Anda di halaman 1dari 22

1.

Rumah adat

Rumah adat Mandar, yakni rumah panggung yang memiliki bentuk yang hampir sama
dengan rumah adat suku Bugis dan Makassar. Perbedaanya pada bagian teras (lego) lebih
besar dan atapnya seperti ember miring ke depan. Bentuk rumah panggung yang berdiri
diatas tiang-tiangnya dimaksudkan untuk menghindari banjir dan binatang buas. Dan
apabila semakin tinggi tingkat kolong rumah menandakan semakin tinggi pula tingkat
status sosial pemiliknya.  Atap rumah umumnya terbuat dari sirap kayu besi, bambu,
daun nipah, rumbia, ijuk atau ilalang. Tangga terbuat dari kayu (odeneng) atau bambu
(sapana) dengan jumlah anak tangganya ganjil. Tingkat dinding berbentuk segitiga yang
bersusun sebagai atap juga menunjukan kedudukan sosial pemilik rumah.

2. Pakaian Tradisional

Di Sulawesi Barat mempunyai keragaman baju tradisionalnya. Pakaian tradisional


Sulawesi Barat biasanya dikenakan dalam pertunjukan tari, acara pernikahan dll yang
memiliki keragaman dalam busananya.
Pakaian adat pada pria mengenakan jas yang tertutup dan berlengan panjang, dipadukan
celana panjang sebagai pakaian bawahnya. Terdapat kain sarung yang dililitkan pada
pinggangnya sampai kelutut. Sedangkan pakaian adat pada wanita Sulawesi Barat
mengenakan baju Bodo dengan dihiasi kalung, gelang serta giwang. pada bagian kepala
dikenakan sanggul dan beberapa hiasannya. Pakaian bawah dikenakan sarung yang
dikenakan seperti rok.
3. Tari Daerah

- Tari Bamba Manurung, ditujukan sewaktu acara pesta Adat Mamuju yang dihadiri oleh
para penghulu adat beserta para tokok adat. Pakaian tari ini disebut baju Badu, dan di
hiasi oleh bunga melati beserta kipas sebagai perlengkapan tarinya.

- Tari Bulu Londong, ditujukan pada acara Rambutuka sebagai rasa syukur
penduduknya.Pakaian tari ini mengenakan baju adat Mamasa yang berbahan bulu burung.
Perlengkapan tari yang dipakai adalah terompet, pedang atau tombak, sengo, kepala
manusia.

- Tari patuddu ditujukan dalam acara untuk menyambut para tetamu dari luar maupun
dalam negeri. Tarian ini merupakan tarian suku Mandar yang tinggal di Sulawesi Barat.

4. Lagu Daerah

Bulu Londong, Malluya, Io-Io, Ma'pararuk.

5. Bahasa Daerah

Bahasa Mandar, Bahasa Bugis, Bahasa Toraja, Bahasa Makasar

6. Alat Musik Tradisional

Kecapi, cara memainkannya dengan  dipetik pada bagian senarnya.

7. Makanan Khas

Golla Kambu, Jepa, Ikan Terbang Asap, Kue Kerawang, Binte Biluhuta.

8. Tradisi Daerah

Kalindaqdaq, Sayyang Pattu’du, Perahu Sandeq.


TUGAS PKn
RAGAM BUDAYA DAERAH
SULAWESI BARAT

Di susun oleh :

UFAYRA ADZRA NAFIZA


3B / 30
SD MUHAMMADIYAH
KARANGKAJEN IV
Daerah Provinsi Sulawesi Utara merupakan asal terbentuknya provinsi Gorontalo. Karena
ada beberapa hal penting, maka Gorontalo di tahun 2000  resmi menjadi provinsi baru yg ke-32
di Indonesia dan menjadi provinsi yang mandiri. Provinsi Gorontalo terletak di Pulau Sulawesi
bagian utara atau di bagian barat Sulawesi Utara. Berdasarkan sejarahnya, Gorontalo adalah
salah satu kota tua di Sulawesi. Daerah ini usianya hampir sama seperti kota seperti Manado,
Pare-pare dan juga Makassar. Pada masa jayanya, kebudayaan agama Islam pernah berpusat di
Gorontalo di daerah Indonesia timur. Oleh karena itu di Gorontalo kebudayaannya begitu kaya.
Terlihat dari rumah tradisionalnya merupakan bukti salah satu kekayaan budaya Gorontalo.
Begitu juga dengan keanekaragaman budayanya.

1. Rumah Adat 

- Doluhapa, merupakan rumah adat Gorontalo yang digunakan untuk tempat bermusyaarah.
Pada masa-masa pemerintahan raja, Doluhapa digunakan untuk ruang pengadilan, tmpat untuk
memvonis penghianat melalui 3 aturan yaitu:

 Alur pertahanan (keamanan), dikenal sebagai Buwatulo Bala; 

 Alur hukum agama islam, dikenal sebagai Buwatulo Syara; 

 Alur Hukum adat, dikenal sebagai Buwatulo Adati. 

Kini rumah adat Doluhapa digunakan oleh masyarakat Gorontalo difungsikan untuk tempat
menjalankan upacara pernikahan dan juga upacara adat lain nya.

- Rumah adat Bandayo Pamboide digunakan juga digunakan sebagai tempat bermusyawarah.
Dulu Rumah Bandayo Pomboide ini difungsikan sebagai tempat pagelaran budaya khas
Gorontalo. Berbeda dengan Doluhapa, bagian dalam Bandayo Pomboide mempunyai banyak
sekat sehingga memiliki bermacam ruangan yang fungsiya juga beragam.
Jika diamati secara keseluruhan, disain arsitektur rumah adat ini (baik Doluhapa dan Bandayo
Pomboide) banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam yang tumbuh dan kental di wilayah
Gorontalo sejak dahulu.

2. Pakaian Adat Gorontalo

Pakaian adat Gorontalo yang biasa dikenakan pada saat upacara pernikahan, upacara khitanan,
upacara baiat (pembeatan wanita), upacara penyambutan tamu, maupun upacara adat lainnya.

Pakaian adat pada pria berupa baju tertutup yang dipadankan dengan celana panjang. Pakaian ini
dilengkapi penutup kepala dan kain sarung yang dililitkan di pinggang. Serta ada senjata
tradisional wamilo diselipkan dililitan sarung tersebut.
Sedangkan pakaian adat pada wanita berupa baju berukuran panjang sejenis baju kurung. Dan
anting berwarna emas. Biasanya, rambut wanita disanggul dengan bentuk sederhana dan dihiasi
kembang emas.

3. Tari Tradisional Gorontalo

Tari tradisional provinsi Gorontalo adalah tari Polo-polo. Tari ini merupakan tari pergaulan bagi
muda-mudi. Gerakkan tari ini dinamis dan beraturan. Biasanya, penarinya adalah wanita dan
dilakukan oleh lebih dari dua orang.

Selain itu, ada juga tari Peule Cinde. Tari ini, termasuk pula tarian untuk menyambut tamu
agung. Puncak acaranya adalah dengan menaburkan bunga bagi para tamu.

4. Senjata Tradisional: Wamilo

Senjata tradisional ini berbentuk seperti golok. Namun, bagian ujung hulunya sedikit
melengkung ke bawah. Senjata tradisional lainnya adalah badik, Wamilo, Bitu'o (sejenis Keris),
Sabele (sejenis Parang atau Lilang) dan Travalla.
5. Bahasa Daerah

Pada dasarnya terdapat banyak bahasa daerah di Gorontalo. Namun hanya tiga bahasa yang
cukup dikenal masyarakat di wilayah ini, yaitu Bahasa Gorontalo, Bahasa Suwawa (disebut juga
Bahasa Bonda), dan Bahasa Atinggola (Bahasa Andagile).

6. Alat Musik : Polopalo

Alat musik ini terbuat dr bambu, berbentuk seperti garputala raksasa dan cara memainkannya
yaitu dengan memukulkannya ke lutut. Pada perkembangannya, alat musik ini disempurnakan
pada beberapa hal, salah satunya adalah kini Polopalo dibuatkan sebuah pemukul dari kayu yang
dilapisi karet agar membantu dan mempermudah untuk memainkannya. Pengembangan ini
memberi perubahan selain tidak memeberi rasa sakit pada bagian tubuh yang dipukul, juga
membuat alat musik ini berbunyi lebih keras atau nyaring.

7. Adat istiadat masyarakat Gorontalo

Tidak banyak yang tahu bahwa ada provinsi Gorontalo di Indonesia. Provinsi ini adalah provinsi
ke-32 sebagai hasil dari pemekaran daerah Sulawesi Selatan. Daerah ini mayoritas dihuni oleh
suku Gorontalo. Perkembangan kehidupan masyarakat secara umum juga membawa dampak
yang cukup besar dalam masyarakat Gorontalo. Ada beberapa kebiasaan dan gaya hidup yang
berubah ke arah lebih modern. Kemajuan jaman ternyata tidak membuat suku Gorontalo
melupakan adat istiadat yang diwariskan oleh para leluhur. Banyak masyarakat suku Gorontalo
yang masih mempertahankan adat istiadat dan kebudayaan tersebut.

Masyarakat suku Gorontalo terkenal sebagai masyarakat yang tidak pernah terjadi konflik atau
perselisihan antar suku atau antar individu dalam masyarakat. Sistem kekerabatan yang sudah
melekat erat terus dipelihara dengan baik sehingga masyarakat sudah terbiasa gotong royong dan
terbiasa menyelesaikan masalah secara musyawarah dan secara mufakat. Beberapa kebiasaan
dan kebudayaan yang dilestarikan oleh suku Gorontalo adalah sebagai berikut:

 Tata dan aturan dalam upacara perkawinan

Dalam melakukan upacara perkawinan, ada banyak aturan dan tata cara yang harus dilakukan
oleh mempelai suku Gorontalo. Kebanyakan dari tata aturan dan upacara perkawinan suku
Gorontalo masih memegang tradisi turun temurun yang terus dilestarikan sebagai salah satu
kebudayaan Indonesia. Berikut adalah beberapa tata cara pelaksanaan upacara perkawinan suku
Gorontalo:

 Upacara diadakan di rumah kedua mempelai, yakni mempelai pria dan wanita secara
bergantian.
 Upacara pernikahan bisa berlangsung lebih dari dua hari.
 Para kerabat bergotong royong dalam mempersiapkan acara pernikahan ini beberapa hari
sebelum pernikahan dilaksanakan.
 Kedua mempelai menggunakan pakaian adat yang diberi nama Bili’u.
 Tempat pelaminan yang digunakan pada saat resepsi menggunakan adat Gorontalo.
 Tondhalo (upacara tujuh bulanan)

Setiap daerah memiliki acara adat tersendiri dalam mewujudkan rasa syukur atas kehamilan yang
berusia tujuh bulan. Termasuk dalam masyarakat suku Gorontalo yang memiliki upacara adat
yang diberi nama Tondhalo. Syarat yang harus dilakukan dalam upacara adat ini adalah sebagai
berikut:

 Kedua orang tua jabang bayi harus menggunakan pakaian adat Gorontalo.
 Ada seorang anak perempuan yang digendong oleh ayah jabang bayi mengelilingi rumah,
lalu akhirnya masuk ke dalam kamar menemui ibu yang sedang mengandung.
 Setelah calon ayah dan anak perempuan yang digendongnya bertemu dengan ibu yang
mengandung jabang bayi, maka tali yang terbuat dari daun kelapa yang melingkari perut
ibu tersebut dipotong atau diputuskan.
 Adanya tujuh jenis makanan yang dihidangkan dalam tujuh nampan yang berbeda.
 Makanan ini dibagikan kepada seluruh undangan termasuk anak kecil yang digendong
tadi.

 Aqiqah

Upacara aqiqah pada umumnya biasa dilakukan setelah bayi berusia empat puluh haru. Namun
ada juga masyarakat yang melakukannya pada saat bayi kurang dari empat puluh hari atau
bahkan lebih dari empat puluh hari. Tentu saja ini disesuaikan dengan kemampuan si orang tua
bayi.

8. Lagu Daerah Gorontalo

 Dana-Dana
 Tumundulo
 Posabari
 Hulonthalangi
 Buayi
 Binthe biluhuta
 Ati olo Ati Mama
 To Rabua
 Tilola Malo wolo wololo
 Hulontalo Lipu'u
9. Makanan Daerah Gorontalo

 Binthe Biluhuta

Ini merupakan makanan khas Gorontalo yang ada sejak lama. Makanan ini diwariskan secara
turun temurun oleh para tetua Gorontalo. Binthe Biluhuta atau yang sering dikenal dengan
sebutan “milu siram” merupakan makanan yang sangat unik.

Binthe artinya jagung, biluhuta artinya disiram atau siraman, dalam analisa luas, artinya jagung
siram. Makanan ini berbahan dasar jagung dan beberapa rempah-rempah sebagai penyedap.

Bagi masyarakat Gorontalo, makanan ini bukanlah makanan yang asing, tetapi merupakan salah
satu daftar makanan yang paling digemari di Gorontalo. Di beberapa daerah, mungkin jagung
bakar atau rebus merupakan makanan camilan malam, jika sudah dibuat “milu siram”, bukan lagi
sebagai camilan melainkan termasuk makanan pokok.

Mirip seperti sop dengan isi jagung manis yang dipipil, dengan tambahan parutan kelapa, daun
kemangi, daun bawang dengan taburan bawang goreng dan kucuran jeruk nipis. Dan yang
spesial adalah selipan daging ikan cakalang yang memberikan aroma milu siram menjadi luar
biasa. Gurihnya aroma ikan cakalang yang membuat milu siram ini jadi istimewa.

 Ilabuo

Makanan khas ini biasanya digunakan untuk menemani lauk pauk untuk di makan dengan nasi,
ilabulo sering dibuat dengan rasa yang pedas dengan bumbu-bumbu alami.
Ilabulo biasa disantap masyarakat Gorontalo pada siang hari sebagai makanan utama. Sekilas,
Ilabulo mirip Pepes ala kuliner Sunda. Bedanya, Ilabulo menggunakan sagu dengan isian ati
ampela. Rasanya gurih berkat pemakaian santan sebagai pengganti air untuk mengencerkan
sagunya.

“Ilabulo dalam bahasa Gorontalo berarti sagu ati ampela. Dua bahan ini jadi kekuatannya, bila
salah satu diganti, maka rasa keasliannya akan menghilang,”

Bahan-bahan yang digunakan adalah rempah-rempah yang terdiri dari dedaunan, seperti daun
kemangi, daun seledri, dan daun bawang yang dirajang halus. Diberi pula bawang putih serta
bawang merah yang diiris tipis. Bagi penyuka pedas, silakan ditambahkan cabai sesuai selera.
Jangan lupa siapkan kemiri, lada, dan garam untuk memberi rasa. Untuk pemakaian santan,
dirinya menyarankan memakai buah kelapa asli karena aromanya lebih tajam, bukan santan
instan dalam kemasan.

 
 Sashimi Tuna

Sashimi merupakan makanan khas dari Jepang, namun di provinsi ini Sashimi disajikan dengan
cara yang berbeda dan disesuaikan dengan masakan di daerah ini. Jadi kalau kamu makan
Sashimi di Gorontalo, kamu tidak akan menemukan cabe bubuk, wasabi, atau shoyu. Sashimi
Tuna khas Gorontalo biasanya disajikan dengan sambal dabu-dabu yang merupakan sambal khas
dari daerah ini.

 Ayam Iloni

Hidangan dari ayam ini merupakan salah satu makanan khas Gorontalo. Ayam bakar iloni ini
memiliki perbedaan dengan ayam bakar pada umumnya, karena cara memasaknya yang berbeda
menyebabkan ayam bakar iloni memiliki cita rasa yang berbeda. Pada dasarnya ayam bakar
dimasak dengan bumbu, akan tetapi ayam iloni cara memasaknya yaitu dimasak dengan santan
terlebih dahulu. Sehingga perbedaan cara memasaka inilah yang menyebabkan ayam bakar iloni
memiliki cita rasa yang khas dan patut untuk dicoba.
 Kue Sabongi

Kue Sabongi, tentu saja bukan hal yang asing bagi masyarakat Gorontalo, karena kue ini
merupakan salah satu warisan nenek moyang masyarakat Gorontalo sejak zaman raja-raja dahulu
kala.

Meski berbahan dasar pisang dan singkong, kue sabongi sendiri memberikan kenikmatan
tersendiri, tidak heran masyarakat Gorontalo sangat menyukai jenis kue ini. Selain itu, cara
membuatnya pun sangat mudah, tidak membutuhkan waktu yang lama, bahkan bisa dilakukan
oleh siapa saja.

Buat kamu yang datang ke Gorontalo, nggak ada salahnya menikmati kue sabongi tradisional,
makanan khas Gorontalo. Memang, sebenarnya tidak ada toko kue yang resmi menjual sabongi,
karena di tiap-tiap rumah warga Gorontalo, adasaja keluarga yang pandai membuat kue ini, dan
kamu bisa meminta bantuan mereka untuk membuatkan kue sabongi.
RAGAM BUDAYA DAERAH
GORONTALO
(Tugas PKn)

Di susun oleh :

FAIRUS JIHAN LABIBA


3B / 29
SD MUHAMMADIYAHKARANGKAJEN IV
YOGYAKARTA
Kebudayaan Jawa Timur

Banyak hal menarik dari seni dan kebudayaan yang terdapat di propinsi Jawa Timur. Banyak kesenian
khas yang menjadi ciri khas dari budaya yang terdapat di daerah Jawa Timur.

Propinsi yang ada di bagian timur pulau jawa ini memiliki banyak keunikan, diantaranya adalah
kebudayaan dan adat istiadat dari di Jawa Timur. Namun banyak di antaran kebudayaan Jawa Timur
menerima pengaruh dari propinsi Jawa Tengah. Contohnya adanya kawasan yang dikenal sebagai
Mataraman. Hal ini menunjukkan bahwa di daerah kawasan tersebut dulunya merupakan daerah
kekuasaan dari Kesultanan Mataram. Daerah tersebut terdapat di eks-Karesidenan Madiun (Madiun,
Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri (Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek)
dan sebagian Bojonegoro.

Jawa Timur memiliki sejumlah kesenian khas. Ludruk merupakan salah satu kesenian Jawa Timuran yang
cukup terkenal, yakni seni panggung yang umumnya seluruh pemainnya adalah laki-laki. Berbeda
dengan ketoprak yang menceritakan kehidupan istana, ludruk menceritakan kehidupan sehari-hari
rakyat jelata, yang seringkali dibumbui dengan humor dan kritik sosial, dan umumnya dibuka dengan
Tari Remo dan parikan. Saat ini kelompok ludruk tradisional dapat dijumpai di daerah Surabaya,
Mojokerto, dan Jombang; meski keberadaannya semakin dikalahkan dengan modernisasi.

Reog yang sempat diklaim sebagai tarian dari Malaysia merupakan kesenian khas Ponorogo
yang telah dipatenkan sejak tahun 2001, reog kini juga menjadi ikon kesenian Jawa Timur.
Pementasan reog disertai dengan jaran kepang (kuda lumping) yang disertai unsur-unsur gaib.
Seni terkenal Jawa Timur lainnya antara lain wayang kulit purwa gaya Jawa Timuran, topeng
dalang di Madura, dan besutan. Di daerah Mataraman, kesenian Jawa Tengahan seperti ketoprak
dan wayang kulit cukup populer. Legenda terkenal dari Jawa Timur antara lain Damarwulan dan
Angling Darma.

Seni tari tradisional di Jawa Timur secara umum dapat dikelompokkan dalam gaya Jawa
Tengahan, gaya Jawa Timuran, tarian Jawa gaya Osing, dan trian gaya Madura. Seni tari klasik
antara lain tari gambyong, tari srimpi, tari bondan, dan kelana.

a.    Seni Tari

Tari Remong, sebuah tarian dari Surabaya yang melambangkan jiwa, kepahlawanan. Ditarikan pada
waktu menyambut para tamu. Reog Ponorogo, merupakan tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan
keperkasaan, kejantanan dan kegagahan.

b.    Musik

Musik tradisional Jawa Timur hampir sama dengan musik gamelan Jawa Tengah seperti Macam laras
(tangga nada) yang digunakan yaitu gamelan berlaras pelog dan berlaras slendro. Nama-nama gamelan
yang ada misalnya ; gamelan kodok ngorek, gamelan munggang, gamelan sekaten, dan gamelan gede.

Kini gamelan dipergunakan untuk mengiringi bermacam acara, seperti; mengiringi pagelaran wayang
kulit, wayang orang, ketoprak, tari-tarian, upacara sekaten, perkawinan, khitanan, keagaman, dan
bahkan kenegaraan.Di Madura musik gamelan yang ada disebut Gamelan Sandur.

c.    Rumah adat

Bentuk bangunan Jawa Timur bagian barat (seperti di Ngawi, Madiun, Magetan, dan Ponorogo)
umumnya mirip dengan bentuk bangunan Jawa Tengahan (Surakarta). Bangunan khas Jawa Timur
umumnya memiliki bentuk joglo , bentuk limasan (dara gepak), bentuk srontongan (empyak
setangkep).Masa kolonialisme Hindia-Belanda juga meninggalkan sejumlah bangunan kuno. Kota-kota di
Jawa Timur banyak terdapat bangunan yang didirikan pada era kolonial, terutama di Surabaya dan
Malang.
Jawa memiliki berbagai keindahan budaya dan seni yang terintegrasi dengan kehidupan masyarakatnya.
berbagai seni tradisi dan budaya tertuang dalam karya karya pusaka masyarakat jawa seperti batik,
rumah joglo, keris dan gamelan. karya pusaka seni dan budaya jawa seperti diatas sangat populer dan
mendapatkan tempatnya sendiri di hati msyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke yogyakarta.
Menginginkan suasana jawa dengan rumah joglonya dapat dilakukan dengan berwisata adat dan budaya
di yogyakarta. sekarang ini telah muncul banyak pilihan berwisata yang menawarkan sifat dan budaya
lokal yang tercover dalam desa wisata. Anda tentunya akan dapat menikmati suasana seperti
masyarakat jawa sesungguhnya karenan memang desa desawisata telah dipadukan dengan kearifan
lokal yang patut anda kunjungi. Selamat berwisata ke jogja…

d.    Pakaian adat

Pakaian adat jawa timur ini disebut mantenan. pakaian ini sering digunakan saat perkawinan d
masyarakat magetan jawa timur

e.    Kerajinan tangan

Macam-macam produk unggulan kerajinan anyaman bambu berupa : caping, topi, baki, kap
lampu, tempat tissue, tempat buah, tempat koran serta macam-macam souvenir dari bambu
lainnya. Sentra industri ini terletak di Desa Ringinagung +- 1,5 arah barat daya kota Magetan.

f.    Perkawinan

Penduduk Jawa Timur umumnya menganut perkawinan monogami. Sebelum dilakukan lamaran,
pihak laki-laki melakukan acara nako’ake (menanyakan apakah si gadis sudah memiliki calon
suami), setelah itu dilakukan peningsetan (lamaran). Upacara perkawinan didahului dengan acara
temu atau kepanggih. Untuk mendoakan orang yang telah meninggal, biasanya pihak keluarga
melakukan kirim donga pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3 tahun setelah
kematian.
g.    Festival Bandeng

Festival Bandeng selalu digelar setiap tahun. Namun, ada yang berbeda dalam perayaan tahun ini.
Kegiatan tersebut tidak dibarengi dengan acara lelang (menjual dengan harga tawar yang paling tinggi)
bandeng kawak yang sudah menjadi tradisi masyarakat Sidoarjo.
Kurang biaya dan bencana lumpur Sidorjo menjadi penyebab lelang itu dihilangkan. Walaupun tidak ada
lelang, kegiatan tersebut diharapkan bisa mendorong petani untuk tetap membudidayakan ikan
bandeng dengan bobot tak wajar alias raksasa.
Pemkab Sidoarjo sangat memperhatikan pelestarian bandeng karena ikan itu adalah ikon utama
Kabupaten Sidoarjo.

Festival yang juga bertujuan melestarikan budaya tradisional tahunan masyarakat Sidoarjo itu diikuti
empat peserta petambak di Kabupaten Sidoarjo. Peserta berlomba menunjukkan hasil tambak berupa
bandeng yang paling sehat dan terbaik.

h.  Upacara Kasodo

Upacara Yadnya Kasada atau Kasodo ini merupakan ritual yang dilakukan setahun sekali untuk
menghormati Gunung Brahma (Bromo) yang dianggap suci oleh penduduk suku Tengger.
Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan
ke puncak gunung Bromo. Upacara ini diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan
purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.

i.  Parikan

Ada tiga jenis parikan di dalam ludruk pada saat bedayan (bagian awal permainan ludruk). Ketiga jenis
parikan tersebut adalah lamba (parikan panjang yang berisi pesan), kecrehan (parikan pendek yang
kadang-kadang berfungsi menggojlok orang) dan dangdutan (pantun yang bisa berisi kisah-kisah kocak).
j.  Ketoprak

Ketoprak (bahasa Jawa kethoprak) adalah sejenis seni pentas yang berasal dari Jawa. Dalam sebuah
pentasan ketoprak, sandiwara yang diselingi dengan lagu-lagu Jawa, yang diiringi dengan gamelan
disajikan.

Tema cerita dalam sebuah pertunjukan ketoprak bermacam-macam. Biasanya diambil dari cerita
legenda atau sejarah Jawa. Banyak pula diambil cerita dari luar negeri. Tetapi tema cerita tidak pernah
diambil dari repertoar cerita epos (wiracarita): Ramayana dan Mahabharata. Sebab nanti pertunjukkan
bukan ketoprak lagi melainkan menjadi pertunjukan wayang orang.

k.  Reog Ponorogo

Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur, khususnya kota Ponorogo. Tak
hanya topeng kepala singa saja yang menjadi perangkat wajib kesenian ini. Tapi juga sosok warok dan
gemblak yang menjadi bagian dari kesenian Reog.
Di Indonesia, Reog adalah salah satu budaya daerah yang masih sangat kental dengan hal-hal yang
berbau mistik dan ilmu kebatinan.

Seni Reog Ponorogo ini terdiri dari 2 sampai 3 tarian pembuka. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh
6-8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini
menggambarkan sosok singa yang pemberani.

Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisional,
penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari
jaran kepang. Eits, tarian ini berbeda dengan tari kuda lumping. Tarian pembukaan lainnya jika ada
biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu.

Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi dimana
seni reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan
percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar.

Adegan terakhir adalah singa barong. Seorang penari memakai topeng berbentuk kepala singa dengan
mahkota yang terbuat dari bulu burung merak.
l.  Karapan Sapi

Karapan sapi adalah pacuan sapi khas dari Pulau Madura. Dengan menarik sebentuk kereta, dua ekor
sapi berlomba dengan diiringi oleh gamelan Madura yang disebut saronen.
Pada perlombaan ini, sepasang sapi yang menarik semacam kereta dari kayu (tempat joki berdiri dan
mengendalikan pasangan sapi tersebut) dipacu dalam lomba adu cepat melawan pasangan-pasangan
sapi lain.

Jalur pacuan tersebut biasanya sekitar 100 meter dan lomba pacuan dapat berlangsung sekitar sepuluh
sampai lima belas detik. Beberapa kota di Madura menyelenggarakan karapan sapi pada bulan Agustus
dan September setiap tahun, dengan pertandingan final pada akhir September atau Oktober di kota
Pamekasan untuk memperebutkan Piala Bergilir Presiden
RAGAM BUDAYA DAERAH

JAWA TIMUR

Di susun oleh :

BRIAN ALDEN MAHARDIKA


3B / 12
SD MUHAMMADIYAH KARANGKAJEN IV

Anda mungkin juga menyukai