Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 9

NAMA KELPOMPOK :
A. Rumah Adat Rumah Pewaris atau Walewangkoa
Rumah adat dari Provinsi Sulawesi Utara disebut Rumah Pewaris atau Walewangkoa.
Rumah ini merupakan rumah panggung yang dibangun di atas tiang dan balok-balok yang di
antaranya terdapat balok-balok yang tidak boleh disambung. Rumah Pewaris memiliki 2 buah
tangga. Letaknya di sisi kiri dan kanan bagian depan rumah.

B. Pakaian Adat Sulawesi Utara

1. Busana Adat Bolaang Mongondow

Bolaang Mongondow merupakan suku di daerah Sulawesi Utara yang pernah


membentuk sebuah kerajaan pada zaman dulu. Karena kemajuan kebudayaannya, beraneka
ragam jenis pakaian adat Sulawesi Utara pun hadir dan menjadi warisan budaya hingga saat
ini. Busana yang dipakai setiap hari oleh masyarakat suku Bolaang Mongondow adalah kulit
kayu atau pelepah nenas yang diambil seratnya. Serat yang disebut oleh masyarakat disana
dengan nama “lanut” ini kemudian ditenun menjadi kain. Kemudian serat tersebut dijahit dan
menjadi busana sehari-hari masyarakat suku Bolaang Mangondow.

2. Pakaian Adat Gorontalo

Pakaian sehari-hari masyarakat Gorontalo berbahan kapas mentah yang sudah dipintal
menjadi benang. Untuk pakaian wanita, pakaian adat Gorontalo ini mempunyai ciri berbentuk
kebaya tanpa motif dan sarung sebagai bawahannya. Aksesoris tambahan untuk wanita
memakai gelang padeta, ikat pinggang, dan lainnya. Sedangkan untuk pria menggunakan
pakaian berlengan pendek dengan tambahan aksesoris tudung makuta, kalung bakso dan
pasimeni. Pada umumnya pakaian adat ini digunakan waktu acara pernikahan.

3. Pakaian Adat Minahasa Bajang


Suku Minahasa mendiami Wilayah disekitar semenanjung Sulawesi Utara, Sebab itu
suku Minahasa memiliki pakaian adat yang khas dari sulawesi utara. suku ini dikenal dengan
peradabannya yang lebih maju bila dibandingkan dengan suku lain pada zamannya. Beberapa
bukti menunjukkan hal tersebut, seperti dari aspek pengetahuan dan keterampilan orang-orang
dalam memintal kapas menjadi kain yang lebih nyaman digunakan untuk busana sehari-hari
yang disebut dengan nama Bajang.

4. Pakaian Tonaas Wangko dan Walian Wangko

Pada dasarnya kedua pakaian ini merupakan pakaian pemuka adat. Pakaian Tonaas Wangko
adalah pakaian kemeja dengan lengan panjang yang kerahnya tinggi, berkancing tanpa saku.
Warna dari baju ini dominan warna hitam dihiasi motif bunga padi dileher baju, ujung lengan
dan sepanjang ujung baju bagian depan yang terbelah. Semua motif dari baju ini berwarna
kuning keemasan. Sebagai pelengkap pakaian ini dipakailah topi berwarna merah yang dihiasi
motif bunga padi warna kuning keemasan juga.

5. Pakaian Sangihe dan Talaud


Pakaian adat Sulawesi Utara berasal dari suku Sangihe Talaud. Busana ini biasanya
cuma digunakan saat upacara Tulude. Pakaian adat ini terbuat dari serat kofo atau semacam
tanaman pisang serta serat pisang yang kuat. Kemudian serat ini ditenun, dipintal dan dijahit
menjadi selembar pakaian yang dikenal dengan nama busana Laku Tepu. Laku Tepu adalah
jenis pakaian adat yang berupa baju lengan panjang dan untaiannya hingga ke tumit. Pakaian
tersebut dipakai bersama aksesoris lain yang berupa popehe (ikat pinggang), bandang
(selendang di bahu), paporong (penutup kepala), dan kahiwu (rok rumbai). Pria dan wanita
boleh menggunakan pakaian serta perlengkapan tersebut. Biasanya berwarna dasar merah,
kuning, hijau, atau warna-warna yang cerah lainnya.

C. Senjata Tradisional Sulawesi Utara

1. Pedang Bara Sangihe.

Senjata tradisional khas Sulawesi Utara pertama adalah Pedang bara Sangihe. Pedang ini
mempunyai gagang dua cabang. Dua cabangnya tidak hanya ada di gagang saja, tetapi juga di
gerigi-gerigi pedangnya. Senjata pedang ini adalah senjata kebanggaan Sulawesi Utara.
Karena senjata tersebut merupakan salah satu kekayaan yang Indonesia miliki.

2. Peda (Sejenis Parang).

Senjata tradisional Sumatera Utara ini merupakan senjata yang masih sejenis dengan
parang. Senjata ini memiliki keunikan pada bentuknya. Bentuknya tidak terlalu panjang, yaitu
hanya berukuran 50 cm saja, tidak seperti umumnya pedang yang menjulur panjang. Pedang
ini terbuat dari material besi.Sedangkan pada hulunya, material yang digunakan untuk senjata
tradisional Sulawesi Utara peda adalah kayu yang memiliki tekstur keras. Ada dua cabang
yang terletak pada ujung hulunya. Senjata yang satu ini biasanya digunakan untuk beberapa
keperluan, antara lain menyadap enau atau untuk keperluan bertani.

3. Perisai

Senjata selanjutnya adalah perisai Sumatera Utara. Mungkin sebagian besar dari Anda
sudah tidak asing lagi dengan Nama senjata yang satu ini. Senjata ini adalah salah satu senjata
khas Sumatera Utara yang berfungsi sebagai tameng. Fungsinya adalah untuk menangkis
serta melindungi diri dari serangan tajam dari musuh.

4. Keris.

Keris merupakan jenis senjata yang sangat terkenal di berbagai wilayah di Indonesia, salah
satunya adalah Sumatera Utara. Keris disebut-sebut sebagai senjata tikam yang khas dari
Indonesia. Senjata ini sebenarnya sudah ada sejak periode IX sesuai dengan
dokumen-dokumen purbakala yang menyebutnya demikian. Pada dokumen itu dinyatakan
bahwa keris merupakan senjata yang sudah digunakan sejak di Sulawesi Utara sejak periode
tersebut.

D. Lagu Daerah Sulawesi Utara

 Lagu Esa Mokan


Esa mokan genangku wia niko
Tea mo ma dua dua genang e karia
Mengale ngale uman wia si Opo Wailan
Pakatuan pakalawiden kita nu waya
Mengale ngale uman wia si Opo Wailan
Pakatuan pakalawiden kita nu waya

 Lagu O Ina Ni Keke


o ina ni keke, mangewi sako
mangewa ki wenang, tumeles baleko
o ina ni keke, mangewi sako
mangewa ki wenang, tumeles baleko
we ane, we ane, we ane toyo
daimo siapa kotare makiwe
we ane, we ane, we ane toyo
daimo siapa kotare makiwe

 Lagu Sipatokahan
Sayang-sayang, Si Patokaan
Matego tego gorokan Sayang
Sayang-sayang, Si Patokaan
Matego tego gorokan Sayang
Sako mangewo tanah man jauh
Mangewo milei lek lako Sayang
Sako mangewo tanah man jauh
Mangewo milei lek leko Sayang

 Lagu Sitara Tillo


Au sijara jiri nasohea maridi sahali au maridi dapat au pirami
bibi hei bibi hei
bibi hei bibi hei
Tillo tillo sitara tillo tillo sitara
tillo tillo sitara tillo tillo
Au si jara jiri nasohea maridi sahali au maridi dapot au pirami
bibi Hei
Tillo tillo sitara tillo tillo sitara
tillo tillo sitara tillo tillo
Au si tangkal tabu nasohea madabu sahali madabu tuabingan nina
marbaju hei baju hei
baju hei baju hei
Tillo tillo sitara tillo tillo sitara
tillo tillo sitara tillo tillo
La la la la la la la la la la la la la la
La la la la la la la la la la la la la

 Lagu Tahanusangkara
Tahanusangkara Areng sasahara
Suwanggil uawu Piang soang ulu
Maningi teng taku Takawulenangku
Seneega weku Dan lai e geku

E. Alat Musik Sulawesi Utara

1. Arababu

Alat musik Sulawesi Utara Arababu dimainkan dengan cara digesek, ia menghasilkan
melodis meski hanya memiliki 1 senar saja. Arababu memiliki batang pegangan yang terbuat
dari bambu dan tempurung kelapa yang berfungsi sebagai tempat resonansi suara. Arababu
tak kalah merdu dibanding Rebab asli, namun ukurannya memang lebih kecil. Busur
penggesek arababu juga bersenar 1 (seperti busur panah).

2. Kolintang

Kolintang merupakan salah alat musik tradisional yang mungkin hingga sekarang
penggunaannya masih bisa kita temui meskipun hanya pada acara adat tertentu. Di Indonesia,
kolintang lebih dikenal sebagai alat musik perkusi. Kolintang dimainkan dengan cara dipukul.
3. Oli

Seperti salude, alat musik Sulawesi Utara ini berbahan dasar bambu. Oli, dimainkan
dengan cara ditiup dan rongga mulut pemain yang berfungsi sebagai resonatornya, tentu nafas
harus kuat.

4. Salude

Salude, alat musik tradisional Sulawesi Utara yang terbuat dari bambu. Bentuknya mirip
dengan gitar, memiliki dawai dan masih termasuk kategori alat musik idiokordofon. Salude
dimainkan dengan cara dipetik.

5. Sasesahang

Sasesahang adalah alat musik tradisional Sulawesi Utara yang terbuat dari bambu,
bambu yang digunakan dibelah dan tepinya sedikit meruncing seperti paruh burung.
Sasesahang dimainkan dengan cara dipukul.
F. Tarian Sulawesi Utara

1. Tari Maengket
Tari Maengket yang berasal dari daerah Sulawesi Utara ini sudah ada sejak zaman
dahulu. Dan kabar baiknya sampai sekarang masih terus eksis. Tepatnya, tarian ini sudah ada
sejak masyarakat Minahasa mengenal pertanian terutama pertanian dengan menanam padi.
Pada zaman dulu, nenek moyang masyarakat Minahasa memainkan tari Maengket dengan
gerakan-gerakan sederhana hanya pada saat menanam padi. Kemudian, dalam
perkembangannya kini tari Maengket telah mengalami kemajuan dan perkembangan pada
bentuk gerak tariannya, meski tidak meninggalkan keaslian terutama syair lagunya.

2. Tari Tempurung

Tari Tempurung adalah tarian daerah Sulawesi Utara yang memiliki nama lokal untuk
cangkang kelapa. Pada pementasannya, banyak dekorasi dibuat dari tempurung. Diketahui
tempurung sangat bermanfaat di tempat terpencil. Ada yang menggunakannya sebagai
mangkuk, nampan, cangkir, dan bahkan alat musik tradisional, seperti ditunjukkan pada tarian
ini. Cerita yang dicerminkan pada tarian ini berupa penghargaan keluarga petani untuk
panenan kopra. Biasanya, tarian ini dilakukan oleh pasangan pria dan wanita.

3. Tari Katrili

Tari Katrili termasuk kedalam tarian daerah yang asalnya dari Sulawesi Utara.
Berdasarkan legenda rakyat Minahasa, tarian ini salah satu tari yang dibawa oleh bangsa
Spanyol pada waktu mereka datang dengan maksud untuk membeli hasil bumi yang ada di
tanah Minahasa. Karena mendapatkan hasil yang banyak, mereka menari-nari tarian
Katrili.Kemudian, mereka mengundang seluruh rakyat Minahasa yang akan menjual hasil
bumi mereka untuk menari bersama-sama sambil mengikuti irama musik dan aba-aba.

4. Tari Kabasaran

Tari Kabasaran juga merupakan tarian daerah Sulawesi Selatan. Tarian adat ini
kebanyakan dibawakan oleh kamu pria, lengkap dengan senjata tajam berupa pedang atau
tombak. Pada gerakannya, tarian Kabasaran sangat identik dengan gerakan yang meniru
perkelahian ayam jantan. Jessy Wenas (tokoh kebudayaan dari Minahasa) menyatakan bahwa
tarian Kabasaran adalah tarian adat untuk perang atau tarian ini juga berfungsi untuk
mengawal salah satu tokoh adat penting di Minahasa. Tarian Kabasaran bersifat sakral yang
ditarikan secara turun temurun oleh generasi penari Kabasaran.

5. Tari Tatengesan
Tari Tatengesan adalah tarian tradisional Sulawesi Utara. Tari ini pertama kali
ditampilkan pada tahun 1983 dalam rangka memperingati terbentuknya desa Tatengesan. Tari
Tatengesan merupakan tarian yang diangkat dari ceritera rakyat tentang desa Tatengesan oleh
kelompok seni dan budaya di desa tersebut diciptakan sebuah tari dengan judul tari
Tatengesan. Mengisahkan tentang perjuangan masyarakat desa ketika melawan para bajak
laut Mindanou yang datang dari perairan Filipina cerita tarian ini.

6. Tari Mane’e

Tari Mane’e merupakan tarian tradisional yang berasal dari daerah Talaud Sulawesi
Utara. Tarian ini diangkat dari salah satu tradisi masyarakat Talaud dalam menangkap ikan.
Konon, tradisi ini muncul sekitar abad ke 12 di lingkungan masyarakat kepulauan “Nanusa”
dan sampai sekarang ini masih dilaksanakan bahkan telah menjadi agenda tetap prosesi
Mane’e di Kabupaten Talaud.

7. Tari Gunde
Tari Gunde termasuk kedalam golongan tarian daerah Sulawesi Utara. Tarian ini berupa
kegiatan ritual agama berdasarkan keyakinan masyarakat setempat. Namun berjalannya waktu,
kemudian tarian ini menjadi tari istana dan akhirnya menjadi milik rakyat atau tari tradisonal
Sangihe Talaud.

9. Tari Tumatenden

Tari Tumatenden mengisahkan cerita rakyat yang berhubungan dengan sejarah (legenda)
yang berlokasi di Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara. Cerita pada tari ini terkait seorang
pertama yang bermukim ditempat itu yang dikenal sangat rajin mengolah perkebunannya.
Fungsi seni tari ini sebagai media pertunjukan/seni tomtonasia hiburan sosial dan bisa juga
dipakai pada upacara perkawinan (adat Minahasa). Pada pertunjukkannya, tari Tumatenden
terdiri dari 9 putri dan 1 putra.

10. Tari Uwela


Tari Uwela adalah suatu tarian daerah yang berasal dari Sulawesi Utara. Tarian ini
dilaksanakan oleh rakyat Bolaang Mongondow. Pementasan tarian ini pada umumnya hanya
dilakukan apabila ada acara-acara khusus, seperti pada saat mengerjakan kebun, penjemputan
tamu yang datang dan lain-lain.
11. Tari Mesalai

Tari Mesalai merupakan salah satu tarian daerah Sulawesi Utara. Tepatnya tarian ini
berasal dari kelompok budaya daerah Sangihe Talaud.

12. Tari Mokosambe

Tari Mokosambe merupakan sebuah tarian tradisional yang berasal dari Bolaang Mongondow
Sulawesi Utara. Tari ini diangkat dari cerita rakyat setempat yang mengisahkan tentang tujuh
puteri/bidadari yang turun dari khayangan untuk mandi di suatu tempat pemandian yaitu
disebuah lereng gunung Kamasaan Kecamatan Sang Tombolang Bolaang Mongondow.

13. Tari Pasasanggarroma


Tari Pasasanggarroma termasuk tarian tradisional Sulawesi Utara yang berasal dari
Kabupaten Talaud. Tari Pasasanggarroma diangkat dari ceritera masyarakat Talaud yang
menggambarkan tentang bagaimana tatanan kehidupan sosial masyarakat Talaud. Dikenal
pada zaman dahulu mereka melakukan berbagai aktivitas didasarkan pada semangat
kebersamaan. Pasasanggarroma sendiri memiliki arti yaitu saling memberi tumpangan satu
sama lainnya.

14. Tari Pisok

Tari Pisok adalah tarian dari Tanah Minahasa Sulawesi Utara yang menceritakan
kehidupan masyarakat Minahasa yang selalu hidup rukun, bekerja secara gotong royong,
energik dan lincah. Ada hal yang menarik, pada tarian ini, dimana kata Pisok sendiri didapat
dan terinspirasi dari kehidupan burung pisok. Dan burung Pisok sendiri merupakan burung
yang sangat langka di Tanah Minahasa, sempat dijadikan filateli Indonesia. Kehadiran tari ini
diharapkan bisa membantu pelestarian satwa yang bernama burung pisok, jangan sampai
punah habitatnya.

15. Tari Mahambak Batik


Tari Mahambak Batik adalah tarian yang berasal dari daerah Sulawesi Utara. Tarian ini
dimainkan bertujuan untuk merayakan syukuran atas rumah baru dan acara kegiatan lainnya.
Rumah baru menjadi simbol penting bagi masyarakat setempat dan biasanya mereka
membuat sosialisasi kepada masyarakat sekitar. Tarian Mahambak Batik merupakan salah
satu hiburan yang disajikan menemani bersantap menu makanan yang disediakan.

G. Pertunjukkan Rakyat Sulawesi Utara

Festival figura merupakan seni dan budaya yang diadopsi dari kesenian yunani klasik.
Seni ini lebih dekat dengan seni pantomim atau seni menirukan laku atau watak dari
seseorang tokoh yang dikenal atau diciptakan. Figura merupakan kesenian yang dapat
menghadirkan dramaturgi pendek terhadap sosok atau perilaku tokoh-tokoh yang dianggap
berperan dalam mengisi tradisi baik buruknya sosok dan watak seorang manusia. Oleh
pemerintah kota Manado festival figura diselenggarakan dalam rangka pesta kunci taong
layaknya perayaan tulude yang dilaksanakan oleh masyarakat sangihe.

H. Upacara Religi Sulawesi Utara


Upacara Mekikuwa adalah upacara adat suku Minahasa di Manado. Mekiwuka
merupakan ungkapan rasa syukur atas pemeliharaan Tuhan disepanjang tahun yang telah
dilewati dan permohonan kepada Tuhan agar dibukakan jalan untuk memperoleh banyak
berkat dalam menjalani tahun yang baru. Upacara adat ini diselenggarakan dengan
melakukan pawai yang dilakukan oleh seluruh warga kampung dengan memainkan alat
musik sambil bernyanyi. Mereka mengunjungi setiap rumah untuk memberi selamat tahun
baru. Mekiwuka dilakukan mulai dari tengah malam pergantian tahun hingga subuh.
Upacara Mekiwuka ini sudah ada sejak sejak beberapa tahun lalu di pesisir teluk Manado.
Tradisi ini merupakan hasil kesepakan antara suku Minahasa dan orang Borgo. Orang Borgo
adalah keturunan langsung hasil perkawinan campur antara suku Minahasa asli dan
orang-orang Eropa, Spanyol, dan Portugis yang datang untuk berdagang di Kota Manado.

Anda mungkin juga menyukai