Anda di halaman 1dari 16

Palu,......

Januari 2018

Kepada Yth
Ketua Pengadilan Hubungan Industrial
Pada Pengadilan Negeri Palu
Di –
Palu

Perihal : Gugatan Perselisihan Hak Dan Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja

Dengan Hormat,

Bahwa yang bertandatangan dibawah ini:

1. H. IRWANTO LUBIS, S.H.,MH, (ADVOKAT)


2. DEDY BRONSON HUTABARAT,S.H (ADVOKAT)
3. AGUNG SUSANTO, SH, ADVOKAT
4. SUPRIANTO MUHAMMAD, S.H, (ADVOKAT)
5. HENRI HUTABARAT,( SBSI)
6. HENDRA, (SBSI)
7. ASFAR, S.Sy (ADVOKAT)
8. ABD. AAN ACHBAR, S.H,(ADVOKAT)

Merupakan Para Advokat dan Para Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah Konfederasi
Serikat Buruh Sejahtera Indonesia [ DPW (K)SBSI ] Provinsi Sulawesi Tengah, Yang
Berdomisili Hukum beralamat Kantor di Jalan Cut Mutia No. 09 C, Kelurahan
Besusu Barat, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.dan
selanjutnya bertindak Untuk dan atas nama kepentingan Hukum:

ASLAN MUZUNA, Jenis Kelamin. Laki-laki, Umur. 26 Tahun, Pekerjaan.


Wiraswasta, Agama. Islam, Kewarganegaraan Indonesia, Beralamat.
Desa BUNGIN, RT/RW. 001/002, Kecamatan. TINANGKUNG,
GUGATAN PERSELIHAN HAK DAN PERSELISIAHAN PHK 1
Kabupaten. Banggai Kepulauan, Provinsi Sulawesi Tengah Untuk
selanjutnya disebut sebagai Penggugat .

Dengan ini mengajukan gugatan terhadap :

CV. WARNA SARI berkedudukan domisili hukum di jalan Yos Sudarso, No. 5, Tlp
(0461) 21322- 08114501574, Kelurahan Keraton, Kecamatan.
Luwuk, Kabupaten. Banggai, Prov. Cq Direktur Utama CV Warna
Sari, Tuan Amin Wijaya Kusuma, Lahir dimakassar, Tanggal Lahir.
10 Oktober 1980, kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan.
Wiraswasta, Beralamat. Tinggal di Jalan Yos Sudarso, No. 05,
Kelurahan Keraton RT. 017/RW.008, Kelurahan Keraton
Kecamatan Luwuk, Kabupaten. Banggai Sulawesi Tengah. Untuk
selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT

MENGENAI : Tuntutan Hak-Hak Normatif PENGGUGAT selaku Pihak Tenaga Kerja


atas adanya Pemutusan Hubungan Kerja secara sepihak yang
dilakukan oleh TERGUGAT selaku Pihak Pengusaha dengan cara yang
tidak sesuai dan atau bertentangan dengan Ketentuan sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2003 Tentang Ketenagakerjaan serta ketentuan peraturan perundang-
undangan lainnya.

Adapun dasar-dasar diajukan gugatan adalah sebagai berikut :

1. Bahwa Pengugat adalah merupakan Pekerja kontrak di Perusahaan


TERGUGAT In Casu Cv. Warna Sari yang bergerak di bidang usaha
DISTRIBITOR BARANG CAMPURAN ,

2. Bahwa Penggugat dan masa Kerja 1 Tahun 5 bulan dengan Status PKWT
( Perjanjian Kerja Waktu Tertentu) bernomor.02/82 /WSL/III/2018 Tertanggal 5
Maret 2018 dan Terhitung Berlaku Perjanjian Kerja Sejak 1 desember 2017 s/d
31 Mei 2019

3. Bahwa Penggugat awalnya diterima dengan Jabatan Helper pada Kantor Pusat
CV. WARNA SARI Depo Luwuk Oleh Tergugat, selama Kurang Lebih Sepuluh

GUGATAN PERSELIHAN HAK DAN PERSELISIAHAN PHK 2


(10 ) Bulan dan Kemudian bulan September 2018 Penggugat diroling /dipindah
Tugaskan Oleh Terergugat pada Kantor cabang CV. Warna sari Depo Poso dengan
Posisi jabatan yang Sama yaitu Helper ;

4. Bahwa Penggugat mendapatkan Upah/ Gaji awal dari Tergugat Sebesar Rp. 1.
800. 000 pada Bulan Januari Tahun 2018 sedangkan Upah / Gaji terakhir
Penggugat adalah Sebesar Rp. 2.160.142 pada bulan Maret 2019;

5. Bahwa Penggugat berdasarkan Perjanjian PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu


No.02/82/WSL/III/2018 yang Berdurasi kurang Lebih Satu (1) Tahun Lima (5 )
bulan Terhitung sejak 01 Desember 2017 s/d 31 Mei 2019 yang tidak Sah
menurut Hukum Menjadi dasar Pemutusan Hubungan Kerja Oleh Tergugat
Kepada Penggugat dimana Penggugat telah bekerja sampai pada awal bulan April
tahun 2019 ;

6. Bahwa Pada tahun 2019 penggugat mempertanyakan kepada Tergugat terkait


hak-Hak yang harus diterima Penggugat Namun Tergugat hanyalah meberikan
alaasan-alasan tidak jelas, sehingga Mengadukan perbuatan Tergugat pada dinas
Tenaga kerja kabupaten luwuk dan dimediasi pada tanggal juni

7. Bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang


KETENAGAKERJAAN Pasal 59 Jo KepmenakertrasnRI No :100/men/VI/2004
tentang ketentuan pelaksanaan perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT) Pasal 59
ayat 1 perjanjian kerja waktu tertentu hanya dapat di buat untuk pekerjaan
tertentu yang menurut jenis dan sifatnya , atau kegiatan pekerjaan yang akan
selesai dalam waktu tertentu , bahwa perjanjian kerja waktu tertentu tidak
memenuhi ketentuan sebagaimana yang di maksut dalam ayat 1,ayat 2, ayat 4 ,
ayat 5, dan ayat 6maka akan batal demi hukum dan akan berubah menjadi
perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT)

8. Bahwa menurut peraturan Perundang-Undangan yang berlaku perjanjian kerja


waktu tertentu (PKWT) wajib di catatkan pada instansi yang bertanggung jawab di
bidang ketenagakerjaan selambat-lambatnya 7 ( tujuh) hari sejak
penandatanganan;

9. Bahwa karena tindakan tergugat memiliki Itikat yang buruk terhadap diri
penggugat dan dikategorikan sebagai perlakuan yang tidak manusiawi. dan serta
GUGATAN PERSELIHAN HAK DAN PERSELISIAHAN PHK 3
karena tergugat sama sekali tidak mau menghargai jerih payah dan Suar lelah
penggugat sebagaimana seorang pekerja/Buruh yang mempunyai harkat dan
martabat yang harus diganti;

10. Bahwa dikarenakan status penggugat sebagai pekerja /buruh mempunyai Hak-
Hak Normatif maka penggugat menuntut kepada tergugat untuk memenuhi Hak-
hak sesuai dengan ketentuan Perundang-Undangan yang berlaku sebagaimana
yang dirinci sebagai berikut;

Uang Pesangon Sesuai dengan Pasal 156 ayat 2 yakni

2 X 2 X 2.160.142, = Rp. 8 640 568,-

Jumlah Total = Rp. 8. 640.568,-

Uang Penggatian Hak Pasal 156 ayat 4 yakni

Perumahan dan Pengobatan 15 % X Rp 8 604 568 = Rp. 1. 290 685,

Upah Proses 6 Bulan X Upah Rp. 2.160.142 = Rp. 12 .960 852,

Uang OngkosPerjalanan Cuti Tahunan (OPCT) X gaji = Rp. 2.160.142.+

Jumlah Grend Total = Rp.25.052.247

( Dua Puluh Lima Juta Seratus Lima Puluh dua Ribu Dua Ratus Empat
Puluh Tujuh Rupiah)

11.Bahwa Terhadap Perkara a quo guna Mencegah Terggugat menghindar diri dari
Kewajibanya untuk membayar kewajiban terhadap penggugat, maka sesuai
dengan ketentuan pasal 277 HiR, maka di mohonkan kepada yang mulia
Majelis Hakim Untuk meletakan Sita jaminan (CB)atas barang bergerak
maupun tidak bergerak milik Tergugat yang di mohonkan dalam Putusan Sela
Sementara Perkara ini berjalan dalam atau di periksa

12.Bahwa oleh karena di kuatirkan tergugat terlambat Melaksanakan Putusan ini


Nantinya maka penggugat menuntut pula kepada tergugat untuk membayar
uang Paksa (Dwangsom) sebesar Rp 500.000 (lima ratus ribu rupiah ) perhari
atas biaya keterlambatan Pelaksaan Putusan sampai dengan Putusan ini
Mempunyai Kekuatan Hukum tetap dan serta Mengikat para pihak

GUGATAN PERSELIHAN HAK DAN PERSELISIAHAN PHK 4


PRIMAIR:

1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;


2. Menyatakan Hubungan Kerja antara Penggugat dan Tergugat putus demi
Hukum Sejak Putusan diucapkan;
3. Menghukum Tergugat Untuk membayar Durasi sisa Kontrak kerja sebanyak 22
(dua puluh dua) bulan dan Hak-Hak Normatif lainya antara Penggugat Dan
Tergugat;
4. Menyatakan Bahwa Tergugat telah Melakukan Pemutusan Hubungan Kerja
terhadap Penggugat tanpa berdasarkan Hukum;
5. Sebagai akibat Putus Hubungan Kerja antara penggugat dan tergugat maka
menghukum Tergugat untuk membayar pesangon Penggugat beserta Hak-hak
lainya dengan rincian sebagai berikut:
Uang Pesangon Sesuai dengan Pasal 156 ayat 2 yakni
2 X 2 X 2.160.142, = Rp. 8 640 568,-

Jumlah Total = Rp. 8. 640.568,-

Uang Penggatian Hak Pasal 156 ayat 4 yakni

Perumahan dan Pengobatan 15 % X Rp 8 604 568 = Rp. 1. 290 685,

Upah Proses 6 Bulan X Upah Rp. 2.160.142 = Rp. 12 .960 852,

Uang OngkosPerjalanan Cuti Tahunan (OPCT) X gaji = Rp. 2.160.142.+

Jumlah Grend Total = Rp.25.052.247

( Dua Puluh Lima Juta Seratus Lima Puluh dua Ribu Dua Ratus Empat Puluh
Tujuh Rupiah)

6. Menyatakan sah dan berharga Sita jaminan (CB) yang di Mohonkan Tergugat ,
terhadap benda Milik Tergugat;
7. Menghukum tergugat untuk Membayar Uang Paksa (Dwangsom) sebesar Rp.
500.000 satu juta rupiah perhari sampai putusan ini mempunyai kekuatan
hukum yang tetap atau dilaksanakan;
8. Menghukum tergugat untuk membayar biaya perkara;

Atau

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon memberikan Putusan yang


Seadil-adilnya (ex aequo et bono)

GUGATAN PERSELIHAN HAK DAN PERSELISIAHAN PHK 5


Palu 20 September 2019

Hormat saya

Kuasa Hukum

H. IRWANTO LUBIS SH.,MH AGUNG SUSANTO, SH HENDRI HUTABARAT

SUPRIANTO MUHAMMAD, SH A S F A R, S. Sy ABD AAN ACHBAR SH

DEDY BRONSON HUTABARAT, SH HENRDA

GUGATAN PERSELIHAN HAK DAN PERSELISIAHAN PHK 6


GUGATAN PERSELIHAN HAK DAN PERSELISIAHAN PHK 7
GUGATAN PERSELIHAN HAK DAN PERSELISIAHAN PHK 8
GUGATAN PERSELIHAN HAK DAN PERSELISIAHAN PHK 9
GUGATAN PERSELIHAN HAK DAN PERSELISIAHAN PHK 10
13. Bahwa di awal mulai bekerja tepatnya pada tgl 21 Desember 2015, PENGGUGAT
di Tempatkan di devisi Verronickel dengan jabatan CrewKlien milik TERGUGAT
II. Selanjutnya pada TERGUGAT,, dengan Upah per bulannya yaitu sejumlah Rp.
2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah)/bulannya.

14. Bahwa pada Tahun 2015, PENGGUGAT ditugaskan sebagai Sopir Truck yang
bertugas mendistribusikan telur ke seluruh pelanggan yang berada di wilayah
Donggala, Palu, Parigi, bahkan sampai ke wilayah Gorontalo dan Manado, dengan
perhitungan upah yang dibayarkan hanya semata mata bergantung pada retasi
dan jarak pengantaran Telur, tanpa adanya Upah Pokok per bulan. Berdasarkan
pada perhitungan tersebut, rata- rata ditiap bulannya PENGGUGAT menerima
upah berkisar antara Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) s/d Rp.
1.000.000,- (satu juta rupiah)/bulannya.

15. Bahwa mencermati dalil posita pada angka 2 (dua) dan angka 3 (tiga) diatas,
khususnya mengenai besaran Jumlah Upah yang diterima oleh PENGGUGAT,
ternyata sangat tidak memenuhi standar penghidupan yang layak dan atau tidak
sesuai dengan Upah Minimum yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, sehingga
telah melanggar hak PENGGUGAT untuk memperoleh Upah yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (vide : Ketentuan Pasal
88, Pasal 89, Pasal 90 ayat (1), dan Pasal 91 Undang – Undang Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan).

GUGATAN PERSELIHAN HAK DAN PERSELISIAHAN PHK 11


16. Bahwa PENGGUGAT telah diberhentikan secara sepihak oleh TERGUGAT, pada
17 April 2017 sedangkan Upah Minimum Kabupaten Donggala pada saat itu
adalah sejumlah Rp. 1.910.612,- (satu juta sembilan ratus sepuluh ribu enam
ratus dua belas rupiah), oleh karenanya dengan memperhatikan ketentuan
sebagaimana diatur dalam UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan yang
disebutkan pada posita angka 4 (empat) diatas, maka beralasan hukum untuk
dapat ditetapkan Upah PENGGUGAT adalah sebesar Rp. 1.910.612,- (satu juta
sembilan ratus sepuluh ribu enam ratus dua belas rupiah)/bulan sebagai dasar
perhitungan Upah yang seharusnya diterima oleh PENGGUGAT.

17. Bahwa sejak PENGGUGAT mulai diterima bekerja sampai dengan dilakukannya
Pemutusan Hubungan Kerja secara sepihak oleh TERGUGAT, PENGGUGAT telah
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, serta telah pula mentaati peraturan
dan ketentuan yang berlaku diperusahaan.

18. Bahwa terjadinya perselisihan antara PENGGUGAT dengan para TERGUGAT,


tepatnya dibulan Maret 2017, oleh karena PENGGUGAT dianggap telah
melakukan kesalahan berat terhadap Peraturan perusahaan . Atas adanya
pelanggaran berat tersebut, pihak perusahaan dengan tanpa terlebih dahulu
memberikan Surat Peringatan I, Peringatan II maupun Peringatan III, langsung
memberhentikan PENGGUGAT sebagai pekerja di perusahaan TERGUGAT.
19. Bahwa UU No. 13 tahun 2003 Pasal 158 tentang kesalahan berat tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat berdasarkan PUTUSAN
MAHKAMAH KONSTITUSI No. 12/PPU/I/2003, sehingga sanksi PHK yang
diberikan Tergugat kepada Penggugat tidak sah menurut HUKUM;

20.

21. Bahwa oleh karena tindakan Pemutusan Hubungan Kerja dilakukan oleh para
TERGUGAT secara sepihak, maka terhadap hak-hak normatif yang sepatutnya
dibayarkan oleh TERGUGAT kepada PENGGUGAT, mengacu pada ketentuan
Pasal 156 ayat (2), (3) dan ayat (4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. yang dapat dirinci sebagai berikut :

Masa Kerja : 1 Tahun 3 Bulan


GUGATAN PERSELIHAN HAK DAN PERSELISIAHAN PHK 12
UpahPokok/bulan : Rp. 3.800.000,-
Pesangon : 2 x Rp. 3.802,- = Rp. 17.195.508,-
Penghargaan Masa Kerja : 4 x Rp. 1.910.612,- = Rp. 7.642.448,-
Jumlah = Rp. 24.837.956,-

Uang Penggantian Hak : 15 % x Rp. 24.837.956,- = Rp. 3.725.693,-


Cuti Yang Belum Gugur : = Rp. 514.000,-

TOTAL = Rp. 29.077.649,-

22. Bahwa terhitung sejak bulan Juli 2017 sampai dengan saat diajukannya gugatan
ini atau telah selama ± 1 (Satu) 3 bulan, TERGUGAT tidak lagi melakukan
pembayaran Upah/Gaji PENGGUGAT. Olehnya itu beralasan hukum bilamana
TERGUGAT diperintahkan untuk membayar Upah Proses dalam perkara aquo
selama 7 (tujuh) bulan dikalikan dengan Upah/Gaji PENGGUGAT per bulan
sejumlah Rp. 2. 500.000,- (Dua Juta lima ratus Ribu rupiah) maka total
keseluruhan Upah Proses yang harus dibayarkan TERGUGAT adalah sejumlah
Rp. 13.374.284,- (tiga belas juta tiga ratus tujuh puluh empat ribu dua ratus
delapan puluh empat rupiah).

23. Bahwa Pemutusan Hubungan Kerja yang dilakukan oleh TERGUGAT terhadap
PENGGUGAT tanpa diawali dengan adanya perundingan, serta tanpa adanya
Penetapan dari Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial,
Sehingga tentunya perbuatan TERGUGAT telah bertentangan dengan Ketentuan
Pasal 151 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan yang menyatakan :

Pasal 151
1) Pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh, dan pemerintah,
dengan segala upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan
hubungan kerja.
2) Dalam hal segala upaya telah dilakukan, tetapi pemutusan hubungan kerja
tidak dapat dihindari, maka maksud pemutusan hubungan kerja wajib
dirundingkan oleh pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh atau

GUGATAN PERSELIHAN HAK DAN PERSELISIAHAN PHK 13


dengan pekerja/buruh apabila pekerja/buruh yang bersangkutan tidak
menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh.

3) Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) benar-benar


tidak menghasilkan persetu-juan, pengusaha hanya dapat memutuskan
hubungan kerja dengan pekerja/buruh setelah memperoleh penetapan
dari lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.

24. Bahwa berdasarkan Ketentuan Pasal 155 ayat (1) menyatakan “ Pemutusan
hubungan kerja tanpa penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 151 ayat
(3), batal demi hukum “. Selanjutnya pada Pasal 155 ayat (2) ditegaskan bahwa “
selama putusan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial belum
ditetapkan, baik pengusaha maupun pekerja/buruh harus tetap melaksanakan
kewajibannya “. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka kewajiban TERGUGAT
selaku Pengusaha adalah tetap membayar Upah PENGGUGAT.

25. Bahwa PENGGUGAT menuntut pula kepada TERGUGAT untuk tetap melakukan
pembayaran Upah/Gaji sampai dengan adanya putusan berkekuatan hukum
tetap dalam perkara aquo.

26. Bahwa terhadap perkara aquo, guna mencegah TERGUGAT menghindarkan diri
dari Kewajibannya untuk membayar hak normatif PENGGUGAT, maka mohon
kepada Ketua Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Palu
melalui Majelis Hakim yang mulia untuk meletakkan Sita Jaminan (CB) atas
barang bergerak maupun barang tidak bergerak milik TERGUGAT yang akan
PENGGUGAT mohonkan nantinya;

27. Bahwa mengacu pada ketentuan Pasal 108 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
yangmenyatakan “Ketua Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial dapat
mengeluarkan putusan yang dapat dilaksanakan lebih dahulu, meskipun
putusannya diajukan perlawanan atau kasasi”, maka mohon kiranya agar
putusan dalam perkara aquo dapat dilaksanakan terlebih dahulu meskipun
diajukan upaya hukum oleh TERGUGAT.

Berdasarkan dalil-dalil tersebut di atas, maka dengan ini kami memohon kepada yang
terhormat Ketua Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Palu
GUGATAN PERSELIHAN HAK DAN PERSELISIAHAN PHK 14
melalui Majelis Hakim Pengadilan Hubungan Industrial yang memeriksa dan
mengadili perkara aquo untuk memberikan putusan sebagai berikut :

PRIMAIR :

1. Mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;


2. Menyatakan bahwa TERGUGAT telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja
terhadap PENGGUGAT tanpa berdasar Hukum;
3. Menyatakan Hubungan Kerja antara PENGGUGAT dan TERGUGAT Putus demi
Hukum, sejak Putusan diucapkan;
4. Menetapkan Upah PENGGUGAT, berdasarkan Upah Minimum Kabupaten
Donggala Tahun 2017, sejumlah Rp. 1.910.612,- (satu juta sembilan ratus
sepuluh ribu enam ratus dua belas rupiah)/bulannya.
5. Menghukum TERGUGAT membayar hak-hak normartif PENGGUGAT, dengan
rincian sebagai berikut :
Masa Kerja : 11 Tahun 5 Bulan
UpahPokok/bulan : Rp. 1.910.612,-
Pesangon : 9 x Rp. 1.910.612,- = Rp. 17.195.508,-
Penghargaan Masa Kerja : 4 x Rp. 1.910.612,- = Rp. 7.642.448,-
Jumlah = Rp. 24.837.956,-

Uang Penggantian Hak : 15 % x Rp. 24.837.956,- = Rp. 3.725.693,-


Cuti Yang Belum Gugur : = Rp. 514.000,-

TOTAL = Rp. 29.077.649,-

6. Menghukum TERGUGAT membayar Upah Proses kepada PENGGUGAT dengan


jumlah sebesar Rp. 13.374.284,- (tiga belas juta tiga ratus tujuh puluh empat
ribu dua ratus delapan puluh empat rupiah);
7. Menyatakan disertai perintah kepada TERGUGAT untuk tetap melakukan
pembayaran Upah/Gaji sampai dengan adanya putusan berkekuatan hukum
tetap dalam perkara aquo;
8. Menyatakan Sah dan berharga Sita Jaminan terhadap barang bergerak maupun
barang tidak bergerak milik TERGUGAT yang dimohonkan oleh PENGGUGAT;

GUGATAN PERSELIHAN HAK DAN PERSELISIAHAN PHK 15


9. Menyatakan Putusan ini dapat dilaksanakan lebih dulu sekalipun terdapat Upaya
Hukum (Uitvoeraar bij voorraad);
10. Membebankan biaya perkara menurut hukum;

SUBSIDAIR :

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain dalam peradilan yang baik dan benar, mohon
putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Demikian gugatan ini kami sampaikan atas dikabulkannya gugatan ini, kami
ucapkan Terima Kasih.

Hormat Kami,
Kuasa Hukum PENGGUGAT

H.IRWANTO LUBIS, S.H.,M.H HENRI HUTABARAT

DEDY BRONSON HUTABARAT, SH AGUNG SUSANTO, SH

SUPRIANTO MUHAMMAD, S.H ABD. AAN ACHBAR, SH

ASFAR, S.Sy HENDRA

GUGATAN PERSELIHAN HAK DAN PERSELISIAHAN PHK 16

Anda mungkin juga menyukai