Anda di halaman 1dari 3

RISET

TENTANG
SITUS MEGALITIK POKEKEA

Situs Megalitik Pokekea terletak di Lembah Besoa, Desa Hangira,


Kecamatan Lore Tengah, Kebupaten Poso, Sulawesi Tengah. Berada di atas
bukit, situs ini memiliki sebaran tinggalan kebudayan megalitik yang cukup
banyak dan beragam. Semua tinggalan megalitik tersebut terkonsentrasi
hampir merata di atas dan di dalam tanah bukit Pokekea. Kebudayaan
megalitik selalu berdasarkan pada kepercayaan akan adanya hubungan
antara yang meninggal, terutama kepercayaan akan adanya pengaruh kuat
dari salah satu yang telah mati terhadap kesejahteraan masyarakat dan
kesuburan tanaman.

Di Situs Megalitik Pokekea yang ditetapkan sebagai cagar biosfer pada 1977
ini terdapat 27 kalamba dari total 113 benda purbakala di tempat itu. Sisanya
berupa arca berukir manusia dan lempengan batu. Situs Megalitik Pokekea
merupakan satu dari 50-an lokasi penemuan peninggalan kebudayaan
megalitikum di Lembah Behoa, Lembah Napu, dan Lembah Bada, Kabupaten
Poso. Total ada 300-an benda megalitik di sekitar 40 situs yang tersebar di
Kecamatan Lore Tengah. Situs-situs tersebut berada di Desa Katu, Rompo,
Torire, Bariri, Doda, Hangira, dan Lempe.

Dalam bahasa Lore, kalamba berarti perahu arwah. Bentuk kalamba


menyerupai drum atau tong. Materinya terbuat dari batu. Dalam kehidupan
modern, kalamba identik dengan tempayan atau tempat menyimpan air.

Tinggi kalamba 190 cm dengan diameter 160 cm dan kedalaman 90


cm. Di dekat mulut kalamba terdapat ukiran wajah-wajah yang menunduk,
layaknya orang memberi salam hormat. Kalamba yang tertinggi tersebut
didampingi kelamba lain yang lebih pendek. Kalamba lain terkonsentrasi di
sisi timur, sekitar 75 meter dari pintu masuk.
Di tempat ini, kalamba berbagai ukuran tergeletak, tingginya mulai dari
50 cm sampai 150 cm. Secara umum ada dua tipe kalamba berdasarkan jenis
ukiran wajah manusia :

1. Kalamba bermotif yang kebanyakan berpostur tinggi dan ada ukiran


wajah manusia berupa sepasang mata, alis, dan hidung. Selain ukiran
wajah manusia, pada kalamba ada juga garis timbul keliling.
2. Kalamba lain yang berukuran pendek tak memiliki motif. Dinding
kalamba jenis itu tak dihiasi ukiran apa pun.

Diperkirakan kalamba memiliki dua jenis kegunaan. Pertama, sebagai


kuburan kedua atau sebagai tempat penyimpanan tulang. Hal ini didasarkan
atas penemuan tengkorak dan gigi lebih dari satu individu dalam kalamba-
kalamba di situs ini. Kalamba yang dipakai sebagai kuburan kedua adalah
yang bermotif.

Kemungkinan lain, berdasarkan legenda yang berkembang di


masyarakat Lore, kalamba dipakai sebagai tempat penyimpanan air mandi
untuk putri bangsawan. Untuk keperluan ini digunakan kalamba polos.

Berdasarkan hasil penelitian Badan arkeologi Manado, Sulawesi Utara,


benda-benda tersebut sudah ada sejak 2.500 tahun sebelum Masehi.
Peninggalan tersebut kebanyakan berupa kalamba dan arca berukir wajah
manusia.

JARAK KOTA PALU KE SITUS MEGALITIK POKEKEA

Situs yang terletak di Lembah Besoa Kecamatan Lore Tengah Kabupaten


Poso ini dapat ditempuh hampir 5 dan 6 jam dari Palu. Cukup lama memang,
tetapi pemandangan yang disuguhkan Lembah Besoa tidak mengecewakan.

Sangat disayangkan situs megalitik di Lembah Besoa ini belum


dipelihara dan dikelola dengan baik sebagai destinasi wisata. Tidak ada papan
keterangan tentang bebatuan megalit yang ada di sana. Yang tersedia hanya
papan penunjuk nama situs.

Akses jalan menuju megalith dibiarkan tertutup dengan rumput dan


alang-alang. Bahkan rumah adat disisi kiri jalan sebelum masuk dibiarkan
hancur. Rumah adat Tambi ini dengan atap berbentuk atap piramida dan
dilapisi oleh daun rumbia serta beberapa ijuk yang tidak utuh lagi. Bagian
bawah dari rumah ini disangga oleh kayu dan tidak memiliki dinding
pelindung. Rumah Tambi ini digunakan oleh para bangsawan kerajaan.
Mereka tinggal di sini untuk hidup dan berumah tangga. Rumah ini biasanya
memiliki tanduk kerbau pada bagian atasnya untuk menandakan status sosial
penghuninya. Semakin banyak atau besar tanduk kerbau, status mereka
semakin tinggi.

Namun, hal itu bukan berarti Lembah Besoa tidak layak dikunjungi.
Misteri batu megalit dan keindahan alamnya pasti akan membuat kita
terkagum. Yang paling penting, jangan meninggalkan jejak, baik sampah atau
coretan di patungnya.

Anda mungkin juga menyukai