Pra-aksara berasal dari gabungan kata, yaitu pra dan aksara. "Pra" artinya
sebelum dan "Aksara" berarti tulisan. Jadi, masa pra aksara adalah masa
mengenal bentuk tulisan.
Masa praaksara disebut juga dengan masa pra-sejarah, yaitu suatu masa
dimana manusia belum mengenal tulisan. Zaman praaksara itu dibagi menjadi
3 yaitu zaman paleothikum, neolithikum dan megalithikum.
A. Zaman Paleolitikum (Zaman Batu Tua) – Masa berburu dan mengumpulkan
makanan tingkat awal
Zaman batu tua berlangsung pada 50.000-10.000 SM. Zaman ini disebut sebagai
zaman batu tua karena pada saat itu manusia menggunakan alat-alat batu yang
masih dibuat secara kasar dan sederhana. Pada zaman ini manusia hidup
secara nomaden atau berpindah-pindah dalam kelompok kecil (10-15 orang)
11
untuk mencari makanan. Pada zaman ini, manusia hanya mengenal berburu
(hewan) dan mengumpulkan makanan (buah dan umbi-umbian), mereka belum
mulai memasak atau bercocok tanam. Mereka berlindung dari alam dan hewan
buas dengan tinggal di dalam gua. Pada masa ini, manusia purba sudah
mengenal api.
1. Kapak genggam
Pada tahun 1935, Ralph von Koenigswald berhasil menemukan sejumlah alat di
Punung Kabupaten Pacitan. Alat-alat tersebut berupa kapak genggam yang
terbuat dari batu dan Lempung. Bentuk fisiknya masih kasar. Alat-alat yang
ditemukan di Pacitan tersebut disebut chopper atau alat penetak. alat-alat yang
ditemukan di Pacitan kemudian disebut kebudayaan Pacitan. Dari hasil
penelitian kebudayaan Pacitan dibuat dan digunakan oleh jenis manusia
Pithecanthropus. Selain di Pacitan chopper juga ditemukan di Parigi dan
Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), dan Lahat (Sumatera
Selatan). Alat ini juga ditemukan di luar wilayah Indonesia yaitu di gua
choukoutien peking
12
2.Kapak Sumatera
3.Kapak pendek
13
Kapak pendek adalah sejenis kapak genggam yang bentuknya kira-kira
setengah lingkaran dan dibuat dengan mukuli dan memecahkan batu tanpa
diasah. Tajamnya terdapat pada sisi lengkung dan tidak diketahui secara pasti
Apa kegunaan dari alat ini. Kapak ini ditemukan di kjokkenmoddinger di
sepanjang Sumatera Timur laut, di antara Langsa (Aceh) dan Medan (Sumatera
Utara).
4.Pipisan
Pipisan adalah
batu-batu Penggiling beserta landasannya. Pipisan ini digunakan tidak hanya
untuk menggiling makanan, tetapi juga untuk menghaluskan cat merah seperti
yang terlihat dari bekas-bekasnya. Aktivitas ini di perkirakan berkaitan dengan
upacara ritual dan kepercayaan. Alat ini ditemukan di kjokkenmoddinger di
sepanjang Sumatera Timur laut, di antara Langsa (Aceh) dan Medan (Sumatera
Utara).
14
Kehidupan manusia pada zaman ini sudah mulai menetap, tidak berpindah-
pindah. Jenis manusia yang hidup pada pada zaman ini yaitu Homo Sapiens ras
Mongoloide dan Austromelanosoide. Mereka juga sudah mengenal bercocok
tanam, namun masih melakukan perburuan. Mereka juga sudah dapat
menghasilkan bahan makanan sendiri (food producing).
1. Kapak persegi
Nama kapak
persegi berasal dari von Heine Geldern berdasarkan penampang dari alat-
alatnya yang berupa persegi panjang atau berbentuk trapesium. Alat ini
bentuknya memanjang dengan penampang Alang berbentuk persegi dan
bagian pangkalnya tidak biasa sebagai tempat ikatan tangkai.Selain berfungsi
sebagai kapak kapak persegi juga digunakan untuk keperluan lain bergantung
pada ukuran dan bentuknya. Untuk kapak persegi yang berukuran kecil
digunakan untuk memotong kayu sedangkan kapak persegi yang berukuran
lebih besar berbentuk beliung atau Pacul biasanya digunakan sebagai alat
cangkul. Kapak persegi ini dibuat dari bahan batu api dan batu
chalcedon.Berdasarkan penelitian kapak kapak persegi tersebut berasal dari
Asia dan menyebar ke wilayah Indonesia melalui jalan Barat.
15
2.Kapak bahu
kapak bahu adalah sejenis kapak persegi yang pada tangkainya diberi leher
sehingga menyerupai bentuk botol persegi. Pada umumnya di wilayah
Indonesia kapak bahu tidak dikenal, hanya di daerah Minahasa Sulawesi Utara
kapak ini ditemukan.
3.Kapak lonjong
Nama kapak
lonjong didasarkan pada penampang Alangnya yang berbentuk lonjong dengan
ujung pangkal runcing dan melebar. Bahan yang digunakan dalam pembuatan
kapak lonjong adalah batu kali yang berwarna kehitaman. Kapak kapak lonjong
tersebut memiliki berbagai ukuran dari yang besar sampai yang kecil. Daerah
pusat kapak lonjong adalah Papua selain itu juga ditemukan di siram gorong
Tanimbar Leti Minahasa dan Serawak. Menurut penelitian kapak kapak lonjong
tersebut berasal dari Asia dan menyebar ke wilayah Indonesia melalui jalan
Timur.
4.Perhiasan
16
5.Pakaian
Masyarakat pra aksara juga mengenal pakaian. Hal ini dibuktikan berdasarkan
penemuan alat pemukul kayu yang biasanya digunakan untuk membuat
pakaian dari kulit kayu di Kalimantan dan Sulawesi Selatan. Selain membuat
pakaian dari kulit kayu baik juga sudah pandai menenun tekstil nya agak halus.
Namun peninggalannya tidak bisa diketahui karena tidak tahan lama. Satu-
satunya petunjuk tentang hal tersebut bisa didapat dari adanya hiasan tenunan
yang terdapat pada periuk belanga dari peninggalan zaman praaksara tersebut.
17
Peninggalan Zaman Megalitikum
1.Sarkofagus
Sarkofagus atau keranda adalah peti bangunan megalith berupa peti mati
tempat menyimpan mayat. Bentuknya seperti Palung atau resume yang terbuat
batu utuh dan diberi penutup. salah satu tempat penemuan sarkofagus adalah
di Bali, bisa juga di temukan di Bondowoso Jawa Timur . Isinya tulang-belulang
manusia barang-barang perunggu dan besi serta manik-manik.
2.Menhir
Menhir adalah
tiang atau tugu
18
terbuat dari batu yang didirikan sebagai tanda peringatan dengan
melambangkan arwah nenek moyang sehingga menjadi benda pujaan. Menhir
banyak ditemukan di dataran tinggi pasemah yaitu pegunungan antara wilayah
Palembang dan Bengkulu, Ngada (Flores), Gunung Kidul, Rembang(Jawa
Tengah), Sungai Talang Koto dan daerah lainnya.
3.Dolmen
4.Kubur Batu
19
Arca atau patung
adalah bangunan
peninggalan zaman praaksara yang terbuat dari batu berbentuk binatang atau
manusia yang melambangkan nenek moyang dan menjadi pujaan. Peninggalan
megalitik ini banyak ditemukan di dataran tinggi pasemah Lembah bada
Sulawesi Tengah
6.Punden Berundak
20
21