Anda di halaman 1dari 11

PENINGGALAN MASA PRA-AKSARA

Pra-aksara berasal dari gabungan kata, yaitu pra dan aksara. "Pra" artinya
sebelum dan "Aksara" berarti tulisan. Jadi, masa pra aksara adalah masa
mengenal bentuk tulisan.

Dalam buku modul Sejarah Indonesia terbitan Kemendikbud, dijelaskan masa


praaksara disebut juga dengan masa nirleka (nir artinya tidak ada, dan leka
artinya tulisan), yaitu masa tidak ada tulisan.

Zaman praaksara tidak meninggalkan bukti-bukti berupa tulisan. Temuan


berbagai benda pada zaman pra aksara dinamakan artefak. Artefak adalah
benda-benda atau alat-alat hasil kebudayaan manusia. Artefak dari zaman
praaksara terbuat dari batu, tanah liat dan perunggu.

Masa praaksara disebut juga dengan masa pra-sejarah, yaitu suatu masa
dimana manusia belum mengenal tulisan. Zaman praaksara itu dibagi menjadi
3 yaitu zaman paleothikum, neolithikum dan megalithikum.
 A. Zaman Paleolitikum (Zaman Batu Tua) – Masa berburu dan mengumpulkan
makanan tingkat awal

Zaman batu tua berlangsung pada 50.000-10.000 SM. Zaman ini disebut sebagai
zaman batu tua karena pada saat itu manusia menggunakan alat-alat batu yang
masih dibuat secara kasar dan sederhana. Pada zaman ini manusia hidup
secara nomaden atau berpindah-pindah dalam kelompok kecil (10-15 orang)

11
untuk mencari makanan. Pada zaman ini, manusia hanya mengenal berburu
(hewan) dan mengumpulkan makanan (buah dan umbi-umbian), mereka belum
mulai memasak atau bercocok tanam. Mereka berlindung dari alam dan hewan
buas dengan tinggal di dalam gua. Pada masa ini, manusia purba sudah
mengenal api.

 Peninggalan Zaman paleolithikum

1. Kapak genggam

Pada tahun 1935, Ralph von Koenigswald berhasil menemukan sejumlah alat di
Punung Kabupaten Pacitan. Alat-alat tersebut berupa kapak genggam yang
terbuat dari batu dan Lempung. Bentuk fisiknya masih kasar. Alat-alat yang
ditemukan di Pacitan tersebut disebut chopper atau alat penetak. alat-alat yang
ditemukan di Pacitan kemudian disebut kebudayaan Pacitan. Dari hasil
penelitian kebudayaan Pacitan dibuat dan digunakan oleh jenis manusia
Pithecanthropus. Selain di Pacitan chopper juga ditemukan di Parigi dan
Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), dan Lahat (Sumatera
Selatan). Alat ini juga ditemukan di luar wilayah Indonesia yaitu di gua
choukoutien peking

12
2.Kapak Sumatera

Kapak sumatra atau


pebble adalah sejenis kapak genggam yang terbuat dari batu kali yang dipecah
atau dibelah. Sisi luarnya yang sudah halus tidak diapa-apakan Sedangkan Sisi
dalamnya (tempat belah) dikerjakan lebih lanjut sesuai dengan keperluannya.
Kapak ini ditemukan di kjokkenmoddinger di sepanjang Pantai Sumatra Timur
Laut di antara Langsa (Aceh) dan Medan (Sumatera Utara).

3.Kapak pendek

13
Kapak pendek adalah sejenis kapak genggam yang bentuknya kira-kira
setengah lingkaran dan dibuat dengan mukuli dan memecahkan batu tanpa
diasah. Tajamnya terdapat pada sisi lengkung dan tidak diketahui secara pasti
Apa kegunaan dari alat ini. Kapak ini ditemukan di kjokkenmoddinger di
sepanjang Sumatera Timur laut, di antara Langsa (Aceh) dan Medan (Sumatera
Utara).

4.Pipisan

Pipisan adalah
batu-batu Penggiling beserta landasannya. Pipisan ini digunakan tidak hanya
untuk menggiling makanan, tetapi juga untuk menghaluskan cat merah seperti
yang terlihat dari bekas-bekasnya. Aktivitas ini di perkirakan berkaitan dengan
upacara ritual dan kepercayaan. Alat ini ditemukan di kjokkenmoddinger di
sepanjang Sumatera Timur laut, di antara Langsa (Aceh) dan Medan (Sumatera
Utara).

 B. Zaman Neolitikum (Zaman Batu Baru/ Batu Muda) – Masa bercocok


tanam

14
Kehidupan manusia pada zaman ini sudah mulai menetap, tidak berpindah-
pindah. Jenis manusia yang hidup pada pada zaman ini yaitu Homo Sapiens ras
Mongoloide dan Austromelanosoide. Mereka juga sudah mengenal bercocok
tanam, namun masih melakukan perburuan. Mereka juga sudah dapat
menghasilkan bahan makanan sendiri (food producing).

 Peninggalan Zaman Neolithikum

1. Kapak persegi

Nama kapak
persegi berasal dari von Heine Geldern berdasarkan penampang dari alat-
alatnya yang berupa persegi panjang atau berbentuk trapesium. Alat ini
bentuknya memanjang dengan penampang Alang berbentuk persegi dan
bagian pangkalnya tidak biasa sebagai tempat ikatan tangkai.Selain berfungsi
sebagai kapak kapak persegi juga digunakan untuk keperluan lain bergantung
pada ukuran dan bentuknya. Untuk kapak persegi yang berukuran kecil
digunakan untuk memotong kayu sedangkan kapak persegi yang berukuran
lebih besar berbentuk beliung atau Pacul biasanya digunakan sebagai alat
cangkul. Kapak persegi ini dibuat dari bahan batu api dan batu
chalcedon.Berdasarkan penelitian kapak kapak persegi tersebut berasal dari
Asia dan menyebar ke wilayah Indonesia melalui jalan Barat.

15
2.Kapak bahu

kapak bahu adalah sejenis kapak persegi yang pada tangkainya diberi leher
sehingga menyerupai bentuk botol persegi. Pada umumnya di wilayah
Indonesia kapak bahu tidak dikenal, hanya di daerah Minahasa Sulawesi Utara
kapak ini ditemukan.

3.Kapak lonjong

Nama kapak
lonjong didasarkan pada penampang Alangnya yang berbentuk lonjong dengan
ujung pangkal runcing dan melebar. Bahan yang digunakan dalam pembuatan
kapak lonjong adalah batu kali yang berwarna kehitaman. Kapak kapak lonjong
tersebut memiliki berbagai ukuran dari yang besar sampai yang kecil. Daerah
pusat kapak lonjong adalah Papua selain itu juga ditemukan di siram gorong
Tanimbar Leti Minahasa dan Serawak. Menurut penelitian kapak kapak lonjong
tersebut berasal dari Asia dan menyebar ke wilayah Indonesia melalui jalan
Timur.

4.Perhiasan

Ternyata masyarakat praaksara sudah lebih


dulu mengenal perhiasan diantaranya
gelang,kalung, anting-anting. Perhiasan
ditemukan di Jawa Barat dan Jawa Tengah

16
5.Pakaian

Masyarakat pra aksara juga mengenal pakaian. Hal ini dibuktikan berdasarkan
penemuan alat pemukul kayu yang biasanya digunakan untuk membuat
pakaian dari kulit kayu di Kalimantan dan Sulawesi Selatan. Selain membuat
pakaian dari kulit kayu baik juga sudah pandai menenun tekstil nya agak halus.
Namun peninggalannya tidak bisa diketahui karena tidak tahan lama. Satu-
satunya petunjuk tentang hal tersebut bisa didapat dari adanya hiasan tenunan
yang terdapat pada periuk belanga dari peninggalan zaman praaksara tersebut.

 C. Zaman Megalitikum (Zaman batu besar)

Zaman Megalitikum biasa disebut dengan zaman batu besar,karena pada


zaman ini manusia sudah dapat membuat dan meningkatkan kebudayaan yang
terbuat dari batu-batu besar. kebudayaan ini berkembang dari zaman
Neolitikum sampai zaman Perunggu. Pada zaman ini manusia sudah mengenal
kepercayaan.

17
 Peninggalan Zaman Megalitikum

1.Sarkofagus

Sarkofagus atau keranda adalah peti bangunan megalith berupa peti mati
tempat menyimpan mayat. Bentuknya seperti Palung atau resume yang terbuat
batu utuh dan diberi penutup. salah satu tempat penemuan sarkofagus adalah
di Bali, bisa juga di temukan di Bondowoso Jawa Timur . Isinya tulang-belulang
manusia barang-barang perunggu dan besi serta manik-manik.

2.Menhir

Menhir adalah
tiang atau tugu

18
terbuat dari batu yang didirikan sebagai tanda peringatan dengan
melambangkan arwah nenek moyang sehingga menjadi benda pujaan. Menhir
banyak ditemukan di dataran tinggi pasemah yaitu pegunungan antara wilayah
Palembang dan Bengkulu, Ngada (Flores), Gunung Kidul, Rembang(Jawa
Tengah), Sungai Talang Koto dan daerah lainnya.

3.Dolmen

Dolmen adalah meja


batu berkakikan menhir tempat sesajen dan pemujaan kepada nenek moyang
yang berfungsi sebagai penutup sarkofagus atau keranda. Dolmen banyak
ditemukan di daerah Besuki Jawa Timur. Di daerah tersebut biasanya dinamai
pandhusa.

4.Kubur Batu

Kubur batu adalah peti mati yang terbuat


dari batu. Keempat Sisinya berdindingkan
papan-papan batu begitu pula alas dan
bidang atasnya dari papan batu.
Peninggalan megalitik ini banyak
ditemukan di daerah pasemah Wonosari
Cepu dan Cirebon.

5.Arca atau Patung

19
Arca atau patung
adalah bangunan
peninggalan zaman praaksara yang terbuat dari batu berbentuk binatang atau
manusia yang melambangkan nenek moyang dan menjadi pujaan. Peninggalan
megalitik ini banyak ditemukan di dataran tinggi pasemah Lembah bada
Sulawesi Tengah

6.Punden Berundak

Punden berundak adalah bangunan


megalith berupa susunan batu
bertingkat sebagai tempat pemujaan
terhadap nenek moyang. Peninggalan
megalitik ini antara lain ditemukan di
Lebak sibedug, Banten Selatan, Leles
(Garut) dan Kuningan. Dalam
perkembangan selanjutnya punden
berundak merupakan dasar bagi
pembuatan candi Keraton atau
bangunan keagamaan lainnya.

20
21

Anda mungkin juga menyukai