TORAJA
OLEH:
KELAS IX A
2023
7
DAFTAR ISI
BAB 1 ( PENDAHULUAN ) 2
A.LATAR BELAKANG2
B.TUJUAN PENULISAN 3
BAB 2 ( PEMBAHASAN ) 4
A.ISI 4 - 6
B.KESIMPULAN 7
DAFTAR PUSTAKA 8
1
Rambu Tuka’ / Rampanan Kapa’
(Toraja/Sulawesi Selatan)
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sistem budaya upacara atau adat perkawinan menjadi salah satu bagian tersendiri yang
dalam banyak hal,memiliki fungsi identitas atas budaya yang diwakilinya. Upacara perkawinan
dalam konteks budaya merupakan salah satu tradisi yang bersifat ritualistic sebagaimana halnya
aspek-aspek kehidupan lain dalam system kebudayaan tersebut. Prosesi yang dilakukan sebagai
rangkaian upacara perkawinan tersebut biasanya menghadirkan sejumlah simbol-simbol budaya
yang mewakili norma-norma budaya.
Perkawinan adalah peristiwa yang sangat penting,karena menyangkut tata nilai kehidupan
manusia. Oleh karena itu perkawinan merupakan sebuah tugas suci (sakral) bagi manusia untuk
mengembangkan keturunan yang baik dan berguna bagi masyarakat luas. Hal ini tersirat dan
tersurat didalam upacara perkawinan.Semua kegiatan termasuk segala perlengkapan upacara adat
merupakan lambang yang mempunyai makna dan pengharapan tertentu, yang bertujuan
memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar semua permohonan dapat dikabulkan.
Perkawinan memiliki tujuan untuk membangun keluarga bahagia kekal dan abadi.
Pernikahan adat Toraja bisa dibilang meruapakan pernikahan yang memiliki tradisi berbeda
dengan suku-suku lainnya.Rampanan kapa, atau biasa disebut juga dengan istilah rambutuka,
merupakan pesta pernikahan adat Toraja dengan menggunakan pakaian adat khas Toraja dan
kedua mempelai menjalani tahapan adat yang ada. Rampanan Kapa' atau pernikahan adat
merupakan aspek yang dianggap sakral dalam ajaran Aluk Todolo: bahwa manusia di bumi
hanya untuk sementara.
Maka dari itu, kelompok kami membuat karya tulis ini agar teman-teman sekolah kami
dapat mengetahui dan melestarikan budaya-budaya lokal yang ada di negara kita terkhususnya
adat-adat suku Toraja dari provinsi Sulawesi Selatan.
2
B. Maksud dan Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Pesta pernikahan yang satu ini bisa dibilang untuk kasta yang terendah. Maka
pelaksanaannya pun hanya dilakukan secara sederhana, dimana hanya dihadiri oleh beberapa
undangan sajadan dua atau tiga orang laki-laki dari pihak mempelai lelaki sebagai pengantar
sekaligus sebagai saksi dalam pernikahan itu.. Biasanaya pernikahan Bo' Bo' bannang ini
dilakukan pada malam hari. Sesuai dengan namanya yaitu, pesta yang sederhana, para tamu
dijamu dengan lauk pauk sederhana juga seperti ikan dan satu dua ekor ayam.
4
2.Rampo Karoen
Pernikahan Rampo Karoen disebut juga sebagai pernikahan dengan kasta menengah.
Rampo Karoen ini sendiri digelar pada sore hari di rumah mempelai wanita. Berbeda dengan Bo’
bo’ bannang yang hanya dilakukan sangat sederhana, rampo karoen diisi dengan acara pantun-
pantun pernikahan yang mengundang kemeriahan acara itu sendiri. Setelah malam tiba, masing-
masing perwakilan dari kedua mempelai akan mendengarkan keputusan hukum dan ketentuan
pernikahan hukum Tana dihadapan para saksi-saksi adat, setelah itu acara makan malam dimulai.
3. Rampo Allo
Rampo Allo bisa dibilang menjadi pesta pernikahan adat toraja dengan kasta tertinggi.
Dimana yang menggelar acara tersebut adalah para keturunan bangsawan. Dengan menggunakan
biaya yang cukup besar dan juga waktu yang dibutuhkan juga lebih panjang hingga berhari-hari.
Prosesi pra pernikahan Rampo Allo
5
Dimulai dengan acara lamaran yang dilakukan dengan aturan adat yang ada seperti tahapan
penyelidikan atau Palingka Kada. Palingka Kada dilakukan oleh para utusan pengantin laki-laki
sebelum pernikahan diselenggarakan yang tujuannya untuk berkenalan dengan keluarga besar
mempelai wanita. Lalu, dilanjut ke tahap Umba Panggan.
Umbaa Pangngan dilakukan dengan mengutus beberapa lelaki dan wanita ke rumah calon
mempelai wanita dengan membawa sirih pinangan yang ditempatkan dalam suatu wadah khusus
yaitu, Solong (pelepah pinang) Lalu, lanjut ke tahap Urrampan Kapa'. Urrampan Kapa' yang
artinya keluarga laki-laki dan wanita membicarakan Tana’ perkawinan yaitu menentukan
besarnya hukuman yang akan dijatuhkan kepada kedua calon mempelai apabila kelak setelah
menikah melakukan perbuatan yang melanggar komitmen berumah tangga.
Dalam pernikahan Rampo Allo, para undangan dibuatkan pondok dari bambu yang
memanjang, dan di sesuaikan dengan asal kampung mereka. Undangan lain yang memiliki posisi
tinggi di pemerintahan atau memiliki kedudukan dalam dewan adat atau berdarah bangsawanan,
alang tempat duduknya tepat di bawah lumbung, yang merupakan tempat kehormatan.
Sedangkan pihak keluarga berkumpul di tongkonan yang berderet tepat di depan pelaminan
dengan setiap tongkonan diberi kertas besar bertuliskan nama keluarga masing-masing.
Adapun Tarian yang biasanya diperagakan dalam Rambu Tuka’ umumnya adalah tarian
Pa’ Gellu, Pa’ Boneballa, Gellu Tungga’, Ondo Samalele, Pa’Dao Bulan, Pa’Burake, Memanna,
Maluya, Pa’Tirra’, Panimbong dan masih banyak lagi. Sedangkan musik tradisional yang
mengiringinya adalah musik Pa’pompang, musik Pa’Barrung dan musik Pa’pelle’.
6
Kesimpulan
Masyarakat Toraja memiliki karakteristik yang unik yang tercermin dari kebudayaan yang
dimilikinya baik dari segi agama, bahasa, kesenian, adat istiadat, mata pencaharian, dan lain
sebagainya. Pernikahan adat Toraja bisa dibilang merupakan pernikahan yang memiliki tradisi
berbeda dengan suku-suku lainnya. Selain disahkan secara agama, maka keduanya juga harus
disahkan secara adat oleh pemangku adat yang sangat dihormati disana dengan menggunakan
adat Aluk Todolo yang disebut Aluk Rampanan Kapa'. Rampanan Kapa’ atau biasa disebut juga
dengan istilah Rambu Tuka merupakan pesta pernikahan adat Toraja. Dengan menggunakan
pakaian adat khas Toraja kedua mempelai menjalani tahapan demi tahapan yang ada. Setelah
disahkan secara agama , kemudian kedua mempelai akan disahkan secara adat dengan suatu
perjanjian dihadapan pemerintah adat dan seluruh keluarga yang hadir. Setelah melakukan ucap
janji dengan ketua adat yang disebut Ada’, maka keduanya akan menggelar pesta pernikahan
untuk seluruh keluarga dan juga tamu yang hadir. Di Toraja sendiri masyarakatnya masih
mengenal system kasta. Dimana system kasta tersebut juga berlaku dalam pesta pernikahan adat
toraja yang akan digelar.
Setelah tahapan tahapan diatas telah dilalui, barulah kedua mempelai akan melakukan
pengesahan pernikahan secara agama yang diantara oleh para keluarga dan kerabat. Usai
pengesahan secara agama maka kedua pengantin dianggap telah sah secara agama dan juga adat.
Selanjutnya diiringi dengan musik dan tarian pernikahan rampanan kapa’khas adat Toraja kedua
pengantin berjalan menuju pelaminan untuk mendapatkan ucapan selamat dari seluruh keluarga
dan tamu yang hadir.
Dan, kita sebagai warga negara yang baik harus bangga akan budaya-budaya lokal yang
ada di negara kita dan menghormati adat-adat yang dilakukan teman kita walaupun kita tidak
satu suku atapun satu Ras sehingga dapat terjalin hubungan yang baik, harmonis, dan rukun antar
sesama warga negara Indonesia.
7
Daftar Pustaka