Anda di halaman 1dari 20

KUMPULAN ILMU DAN PENGETAHUAN PENTING


o
o





Kebudayaan Provinsi Maluku Utara


Home » Budaya Indonesia » Provinsi Maluku Utara

Tips Populer 4 May 2018


0

Kebudayaan Provinsi Maluku Utara


M aluku Utara ialah satu provinsi bab Timur Indonesia yang menyimpan potensi sumberdaya wisata dilihat dari keanekaragaman budaya, pesona alam dan

peradaban sejarah. Perjalanan sejarah masaa lalu  Maluku Utara mempunyai empat kerajaan terpenting  di Nusantara, yaitu kerajaan Ternate, Tidore, Bacan dan

Jailolo.

   Maluku Utara populer sebagai sentra penghasil rempah-rempah semenjak sekitar era ke-15 memunculkan interaksi perdagangan yang menghadapkan Maluku

Utara dengan bangsa-bangsa lainnya. Cengkeh pada ketika itu merupakan komoditas perdagangan yang banyak dicari oleh para pedagang dari luar. Untuk

menghindari persaingan perdagangan dibangunlah prinsip-prinsip kerukunan kekeluargaan di antara para raja.

       Prinsip kerukunan kekeluargaan ini digambarkan dalam suatu mitos sebagaimana yang tercantum dalam Hikayat Ternate yang ditulis oleh Naidah pada era ke-
19. Menurut mitos itu, menjadi keempat kerajaan tersebut merupakan keturunan seorang ulama dari Timur Tengah berjulukan Jafar Sadek yang menikah dengan
seorang bidadari, setempat Nur Sifa. Kerukunan keempat kerajaan tersebut mulai pecah dan berkembang menjadi persaingan ketika Portugis dan Spanyol tiba di

Maluku Utara. Pada tahun 1512, Ternate bekerjasama dengan Portugis sementara Tidore bekerjasama dengan Spanyol. 

1. Rumah Adat Maluku Utara


Maluku Utara mempunyai dua macam rumah adat yang menjadi ciri khas kota Maluku Utara yaitu rumah adat Sasadu yang
berasal dari Halmahera Barat. Sedangkan pada tahun 2007 dibangun rumah adat Hibualamo yang berada di Halmahera Utara.
A. Rumah Adat Sasadu

Rumah adat Sasadu merupakan rumah adat yang diwariskan oleh leluhur suku Sahu di Pulau Halmahera Barat, Maluku Utara. 
Sasadu berasal dari kata Sasa – Sela – Lamo atau besar dan Tatadus – Tadus atau berlindung, sehingga Sasadu mempunyai arti
berlindung di rumah besar. Rumah adat Sasadu mempunyai bentuk yang mudah atau sederhana yaitu berupa rumah
panggung yang dibangun memakai materi kayu sebagai pilar atau tiang penyangga yang berasal dari batang pohon sagu,
anyaman daun sagu sebagai epilog atap rumah adat dan mempunyai dua pijakan tangga terletak di sisi kiri dan kanan.
Pada rumah adat Sasadu terdapat dua ujung atap kayu yang diukir dan mempunyai bentuk haluan dan buritan bahtera yang
terdapat pada kedua ujung atap. Bubungan tersebut melambangkan bahtera yang sedang berlayar alasannya ialah suku Sahu
merupakan suku yang suka berlayar mengarungi samudera. Selain itu pada bubungan atapnya digantungkan dua buah bulatan
yang dibungkus ijuk. Bulatan itu menggambarkan simbol dua kekuatan supranatural yaitu kekuatan untuk membinasakan dan
kekuatan untuk melindungi.

B. Rumah Adat Hibualamo


Rumah adat Hibualamo merupakan rumah adat yang berasal dari Halmahera Utara, Maluku Utara. Menurut bahasa orisinil
setempat Hibua berarti Rumah sedangkan Lamo berarti Besar sehingga Hibualamo mempunyai pengertian rumah yang besar.
Rumah adat Hibualamo gres diresmikan pada bulan April 2007, namun bekerjsama rumah adat Hibualamo ini sudah didirikan
semenjak 600 tahun yang lalu. Hilangnya keberadaan rumah adat ini akhir adanya penjajahan, kemudian didirikannya Balai
Desa sebagai tempat penyelesaian perkara dan pemerintahan.

Rumah adat Hibualamo didirikan kembali sebagai symbol perdamaian pasca konflik SARA pada tahun 1999 - 2001. Oleh
alasannya ialah itu pembangunannya pun mengalami perkembangan dibandingkan bentuk aslinya yang berupa rumah
panggung. Bentuk orisinil rumah adat ini berada di Pulau Kakara, Halmahera Utara dan biasa disebut Rumah adat Hibualamo
Tobelo
Bangunan rumah adat Hibualamo dibangun dengan banyak symbol yang mempunyai arti tersendiri yang bekerjasama dengan
persatuan. Konstruksi rumah adat ibarat bahtera yang mencerminkan kehidupan kemaritiman suku Tobelo dan Galela yang
ada di pesisir. Bangunannya mempunyai bentuk segi 8 dan mempunyai 4 pintu masuk yang  menyampaikan simbol empat
arah mata angin dan semua orang yang berada didalam rumah adat saling duduk berhadapan yang menyampaikan kesetaraan
dan kesatuan.

Pada rumah adat Hibualamo terdapat 4 warna utama yang masing – masing mempunyai arti. Warna merah mencerminkan
kegigihan usaha komunitas Canga, warna kuning mencerminkan kecerdasan, kemegahan dan kekayaan. Warna hitam
mencerminkan solidaritas dan warna putih mencerminkan kesucian.

2. Pakaian Adat 
Berbicara wacana budaya Maluku Utara, pada kesempatan kali ini kami akan mengulas salah satu peninggalan kebudayaan yang berupa pakaian adat. Pakaian adat

Maluku Utara selain berkhasiat sebagai pemenuhan kebutuhan fisik sandang, juga sanggup berfungsi sebagai status sosial pemakainya, mengingat terdapat

perbedaan-perbedaan yang spesifik dalam hukum pengenaan pakaian adat tersebut berdasarkan kedudukan pemakainya dalam strata sosial.
Sedikitnya kami telah merangkum 4 jenis pakaian adat Maluku utara berdasarkan kelas sosial pemakainya. Keempat jenis pakaian tersebut antara lain pakaian adat

sultan dan permaisuri, pakaian adat bangsawan, pakaian adat dewasa putra putri, dan pakaian adat rakyat biasa.

A. Pakaian Adat Sultan dan Permaisuri 


S ejarah kerajaan Ternate dan Tidore di masa silam masih meninggalkan sebuah hukum bagi sultan dan permaisuri kerajaan untuk mengenakan pakaian

kebesarannya. Pakaian untuk sultan berjulukan Manteren Lamo. Pakaian adat Maluku Utara ini terdiri dari jas tertutup berwarna merah dengan 9 kancing besar

yang terbuat dari perak, dan ujung tangan, leher, serta saku jas bab luar dihiasi dengan bordir dan pernik keemasan.Warna merah pada jas melambangkan
keperkasaan dan kekuasaan sang sultan. Pakaian ini dikenakan dengan bawahan celana panjang berwarna hitam dan tutup kepala atau destar khusus mirip yang

sanggup dilihat pada gambar di atas.

Pakaian istri sultan atau sang permaisur berjulukan Kimun Gia. Pakaian ini ialah kebaya yang dibentuk dari kain satin putih yang dipadukan dengan bawahan

berupa kain songket yang diikat dengan ikat pinggang emas. Selain itu, permaisuri juga akan mengenakan aksesoris lainnya sebagai pernik hiasan. Akeseoris

tersebut antara lain selendang, konde pada sanggul, kalung, serta bros dan peniti yang dibentuk dari berlian, intan, atau emas.

B. Pakaian Adat Bangsawan 


P akaian adat untuk para aristokrat atau pembesar berupa jubah panjang yang menjuntai hingga betis, celana panjang, serta ikat kepala berbentuk khusus dan

bermacam-macam kelengkapan lainnya mirip yang sanggup dilihat pada gambar. Sementara untuk para perempuan bangsawan, pakaian yang dikenakan berupa

kebaya dan kain panjang sebagai bawahan.


C. Pakaian Adat Remaja Putra dan Putri 
Selain dua pakaian adat di atas, ada pula pakaian adat Maluku Utara lainnya yang dikenakan khusus oleh dewasa putra putri dari golongan bangsawan. Pakaian

dewasa putra disebut baju koja. Baju ini ialah perpaduan jubah panjang berwarna biru atau kuning muda yang melambangkan jiwa muda, serta bawahan celana

panjang hitam atau putih dan tutup kepala berjulukan toala polulu. Sementara pakaian adat untuk dewasa putri ialah perpaduan kebaya dan kain songket yang

dilengkapi dengan bermacam-macam aksesoris mirip kalung rantai emas (taksuma), anting susun dua, serta bantalan kaki berjulukan tarupa.

D. Pakaian Adat Rakyat Biasa 


Untuk rakyat biasa atau masyarakat adat Ternate Tidore pada umumnya, pakaian adat yang dikenakan terang akan sarat dengan nilai kesederhanaan baik untuk

para laki-laki maupun para wanitanya. Sayangnya jenis pakaian ini sudah sangat sulit ditemukan ketika ini.

3. Tari daerah 
A.Tari Gumatere
T ari Gumatre ialah homogen tarian tradisional masyarakat Maluku Utara yang dimaksudkan untuk meminta petunjuk atas suatu problem ataupun fenomena

alam yang sedang terjadi. Tarian ini dibawakan oleh 30 orang penari laki-laki dan wanita.

Penari laki-laki memakai tombak dan pedang sedangkan penari perempuan memakai lenso. Yang unik dari tarian ini ialah salah seorang penari akan memakai kain

hitam, nyiru dan lilin untuk ritual meminta petunjuk atas suatu kejadian. Gumatere merupakan tarian tradisional rakyat Morotai.

B. Tarian Cakalele
T arian Cakalele ini merupakan tarian perang yang ketika ini dipertunjukan pada ketika menyambut tamu agung yang tiba ke daerah tersebut . Tarian Cakalele ini

tersebut dimainkan oleh beberapa laki-laki yang biasanya memakai Parang dan Salawaku sedangkan perempuan biasa memakai Lenso (sapu tangan). tarian

tersebut merupakan tarian tradisional khas Maluku.

C. Tarian Bambu Gila


T arian ini merupakan tarian yang sangat mistis di daerah maluku utara . tepatnya di daerah hutan bambu di kaki gunung Gamalama . Awal tarian ini yaitu untuk

memindahkan kapal kayu yang telah jadi dibentuk dari gunung ke pantai . Tarian tersebut juga digunakan untuk memindahkan kapal yang sudah kandas di laut.
Bahkan untuk para raja-raja tarian bambu gila ini juga digunakan untuk melawan para musuh yang tiba untuk menyerang . Dan kini tarian tersebut dijadikan

sebagai hiburan pada ketika ada program adat dan pesta . Tarian tersebut memakai bambu yang berukuran kira - kira 10 - 15 meter . Sebelum tarian ini dimulai

pertama-tama pawang akan mengkremasi kemenyan atau dupa  terlebih dahulu dengan diirngi pembacaan doa biar diberikan keselamatan hingga selesai

memainkan. Setelah itu bambu tersebut berguncangan dengan perlahan semakin usang bambu tersebut akan semakin kencang.

D. Tarian Lenso
T arian Lenso ialah tarian muda-mudi dari daerah Minahasa (sulut) dan daeah Maluku,Tarian ini biasanya di bawakan secara ramai-ramai jikalau ada Pesta. Baik

Pesta Pernikahan, Panen Cengkeh, Tahun Baru dan acara lainnya. Tarian ini juga sekaligus ajang Pencarian jodoh bagi mereka yang masih bujang. Lenso artinya

Saputangan. Istilah Lenso, hanya digunakan oleh orang-orang (masyarakat di daerah Sulut, sebagian Sulteng dan daerah lain di Indonesia Timur)

E. Tari Soya - soya


Tari soya-soya  ialah tarian khas Maluku Utara yang diciptakan untuk menyambut prajurit  atau pasukan sehabis bertempur di medan perang. Kata ‘soya-soya’

sendiri bermakna ‘semangat pantang’. Tarian ini sudah ada semenjak ratusan tahun yang lalu, lo! Tarian ini menggambarkan usaha masyarakat Kayoa, di

Kabupaten Halmahera Selatan di zaman dahulu. Di tahun 1570-1583 terjadi penyerbuan ke Benteng Nostra Senora del Rosario (Benteng Kastela), diujung Selatan

Ternate oleh Sultan Babullah (Sultan Ternate ke-24) dan pasukannya. Penyerbuan ini bertujuan untuk mengambil mayat ayah handa Sultan Babullah, yaitu Sultan

Khairun yang dibunuh oleh tentara Portugis. Pertempuran itu menandai kebangkitan usaha rakyat Kayoa terhadap penjajah dengan mengepung benteng tersebut

selama 5 tahun pada final era ke-16.


Tarian Soya-soya  waktu itu untuk mengobarkan semangat pasukan sehabis meninggalnya Sultan Khairun pada 25 Februari 1570. Saat itu, Tarian Soya-soya

dimaknai sebagai perang pembebasan dari Portugis hingga jatuhnya tahun 1575. Pada masa berikutnya Kesultanan Ternate menjadi penguasa 72 pulau

berpenghuni di wilayah timur Nusantara hingga Mindanao Selatan di Filipina dan Kepulauan Marshall. Pakaian yang dikenakan dalam tarian ini ialah pakaian

berwarna putih dan kain sambungan mirip rok berwara-warni, yaitu merah, hitam, kuning, dan hijau. Setiap penari mengenakan ikan kepala waena kuning (taqoa)

yang merupakan symbol seorang prajurit perang. Perlengkapan yang digunakan ialah berupa pedang (ngana-ngana) dari bambu berhiaskan daun palem (woka)

berwarna merah, kuning dan hijau, serta dipasangkan kerincing atau biji jagung di dalamnya. Selain itu, para penari juga membawa perisai (salawaku).

Musik pengiring tarian ini ialah gendang (tifa), gong (saragai), dan gong yang berukuran kecil (tawa-tawa). Gerakan di tarian ini menggambarkan terlihat mirip
menyerang, mengelak dan menangkis. Jumlah penari soya-soya sendiri tidak ditentukan. Bisa hanya empat orang dan bahkan hingga ribuan penari. Masyarakat

Maluku Utara sangat menjaga kelestarian tarian ini. Oleh alasannya ialah itu, bawah umur di wilayah Maluku Utara sudah diajari Tari Soya-soya   semenjak kecil.

4. Senjata Tradisional

Senjata Parang dan Sawalaku, digunakan pada ketika berperang, berburu binatang serta digunakan penari laki-laki pada tarian caklele.

5. Suku
Beraneka ragam suku yang terdapat di Maluku Utara, yakni Suku Loloda, Tobaru, Sawai, Ternate, Makian Barat, Makian Timur, Pagu, Siboyo, Gane, Ange, Suku Arab

dan Eropa dan yang lainnya.


 Suku Ternate
o Suku Ternate merupakan suku bangsa yang berdiam di Pulau Ternate, Provinsi Maluku Utara, dan sekitarnya, dengan populasi sekitar 50.000 jiwa.

Bahasa ibu orang Ternate ialah Bahasa Ternate, yang banyak memengaruhi bahasa Melayu Maluku Utara, yakni bahasa persatuan di Maluku

Utara. Mata pencaharian orang Ternate, terutama ialah bertani dan melaut (mencari ikan). Komoditas pertanian yang populer dari daerah ini ialah

cengkeh, kelapam dan pala. Orang Ternate juga dikenal sebagai pelaut yang ulung. Menurut sensus 2010, 97% suku ternate memeluk Islam,

sisanya Katolik Protestan dan sejumlah agama lainnya.

 Suku Moro
o Suku Moro, ialah suatu suku yang konon berdasarkan mitos pernah hidup di pulau Morotai, salah satu pulau di kepulauan Halmahera Utara

provinsi Maluku Utara Indonesia.Masyarakat kepulauan Halmahera meyakini bahwa suku Moro pernah berdiam di pulau Morotai, salah satu

pulau di kepulauan Halmahera Utara. Pada masa kemudian terdapat sebuah kerajaan berjulukan Kerajaan Jailolo yang diperintah oleh seorang

raja yang adil dan bijaksana. Namun ketika masuknya Portugis pada 15, Kerajaan Jailolo yang rakyatnya ialah suku Moro, terdesak ke dalam

hutan Morotai. Setelah itu suku Moro ini mirip raib di dalam hutan. Ada sebuah anggapan bahwa suku Moro pindah ke pulau lain, yang

diperkirakan ke Filipina. Tapi kisah masyarakat Halmahera wacana suku Moro tetap menjadi dongeng hangat di kalangan masyarakat Halmahera

hingga ketika ini. Beberapa tua-tua adat (pemuka adat atau orang yang dituakan di Morotai), menyampaikan bahwa suku Moro ialah penduduk

orisinil pulau morotai. Tidak diketahui apakah suku Moro di Morotai ada relasi dengan suku Moro di Filipina. Belum pernah ada penelitian

wacana hal ini

6. Bahasa Daerah
Bahasa Melayu Utara atau Melayu Ternate.

7. Lagu Daerah:
 Lagu Borero dan Moloku Kie Raha.
Anda gres saja membaca artikel dengan judul  Kebudayaan Provinsi Maluku Utara , Semoga

bermanfaat, Terima kasih.


No
Perbedaan Hotel Bintang Lokasi Persyaratan
.
Memiliki jumlah kamar minimal berjumlah 50 kamar dengan tipe
standar
Memiliki minimal tiga kamar bertipe suite
Fasilitas kamar berupa kamar mandi dalam, toilet, AC, TV, Kulkas
Lokasi hotel bintang empat dekat dengan
kecil, Wifi, binatu, dan lain sebagainya.
1. **** pusat perbelanjaan, restoran, dan tempat
Terdapat lobi dengan luas minimum 100 meter persegi
hiburan.
Terdapat bar, sarana olahraga, dan rekreasi
Terdapat pemanas air
Luas kamar tipe standar adalah 24 meter persegi
Luas kamar tipe suite 48 meter persegi
Memiliki jumlah kamar minimal 100 kamar dengan tipe standar
Memiliki minimal empat kamar dengan tipe suite
Fasilitas kamar kualitas nomor 1, seperti tempat tidur, kamar mandi,
toilet, AC, TV, Kulkas, hingga fasilitas jacuzzi.
Lokasinya biasanya terletak di pusat
Memiliki lobi yang lebih luas dari hotel bintang 4
2. ***** kota, dekat dengan kawasan bisnis, pusat
Terdapat fasilitas olahraga, kolam renang, tempat bermain anak, valet
perbelanjaan, dan tempat hiburan.
parking, hingga concierge
Terdapat restoran serta pelayanan pesan-antar ke kamar 24 jam
Luas kamar tipe standar minimum 26 m2, dan tipe suite minimum 52
meter persegi
3. ******* Lokasinya istimewa, terletak di sebuah fasilitas pelayanan hotel nomor satu di dunia
pulau buatan yang hanya berjarak 280  Terdapat 220 kamar dengan kelas suite.
(Hotel Burj Al Arab digadang- meter dari Pantai Jumeirah, bangunan ini  Kamar termurah adalah kelas deluxe one bedroom suite.
gadang sebagai satu-satunya berdiri sebagai hotel tertinggi ketiga di Memiliki luas ruangan 170 m2 persegi, kamar yang hanya
hotel bintang tujuh di dunia. dunia. bisa ditempati 2 orang dewasa dan 2 anak ini bernilai 7.000
Hotel ini sebenarnya adalah Di sekitar hotel Dirham (sekitar Rp 25 juta) per malam.
hotel bintang lima. Namun  Kamar termahalnya adalah kelas royal suite yang hanya
 Di Jumeira 3
orang-orang mengakui bahwa tersedia dua. Ruangan royal suite berukuran 780 m 2 meter
 Wild Wadi Water Park - 7 min
ini adalah hotel bintang tujuh persegi. Sangat besar untuk ukuran kamar hotel. Bahkan
walk
karena kualitas kemewahan rata-rata rumah di Jakarta tak seluas itu.
dan fasilitas yang jauh  Pasar Madinat Jumeirah - 10
min walk  Kamar utamanya ada dua dengan masing-masing kamar
melebihi bintang lima). mandi yang dilengkapi jacuzzi dan perlengkapan mandi dari
 Pantai Kite - 28 min walk
Hermes. Di lantai bawah ada satu kamar tamu. Memanjakan
 Madinat Jumeirah - 1 min walk
penghuninya, royal suite dipersenjatai satu remote control
 Pantai Umm Suqeim - 15 min
yang mengatur semua pelengkap ruangan seperti TV,
pemutar musik, gordyn, lampu dan pendingin ruangan. Tak
ketinggalan ada iPad berlapir emas 24 karat untuk
menemani menghabiskan waktu luang. Tamu royal suite
memiliki lift dan pelayan pribadi yang siap melayani 24 jam
dalam sehari
Fasilitas utama
 202 kamar tamu bebas-rokok
 Di pantai pribadi
 9 restoran dan 2 bar/lounge
 Spa layanan lengkap
 2 kolam renang indoor dan 3 kolam renang outdoor
walk  Waterboom gratis
 Ski Dubai - 2,5 mi / 4 km  Sarapan tersedia
 Mall of the Emirates - 2,5 mi / 4  Klub anak-anak gratis
km  Klub kesehatan
 Dubai Mall - 10,1 mi / 16,2 km  Payung pantai
 Pusat bisnis
 Antar-jemput ke bandara
 Wi-Fi gratis dan tempat parkir gratis
Untuk keluarga
Boks bayi gratis
Kolam renang anak
Taman bermain anak di properti
Penitipan anak dalam kamar (biaya tambahan)
Penitipan anak atau bayi (biaya tambahan)
Klub anak (gratis)
Fasilitas utama Untuk keluarga
 Boks bayi gratis
 Kolam renang anak
 Taman bermain anak di properti
 Penitipan anak dalam kamar (biaya tambahan)
 Penitipan anak atau bayi (biaya tambahan)
 Klub anak (gratis
 202 kamar tamu bebas-rokok
 Di pantai pribadi
 9 restoran dan 2 bar/lounge
 Spa layanan lengkap
 2 kolam renang indoor dan 3 kolam renang outdoor
 Waterboom gratis
 Sarapan tersedia
 Klub anak-anak gratis
 Klub kesehatan
 Payung pantai
 Pusat bisnis
 Antar-jemput ke bandara
 Wi-Fi gratis dan tempat parkir gratis
Untuk keluarga
 Boks bayi gratis
 Kolam renang anak
 Taman bermain anak di properti
 Penitipan anak dalam kamar (biaya tambahan)
 Penitipan anak atau bayi (biaya tambahan)
 Klub anak (gratis)

Anda mungkin juga menyukai