Anda di halaman 1dari 29

GEOGRAFI PARIWISATA NASIONAL

PROV. MALUKU UTARA


SALSHABILLA RIANDA PUTRI
• Hari jadi 4 Oktober 1999 (hari jadi)
• Ibu kota Sofifi
• Area
• - Total luas 31.982 km2
• Populasi (2010)
• - Total 1.038.087
• Lambang Maluku Utara 
• tulisan 1999 yang merupakan tahun berdirinya provinsi Maluku Utara.
• Bintang melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa.
• Gunung sebagai symbol kekayaan hasil hutan yang melimpah.
• Laut adalah lambing persatuan dan kesatuan.
• Padi dan kapas adalah lambing kemakmuran.
• Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia yang dilakukan Badan Pusat Statistik jumlah
penduduk Maluku Utara adalah 1.038.087 jiwa,
• Suku
• Masyarakat di Maluku Utara sangat beragam. Total ada sekitar 28 suku dan bahasa di
Maluku Utara. Mereka dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan bahasa yang digunakan,
yaitu Austronesia and non-Austronesia. Kelompok Austronesia tinggal di bagian tengah dan
timur Halmahera. Mereka diantaranya adalah Suku Buli, Suku Maba, Suku Patani, Suku
Sawai dan Suku Weda. Di Bagian Utara dan Barat Halmahera adalah kelompok bahasa non-
Austronesia terdiri dari Suku Galela, Suku Tobelo, Suku Loloda, Suku Tobaru, Suku
Modole, Suku Togutil, Suku Pagu, Suku Waioli, Suku Ibu, Suku Sahu, Suku Ternate dan Suku
Tidore. Di Kepulauan Sula ada beberapa kelompok etnis seperti Suku Kadai, Suku
Mange dan Suku Siboyo. Sebagian besar masyarakat di daerah ini mengerti Bahasa Melayu
Ternate, bahasa yang umum digunakan untuk berkomunikasi antar suku.
WISATA BUATAN
Benteng Orange

• Benteng Orange merupakan benteng


Belanda pertama di Nusantara yang di
bangun pada tahun 1607 di Ternate,
Maluku Utara oleh Gubernur Jendral
Belanda Matelief De Jonge. Benteng ini
merupakan bekas peniggalan benteng
tua yang dibangun oleh Melayu yang
diberi nama Benteng Malayo. Benteng
ini juga pernah menjadi pusat
pemerintahan tertinggi Hindia Belanda,
yang dipimpin oleh Gubernur Jendral
VOC Pieter Both, Laurenz Real, Herarld
Reyist dan J.C Coum.
Benteng Tolukko Salah satu saksi sejarah yang
masih ada hingga saat ini adalah
bangunan-bangunan bersejarah
yang masih terawat rapih di
• Ternate. Walaupun sudah tidak
berfungsi seperti tujuannya
didirikan, namun lewat
bangunan-bangunan ini saya
dapat memahami betapa luar
biasanya kisah perjalanan
masyarakat Ternate dari masa ke
masa. Benteng Tolukko adalah
satu dari sekian banyak benteng
yang menyimpan kisah sejarah
perjalanan Ternate. Hingga kini,
Benteng Tolukko masih berdiri
kokoh di atas bukit batu yang
berada di Kelurahan Sangadji,
Ternate Utara.
Masjid Al-munawwarah

Mulai dibangun pertengahan tahun 2003 dengan dana


APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah)
hampir senilai 48 miliar rupiah. Mulai dipakai pertama
kali tanggal 6 Agustus 2010 .

Masjid Al-Munawwar termasuk kategori bangunan


monumental dengan spesifikasi khusus. Di mana
beberapa bahan bangunan masjid seperti keramik dan
lampu didatangkan langsung dari Negara Turki.
WISATA ALAM
BATU ANGUS

Batu Angus merupakan tumpukan sisa lahar letusan


Gunung Gamalama yang telah berubah menjadi batu yang
tampilannya tampak seperti batu hangus terbakar,
letaknya berada pinggir jalan raya Ternate sekitar 10 km
dari Kota Ternate. Selain menyajikan lahar yang telah
menjadi batu, dari tempat ini wisatawan juga dapat
melihat puncak Gunung Gamalama serta birunya laut
Ternate
Pantai sulamadaha
• Sulamadaha adalah pantai yang
paling terkenal di Ternate. Tidak
hanya di Indonesia, namun pantai
ini juga sudah diketahui oleh warga
mancanegara. Banyak turis asing
yang mengunjungi Sulamadaha,
bahkan mereka sulit untuk
melupakan pesona pesisir cantik
ini. Pantai Sulamadaha merupakan
satu aset wisata penting yang
dimiliki oleh Ternate, Maluku Utara.
Pantai jikomalamo
• Pantai ini tak sepopuler destinasi
wisata lain di Maluku. Lokasinya
cukup sulit dijangkau dan berada
di teluk yang tersembunyi.
Tempat ini juga tergolong
sebagai destinasi wisata baru.
Namun, setelah sampai di sini
kamu akan menyadari bahwa
tempat ini memiliki potensi yang
luar biasa indahnya.
WISATA EVENT
• FESTIVAL TIDORE
• Festival Tidore menampilkan tiga kegiatan
utama. Pertama adalah Parade Juanga yang
menampilkan pelayaran berlayar kapal
tradisional yang berwarna-warni dalam
formasi perang. Armada itu dipimpin oleh
Sultan Tidore sendiri ditemani oleh keluarga
kerajaan dan dijaga oleh tentara. Yang kedua
adalah Penjelajahan Paji,  penelusuran
kembali atas  perjalanan yang dilakukan oleh
Sultan pada saat Pemberontakan oleh Sultan
Nuku. Yang ketiga adalah prosesi kerajaan
Sultan Tidore dan rombongan, yang segera
diikuti oleh pembukaan Museum Maritim
Dunia di Istana Tidore.
KEBUDAYAAN
• 1. RUMAH ADAT SASADU
• Rumah adat Sasadu merupakan rumah adat
yang diwariskan oleh leluhur suku Sahu di Pulau
Halmahera Barat, Maluku Utara.  Sasadu
berasal dari kata Sasa – Sela – Lamo atau besar
dan Tatadus – Tadus atau berlindung, sehingga
Sasadu memiliki arti berlindung di rumah besar.
Rumah adat Sasadu memiliki bentuk yang
simpel atau sederhana yaitu berupa rumah
panggung yang dibangun menggunakan bahan
kayu sebagai pilar atau tiang penyangga yang
berasal dari batang pohon sagu, anyaman daun
sagu sebagai penutup atap rumah adat dan
memiliki dua pijakan tangga terletak di sisi kiri
dan kanan.
Rumah Adat Hibualamo
• Rumah adat Hibualamo merupakan rumah
adat yang berasal dari Halmahera Utara,
Maluku Utara. Menurut bahasa asli
setempat Hibua berarti Rumah sedangkan
Lamo berarti Besar sehingga Hibualamo
memiliki pengertian rumah yang besar.
Rumah adat Hibualamo baru diresmikan
pada bulan April 2007, namun sebenarnya
rumah adat Hibualamo ini sudah didirikan
semenjak 600 tahun yang lalu. Hilangnya
keberadaan rumah adat ini akibat adanya
penjajahan, kemudian didirikannya Balai
Desa sebagai tempat penyelesaian
masalah dan pemerintahan.
Pakaian Adat 

. Pakaian adat Maluku Utara selain berguna sebagai pemenuhan kebutuhan fisik sandang, juga dapat berfungsi
sebagai status sosial pemakainya, mengingat terdapat perbedaan-perbedaan yang spesifik dalam aturan pengenaan
pakaian adat tersebut berdasarkan kedudukan pemakainya dalam strata sosial.
Tari daerah
• Tari soya soya

tari Soya Soya adalah tarian tradisional sejenis tarian perang yang berasal dari daerah Kayoa, Maluku
Utara. Tarian ini biasanya dibawakan oleh para penari pria dengan berpakaian prajurit kesultanan
pada zaman dahulu dan menggunakan perisai serta ngana-ngana sebagai perlengkapan menarinya.
Tari Soya Soya ini merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Maluku Utara dan
sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu penting, perayaan adat, pertunjukan
seni, festival budaya dan acara budaya lainnya.
Tarian Bambu Gila

• untuk para raja-raja tarian bambu gila ini juga digunakan untuk melawan para musuh yang datang
untuk menyerang . Dan sekarang tarian tersebut dijadikan sebagai hiburan pada saat ada acara adat
dan pesta . Tarian tersebut menggunakan bambu yang berukuran kira - kira 10 - 15 meter . Sebelum
tarian ini dimulai pertama-tama pawang akan membakar kemenyan atau dupa  terlebih dahulu dengan
diirngi pembacaan doa agar diberikan keselamatan hingga selesai memainkan. Setelah itu bambu
tersebut berguncangan dengan perlahan semakin lama bambu tersebut akan semakin kencang.
KULINER

• Olahan kenari menjadi makanan khas Maluku Utara karena daerah penghasil kenari terbesar
ada di sini. Yaitu Pulau Makian, Kabupaten Halmahera Selatan. Halua kenari berbahan dasar
kenari dicampur gula merah. Rasanya legit dan manis sehingga banyak disukai masyarakat.
Selain itu kudapan ini juga mengandung banyak protein sehingga bagus untuk tubuh.
Gatang Kenari
• Disebut juga ketam kenari,
merupakan makanan tradisional
Maluku Utara berbahan kepiting
kenari. Kepiting ini adalah hewan
unik karena bisa memetik dan
mengupas buah kelapa sendiri.
Karena sering makan kelapa, nggak
heran kalau cita rasa kepiting ini
lebih gurih dari kepiting biasa.
Sehingga masyarakat setempat
sering menyajikan makanan
berbahan kepiting kenari.
Nasi Jaha
• nasi jaha terbuat dari beras biasa
dicampur beras pulo (ketan) dan
santan. Proses memasaknya juga
cukup unik. Nasi dimasukkan ke
dalam batang bambu dilapisi
daun pisang. Kemudian dibakar
hingga menghasilkan nasi jaha
pulen dan mengenyangkan.
souvenir
• Kerajinan Kulit Kerang

• Kerajinan kulit kerang dengan bahan baku kulit


kerang mutiara biasanya didapat dari Kabupaten
Kepulauan Aru. Kulit kerang ternyata sangat cantik
dan menawan dibuat menjadi berbagai macam
kerajinan kerang seperti bros, pajangan dengan
berbagai macam bentuk seperti bunga, gambar
pemandangan alam, ayat kursi, dan lain sebagainya.
Seperti yang kami jelaskan sebelumnya, aksesori
dari kulit kerang dijual dengan harga yang bervariasi
mulai dari Rp 40.000 sampai Rp 400.000 tergantung
dari besar kecilnya sebuah kerajinan tangan itu.
• bagea Cincin Batu Akik

Bagea dibuat dari sagu dan memiliki


berbagai rasa, seperti kenari dan juga Batu akik yang paling sering dicari adalah pecahan batu
bacan Palamea. Warnanya hijau muda terang
kacang. Untuk bagea dengan rasa
membuat banyak sekali yang memburu batu ini. Harga
kenari harganya lebih mahal, yakni
jualnya juga bervariasi mulai dari Rp 10.000 hingga
sekitar Rp 25.000 per bungkus. ratusan ribu rupiah tergantung besar atau kecilnya
Sementara untuk bagea dengan rasa batu akik tersebut.
kacang seharga Rp 20.000.
Grand Dafam Bela Hotel
Muara Hotel and Mall

Anda mungkin juga menyukai