Latar Belakang :
Budaya
Waktu
Sosial ekonomi
Siklus hidup
Tana Toraja
Pariwisata berbasis budaya (Cultural Tourism) adalah jenis kegiatan pariwisata yang
memanfaatkan kebudayaan sebagai objek wisata yang dikunjungi oleh wisatawan. Di
destinasi wisata tersebut, wisatawan akan merasakan dan mempelajari berbagai kebudayaan
tertentu. Adanya cultural tourism dapat dimanfaatkan sebagai objek daya tarik wisatawan
yang dapat melestarikan warisan budaya. Ada berbagai daerah di Indonesia yang menerapkan
pariwisata berbasis budaya. Salah satu contohnya ialah wisata budaya Tana Toraja adalah
Obyek Wisata Sulawesi Selatan yang paling populer, Tana Toraja terkenal dengan kekayaan
budayanya (Rumah adat Tongkonan, Upacara pemakaman Rambu solo, pekuburan Gua
Londa , Pekuburan Batu Lemo dan Pekuburan Bayi Kambira). Tana Toraja yang terletak
sekitar 350 km sebelah utara Makassar, Makale Rante Pao, ibu kota Kabupaten Tana Toraja.
Tau-tau Kuburan Batu Lemo atau patung kayu manusia kecil yang dianggap mewadahi spirit
si mati terbuat dari kayu atau bambu. Secara periodik pakaiannya dapat diganti melalui
upacara yang disebut Ma’nene (menghormat kepada orang tua). Lokasi Kuburan Batu Lemo
Tana Toraja tidak jauh dari Makale Ibu Kota Rantepao.
Jenazah bayi yang belum tumbuh gigi dikuburkan di atas pohon tarra (Tidak dilaksanakan
lagi sejak puluhan tahun terakhir) , pohon tempat “menyimpan” mayat bayi itu masih tetap
tegak dan banyak dikunjungi wisatawan. Pohon Tarra – yang buahnya mirip buah sukun –
dengan lingkaran batang pohon sekitar 1-3,5 meter, tersimpan puluhan jenazah bayi. Jenazah
dimasukkan ke batang pohon, yang terlebih dahulu batang pohon itu dilubangi , lalu ditutupi
dengan serat ijuk .masyarakat Tana Toraja tetap menganggap tempat tersebut suci seperti
anak yang baru lahir.
Penempatan jenazah bayi di pohon ini, sesuai dengan strata sosial masyarakat. Makin tinggi
derajat sosial keluarga itu maka makin tinggi letak bayi yang dikuburkan di batang pohon
tarra.
Bayi yang meninggal dunia diletakkan sesuai arah tempat tinggal keluarga yang berduka.
Setelah puluhan tahun, jenazah bayi itu akan menyatu dengan pohon dan merupakan daya
tarik untuk wisatawan
Kuburan bayi ini disebut Passiliran, Pilihan Pohon Tarra‘ sebagai pekuburan karena pohon
ini memiliki banyak getah, yang dianggap sebagai pengganti air susu ibu. Dan mereka
menganggap seakan akan bayi tersebut dikembalikan ke rahim ibunya. Dan berharap,
pengembalian bayi ini ke rahim ibunya akan menyelamatkan bayi-bayi yang lahir kemudian.
Pemakaman ini hanya dilakukan oleh orang Toraja pengikut Aluk Todolo (kepercayaan
kepada leluhur). Pelaksanaan Upacara secara sederhana. Dan Bayi yang dikuburkan begitu
saja tanpa di bungkus, ibarat bayi yang masih berada di rahim ibunya. Setelah puluhan tahun,
jenazah bayi itu akan menyatu dengan pohon.
Kebudayaan Tana Toraja adalah kebudayaan yang kental bernafaskan Kristen yang
sudah menyatu dengan kebudayaan lokal. Budaya Toraja sebagai sebuah warisan leluhur
yang memiliki makna dan nilai-nilai yang bersifat estetis, ekonomik dan simbolik. Nilai
estetika dan artistik dapat diperhatikan tanpa melihat dimensi waktu, oleh sebab itu, warisan
budaya indonesia mampu menjadi sebuah objek wisata.
Sumber :
https://galeriwisata.wordpress.com/wisata-sulawesi/wisata-sulawesi-selatan/wisata-budaya-
tana-toraja/
https://www.gotravelaindonesia.com/projects/tana-toraja/
https://eticon.co.id/pariwisata-berbasis-budaya/
file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/978-Article%20Text-2683-1-10-20200426.pdf
file:///C:/Users/Lenovo/Downloads/134-Article%20Text-384-1-10-20211027%20(2).pdf
Awalnya pada tahun 2005 obyek wisata The Lodge Maribaya adalah sebuah bangunan
villa yang berlatar belakang pegunungan hutan pinus. Dengan seiring berjalannya waktu
melihat pegunungan hutan pinus dengan panorama yang indah ini dijadikan obyek wisata
dengan nama “The Lodge Maribaya EartHbound Adventure Park” atau yang lebih dikenal
oleh masyarakat dengan nama The Lodge Maribaya. Wisata The Lodge Maribaya dibuka
sejak tahun 2010. Kawasan The Lodge Maribaya memiliki luas area kurang lebih sekitar 5
hektar. Lokasinya yang berada dilereng perbukitan Maribaya Bandung dengan ketinggian
hamper 2.080 mdpl.
Daya tarik yang ada di obyek wisata The Lodge Maribaya ini yaitu pemandangan hutan pinus
yang menjulang tinggi dan terbentang luas sepanjang kawasan wisata, panorama alam yang
sangat indah, dan letaknya yang berada diarea pegunungan yang membuat udara di sekitar
obyek wisata sangat sejuk. Wisata The Lodge Maribaya sendiri mempunyai kawasan favorit
yang biasa dikunjungi oleh wisatawan yaitu :
Dampak Pariwisata Sosial Ekonomi pada obyek wisata The Lodge Maribaya
Dampak Sosial
Dengan dibukanya Obyek Wisata The Lodge Maribaya berpengaruh terhadap sosial
masyarakat sekitar. Pengaruh tersebut diantaranya adalah:
a. Mengubah status sosial masyarakat yang tadinya pengangguran menjadi tidak
pengangguran atau ada pekerjaan.
b. Membuka peluang usaha bagi masyarakat sekitar.
c. Meningkatkan pendidikan. Adanya pekerjaan bagi masyarakat berarti menambah
pendapatan yang dihasilkan, maka anak-anak masyarakat bisa melanjutkan sekolah ke
jenjang yang lebih tinggi.
d. Menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih luas tentang
Dampak Ekonomi
Dengan adanya Obyek Wisata The Lodge Maribaya berpengaruh terhadap ekonomi
masyarakat sekitar. Salah satunya adalah memberikannya peluang pekerjaan baru yang
berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
Dari pekerjaan yang dilakukan di sekitar obyek wisata tentunya menambah penghasilan
para masyarakat sekitar. Jadi, dengan dibukanya Obyek Wisata The Lodge Maribaya
Kabupaten Bandung Barat sangat berpengaruh langsung terhadap peningkatan ekonomi
masyarakat yang ada di sekitar obyek wisata tersebut.
DAFTAR PUSTAKA