pelaksanaannya merupakan forum-formil yang disamping
dihadiri oleh pemangku adat adat dan keluarga, juga turut dihadiri oleh unsur pemerintah yang ikut
manyaksikan hantaraan adat harta perkawinan beserta biayanya.

Anda mungkin juga menyukai