Anda di halaman 1dari 12

Laporan Hasil Kunjungan Ke Museum Purbakala Cipari

Kuningan

Disusun Oleh :
Dimas
Hamdan Andani
Muhamad Dwi Faudzan
Imam Abu Yusuf
Yaya Heryana

PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI


STKIP MUHAMMADIYAH KUNINGAN TAHUN AJARAN 2018
Jl. R.A. Moertasiah Soepomo No. 28 B, Kuningan, 45511 Telp. 082374089710, Websita :
upmk.ac.id, Email : info@upmk.ac.id

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini, yang
berjudul “Laporan Hasil Kunjungan Ke Museum Purbakala Cipari Kuningan”.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,saya berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah ini dapat berguna bagi kita sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelaksanaan kunjungan museum merupakan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa
agar dapat mengetahui sejarah tentang museum yang berada dikuningan atau lebih tepatnya di
desa cipasri. Kunjungan museum ini dilakukan oleh mahasiswa dari prodi PTIK Semester 3
untuk memenuhi tugas dari dosen
Dipilihnya objek museum purbakala Cipari Kuningan Karena untuk mengetahui lebih
jelas gambaran evolusi nenek moyang peradaban manusia. Disana kita semua dapat
mengetahui secara gambling bagaimana nenek moyang kita ber-evolusi, disana kita
disuguhkan berbagai bukti sejarah. Mulai dari grabah, gelang ,dll.
Mengenai penelitian dan penggalian fosil-fosil makhluk purbakala oleh berbagai
peneliti di penjuru dunia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah Museum Purbakala Cipari Kuningan?
2. Dimana letak Museum Purbakala Cipari Kuningan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah Museum Purbakala Cipari Kuningan
2. Untuk mengetahui letak Museum Purbakala Cipari Kuningan

D. Manfaat
Penulisan karya tulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kita semua yang
membaca,agar pengetahuan kita bertambah tentang sejarah musem purbakala cipari atau pun
tentang apa saja yang terdapat dimuseum purbakala cipari.

E. Lokasi
Situs ini terletak di Desa Cipari, Desa Cigugur, Kecamatan Cigugur, Kabupaten
Kuningan, Jawa Barat.Berada pada ketinggian 661 meter dari permukaan laut, situs ini tepat
berada di kaki Gunung Ciremai dan berjarak sekitar empat kilometer dari Kota Kuningan
Jawa Barat.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Taman Purbakala Cipari


Taman Purbakala Cipari berada di Desa Cipari, kecamatan Cigugur, kabupaten
Kuningan, dan secara astronomis terletak di daerah cekungan (lembah) pada di atas
ketinggian 700 m dpl dan pada koordinat 108º 28’ 156” BT, 06º 57’ 723” LS, sekitar
3 km ke arah barat dari pusat kota Kuningan. Untuk menuju ke lokasi situs tidaklah
sulit karena merupakan jalan beraspal yang dapat dilalui kendaraan roda empat maupun
roda dua, sekitar 30 menit dari pusat Kota Kuningan.
Lingkungan Situs Cipari sangat mendukung sebagai objek wisata, baik bagi
wisatawan lokal maupun mancanegara mengingat udara yang sejuk dan nyaman dengan
pemandangan yang indah didukung oleh lahan situs yang cukup luas.
Situs seluas 700 m² ini merupakan bagian dari areal Taman Purbakala Cipari
yang memiliki luas 2500 m, sisanya merupakan lahan parkir dan rumah jaga. Situs
Cipari dikenal dengan nama Taman Purbakala, karena merupakan bentuk
pengembangan dan pemanfaatan situs purbakala yang berfungsi sebagai obyek wisata
budaya sekaligus media pembinaan dan pengolahan jatidiri bangsa dan dapat
menambah pendapatan asli daerah (PAD).
Situs Cipari tinggalannya berdasarkan tipologi dan stratigrafi diperkirakan
pernah mengalami 2 kali masa pemukiman yaitu pemukiman manusia pada akhir masa
neolitik dan awal pengenalan bahan perunggu (masa perundagian) berkisar pada tahun
1000 SM s.d. 500 SM.
Situs ini pertama kali ditemukan pada 1971/1972 oleh penduduk, selanjutnya
dibantu petugas Pemerintah Daerah setempat mereka menggalinya dan menemukan
peti kubur berukuran sangat besar dengan posisi membujur baratdaya-timurlaut. Di
dalam dan di sekitar peti kuburbatu pada kedalaman sekitar 15 cm terdapat fragmen
periuk, kendi, piring, gelang batu, kapak perunggu, manik-manik dan tulang hewan.
Penelitian arkeologi selanjutnya pada tahun 1974/1976, menemukan peti kubur
kedua lengkap dengan penutupnya berukuran yaitu 16 x 56 x 59 cm. Di dalam peti
kubur tidak ditemukan sisa jasad manusia tetapi bekal kubur yaitu fragmen tembikar.
(pernik, pedupaan, cawan), gelang batu, beliung persegi, kapak perunggu, dan manik-
manik.
Situs Cipari diduga kuat Peti Kubur Bilik Batu berasal dari masa Perundagian
(paleometalik atau Perunggu Besi) yaitu masih nampak melanjutkan tradisi megalitik
terbukti ditemukannya 2 buah peti kubur batu yang dipergunakan sebagai tempat
(wadah) kubur.
Jika memasuki area Taman Purbakala pengunjung dibuat takjub oleh tinggalan-
tinggalan budaya yang nampak dari pintu gerbang (arah kiri ke kanan) akan dijumpai
menhir dengan tatanan batu, kemudian gelang batu dan kapak batu 1, peti kubur 1, peti
kubur 2, menhir dengan tatanan lempengan batu sekeliling dibagian bawah, dan kapak
batu. Kondisi objek masih tetap sama dan sesuai dengan kondisi pertama kali
ditemukan.
Lantai jalan setapak di Taman Purbakala Cipari merupakan susunan lempeng
batu bentukan baru yang diupayakan agar serasi dengan tinggalan megalitik yang
dominan terbuat dari batu.

4
B. Penemuan dan Penelitian
Situs Cipari ditemukan pada tahun 1972 dengan adanya sebuah peti kubur
batu yang merupakan satu ciri dari kebudayaan masa prasejarah. Penelitian
/ ekskavasiarkeologi secara sistematis, di bawah pimpinan Teguh Asmar yang
dilakukan mulai tahun 1975 menghasilkan temuan-temuan perkakas
dapur, gerabah, perunggu, dan bekas-bekas pondasi bangunan. Situs ini terhitung
cukup lengkap menggambarkan kehidupan masyarakat pada masa itu.
C. Interpretasi
Bertolak dari analisis litologi, stragtigrafi, dan kelompok benda temuan, Situs
Cipari pernah mengalami dua kali masa pemukiman, yaitu masa akhir Neolitik dan
awal pengenalan bahan perunggu yang berkisar tahun 1000 SM sampai dengan 500
SM.
Masyarakat pendukung kebudayaan di Situs Cipari telah mengenal organisasi
yang baik beserta kepercayaan yang erat bertalian dengan pemujaan nenek moyang
dengan adat mendirikan bangunan dari batu-batu besar atau megalitik.
Dasar dari keseluruhan tradisi megalitik ini adalah kepercayaan akan adanya
hubungan erat antara yang masih hidup dengan yang telah mati atas kesejahteraan
manusia, ternak dan pertanian. Juga terdapat keyakinan bahwa semua kebaikan atau
tuah dari seorang kerabat yang telah mati dapat dipusatkan pada monumen-monumen
yang didirikan untuk menjadi medium penghormatan, menjadi tahta kedatangan,
sekaligus menjadi lambang bagi si mati.Jasa amal atau kebaikan dapat diperoleh dengan
mengadakan pesta-pesta atau upacara-upacara tertentu yang mencapai titik puncaknya
dengan mendirikan monumen-monumen tersebut. Kebaikan tidak hanya akan
memberikan prestasi dam kehidupan tapi juga menjamin nasib yang lebih baik lagi
dalam hidup sesudah mati nanti.
Hal demikian menjadi pelindung tingkah laku seseorang dan pemusatannya
kepada monumen akan menambah kekayaan, derajat, serta mempertinggi kesejahteraan
beserta hasil cocok tanamnya.
D. Wisata
Lokasi situs ini sekarang menjadi tujuan wisata pendidikan dengan
dikembangkan menjadi Taman Purbakala Cipari.Sebuah museum melengkapi situs ini.

5
E. Jenis-Jenis Manusia Purba
Dari berbagai penelitian, ada beberapa jenis manusia purba di Indonesia. Jenis-
jenis manusia purba tersebut dapat diketahui dari bentuk fisiknya. Berdasarkan ciri-ciri
tersebut, fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia dapat dibedakan menjadi :
1. Meganthropus
Megantropus merupakan jenis manusia purba paling tua. Fosil
Meganthropus ditemukan Von Koenigswald pada tahun 1941. Von Koenigswald
menemukan fosil Meganthropuss di Desa Sangiran, lembah Sungai Bengawan Solo.
Fosil yang ditemukan Koenigswald berupa fragmen rahang bawah sebelah kanan
(dengan kedua geraham muka dan geraham bawah), rahang atas sebelah kiri (dengan
geraham kedua dan ketiga), dan gigi lepas. Fosil ini menyerupai manusia raksasa karena
ukurannya sangat besar dan diperkirakan hidup pada satu hingga dua juta tahun lalu.
Fragmen fosil Meganthropus yang ditemukan masih sangat sedikit. Para ahli
mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi keberadaan dan kebudayaan yang
ditinggalkan. Berdasarkan fosil yang ditemukan, diperkirakan Meganthropus
Palaeojavanicus memiliki ciri-ciri fisik :
a. Tulang pipi tebal serta tidak memiliki dagu.
b. Kening menonjol dan diduga bentuk muka masif.
c. Kelapa bagian belakang sangat menonjol serta berbadan tegap.
d. Memiliki bentuk gigi homonin dan otot-otot kunyah sangat kukuh.
e. Rahang bawah sangat tegap dan geraham besar-besar.
f. Permukaan kunyah tajuk terdapat banyak kerut.
2. Pithecanthropus
Pithecanthropus (manusia kera) diperkirakan hidup pada masa pleistosen awal,
tengah, dan akhir. Fosilnya termasuk yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Sisa-
sisa kehidupan Pithecanthropus dapat ditemukan di Mojokerto, Kedungbrubus, Trinil,
Sangiran, Sambungmacan, dan Ngandong. Mereka tinggal di tempat-tempat terbuka
dan selalu hidup berkelompok. Manusia jenis ini hidup dengan cara berburu dan
mengumpulkan makanan. Pithecanthropus memiliki tubuh tegap dengan tinggi 165-
180 cm, alat pengunyahnya tidak sehebat Meganthropus, dagu belum ada dan
hidungnya lebar, serta volume otak berkisar 750-1.300 cc. Para ahli memperkirakan
Pithecanthropus hidup 2,5 juta-200 ribu tahun yang lalu. Beberapa jenis
Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia :
1) Pithecanthropus Mojokertensis
Pithecanthropus Mojokertensis (manusia kera dari Mojokerta) merupakan jenis
manusia purba tertua yang ditemukan di Indonesia dan hidup sekitar 2,5-1,25 juta
tahun lalu. Fosilnya ditemukan oleh von Koenigswald pada tahun 1936 pada lapisan
pleistosen bawah. Fosil yang berhasil ditemukan berupa tengkorak anak-anak, atap
tengkorak, rahang atas, rahang bawah, dan gigi lepas. Ciri-ciri Pithecanthropus
dapat diidentifikasi :
a) Tulang pipi kuat dan berbadan tegap.
b) Muka menonjol ke depan dan tonjolan kecil tebal.
c) Otot-otot tengkuk tubuh,
d) Volume otak 650-1.000 cc.
2) Pithecanthropus Erectus atau Homo Erectus
Pithecanthropus erectus (manusia kera berjalan tegak) memiliki daerah persebaran
yang paling luas dan jumlah fragmen fosil yang ditemukan juga lebih banyak. Fosil

6
manusia purba jenis ini pertama kali ditemukan oleh Eugene Dubois di
Kedungbrubus, Trinil, dan Ngawi. Beberapa fragmen fosil yang ditemukan seperti
atap tengkorak, tulang paha, rahang bawah, rahang atas, gigi lepas, dan tulang
kering. Sebagian besar fosilnya ditemukan di tepi Sungai Bengawan Solo terdapat
pada lapisan pleistosen tengah. Pithecanthropus atau Homo Erectus bermigrasi
selama masa pleistosen (dua tahun yang lalu) dan terus menyebar ke seluruh dunia
hingga mencapai Asia Tenggara. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa Homo
Erectus memiliki kemampuan intelegensia tinggi. Kesimpulan ini diperoleh dari
kebiasaan mereka menggunakan api dan menunjukkan bahwa Homo Erectus
mungkin lebih cerdas dari perkiraan para ahli sebelumnya. Ciri-ciri Pithecanthropus
menurut perkiraan para ahli :
a) Badan tegap dengan tinggi 160-180 cm dan berat 80-90 kg.
b) Muka didominasi oleh bagian rahang yang menonjol.
c) Hidung lebar serta terdapat tonjolan kening pada dahi.
d) Tulang tengkorak berbentuk lonjong dan volume otak 750-1.000 cc.
e) Dagu tidak ada tetapi alat pengunyahnya kuat.
3. Homo Sapiens
Homo Sapiens (manusia cerdas) terbentuk setelah terjadi proses evolusi selama ribuan
tahun. Manusia jenis ini telah mampu membuat peralatan sederhana dari batu dan
tulang yang digunakan untuk berburu dan mengolah makanan. Kehidupan Homo
Sapiens masih sederhana dan masih mengembara. Atap tengkorak Homo Sapiens
lebih bundar dan lebih tinggi serta sangat tangguh dalam beradaptasi dengan
lingkungannya. Homo Sapiens diperkirakan memiliki ciri-ciri fisik :
a) Langit-langit mulut besar dan dalam.
b) Tengkorak besardengan volume otak diperkirakan 1.650 cc.
c) Dahi sedikit miring.
d) Muka datar dan lebar serta bagian mulut menonjol sedikit.
e) Gigi besar-besar dan gigitan gigi seri atas tepat mengenai gigi bawah.
f) Di atas rongga mata terdapat busur kening yang nyata.
g) Rahang bawah masif dan hidung lebar.
h) Tinggi badan sekitar 173 cm.
Homo Sapiens dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1) Manusia Wajak (Homo Wajakensis)
Homo Wajakensis ditemukan di lembah Sungai Brantas, Wajak, Tulungagung,
Jawa Timur.Fosilnya ditemukan oleh Eugene Dubois pada pleistosen atas tahun
1889. Homo Wajakensis diperkirakan hidup 40-25 ribu tahun lalu. Menurut Eugene
Dubois, Homo Wajakensis termasuk ras Australoid dan bernenek moyang Homo
Soloensis.Von Koenigswald mengkatagorikan Homo Wajakensis dalam jenis
Homo Sapiens karena sudah mengenal upacara penguburan.
Jenis Homo Wajakensis kedua ditemukan oleh Eugene Dubois tahun 1890 di
tempat yang sama dan menunjukkan ciri-ciri pada tengkorak yang besar dan busur
kening yang nyata. Homo Wajakensis memiliki ciri-ciri yang hampir mendekati
Austromelansoid dan Mongoloid. Diperkirakan Homo Wajakensis adalah subras
Melayu Indonesia dan turut berevolusi menjadi ras Austromelanoid. Hal ini dapat
dilihat dari ciri tengkoraknya yang sedang atau sedikit lonjong menjadi sedikit
berbentuk persegi.

7
2) Manusia Liang Bua (Homo Floresiensis)
Homo Floresiensis (manusia dari Flores) ditemukan oleh para ilmuwan Australia
dan Indonesia pada tahun 2003 di Gua Liang Bua, Flores. Ukuran manusia purba
jenis ini tidak lebih besar dari anak-anak usia 5 tahun dan diperkirakan hidup sekitar
18.000 tahun lalu (sezaman dengan gajah-gajah pigmi dan kadal-kadal
raksasa). Homo Floresiensis diperkirakan memiliki tinggi 100 cm dengan berat
badan 30 kg, sudah berjalan tegak tetapi tidak memiliki dagu.
Tim ilmuwan menganggap Homo Floresiensis sebagai keturunan dari Homo
Erectus yang hidup di Asia Tenggara sekitar 1 juta tahun lalu.Akibat proses seleksi
alam, tubuh mereka berevolusi menjadi bentuk yang lebih kecil (berdasar hipotesis
peralatan Homo Erectus di sekitar fosil Hoo Floresiensis).
3) Homo Soloensis
Homo Soloensis ditemukan oleh van Koenigswald tahun 1931-1934 di daerah
Ngandong, di tepi Sungai Bengawan Solo. Selain itu, fosil Homo Soloensis juga
ditemukan di Sambungmacan dan Ngawi. Homo Soloensis diperkirakan hidup
sekitar 900-200 ribu tahun yang lalu. Homo Soloensis memiliki ciri fisik volume
otak 1.000-2.000 cc, tinggi 130-210 cm, dan berat badan 30-150 kg. Otak Homo
Soloensis sudah berkembang, bagian belakang tengkorak sudah membulat dan
tinggi, otot-otot bagian tengkuk sudah mengalami reduksi, alat pengunyah
menyusut sehingga rahang menjadi lebih kecil. Selain itu, para ahli memperkirakan
Homo Soloensis sudah bisa berjalan dan berdiri dengan sempurna.

F. Benda-benda di Museum Purbakala Cipari

NO Nama Benda Keterangan


1 Kapak Batu Kapak Batu yang ada di musium Cipari tampak
halus namun ada beberapa bagian lain
yangkasar,batuan tersebut terbuat jenis batuan
tanah (selt stone).Batu Rijang,Kwarsa,Yaper
Kalsedom dan batu padas.kapak tersebut
berfungsi sebagai benda upacara bekal kubur
disamping untuk alat mengolah pertanian.

2 Gelang Batu Gelang batu dibuat dari batuan kalsedom dan


kwarsadalam teknik pembuatannya sudah
halus,gelang batu tersebut ditemukan didalam
Peti Kubur Batu yang difungsikan sebagai benda
upacara bekal kubur dan perhiasan.

3 Kapak Perunggu Kapak Perunggu merupakan salah satu hasil


teknologi masa perundagian yang
dominan,Kapak tersebut difungsikan benda
upacara dan alat.

8
4 Benda Gerabah Benda – benda erabah sebagai salah satu hasil
budaya manusia merupakan unsur penting dalam
usaha menggambarkan aspek – aspek kehidupan
manusia, temuan gerabah Situs Cipari ada yang
berbentuk pragmen dan ada yang masih utuh
dengan bermacam – macam bentuk.Gerabah
Situs Cipari nampaknya diproduksi sendiri
karena ditemukan pula bahan yang sudah
dicampur antara tanah liat dan pasir Gerabah,
Gerabah terebut difungsikan sebagai alat
kebutuhan rumah tangga dan bekal kubur.
5 Peti Kubur Batu Peti kubur batu di situs cipari khususnya
umumnya di kabupaten kuningan dibuat dari
jenis batuan Andesit yang berbentuk
sirap,Kontruksi peti kubur batu dikenal dengan
bentuk swastika karena bentuknya persegi
panjang tapi menyerupai trapesium.Peti Kubur
Batu di Situs Cipari berorientasi ke timur laut
barat daya yang menggambarkan konsep-konsep
kekuasaan alam seperti matahari dan bulan yang
menjadi pedoman hidup mereka dari lahir sampai
meninggal pedoman pada terbit dan terbenamnya
matahari.
Peti Kubur Batu tersebut merupakan wadahuntuk
mengubur mayat,pada budaya megalit
penguburan antara lain meletakan mayat didalam
Kubur Batu, karena penguburan merupakan
bagian penting dalam situs kepercayaan,sebab
dalam penguburan terkandung pengertian
masyarakat tentang si mati dan untuk
kesinambungan si mati.
Di dalam Peti Kubur tidak terdapat keranka
manusia hanyalah bekal kubur yang didapatkan
berupa Kapak Batu ,Gelang Batu dan Gerabah,
hal ini karena keberdaan Peti Kubur di Situs
Cipari berada pada ketinggian 661 m dari
permukaan laut, tanah gembur subur dan
keasamannya tinggi tidak bisa mengawetkan
organik terutama tulang menurut penelitian
sementara.
6 Altar Batu Sebuah bangunan yang berundak-undak yang
dataran biasanya mengandung benda-benda
megalit atau makam seseorang yang di anggap

9
tokoh dan di keramatkan yang berfungsi sebagai
tempat upacara dalam hubungan dengan
pemujaan arwah nenek moyangnya.

7 Menhir Menhir adalah sebuah batu tegak kasar yang tidak


di kerjakan,disimpan manusia disuatu tempat
yang tinggi /bukit untuk kepentingan
memperingati seseorang yang sudah mati ataupun
masih hidup.Batu tersebut dianggap sebagai
medium penghormatan sekaligus menjadi tahta
kedatangan roh nenek moyangnya. Dan pada
masa itu belum mengenal tentang agama masih
menggunakan kepercayaan. Yang menonjol ada
dua kepercayaan yaitu anamisme dan dinamisme,
batu menhir ini bukan asli dari site taman
purbakala cipari tetapi batu menhir ini dari daerah
Sukamulya, knap di simpan di sini? Karena di
rafikakan.
Dolmen (Batu Meja) Susunan batu yang terdiri dari sebuah batu lebar
8 yang ditopang oleh beberapa batu lain sehingga
menyerupai (berbentuk) meja meja yang
berfungsi sebagai tempat untuk pemujaan kepada
arwah nenek moyangnya sekaligus tempat
penyimpanan sesaji.

9 Batu Temu Gelang Suatu susunan batu dalam bentuk


lingkaran,merupakan tempat upacara dalam
hubungan dengan arwah nenek moyangnya dan
tempat upacara dan musyawarah.

10 Batu Dakon Batu Dakon / Lumpang Batu berupa peninggalan


budaya Megalit yang berlubang satu atau lebih,
lubangnya berbentuk lingkaran,fungsinya
digunakan dalam upacara yang berhubungan
dengan pemujaan kepada arwah nenek
moyangnya dan berfungsi sebagai pembuatan
ramuan obat-obatan.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Museum merupakan suatu tempat sejarah sebagai wadah kegiatan pendidikan sekaligus
hiburan. Dengan demikian museum diharapkan mampu menyajikan pengetahuan dan
keterampilan dalam suasana yang menyenangkan. Peran museum sebagai mitra pendidik dapat
merujuk pada Empat Tiang Pendidikan Abad ke-21 yang merupakan hasil rumusan Komisi
Internasional untuk tahu (learn to know), belajar untuk melakukan (learn to do), belajar untuk
menjadi (learn to be) dan belajar untuk hidup bersama (learn to live together).
Untuk menjadikan museum sebagai mitra pendidik dengan keempat pilar tersebut
memang bukan hal yang mudah. Namun, paling tidak museum-museum di Indonesia
hendaknya mulai sadar bahwa mereka mempunyai potensi yang cukup besar untuk diarahkan
menjadi wahana pembelajaran yang mendukung empat pilar pendidikan tersebut. Dengan
demikian, dunia permuseum di Indonesia akan mampu memberikan sumbangan bagi
pembangunan bangsa dan Negara di era global saat ini.
Sebagai lembaga pelestarian benda-benda budaya, koleksi museum dapat dijadikan
sebagai sumber pendidikan. Salah satunya adalah sumber pendidikan hubungan antarbangsa
khususnya kita dapat mengetahui hubungan antarbangsa pada masa lampau melalui koleksi-
koleksi museum. Koleksi museum dapat diketahui bagaimana hubungan antarbangsa pada
masa lampau berlangsung.Salah satu media pembelajarannya dapat diperoleh dengan
mengamati dan menelaah koleksi museum.
Manusia purba adalah salah satu manusia yang menurut para ahli merupakan asal-usul
manusia dari kera yang berevolusi menjadi manusia. Teori ini dapat dipercaya atau bisa juga
disangkal. Alasan yang kuat untuk menyangkal bahwa manusia bukan berasal dari kera adalah
:
1. Para ilmuwan telah menemukan fosil manusia yang hidup dahulu kala. Fosil-fosil
manusia ini tidak menunjukkan perbedaan dengan manusia masa kini. Bahkan, fosil-
fosil ini hidup zaman yang dinyatakan para evolusionis belum terbentuk manusia. Jika
mengikuti klaim mereka sehrusnya hanya ada kera nenek moyang manusia kala itu.
2. Para ilmuwan telah menemukan bekas-bekas sebuah gubuk batu. Ketika mereka
menghitung waktunya, mereka mencapai kesimpulan bahwa gubuk itu setidaknya
berumur 1,5 juta tahun. Artinya manusia yang hidup 1,5 juta tahun yang lalu adalah
manusia beradab. Mereka adalah manusia biasa sebagaimana manusia masa kini. Bukti
ini membuat pernyataan para evolusionis, seperti bahwa manusia berevolusi dari kera,
pertama ada manusia primitif (separo manusia, separo kera), dan kemudian berevolusi
menjadi manusia masa kini, keliru sama sekali
3. Salah satu fosil tertua yang ditemukan hingga saat ini adalah fosil Anak Toscana, yang
berumur sekitar 1,6 juta tahun. Ketika fosil ini diuji dengan saksama, ditemukan bahwa
fosil ini adalah milik anak 12 tahun, yang jika dewasa akan setinggi 1,8 m. Fosil ini
saja, dengan kemiripan yang tepat dengan kerangka manusia hari ini, sudah cukup
untuk menggugurkan kepercayaan bahwa manusia berasal dari kera.
4. Manusia adalah satu-satunya makhluk hidup yang dapat berjalan tegak dengan dua
kakinya. Binatang seperti rusa, anjing, dan kera berkaki empat, dan binatang seperti
ular, buaya dan kadal adalah reptil. Sebagaimana dinyatakan oleh teori evolusi, jutaan
11
tahun yang lalu kera berkaki empat mengubah cara berjalan mereka menjadi posisi
membungkuk. Kera terus berjalan membungkuk sampai, suatu hari, cara berjalan
mereka menjadi sepenuhnya tegak. Dan sebagai hasilnya, bentuk manusia tercapai.

B. KESAN DAN SARAN

Dapat mengetahui dan mempelajari kehidupan manusia pada masa lampau adalah hal
yang sangat menarik bagi kami. Kami dapat belajar dan mengetahui hal-hal baru yang tadinya
kami tidak tau.
Saran yang kami sampaikan :
1. Sebaiknya sarana dan prasarana situs Museum Purbakala Cipari lebih dikembangkan
agar daya tarik pengunjung terhadap museum ini semakin meningkat.
2. Kunjungan wisata sejarah seperti ini harus terus dilakukan agar kita dapat mengetahui
dan tidak melupakan sejarah.
3. Diharapkan bagi para pembaca agar dapat memahami maksud dari laporan ini dan
menambah wawasan mengenai kehidupan pasa masa lampau.

12

Anda mungkin juga menyukai