Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK ZAMAN

MEGALITIKUM

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :


IZZAT CHAIRIE
ADE JUNAIDI
MIFTAHUL KHAIR
MUHAMMAD HAYATUL FIKRI
MUHAMMAD MARZUKI SAPUTRA
MEGALITIKUM
Secara Etimologi Megalitikum berasal dari bahasa Yunani “mega” yang berarti besar dan
“lithos” yang berarti batu. Kebudayaan Megalitikum menghasilkan benda-benda dari batu-
batu besar yang biasanya dikerjakan secara kasar, tetapi ditemukan pula benda-benda
pendukung lainya yang sudah diasah(diupam) sehingga lebih halus. Megalitikum itu
akarnya terdapat pada zaman Neolitikum tetapi baru berkembang pada zaman logam itu
bukanlah membawa arti timbulnya kembali zaman batu sesudah zaman logam. Karena di
tempat-tempat penemuan hasil megalitikum(lebih-lebih dalam kuburan zaman itu) d
sekali manik-manik dan alat-alat dari perunggu ataupun dari besi, dibawa oleh pendukung
kebudayaan Dongson yang menjadi cabang zaman Megalitikum di Indonesia.
Zaman Megalithikum pada saat itu manusia purba sudah mulai hidup dengan
memproduksi bahan makanannya sendiri (food producing) dan juga sudah mulai mengenal
adanya sistem kepercayaan dan seni dalam kehidupannya. Hal itu tterbukti dengan banyak
ditemukannya karya seni yang amat sederhana didinding-dinding gua yang berupa cap-cap
tangan dan juga batu-batu yang berdiri untuk dijadikan tempat pemujaan terhadap nenek
moyang yang menjadi kepercayaan manusia pada zaman tersebut.
KEHIDUPAN DI BIDANG POLITIK
Di zaman Megalithikum kelompok manusia lebih besar karena sudah adanya pertanian dan
pertenakan yang dapat memberi makanan pada manusia zaman itu dengan jumlah jauh lebih besar.
Hal itu juga mengakibatkan kepadatan penduduk yang semakin lama semakin bertambah. Makanan
yang dihasilkan lebih banyak dan lebih teratur. Kehidupan mulai tertata dengan tinggal menetap
dan tidak lagi berpindah-pindah.
Dalam mengolah/mengerjakan ladang atau terutama sawah harus ada kerjasama diantara mereka,
seperti gotong royong membuat parit, membuat pintu air, bahkan mendirikan rumah. Kehidupan
ini hanya dapat berjalan dalam masyarakat yang sudah teratur, yang telah mengetahui hak dan
kewajibannya. Ini berarti telah ada organisasi dan yang menjadi pusat organisasi ialah desa dan ada
aturan-aturan yang harus dipatuhi bersama. Kepentingan desa berarti kepentingan bersama. Dalam
suasana untuk saling memahami, saling menghargai, tolong menolong dan bertanggung jawab, maka
muncullah faktor baru, yakni pemimpin (ketua desa/datuk).
Pimpinan yang memimpin desa adalah ketua adat, yang dianggap memiliki kelebihan dari yang lain.
Ia harus melindungi anggotanya dari serangan kelompok lain, atau ancaman binatang buas sehingga
tercipta kemakmuran, kesejahteraan dan ketentraman. Pemimpin bekerja untuk kepentingan seluruh
desa, maka masyarakat berhutang budi kepada pemimpinnya. Sifat kerja sama antara rakyat dan
pemimpinnya membentuk persatuan yang kuat dan memunculkan kepercayaan
KEHIDUPAN DI BIDANG BUDAYA
KEBUDAYAANNYA:
1) Pasemah
Pasemah merupakan wilayah dari Propinsi Sumatera Selatan, berada di kaki Gunung Dempo.
Tinggalan-tinggalan megalitik di wilayah ini tersebar sebanyak 19 situs, berdasarkan penelitian yang
di lakukan oleh Budi Wiyana (1996), dari Balai Arkeologi Palembang. Tinggalan megalitik Pasemah
muncul dalam bentuk yang begitu unik, patung-patung dipahat dengan begitu dinamis dan
monumental, yang mencirikan kebebasan sang seniman dalam memahat sehingga tinggalan [megalitik
pasemah], disebut oleh ahli arkeologi sebagai Budaya Megalitik Pasemah.
2) Nias
Rangkaian kegiatan mendirikan batu besar (dolmen) untuk memperingati kematian seorang penting
di Nias (awal abad ke-20).
Etnik Nias masih menerapkan beberapa elemen megalitik dalam kehidupannya. Lompat batu dan
kubur batu masih memperlihatkan elemen-elemen megalitik. Demikian pula ditemukan batu besar
sebagai tempat untuk memecahkan perselisihan.
3) Sumba
Etnik Sumba di Nusa Tenggara Timur juga masih kental menerapkan beberapa elemen megalitik
dalam kegiatan sehari-hari. Kubur batu masih ditemukan di sejumlah perkampungan. Meja batu juga
dipakai sebagai tempat pertemuan adat.
KEHIDUPAN DI BIDANG SOSIAL
Pada zaman ini manusia melakukan banyak kegiatan yang
menyangkut kehidupannya. Mereka sudah mempunyai aktifitas
seperti berburu dan mengumpulkan makanan, bercocok tanam.
Ciri-cirinya adalah:
– Manusia sudah dapat membuat dan meninggalkan kebudayaan
yang terbuat dari batu-batu besar
– Berkembang dari zaman neolitikum sampai zaman perunggu
– Manusia sudah mengenal kepercayaan utamnya animisme
KEHIDUPAN DI BIDANG EKONOMI
Zaman Megalithikum pada saat itu manusia purba sudah mulai hidup dengan
memproduksi bahan makanannya sendiri (food producing). Manusia pada zaman
Megalithikum memanfaatkan bumi dengan lebih baik, tidak lagi dengan
menggunakannya saja tapi juga mengolahnya. Manusia purba pada zaman ini mulai
menemukan beberapa penemuan baru berupa penguasaan sumber-sumber alam.
Mereka menemukan tumbuhan-tumbuhan yang bisa diolah dan hewan-hewan yang
sudah bisa dijinakkan. Hutan dengan tumbuhan berlukar sudah mulai ditebang dan
dibakar untuk dikembangkan menjadi ladang-ladang yang digunakan untuk
pertanian, meski masih bersifat sangat sederhana. Akan tetapi, manusia purba
pada masa ini tidak meninggalkan kebiasaan mereka untuk berburu hewan dihutan
dan ikan dilaut.
HASIL KEBUDAYAAN
1.Menhir 4.Sarkofagus

2.Punden” Berundak 5.Peti Kubur

3.Dolmen
Menhir
Menhir adalah bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk upacara
menghormati roh nenek moyang, sehingga bentuk menhir ada yang berdiri tunggal dan
ada yang berkelompok serta ada pula yang dibuat bersama bangunan lain yaitu seperti
punden berundak-undak. Lokasi tempat ditemukannya menhir di Indonesia adalah Pasemah
(Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan. Untuk mengetahui bentuk-bentuk
menhir,
Bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman kepada satu
bentuk saja karena bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan terhadap roh nenek
moyang. Lokasi tempat ditemukannya menhir di Indonesia adalah Pasemah (Sumatera
Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan. Untuk mengetahui bentuk-bentuk menhir,
maka simaklah gambar-gambar berikut ini.
Bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman kepada satu
bentuk saja karena bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan terhadap roh nenek
moyang. Selain menhir terdapat bangunan yang lain bentuknya, tetapi fungsinya sama
yaitu sebagai punden berundak-undak.
Punden” Berundak
Punden berundak-undak adalah bangunan dari batu yang
bertingkat-tingkat dan fungsinya sebagai tempat
pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah
meninggal. Bangunan tersebut dianggap sebagai
bangunan yang suci, dan lokasi tempat penemuannya
adalah Lebak Sibedug/Banten Selatan dan Lereng Bukit
Hyang di Jawa Timur.
Dolmen
Dolmen merupakan meja dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan
saji-sajian untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen dipakai untuk
meletakkan mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh binatang buas
maka kaki mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh batu.
Dengan demikian dolmen yang berfungsi sebagai tempat menyimpan mayat
disebut dengan kuburan batu. Lokasi penemuan dolmen antara lain Cupari
Kuningan / Jawa Barat, Bondowoso / Jawa Timur, Merawan, Jember / Jatim,
Pasemah / Sumatera, dan NTT.
Bagi masyarakat Jawa Timur, dolmen yang di bawahnya digunakan sebagai
kuburan/tempat menyimpan mayat lebih dikenal dengan sebutan Pandhusa atau
makam Cina
Sarkofagus
Sarkofagus adalah keranda batu atau peti mayat yang terbuat dari batu.
Bentuknya menyerupai lesung dari batu utuh yang diberi tutup. Dari
Sarkofagus yang ditemukan umumnya di dalamnya terdapat mayat dan
bekal kubur berupa periuk, kapak persegi, perhiasan dan benda-benda dari
perunggu serta besi.
Daerah tempat ditemukannya sarkofagus adalah Bali. Menurut masyarakat
Bali Sarkofagus memiliki kekuatan magis/gaib. Berdasarkan pendapat para
ahli bahwa sarkofagus dikenal masyarakat Bali sejak zaman logam.
Peti Kubur
Peti kubur adalah peti mayat yang terbuat dari batu-batu besar. Kubur
batu dibuat dari lempengan/papan batu yang disusun persegi empat
berbentuk peti mayat yang dilengkapi dengan alas dan bidang atasnya juga
berasal dari papan batu.
Daerah penemuan peti kubur adalah Cepari Kuningan, Cirebon (Jawa
Barat), Wonosari (Yogyakarta) dan Cepu (Jawa Timur). Di dalam kubur
batu tersebut juga ditemukan rangka manusia yang sudah rusak, alat-alat
perunggu dan besi serta manik-manik. Dari penjelasan tentang peti kubur,
tentu Anda dapat mengetahui persamaan antara peti kubur dengan
sarkofagus, dimana keduanya merupakan tempat menyimpan mayat yang
disertai bekal kuburnya
MANUSIA PENDUKUNG
Di sebut kebudayaan batu besar karena pada umumnya menghasilkan
kebudayaan dalam bentuk monument yang terbuat dari batu
berukuranbesar. Kebudayaan ini muncul pada akhir jaman neolhitikum ,
tetapiperkembangannya justru terjadi pada jaman perunggu
Jadi, mungkin saja
1. suku dayak golongan ras proto melayu
2. bangsa deuteuro melayu (melayu muda) yang migrasi ke Indonesia
sambil membawa kebudayaan dongson. Keturunannya adalah jawa, bali,
bugis,madur, dll. Bahkan ditemukan beberapa bukti bahwa telah
terjadipembaruan antara melayu monggoloide (proto melayu dengan
deuteuromelayu) dan papua melaneside. ( diambil dari berbagai sumber )
Terima Kasih....
THE END

Anda mungkin juga menyukai