Anda di halaman 1dari 2

Nama : Alpian Asabi

Kelas : IQT A Semester 3

Tugas MK : Metodologi Penelitian

Tolobalango (Peminangan)
Tolobalango (peminangan) penyampaian maksud acara resmi yang dihadiri oleh para
pemangku adat, pembesar negeri dan keluarga melalui juru bicara pihak keluarga
pengantin putra (luntu dulungo layio) dan juru bicara utusan pihak keluarga pengantin
putri (luntu dulungo wulato) untuk melakukan pelamaran. Penyampaian maksud
diungkapkan dengan puisi lisan berbentuk sajak-sajak perumpamaan. Pada peminangan
adat Gorontalo tidak disebutkan biaya pernikahan (tonelo) oleh pihak utusan keluarga
calon pengantin putra, namun yang terpenting diungkapkan adalah mahar (maharu) dan
garis-garis besar acara yang akan dilaksanakan, termasuk waktu pelaksanaan tahapan
selanjutnya. Diawali dengan penyerahan adat berjenjang turun (adati potidungu) dari
pihak keluarga kepa U lipu Lo hulodhalo.
Budaya Tolobalango ini sudah menjadi adat Gorontalo dari dahulu kala. Pada proses
Tolobalango keluarga dari pihak perempuan harus dihadirkan karena itu merupakan
syarat pada proses Tolobalango. Lalu menanyakan siapa yang menjadi utoliya walato
(wakil dari keluarga perempuan). Kemudian menyerahkan tonggu Lo Tolobalango
(pembuka suara) atau hu o lo ngango. Setelah diterima tonggu lo Tolobalango tersebut
maka pihak keluarga keluarga laki-laki akan menyampaikan maksud kedatangan mereka
untuk melamar putri dari pihak perempuan sesudah itu menyerahkan tonggulo
Tolobalango atau pomama lo Tolobalango (perlengkapan sirih pinang), kemudian
setelah diterima pomama tersebut lalu menentukan adat istiadat dilito (payu lo lipu lo
hulodhalo limutu).
Setelah sepakat menyerahkan tapahula (sirih) maka langsung membicarakan biaya
pernikahan setelah selesai menentukan biaya pernikahan maka menentukan tanggal
pernikahan tersebut. Budaya ini diwajibkan bagi masyarakat Gorontalo dan kelengkapan
atau persiapan Tolobalango itu menjadi adat atau tradisi masyarakat Gorontalo secara
turun temurun sebagai bagian dari proses adat kebesaran pernikahan Gorontalo.
Setelah tanggal pernikahan ditentukan pada saat prosesi Tolobalango maka akan
dilaksanakan pernikahan antara pihak laki-laki dan pihak perempuan. Sebelum disahkan
pernikahan, pihak laki-laki mengantarkan harta ( dutu atau maharu) kepada pihak
perempuan. Ada orang berpendapat bahwa maharu merupakan perangkat udutuolo
(hantaran adat). Kata maharu berasal dari bahasa Arab "mahar" dan dalam bahasa adat
Gorontalo dikenal dengan kata tonelo. Mahar diwajibkan atas suami sebab nikah yakni
memberikan sesuatu kepada calon istri, baik pemberian berupa uang ataupun benda
lainnya.
Hal yang paling utama terlihat dalam acara motolobalango ini adalah permainan kata
Dan bahasa yang dilakukan oleh pemangku adat kedua belah pihak yang dalam hal ini
dikenal dengan istilah luntu dulungo layi o (utusan yang naik atau dating) dari pihak
lelaki dan luntu dulunga wolato (utusan yang menunggu). Dialog dan keterampilan
bicara diperankan oleh utu. Keindahansan kedua belah pihak itu, dilakukan oleh
pemangku adat (baate) dan kehalusan kata Dan budi pekerti yang diperlihatkan dalam
dialog itu akan sangat berpengaruh bagi diterima dan ditolaknya suatu acar pernikahan.
Biasanya mereka melakukan dialog dengan menggunakan kata-kata bijak,
perumpamaan, peribahasa dan ibarat-ibarat untuk menarik perhatian, Puteri yang akan
dilamar biasanya diumpamakan sebagai emas,intan permata dan permata berlian.

Anda mungkin juga menyukai