Anda di halaman 1dari 8

Zaman Megalitikum

Pengertian zaman megalitikum adalah zaman dimana manusia telah bisa


membuat hasil kebudayaan yang terbuat dari bahan batu batu besar. Disebut
kebudayaan Megalitikum karena semua alat yang digunakan atau dihasilkan
merupakan berasal dari batu-batu berukuran besar. Kemudian secara etimologi,
Megalitikum berasal 2 kata dalam bahasa Yunani yakni "Mega" dan "Lithos".
Mega artinya besar dan Lithos memiliki makna batu.

Apa Saja Ciri-Ciri Zaman Megalitikum?


Zaman megalitikum merupakan zaman batu besar. Ukuran peralatan
yang dibuat masih sangat kasar dan besar. Pada masa megalitikum,
penghuni sudah memiliki kepercayaan. Walaupun memang belum
mengenal adanya Tuhan. Kepercayaan yang dimiliki penghuni di masa
megalitikum adalah percaya terhadap roh-roh nenek moyang.
Jenis Manusia Zaman Megalitikum

Ada dua jenis manusia purba pada zaman Megalitikum yaitu jenis Mongoloid dan
Australomelannesid. Kenapa bisa ada dua? Karena manusia purba yang
ditemukan pada zaman ini berbeda-beda di setiap daerah dan tidak ditemukan
rangka manusia purba yang benar-benar utuh.

Berdasarkan bukti temuan yang sudah dilakukan oleh para arkeolog, dapat
disimpulkan bahwa manusia purba yang berhasil ditemukan di Indonesia bagian
barat sama dengan manusia purba yang ditemukan di Asia Tenggara (ciri-ciri
Mingoloid). Sementara itu, di Indonesia bagian timur manusia purbanya lebih
condong ciri-cirinya seperti Australomelanosid.
Alat alat Zaman Megalithikum

menhir : tugu batu digunakan untuk menghormati roh nenek


moyang

Punden berundak : terbuat dari batu untuk meletakan sesaji

dolmen : meja batu yang digunakan untuk meletakan sesaji

waruga : kubur batu yang berbentuk kubus

kubur batu : tempat menyimpan mayat

Sarkofagus : kubur batu yang berbentuk lesung

1. Menhir
Tugu batu untuk persembahan
Menhir adalah bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk upacara
menghormati roh nenek moyang, sehingga bentuk menhir ada yang berdiri
tunggal dan ada yang berkelompok serta ada pula yang dibuat bersama
bangunan lain yaitu seperti punden berundak-undak. Lokasi tempat
ditemukannya menhir di Indonesia adalah Pasemah (Sumatera Selatan),
Sulawesi Tengah dan Kalimantan.

Bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman


kepada satu bentuk saja karena bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan
terhadap roh nenek moyang. Lokasi tempat ditemukannya menhir di Indonesia
adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi Tengah dan Kalimantan.

2. Punden Berundak-undak
bangunan berundak dimana tempat lebih tinggi dianggap tempat
Punden berundak-undak adalah bangunan dari batu yang bertingkat-tingkat dan
fungsinya sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah
meninggal. Bangunan tersebut dianggap sebagai bangunan yang suci, dan
lokasi tempat penemuannya adalah Lebak Sibedug/Banten Selatan dan Lereng
Bukit Hyang di Jawa Timur, sedangkan mengenai bentuk dari punden berundak.

Dolmen

Dolmen merupakan meja dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan
saji-sajian untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen dipakai untuk
meletakkan mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh binatang buas
maka kaki mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh batu.
Dengan demikian dolmen yang berfungsi sebagai tempat menyimpan mayat
disebut dengan kuburan batu.

4.Sarkofagus

Sarkofagus adalah keranda batu atau peti mayat yang terbuat dari batu.
Bentuknya menyerupai lesung dari batu utuh yang diberi tutup. Dari Sarkofagus
yang ditemukan umumnya di dalamnya terdapat mayat dan bekal kubur berupa
periuk, kapak persegi, perhiasan dan benda-benda dari perunggu serta besi.

5.Arca/batu
Arca/patung-patung dari batu yang berbentuk binatang atau manusia. Bentuk
binatang yang digambarkan adalah gajah, kerbau, harimau dan moyet.
Sedangkan bentuk arca manusia yang ditemukan bersifat dinamis. Maksudnya,
wujudnya manusia dengan penampilan yang dinamis seperti arca batu gajah.

6.Waruga

Waruga adalah peti kubur peninggalan budaya Minahasa pada zaman


megalitikum. Didalam peti pubur batu ini akan ditemukan berbagai macam jenis
benda antara lain berupa tulang- tulang manusia, gigi manuisa, periuk tanah liat,
benda- benda logam, pedang, tombak, manik- manik, gelang perunggu, piring
dan lain- lain.

1. KEHIDUPAN SOSIAL
Pada zaman ini manusia melakukan banyak kegiatan yang menyangkut
kehidupannya. Mereka sudah mepunyai aktifitas seperti berbueu dan
mengumpulkan makanan, bercocok tanam.

Ciri-cirinya adalah:

– Manusia sudah dapat membuat dan meninggalkan kebudayaan yang terbuat


dari batu-batu besar

– Berkembang dari zaman neolitikum sampai zaman perunggu

– Manusia sudah mengenal kepercayaan utamnya animism


Kebudayaan zaman megalitikum

Tradisi megalitik (juga dikenal sebagai "kebudayaan megalitikum") adalah


bentuk-bentuk praktik kebudayaan yang dicirikan oleh pelibatan monumen atau
struktur yang tersusun dari batu-batu besar (megalit) sebagai penciri utamanya.

Tradisi ini dikenal dalam perkembangan peradaban manusia di berbagai tempat:


Timur Tengah, Eropa, Asia Selatan, Asia Timur, Asia Tenggara, sampai
kawasan Polinesia. Dalam kronologi sejarah Eropa dan Timur Tengah, tradisi ini
berkembang di akhir Zaman Batu Pertengahan(Mesolitikum), Zaman Batu
Baru (Neolitikum), atau Zaman Perundagian (pengecoran logam), tergantung
dari masyarakat yang mendukungnya
Meskipun biasa dikaitkan dengan masa prasejarah, tradisi megalitik tidak
mengacu pada suatu era peradaban tertentu, namun lebih merupakan bentuk
ekspresi yang berkembang karena adanya kepercayaan akan kekuatan magis
atau non-fisik dan didukung oleh ketersediaan sumber daya di sekitarnya.
Sempat meluas pada masa pra-Hindu-Buddha, Indonesia sampai abad ke-21
masih memiliki beberapa masyarakat yang masih mendukung tradisi ini, baik
dalam bentuk mendekati aslinya, seperti suku
bangsa Nias, Batak (sebagian), Sumba, dan Toraja, maupun dalam
bentuk akulturasi dengan lapisan budaya setelahnya, seperti suku
bangsa Bali, Sunda (masih dipraktikkan oleh masyarakat Badui), dan Jawa

Anda mungkin juga menyukai