Anda di halaman 1dari 20

PROVINSI MALUKU

 TARIAN DERAH MALUKU


TARI LENSO

Tarian tradisional ini merupakan tari pergaulan dan sangat identik dengan kaum muda-mudi.
Tarian yang juga sering dipentaskan di Minahasa Sulawesi Utara ini sering dijadikan media
untuk mencari pasangan hidup. Oleh sebab itu, Tari Lenso (selendang) sering dipentaskan di
keramaian seperti acara penikahan atau tahun baru. Jumlah penarinya biasanya berjumlah 6
sampai 10 orang. Musik pengiringnya antara lain tambur minahasa, suling, kolintang, dan
tetengkoren.

 RUMAH ADAT

Rumah Baileo adalah rumah adat Maluku dan Maluku Utara, Indonesia. Rumah Baileo
merupakan representasi kebudayaan Maluku dan memiliki fungsi yang sangat penting bagi
kehidupan masyarakat

 SENJATA DAERAH

Bentuk Kalawai adalah hampir mirip seperti tombak namun bentuk Kalawai sendiri biasanya
pegangannya terbuat dari buluh ataupun kayu, yang lebih panjang dari tombak, jika tombak
umumnya bermata 1, kalawai umumnya bermata 3 dan mirip dengan Trisula.
 BAHASA DAERAH
Beberapa bahasa yang paling umum dipetuturkan di Maluku yaitu: Bahasa Wemale, dipakai
penduduk Negeri Piru, Seruawan, Kamarian, dan Rumberu (Kabupaten Seram Bagian
Barat). Bahasa Alune, dipakai di wilayah tiga batang air yaitu Tala, Mala, dan Malewa di
wilayah Kabupaten Seram Bagian Barat

 PAKAIAN DERAH
Baju Cele

Baju Cele atau kain salele merupakan pakaian tradisional Maluku yang paling terkenal.
Meski terkesan sederhana dan cukup mudah untuk dikenakan atau dipakai , tapi pakaian adat
Maluku ini mempunyai nilai filosofis dan estetis yang tinggi.
Salah satu ciri khas pakaian adat Maluku yang bernama baju Cele adalah warnanya
yang merah terang dengan motif bergaris perak ataupun emas yang geometris. Baju ini juga
terbuat dari bahan kain yang tebal tapi masih nyaman ketika dipakai.
Untuk baju adat Cele khusus laki-laki bagian atas memakai kemeja sebagai dalaman
dan ditutupi baju Cele yang mirip seperti kemeja. Sedangkan bagian bawah memakai celana
bahan berwarna putih ataupun hitam.
Dan baju adat khusus wanita biasanya baju Cele akan dikenakan bersama dengan
kebaya yang memiliki warna sama. Selain kebaya, baju cele ini juga sering dipakai bersama
kain sarung yang ditenun.
PROVINSI MALUKU UTARA

 TARIAN DAERAH MALUKU UTARA

TARI CAKALELE

Cakalele merupakan tarian perang yang dibawakan oleh pria dan perempuan secara berpasangan. Tarian
yang diiringi musik tifa (drum), suling, dan bia (kerang besar) ini biasanya ditampilkan dalam rangka
menyambut tamu atau dalam perayaan adat. Penari pria mengenakan pakaian yang didominasi warna
merah dan kuning sambil membawa parang dan tameng (salawaku). Sedangkan penari perempuan
mengenakan pakaian warna putih sembari menggenggam sapu tangan (lenso) di kedua tangannya.

 RUMAH ADAT
Rumah Sasadu

Selain rumah adat baileo, ada pula rumah adat sasadu. Rumah ini merupakan sebuah desain rumah adat
asli masyarakat suku Sahu yang telah ada sejak zaman dulu di Halmahera. Rumah ini menggambarkan
tentang falsafah hidup orang Sahu dalam bermasyarakat.

Sama halnya dengan rumah adat baileo, rumah adat sasadu bukan merupakan rumah untuk tempat
tinggal melainkan balai adat. Yang berfungsi sebagai tempat pertemuan bagi seluruh masyarakat suku
Sahu saat ada kegiatan adat. Rumah adat Maluku Utara ini memiliki ciri khas dan keunikan baik pada
desain arsitektur maupun pada kandungan nilai-nilai filosofisnya.
 SENJATA ADAT

Parang dan Salawaku

Memiliki arti tersendiri. “Parang” berarti pisau besar namun biasanya memiliki ukuran yang
jauh lebih besar dari pisau dan lebih pendek dari pedang. “Salawaku” sendiri memiliki arti
perisai. Perisai merupakan alat yang dipergunakan untuk melindungi diri dan untuk menangkis
serangan senjata lawan.

Pada masa sekarang, Parang Salawaku digunakan untuk melengkapi pakaian penari atau
upacara perkawinan, pada zaman dahulu senjata ini juga digunakan untuk berperang dan
berburu binatang di hutan. Khususnya berperang, parang salawaku digunakan ketikan perang
Kapitan Pattimura melawan pemerintah kolonial Belanda.

 BAHASA DAERAH

Bahasa Melayu Maluku Utara. Bahasa Melayu Maluku Utara atau Bahasa Melayu Ternate
adalah suatu dialek bahasa Melayu yang dituturkan di hampir seluruh wilayah provinsi Maluku
Utara, Indonesia.

 PAKAIAN ADAT

Kebaya Putih Tangan Panjang

Seperti namanya, Pakaian ini berwarna putih dan terbuat dari bahan brokat. Pada Zaman dahulu
pakaian ini biasa dikenakan oleh wanita dari kalangan tertentu seperti guru, wanita kerajaan,
atau para bangsawan. Untuk menambah nilai estetika, pada pakaian ini dilengkapi dengan
beberapa macam aksesoris.

Aksesoris pada pakaian ini seperti kancing di pergelangan tangan dan kancing di bagian depan.
Selain itu pada pakaian ini juga terdapat hiasan bordir di bagian belakang. Pada saat
mengenakan pakaian ini, biasanya ditambahkan aksesoris tusuk konde dan sanggul berbentuk
bulang. Untuk alas kaki yang dikenakan adalah alas kaki berwarna putih.
NUSA TENGGARA TIMUR

 TARIAN DAERAH

Tari Kataga dari Sumba Barat

Tarian tradisional berjenis peperangan ini terkenal dengan tarian lama, namun masih
dilestarikan oleh masyarakat setempat, khususnya daerah Sumba Barat. Beberapa acara adat
dan pertunjukan seni budaya masih sering menampilkan tarian. Bahkan tarian Kataga juga
digunakan sebagai tarian penyambutan.
Tari Kataga biasanya terdiri dari 8 orang pria yang mengenakan kostum khas adat Sumba, yang
dilengkapi dengan senjata tajam seperti pedang dan perisai. Penampilan mereka terlihat lebih
gagah dengan ikat yang melingkar dikepala. Gerakan tari terasa lebih meriah dengan adanya
lonceng kecil yang dipasang di badan penari, selain itu alat musik gong yang dimainkan dengan
cepat menambah suasana perang yang lebih tajam.
Masih sering ditampilkannya tarian Kataga adalah salah satu cara melestarikan tarian tersebut.
Perkembangan tari tradisional saat ini mulai pudar, terutama dikalangan generasi muda. Oleh
karena itu, tari tradisional menjadi langka. Wisatawan jadi sulit menemukan kebudayaan lokal
dalam bentuk tarian.

 RUMAH ADAT

Mbaru Niang

Mbaru Niang merupakan rumah adat dengan 5 tingkat. Rumah adat ini terletak di Desa Wae
Rebo, Manggarai NTT. Keunikan rumah adat NTT yang satu ini terletak pada bentuknya yang
tidak biasa. Bentuknya mengerucut di bagian atapnya hingga ke bawah (hampir menyentuh
tanah). Atap Mbaru Niang ini terbuat dari daun lontar kering.
Tingkat satu pada rumah adat ini disebut lutur sebagai tempat tinggal. Tingkat kedua disebut
lobo untuk menyimpan bahan makanan. Tingkat ketiga disebut lentar untuk menyimpan benih
tanaman. Tingkat empat disebut lempa rae untuk menyimpan cadangan makanan, dan tingkan
5 disebut hekang kode untuk menyimpan sesajian.
 SENJATA DAERAH

Senjata Tradisional Sundu Dari NTT

Sundu merupakan salah satu Senjata tradisional dari NTT yang menyerupai Keris, yang
memiliki ciri khas berbentuk lurus dengan pegangannya menyerupai bentuk sayap burung. sedangkan
motif yang terdapat pada senjata tradisional sundu berbentuk horizontal yang melingkar pada sarung
Sundu.Senjata tradisional masyarakat NTT di anggap sebagai sebagi senjata tikam yang memiliki nilai
keramat dan kesaktian.

 BAHASA DAERAH

Bahasa Dawan Bahasa Kupang, Melayu Kupang, Dewan Amarasi, Helong, Sabu, Rote, Tetun, Bural

(untuk pulau Timor, Rote, dan Sabu serta pulau-pulau kecil disekitarnya).
 PAKAIAN ADAT

Baju Adat Suku Rote

Baju adat dari Suku Rote adalah perwakilan dari baju adat NTT yang sudah dikenal diseluruh
Indonesia. Pakaian ini dipilih karena keunikan desain serta nilai sejarahnya. Contoh dari keunikan
baju adat NTT bisa dilihat dari Ti’i langga.

Ti’i langga merupakan topi yang memiliki bentuk seperti topi khas meksiko sombrero, topi ini terbuat
dari bahan daun lontar kering. Topi pada baju adat NTT juga memiliki fungsi sebagai simbol percaya
diri serta wibawa jika dipakai oleh laki-laki suku Rote.
NUSA TENGGARA BARAT

 TARIAN DAERAH

TARI BUJA KADANDA

Tarian NTB pertama adalah Buja Kadanda, tarian prajurit asli Bima. Penggambaran dua prajurit yang
sedang berperang. Dua orang membawakannya dengan berpakaian prajurit bersenjata tombak atau
tongkat. Mereka menari dengan gerakan bela diri. Sehingga dibutuhkan keahlian khusus untuk
menarikannya.

Tarian Buja Kadanda diawali dan diiringi oleh tabuhan musik. Gendang, Gong, Serunai dan Tawa-tawa
adalah alat musik tradisional yang menjadi pengiringnya. Mengalun dalam dua irama yang berbeda.
Bertempo cepat ketika mengiringi tarian, dan bertempo lambat saat mengawali dan mengakhiri tarian.

 RUMAH ADAT

RUMAH ADAT ISTANA SUMBAWA

Rumah adat Istana Sumbawa dikembangkan pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Jalaluddin
Syah III Rumah adat ini dapat dijumpai di Kota Sumbawa Besar.Fungsi dari rumah ini adalah sebagai
tempat tinggal raja serta tempat menyimpan benda-benda berharga atau artefak yang memiliki nilai di
Kabupaten Sumbawa.
 SENJATA DAERAH
KERIS NTB

Masyarakat Nusa Tenggara Barat juga mengenal beberapa jenis keris sebagai senjata tradisional.
Namun, ada 2 jalur yang dilalui budaya keris masuk ke NTB, yaitu lintasan utara dari Bugis masuk ke
NTB bagian timur, sedangkan lintasan Barat dari Bali ke Lombok.

Perbedaan keduanya terutama dari segi bentuk. Keris Lombok pada umumnya berukuran besar dan
panjang, yaitu antara 58 cm – 71 cm. Sedangkan keris Sumbawa berukuran besar dan pendek, yaitu
antara 34 cm – 51 cm. Sementara itu keris Jawa berukuran sedang, antara 49 cm – 51 cm.

Istilah Keris di lombok juga dikenal dengan sebutan Sampari, yaitu istilah lokal etnis Mbojo (Bima dan
dompu) untuk Keris yang berada di wilayah pulau Sumbawa bagian timur. Tampilannya tetap
mengadopsi dari asal muasal induk, yaitu khas jajaran keris Sulawesi.

 BAHASA DAERAH NTB

Bahasa Sasak dipakai oleh masyarakat Pulau Lombok, provinsi Nusa Tenggara Barat. Bahasa ini
mempunyai gradasi sebagaimana bahasa Bali dan bahasa Jawa. Bahasa Sasak serumpun dengan
bahasa Sumbawa.
Bahasa Sasak mempunyai dialek-dialek yang berbeda menurut wilayah, bahkan dialek di kawasan
Lombok Timur kerap sukar dipahami oleh para penutur Sasak lainnya. Sebagai contoh, kawasan antar
rukun warga (RW) yang hanya berjarak 500 meter sudah memiliki dialek yang sangat berbeda.
 PAKAIAN ADAT NTB

PAKAIAN ADAT SUKU BIMA

Pakaian adat suku NTB suku Bima dikenal dengan nama Rimpu. Bentuk Rimpu sangat mirip dengan
bentuk mukena, yaitu satu bagian menutupi kepala sampai perut dan satu bagian lainnya menutupi perut
hingga kaki.

Dari bentuk Rimpu ini membuktikan bahwa pengaruh kebudayaan Islam di masyarakat suku Bima
sangatlah kuat. Adapun, Rimpu sendiri berdasar fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu, Rimpu Cili
khusus bagi perempuan yang belum menikah dan Rimpu Colo bagi perempuan yang telah menikah.

Rimpu Cili menutupi seluruh tubuh penggunanya kecuali mata, sedangkan Rimpu Colo menutupi
seluruh tubuh kecuali wajah.

Bagi kaum laki-laki Bima, mengenakan ikat kepala dari kain tenun dengan nama Sambolo. Sambolo
dikenakan dengan ujung-ujung melingkari kepala. Busana atasan pria berbentuk kemeja lengan panjang
sedangkan bawahannya berbentuk sarung songket yang bernama Tembe Me’e. Busana bawahan
dilengkapi selendang yang berfungsi sebagai ikat pinggang atau Salepe.

Selain pakaian adat, Provinsi NTB (Nusa Tenggara Barat) juga memiliki budaya adat lainnya,
selengkapnya silahkan baca: 4 Senjata Tradisional Nusa Tenggara Barat
Untuk melihat pakaian adat Nusantara silahkan kunjungi: 34 Gambar Pakaian Adat
Sedangkan letak wilayah provinsi NTB silahkan kunjungi: Peta Nusa Tenggara Barat lengkap 8
Kabupaten 2 Kota
PAPUA

 RUMAH ADAT

Honai adalah rumah khas suku baliem wamena Papua.


Keunikan Rumah Adat Honai Papua
* Rumah Adat Honai secara umum memiliki tinggi kurang lebih 2,5 meter.
* Bentuk atap Rumah Adat Honai adalah bulat kerucut dan terbuat dari jerami atau ilalang.
* Dinding rumah terbuat dari kayu yang di susun berdiri memiliki satu pintu pendek dan tidak
berjendela.
* Rumah Adat Honai terdiri dari dua lantai, lantai pertama memiliki fungsi sebagai ruang tamu
sedangkan lantai kedua berfungsi sebagai kamar tidur.
Selain Berfungsi untuk tempat tinggal, Rumah Adat Honai juga berfungsi sebagai:
1. Dijadikan sebagai tempat menyimpan peralatan perang atau berburu.
2. Tempat melatih anak laki-laki mereka agar menjadi orang yang kuat, sehingga
Saat dewasa nanti dapat melindungi sukunya.
3. Dijadikan sebagai tempat untuk menyusun strategi perang.
4. Dijadikan Tempat menyimpan segala peralatan atau simbol dari adat suku warisan nenek moyang.
 TARIAN DAERAH

Tari Musyoh

Tari Musyoh merupakan salah satu tarian sakral asal Papua, dan tarian ini diadakan jika ada sanak
saudara ataupun warga yang mengalami kecelakaan maut dan diperkirakan arwahnya tidak tenang.
Jika kita lihat dari unsur gerakannya, tarian ini mencerminkan masyarakat Papua yang lincah dan
energik.
Dan biasanya penarinya terdiri dari sekelompok penari pria.
Menurut budayanya, tarian ini dapat bermanfaat untuk mengusir arwah yang gentayangan.
Kostum yang digunakan adalah pakaian adat Papua yang terdiri dari Koteka, Rok rumbai, dan
peralatan perang seperti tameng dan tombak.
Sedangkan alat musik yang digunakan adalah tifa.
 SENJATA DAERAH

TOMBAK SENJATA TRADISIONAL PAPUA

Selain itu, senjata tradisional Papua yang digunakan untuk menyerang jarak jauh adalah tombak.
Tombak untuk berburu dan perang. Ini terbuat dari gagang kayu dan batu tajam atau tulang sebagai
mata.

Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini telah dibuat dari logam. Selain itu, modifikasi berbeda
yang tidak dapat ditemukan. Dengan menggunakan tombak, tentu bisa sangat bervariasi. Tombak
dapat digunakan untuk pertanian atau dapat digunakan untuk pertanian. Karena tombak juga bisa
dilemparkan pada jarak sekitar 50 meter.

Jadi tidak mengherankan bahwa banyak orang Papua berhasil menjadi atlet lempar lembing
profesional. Tombak Asmat masih ada untuk berburu sampai sekarang. Itu karena tidak ada suara
seperti senjata api. Proses perburuan juga akan lebih mudah.

Perburuan biasa dilakukan untuk mencari hewan rusa karena populasinya sangat tinggi dan jawaban
untuk pertanian pedesaan. Tentu saja pemberitahuan kawanan rusa sering merepotkan orang dan
menggagalkan tanaman dari pertanian.

 BAHASA DAERAH

Bahasa daerah yg berasal dari papua yaitu

1. Bahasa Abinomn

2. Bahasa Anasi

3. Bahasa Airoran

4. Bahasa Aghu

5. Bahasa Aikwakai

6. Bahasa Airoran

7. Bahasa Ambei

8. Bahasa Anus

Dan sebagainya
 PAKAIAN ADAT

Yokai Pakaian Adat Pedalaman

Jika Sali merupakan pakaian adat Papua khusus perempuan lajang, berbeda dengan Yokai. Yokai
merupakan pakaian adat yang hanya ada di daerah Papua Barat dan sekitarnya dan hanya bisa
dijumpai di daerah pedalaman Papua.

Pakaian ini hanya boleh digunakan oleh perempuan yang sudah memiliki keluarga. Yokai memiliki
warna coklat sedikit kemerahan. Bahkan baju ini juga merupakan simbol masyarakat Papua yang
dekat dengan alam, sehingga jangan heran jika baju ini tidak boleh diperjualbelikan
PAPUA BARAT

 RUMAH ADAT

Honai adalah rumah khas suku baliem wamena Papua.


Keunikan Rumah Adat Honai Papua
* Rumah Adat Honai secara umum memiliki tinggi kurang lebih 2,5 meter.
* Bentuk atap Rumah Adat Honai adalah bulat kerucut dan terbuat dari jerami atau ilalang.
* Dinding rumah terbuat dari kayu yang di susun berdiri memiliki satu pintu pendek dan tidak
berjendela.
* Rumah Adat Honai terdiri dari dua lantai, lantai pertama memiliki fungsi sebagai ruang tamu
sedangkan lantai kedua berfungsi sebagai kamar tidur.
Selain Berfungsi untuk tempat tinggal, Rumah Adat Honai juga berfungsi sebagai:
1. Dijadikan sebagai tempat menyimpan peralatan perang atau berburu.
2. Tempat melatih anak laki-laki mereka agar menjadi orang yang kuat, sehingga
Saat dewasa nanti dapat melindungi sukunya.
3. Dijadikan sebagai tempat untuk menyusun strategi perang.
4. Dijadikan Tempat menyimpan segala peralatan atau simbol dari adat suku warisan nenek moyang.
 TARIAN ADAT

Tari Sajojo
Tarian tradisional ini merupakan tari berasal dari pulau Papua dan merupakan salah satu tarian
terkenal di daerah tersebut. Namun asal usul tari ini belum diketahui secara pasti. Tarian ini
merupakan sebuah budaya hiburan yang bisa dimainkan oleh siapa saja. Tari sajojo ini biasa biasa
ditampilkan oleh para penari pria dan wanita.

 SENJATA DAERAH

Senjata Tradisional Papua – Orang Papua dikenal sebagai salah satu orang yang memiliki budaya
yang unik. Kedekatan mereka dengan alam tidak dapat dihilangkan dari bahan-bahan alami. Orang
Papua tahu bagaimana menggunakan rumah dan pakaian sehari-hari yang tidak pernah menggunakan
bahan buatan, bahkan hari ini.

Hal yang sama berlaku untuk alat dan senjata tradisional Papua digunakan untuk berburu dan perang.
Militer Papua dalam Budaya Papua, Memimpin menunjukkan anak-anak.
 BAHASA PAPUA BARAT

Bahasa Papua Barat adalah satu rumpun dugaan yang terdiri dari 23 bahasa di Semenanjung
Doberai (Vogelkop) di bagian barat pulau Papua dan di bagian utara pulau Halmahera. Keseluruhan
penuturnya berjumlah sekitar 220 000 orang.
Bahasa Papua Barat yang paling terkenal adalah bahasa Ternate dengan sekitar 50 000 penutur.
Bahasa ini merupakan lingua franca di kawasannya.
Bahasa Papua Barat terdiri atas 3 kelompok utama:

 Halmahera Utara (16 bahasa),


 West Bird’s Head (5 bahasa) dan
 Yapen (2 bahasa).

 PAKAIAN ADAT PAPUA BARAT

Pakaian Adat Papua

Pakaian Adat Papua – Indonesia memiliki 34 provinsi yang memiliki ciri khas masing-masing.
Mulai dari adat istiadat, rumah adat, budaya, kesenian hingga pakaian adat yang dimiliki oleh tiap
provinsi sangat beragam.

Namun, ada salah satu provinsi yang memiliki keunikan serta sisi etnik yang membuat masyarakat
terpukau yaitu provinsi Papua. Tidak hanya budayanya saja yang unik, namun pakaian adat Papua
sangat menarik dan berbeda dengan yang lain.Papua sendri terdiri dari berbagai macam suku yang
berbeda-beda.

Bahkan sebagian orang menyebut mereka orang-orang yang terisolisir, karena mereka hidup di tengah
hutan dengan membentuk komunitas dengan adat yang beragam.

Pakaian yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia bagian timur ini bisa dibilang sangat mengagumkan.
Bagaimana tidak, cara pembuatannya saja masih sangat sederhana dan terbuat dari bahan-bahan
alami.

 Pakaian Adat Papua Berdasarkan Pemakainya


Pakaian Adat Papua Berdasarkan Pemakainya
Baik laki-laki maupun perempuan Papua memiliki pakaian adat dengan aksesoris sebagai
pelengkapnya. Pakaian adat Papua memiliki beberapa nama atau jenis sesuai dengan pemakainya.
Untuk lebih lengkapnya simak ulasan berikut ini:

1. Koteka, Pakaian Adat Laki-Laki

Di suku pedalaman asli Papua, kita akan disuguhkan dengan pemandangan yang unik. Bukan hanya
keindahan alamnya, namun pakaian yang mereka kenakan sehari-hari.
Jika pada umumnya, seorang laki-laki menggunakan baju dan celana yang rapi dan tertutup namun
tidak dengan laki-laki di Papua. Mereka tidak mengenakan baju sama sekali sehingga terlihat seperti
telanjang. Meski demikian ternyata mereka mengenakan pakaian adat Papua yang disebut koteka.

Koteka digunakan untuk menutupi bagian kemaluan laki-laki atau alat vital. Koteka sendiri
mempunyai arti pakaian dan nama ini digunakan oleh suku di Pantai. Uniknya, nama koteka pun
sangat beragam sesuai dengan sukunya. Misalnya suku di pegunungan Jayawijaya menyebut koteka
dengan nama holim atau horim.

Koteka terbuat dari buah labu air tua yang dikeringkan lalu dibuang bagian dalamnya (biji dan daging
buah). Proses pengeringan labu air tua ini dimaksudkan agar tidak cepat membusuk sehingga dapat
digunakan sebagai bahan koteka. Mereka memilih buah labu air yang tua karena buah tersebut
memiliki tekstur yang lebih keras sehingga lebih awet dibandingkan labu air muda.

Tidak hanya itu, pemakaian koteka juga bervariasi. Ada yang memakai koteka panjang untuk orang
Yali dan dua koteka untuk orang Tiom. Koteka memiliki bentuk selongsong yang memanjang di
bagian depannya dan dikaitkan di pinggang sampai mengarah ke atas. Selain itu, ukuran koteka sangat
bervariasi. Semakin tinggi kedudukan seorang laki-laki terhadap adatnya maka semakin besar ukuran
koteka yang mereka kenakan.

Mereka menggunakan koteka dalam sehari-hari tidak hanya pada acara-acara tertentu saja. Meski
begitu terdapat beberapa perbedaan di dalamnya:

 Koteka yang dikenakan saat acara adat memiliki ukuran yang lebih panjang dengan ukiran
etnik khas Papua.
 Koteka yang digunakan untuk kegiatan sehari-hari atau saat bekerja memiliki ukuran yang
lebih pendek dengan desain yang lebih sederhana.

2. Rok Rumbai, Pakaian Adat Perempuan

Jika laki-laki Papua menggunakan koteka, berbeda dengan perempuan Papua. mereka mengenakan
rok rumbai sebagai pakaiannya. Rok rumbai ini merupakan pakaian adat Papua perempuan yang
berupa rok dan terbuat dari susunan daun sagu kering dan digunakan untuk menutupi sebagian tubuh
bawah.

Namun, pada kenyataannya, rok rumbai tidak hanya dikenakan oleh perempuan saja, melainkan
dikenakan pula oleh laki-laki pada acara-acara tertentu.

Sama halnya dengan pakaian adat laki-laki, perempuan Papua juga tidak mengenakan pakaian atas.
Meskipun demikian, mereka membuat tato atau lukisan yang akan menyamarkan tubuh bagian atas.
Motif-motifnya pun beragam dengan ciri khas Papua mengenai lingkungan flora dan fauna.

Penggunaan rok rumbai belum lengkap jika tidak menggunakan aksesoris yang tepat. Mereka
membuat hiasan kepala menggunakan bahan ijuk, bulu burung kasuari dan juga daun sagu kering.
Sehingga mereka akan terlihat menawan ketika dipandang.

3. Sali, Pakaian Adat Perempuan Lajang

Perempuan Papua memiliki pakaian adat yang berbeda antara yang sudah menikah dengan mereka
yang masih lajang. Bagi perempuan lajang Papua mereka mengenakan pakaian khusus yang menarik.
Pakaian adat ini dinamakan Sali. Pakaian ini terbuat dari kulit pohon.

Namun, warna yang dihasilkan dari kulit pohon ini harus berwarna coklat. Dikarenakan Sali hanya
untuk perempuan yang masih lajang maka mereka yang sudah menikah dianggap tidak layak
mengenakan pakaian ini.
4. Yokai Pakaian Adat Pedalaman

Jika Sali merupakan pakaian adat Papua khusus perempuan lajang, berbeda dengan Yokai. Yokai
merupakan pakaian adat yang hanya ada di daerah Papua Barat dan sekitarnya dan hanya bisa
dijumpai di daerah pedalaman Papua.

Pakaian ini hanya boleh digunakan oleh perempuan yang sudah memiliki keluarga. Yokai memiliki
warna coklat sedikit kemerahan. Bahkan baju ini juga merupakan simbol masyarakat Papua yang
dekat dengan alam, sehingga jangan heran jika baju ini tidak boleh diperjualbelikan.
TUGAS
KELOMPOK

OLEH :
1. Aden Hendri Suryanto (Ketua)
2. Novan
3. Jhorgy
4. Arya
5. Kristoprosus
Kelas : VIII A

SMPN 6 KOTABARU
2019

Anda mungkin juga menyukai