Anda di halaman 1dari 8

MALUKU UTARA

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Maluku Utara adalah salah satu provinsi di Indonesia. Maluku Utara resmi
terbentuk pada tanggal 4 Oktober 1999, melalui UU RI Nomor 46 Tahun 1999
dan UU RI Nomor 6 Tahun 2003. Sebelum resmi menjadi sebuah provinsi,
Maluku Utara merupakan bagian dari Provinsi Maluku, yaitu Kabupaten Maluku
Utara dan Kabupaten Halmahera Tengah.
Pada awal pendiriannya, Provinsi Maluku Utara beribukota di Ternate yang
berlokasi di kaki Gunung Gamalama, selama 11 tahun. Tepatnya sampai dengan
4 Agustus 2010, setelah 11 tahun masa transisi dan persiapan infrastruktur,
ibukota Provinsi Maluku Utara dipindahkan ke Kota Sofifi yang terletak di Pulau
Halmahera yang merupakan pulau terbesarnya.

Maluku Utara
Moloku Kie Raha

Bendera Lambang

Maluku Utara memiliki dua macam rumah adat yang menjadi ciri khas kota Maluku
Utara yaitu rumah adat Sasadu yang berasal dari Halmahera Barat. Sedangkan
pada tahun 2007 dibangun rumah adat Hibualamo yang berada di Halmahera Utara.

1. Rumah Adat Sasadu


Rumah adat Sasadu merupakan rumah adat yang diwariskan oleh leluhur suku
Sahu di Pulau Halmahera Barat, Maluku Utara. Sasadu berasal dari kata Sasa
Sela Lamo atau besar dan Tatadus Tadus atau berlindung,
sehingga Sasadumemiliki arti berlindung di rumah besar. Rumah adat Sasadu
memiliki bentuk yang simpel atau sederhana yaitu berupa rumah panggung yang
dibangun menggunakan bahan kayu sebagai pilar atau tiang penyangga yang
berasal daribatang pohon sagu, anyaman daun sagu sebagai penutup atap rumah
adat dan memiliki dua pijakan tangga terletak di sisi kiri dan kanan.

2. Rumah Adat Hibualamo

Rumah adat Hibualamo merupakan rumah adat yang berasal dari Halmahera
Utara, Maluku Utara. Menurut bahasa asli setempat Hibua berarti Rumah sedangkan
Lamo berarti Besar sehingga Hibualamo memiliki pengertian rumah yang besar.
Rumah adat Hibualamo baru diresmikan pada bulan April 2007, namun sebenarnya
rumah adat Hibualamo ini sudah didirikan semenjak 600 tahun yang lalu. Hilangnya
keberadaan rumah adat ini akibat adanya penjajahan, kemudian didirikannya Balai
Desa sebagai tempat penyelesaian masalah dan pemerintahan.

Rumah adat Hibualamo didirikan kembali sebagai symbol perdamaian pasca konflik
SARA pada tahun 1999 - 2001. Oleh karena itu pembangunannya pun mengalami
perkembangan dibandingkan bentuk aslinya yang berupa rumah panggung. Bentuk
asli rumah adat ini berada di Pulau Kakara, Halmahera Utara dan biasa disebut
Rumah adat Hibualamo Tobelo.
BAJU/PAKAIAN ADAT MALUKU UTARA

Pakaian Manteren Lamo (Sultan) yang terdiri atas celana panjang


hitam dengan bis merah memanjang dari atas ke bawah, baju
berbentuk jas tertutup dengan kancing besar terbuat dari perak
berjumlah sembilan . Sementara itu, leher jas, ujung tangan, dan saku
jas yang terletak di bagian luar berwarna merah. Konon warna
tersebut melambangkan keperkasaan dari pemakainya. Selain itu,
penampilan busana yang dikenakan oleh sultan tersebut dilengkapi
dengan Destar untuk menutup kepala. Busana yang dikenakan oleh
istri sultan terdiri atas kebaya panjang atau Kimun Gia, yang terbuat
dari kain satin berwarna putih dengan pengikat pinggang yang terbuat
dari emas, serta kain panjang. Perhiasan lainnya yang dikenakan oleh
permaisuri tersebut meliputi kalung, bros, dan peniti yang terbuat dari
intan, berlian, atau emas. Di samping itu, mereka juga mengenakan
Baju Manteren Lamo hiasan lainnya yang berupa konde yang berukuran besar, sedangkan
(Sultan) konde kecil biasanya dipakai oleh pembantu permaisuri.
Sementara dari pakaian yang dikenakan golongan bangsawan
remaja pria disebut baju Koja, yakni semacam jubah panjang
dengan warna-warna muda seperti biru muda dan kuning muda.
Konon warna tersebut untuk melambangkan jiwa muda dari para
pemakainya yang masih remaja. Baju Koja tersebut biasanya
berpasangan dengan celana panjang berwarna putih atau hitam,
berikut Toala Polulu di kepalanya. Selain itu, ada juga pakaian
yang dikenakan remaja putri biasanya memakai busana yang
terdiri atas kain panjang dan Kimun Gia kancing atau kebaya
panjang berwarna kuning, oranye, atau hijau muda dengan tangan
yang berkancing sembilan di sebelah kiri dan kanannya. Tidak
lupa, mereka pun menyertakan berbagai perhiasan seperti
Taksuma, yakni kalung rantai emas yang dibuat dalam dua
lingkaran; anting dua susun, sedangkan giwang tidak boleh dipakai
oleh mereka; serta alas kaki yang disebut Tarupa.
Baju Koja

SENJATA TRADISIONAL

Parang dan salawaku memiliki arti tersendiri. Parang berarti pisau besar namun biasanya
memiliki ukuran yang jauh lebih besar dari pisau dan lebih pendek dari pedang. Sawalaku
sendiri memiliki arti perisai. Perisai merupakan alat yang dipergunakan untuk melindungi diri dan
untuk menangkis serangan senjata lawan.

Parang bertindak sebagai senjata. Parang ini dipergunakan sebagai senjata untuk melakukan
penyerangan terhadap lawan. Sedangkan, sawalaku digunakan sebagai perisai yang
berfungsiuntuk menahan serangan lawan.
TARI TRADISIONAL CAKALELE MALUKU UTARA
Tarian Cakalele ini merupakan tarian perang yang saat ini dipertunjukan pada saat
menyambut tamu agung yang datang ke daerah tersebut . Tarian Cakalele ini tersebut
dimainkan oleh beberapa pria yang biasanya menggunakan PARANG dan SALAWAKU
sedangkan wanita biasa menggunakan LENSO (sapu tangan). tarian tersebut merupakan
tarian tradisional khas MALUKU.

3 Makanan Khas Maluku Utara


1.) GOHU IKAN

Makanan Khas ini dibuat dari ikan tuna mentah. Tidak


heran bila banyak orang menyebutnya sebagai sashimi
Ternate. Umumnya, di Ternate, gohu ikan dibuat dari
ikan tuna (yellowfin tuna = Thunnus albacares). Bila
tuna sedang tidak musim, ikan cakalang (skipjack) juga
dapat dipakai sekalipun teksturnya tidak semulus
tuna.

2.) GATANG KENARI


Salah satu makanan Khas Maluku Utara yang sangat
terkenal, Getang kenari, atau biasa orang
menyebutnya ketam kenari = kepiting kenari, Kepiting
kenari adalah satwa darat yang pintar memetik dan
mengupas buah kelapa, serta menjadikannya
makanan kegemaran mereka. Karena itulah kepiting
kenari dianggap lebih gurih dan manis dagingnya
dibanding kepiting biasa.

3.) PAPEDA

Papeda atau bubur sagu itulah makanan pokok di


daerah Maluku dan Papua. Makanan pengganti nasi ini
terbuat dari tepung sagu dan diolah oleh para
penduduk di pedalaman Papua.

Lirik Lagu Daerah Maluku dan Maluku Utara


Rasa Sayange
Rasa sayange... rasa sayang sayange...
Kulihat dari jauh rasa sayang sayange
Rasa sayange... rasa sayang sayange...
Kulihat dari jauh rasa sayang sayange

Jalan jalan kekota paris


Lihat gedung berbaris baris
Anak manis jangan menangis
Kalau menangis malah meringis

Rasa sayange... rasa sayang sayange...


Kulihat dari jauh rasa sayang sayange
Rasa sayange... rasa sayang sayange...
Kulihat dari jauh rasa sayang sayange

Sana belang disini belang


Anak kucingku yang manis
Sana senang disini senang
Ayo kita menyanyi lagi

Rasa sayange... rasa sayang sayange...


Kulihat dari jauh rasa sayang sayange
Rasa sayange... rasa sayang sayange...
Kulihat dari jauh rasa sayang sayange

Burung Tantina
Sio tantina burung tantina
mati dipanah Raja Nirwana
Sio tantina burung tantina
mati dipanah Raja Nirwana
Sakitnya bukan sakit penyakit
Khabarnya datang dari Sri Rama
Sakitnya bukan sakit penyakit
Khabarnya datang dari Sri Rama

Burung Kakak Tua


Burung kakatua
Hinggap di jendela
Nenek sudah tua
Giginya tinggal dua
Lesbum Lesbum Lesbum la la la
Lesbum Lesbum Lesbum la la la
Lesbum Lesbum Lesbum la la la
Burung kakatua

Bahasa Melayu Maluku Utara


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Uji coba Wikipedia Bahasa Melayu Maluku Utara diWikimedia Incubator
Bahasa Melayu Maluku Utara atau Bahasa Melayu Ternate adalah suatu
dialek bahasa Melayu yang dituturkan di hampir seluruh wilayah provinsi Maluku
Utara, Indonesia. Di wilayah Kepulauan Sula, masyarakat di sana biasanya
menggunakan Bahasa Melayu Sula (bahasanya mirip Bahasa Melayu Ambon, tetapi strukturnya
masih mengikuti bahasa-bahasa di Maluku Utara), sedangkan di Bacan, Mandioli, dan wilayah di
sekitar Bacan menggunakan Bahasa Melayu Bacan, meskipun penuturnya sekarang jumlahnya
masih lebih sedikit daripada masyarakat yang menggunakan bahasa Melayu Maluku Utara.
Tetapi jika orang Sula dan Bacan bertemu dengan orang Maluku Utara yang lain, mereka akan
menggunakan bahasa Melayu Maluku Utara sebagai bahasa persatuan masyarakat Maluku
Utara. Oleh sebab itu, Maluku Utara mempunyai tiga bahasa pasaran, tetapi hanya Melayu
Maluku Utara yang digunakan sebagai bahasa persatuan.
Di Maluku Utara sendiri, namanya dikenal oleh masyarakat di sana sebagai Bahasa Pasar.
Nama ini diambil karena bahasa ini adalah percakapan sehari-hari masyarakat Maluku Utara.
Bahasa ini mempunyai pengucapan yang cepat dan nadanya yang datar serta intonasinya yang
agak kasar (ini sesuai dengan percakapan masyarakat Maluku Utara di pasar), sehingga
masyarakat di sebelah barat Indonesia kebanyakan akan tidak mengerti bahasa ini, terkecuali
orang-orang yang pernah menetap di Maluku Utara. Bahasa ini juga dikenal sebagai bahasa
Melayu Ternate, karena basis bahasa ini terletak di Ternate. Sebagian masyarakat Indonesia
salah kaprah dengan menyebut bahasa ini sebagai bahasa Ternate (ada pula yang menyebut
bahasa ini sebagai bahasa Maluku), padahal bahasa Ternate sangat berbeda dengan bahasa
Melayu Ternate, terkecuali dalam hal struktur bahasanya ada yang relatif sama. Bahkan ada pula
yang salah kaprah dengan menyebut bahasa ini sebagai bahasa Manado (Bahasa Melayu
Manado) karena banyak persamaan kata, tetapi dalam hal intonasi, pengucapan, dan nada,
kedua bahasa tersebut berbeda.

Becak Motor di Maluku


Seiring dengan perkembangan teknologi, becak tradisional mulai ditinggalkan. Para
pemilik becak memodifikasi becak mereka menjadi becak motor atau lazim disebut
bentor. Begitu pula di Maluku Utara, khususnya di kota Jailolo terdapat transportasi
berupa bentor. Disematkannya perangkat pemutar musik menjadi kekhasan
tersendiri pada bentor di kota tersebut.

Pemandangan unik dan menarik akan Anda temukan saat jalan-jalan ke Jailolo, Maluku
Utara. Kota ini memiliki transportasi khas berupa becak motor yang mudah Anda jumpai
berlalu-lalang di jalanan kota. Berbeda dengan bentor di di wilayah Indonesia lainnya, di
sana pemilik bentor menyematkan perangkat tambahan berupa pemutar musik untuk
menghibur penumpang.

Anda mungkin juga menyukai