Budaya dalam suatu masyarakat etnis tertentu merupakan akal budi, pikiran manusia,
cipta karsa, dan hasil karya yang diciptakan oleh kelompok masyarakat etnis tersebut.
Dengan adanya budaya, masyarakat dapat menetukan hukum-hukum yang berlaku di
suatu kelompok yang merupakan nilai moral suatu entnis tertentu yang akhirnya
menjadi kebiasaan-kebiasaan entis atau suku tertentu, termasuk juga budaya adat
istiadat daerah Gorontalo.
Gorontalo adalah ibu kota dari sebuah provinsi di bagian utara Sulawesi dengan nama
yang sama, Provinsi Gorontalo. Ini adalah sebuah kota yang mewarisi keindahan
budaya nenek moyang yang begitu mempesona.
Sistem kekerabatan masyarakat gorontalo yang beraneka ragan profesi dan tingkat
sosial tidak menjadi penghalang untuk tetap hidup dalam suasana kekeluargaan. Dan
itu menjadi salah satu hal utama mengapa masyarakat gorontalo selalu hidup rukun
dan tidak pernah terjadi bentrok atau konflik yang berskala besar. Sistem
kemasyarakatan yang terus terpelihara dan berjalan dengan baik hingga saat ini adalah
hidup bergotong-royong dan menyelesaikan masalah atau persoalan secara bersama-
sama, musyawarah dan mufakat.
KESENIAN DAN KEBUDAYAAN GORONTALO
Gorontalo memiliki berbagai macam kesenian dan kebudayaan, dan berikut
beberapa kesenian dan kebudayaan yang berasal dari Gorontalo :
Bahasa
Orang Gorontalo menggunakan bahasa Gorontalo, yang terbagi atas tiga
dialek, dialek Gorontalo, dialek Bolango, dan dialek Suwawa. Namun kali ini
yang bisa digunakan yaitu dialek Gorontalo
Pakaian Adat
Gorontalo memiliki pakaian khas daerah sendiri baik untuk upacara
perkawinan, khitanan, baiat (pembeatan wanita), penyambutan tamu, maupun
yang lainnya. Untuk upacara perkawinan, pakaian daerah khas Gorontalo
disebut Biliu atau Paluawala. Pakaian adat ini umumnya dikenal terdiri atas
tiga warna, yaitu ungu, kuning keemasan, dan hijau.
Rumah Adat
Gorontalo memiliki 2 bentuk rumah adat yang bernama Bandayo Poboide dan
Dulohupa. Dulohupa merupakan rumah panggung yang terbuat dari papan,
dengan bentuk atap khas daerah Gorontalo. Pada bagian belakang ada ajungan
tempat para raja dan kerabat istana untuk beristirahat atau bersantai sambil
melihat kegiatan remaja istana bermain sepak raga.
Alat Musik
Alat Musik asal Gorontalo bernama Polopalo, alat musik ini terbuat dari bambu
dan di iket menggunakan tali yang bentuknya menyerupai garputala raksasa.
Cara memainkanya yaitu dengan memukulkan Polopala ke lutut dengan irama
yang beraturan.
Tari Tradisional
Gorontalo memiliki beraneka ragam tari tradisional yang berasal dari wilayah
tersebut :
Tari Sarode
Tari Saronde adalah tari pergaulan keakraban dalam acara resmi. Tarian
ini diangkat dari tari adat malam pertunangan pada upacara adat
perkawinan daerah Gorontalo. Saronde sendiri terdiri dari musik dan
tari dalam bentuk penyajiannya. Musik mengiringi tarian Saronde
dengan tabuhan rebana dan nyanyian vokal, diawali dengan tempo
lambat yang semakin lama semakin cepat. Dalam penyajiannya,
pengantin diharuskan menari, demikian juga dengan orang yang
diminta untuk menari ketika dikalungkan selendang oleh pengantin dan
para penari dan diiringin oleh musik khas suara rebana
Tari Dana-dana
Tari Dana-dana merupakan Tarian pergaulan remaja gorontalo yang
berkembang dari masa kemasa, tarian ini melambangkan cinta kasih
dan kekeluargaan
Warna
Dalam adat-istiadat Gorontalo, setiap warna memiliki makna atau lambang
tertentu. Karena itu, dalam upacara pernikahan masyarakat Gorontalo hanya
menggunakan empat warna utama, yaitu merah, hijau, kuning emas, dan ungu.
Warna merah dalam masyarakat adat Gorontalo bermakna keberanian dan
tanggung jawab; hijau bermakna kesuburan, kesejahteraan, kedamaian, dan
kerukunan; kuning emas bermakna kemuliaan, kesetian, kebesaran, dan
kejujuran sedangkan warna ungu bermakna keanggunan dan kewibawaan.
Upacara Adat
Gorontalo memiliki upacara adat yang biasanya di lakukan oleh masyarakat
Gorontalo dalam acara terntentu misalnya :
Adati Mo Polihu Lo Limu
Adat ini ditunjukkan untuk anak perempuan yang menginjak usia 2
tahun dimana seorang anak perempuan tersebut menjalani prosesi
mandi kembang yang bercampur lemon atau jeruk dengan tumbuhan
harum lainnya dipangkuan ibu yang melahirkan, bermaksud untuk
khitanan atau mengkhitankan anak wanita, sebagai bukti keislaman
seorang wanita sehingga agenda sakral tersebut yang harus dilalui oleh
anak perempuan pada usia balita.
Kerajinan Tangan
Sebagian masyarakat Gorontalo bekerja sebagai pengrajin anyaman, seperti
peci anyaman yang terbuat dari kayu keranjang karena sebagian besar warga
Gorontalo beragama Muslis dan peci tersebut bertuliskan Provinsi Gorontalo.
Kebudayaan asli Gorontalo sangat kental dipengaruhi oleh agama Islam. Orang
Gorontalo mengawinkan unsur adat dan agama secara cantik. Lihatlah tradisi
tumbilotohe, yaitu tradisi membuat Kota Gorontalo gemerlap dengan lentera setiap
malam lebaran. Dalam pesta perkawinan, masyarakat Gorontalo menyanyi dan menari
dengan musik rebana dan syair doa.
Tetapi perlu diingat bahwa kebudayaan Gorontalo semakin hari semakin memudar
oleh karena itu perlu diadakan pelestarian budaya daerah Gorontalo, agar warisan
budaya tetap eksis dan dapat dinikmati oleh generasi-generasi berikutnya.
Penulis menyarankan kepada pembaca agar dapat lebih memahami kebudyaan-
kebudayaan gorontalo. Karena mempelajari budaya daerah lain akan membuat kita
memperoleh tambahan ilmu baik dari sisi sosiologis maupun segi budaya.
DAFTAR PUSTAKA
http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1252/suku-gorontalo
http://www.gorontalofamily.org/sosial-budaya.html
http://chingpaow.blogspot.com/p/budaya-daerah-gorontalo.html
http://www.gorontalo-info.20megsfree.com/asb.html