BAGUS ANDRIANTO
Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang
Jl. Semarang 05 Malang 65145
bagus.andrianto.2107316@students.um.ac.id
Abstract: The megalithic era or what is commonly referred to as the great stone
age is a time when humans at that time used tools made of large stones for daily
life. The purpose of writing this article is to explain, (1) the understanding of the
prehistoric period, (2) the megalithic period in Indonesia, (3) the cultural heritage
of the megalithic era, (4) the relationship between megalithic cultural heritage and
the life of today's society. We conducted this research using a literature review.
The results of this study aim to determine the cultural heritage of the megalithic
era in Indonesia.
Keywords: era, megalithic, culture.
Abstrak: Zaman megalitikum atau yang biasa disebut sebagai zaman batu besar
merupakan masa dimana manusia pada zaman tersebut menggunakan peralatan
yang berasal dari batu besar untuk kehidupan sehari-hari. Tujuan dari penulisan
artikel ini yaitu untuk menjelaskan, (1) pengertian masa prasejarah, (2) masa
megalitikum di Indonesia, (3) peninggalan kebudayaan masa megalitikum (4)
kaitan peninggalan kebudayaan megalitikum dengan kehidupan masyarakat
sekarang. Penelitian ini kami lakukan dengan menggunakan kajian literatur. Hasil
dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peninggalan kebudayaan zaman
megalitikum di Indonesia.
Kata kunci: zaman, megalitikum, kebudayaan.
PENDAHULUAN
Kehidupan masa prasejarah terbagi menjadi beberapa periode yaitu, zaman
batu, zaman logam dan zaman besi. Kehidupan zaman batu ditandai dengan
dibuatnya benda-benda dari batu yang dimodifikasi untuk peralatan sehari-hari.
Zaman logam ditandai dengan manusia sudah mulai mengenal teknologi dan
pertukangan dimana manusia mulai membuat berbagai alat dari logam yang sesuai
dengan kebutuhan mereka. Dan yang terakhir yaitu zaman besi, kehidupan
masyarakat pada zaman besi ditandai dengan pembuatan teknologi yang lebih
sempurna, yaitu dengan meleburkan besi dan menuangkannya ke dalam cetakan.
Kebudayaan batu besar atau Megalitikum adalah kebudayaan yang
menghasilkan benda-benda atau bangunan bangunan yang terbuat dari batu batu
besar dan masif. Sedangkan tujuan dari pembuatan benda- benda atau
pembangunan bangunan-bangunan tersebut adalah sebagai sarana pemujaan
atau penghormatan terhadap roh nenek moyang. Kebudayaan megalithikum ini
muncul pada zaman batu baru (Neolithikum) dan selanjutnya berlangsung terus
hingga zaman logam.
Tujuan dari penulisan artikel ini yaitu untuk mengetahui berbagai
peninggalan-peninggalan masa megalitikum yang terdapat di situs tanjung aro.
Peninggalan-peninggalan yang terdapat di situs tanjung aro antara lain kubur batu,
dolmen, arca, bilik batu dan lumping batu.
METODE
Berdasarkan rumusan masalah metode penelitian yang dilakukan
menggunakan metode kualitatif. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan
disimpulkan. Dari kesimpulan tersebut divalidasi dengan hasil penelitian
sebelumnya untuk melihat relevansinya.
2. Dolmen
Gambar 2. Dolmen.
https://cdn-2.tstatic.net/palembang/foto/berita/2011/12/29/dolmen1.jpg
Dolmen adalah sebuah tempat yang digunakan untuk meletakkan
sesaji atau persembahan pada saat memuja roh nenek moyang. Pada zaman
megalitikum tersebut manusia sudah mulai mengenal kepercayaan-
kepercayaan. Dolmen terbuat dari batu yang di tata menyerupai meja
persembahan, dua batu sebagai penyangga dan satu batu berukuran besar
sebagai alas di atasnya. Selain berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan
sesaji pada saat pemujaan, pada masyarakat megalitikum yang sudah maju
dolmen juga berguna sebagai tempat duduk oleh pemimpin seperti kepala
suku raja-raja dan sebagai tempat keramat atau sakral pada saat upacara
maupun pertemuan.
Penemuan dolmen di situs tanjung aro ditemukan oleh masyarakat
setempat di pekarangan rumah warga. Dan sudah banyak dikubur oleh
masyrakat karena sudah tidak berfungsi lagi. Dolmen yang ditemukan di
dataran tinggi Pasemah pada umumnya adalah batu datar yang diletakkan
di atas tanah atau disangga dengan tanah dan beberapa batu atau batu datar
yang disangga oleh beberapa batu di bawahnya.
3. Arca
4. Bilik batu
KESIMPULAN
Masa megalitikum adalah masa dimana manusia prasejarah mulai
membuat peralatan yang berasal dari batu-batu berukuran besar yang kemudian
dimodifikasi sedemikian rupa agar sesuai kebutuhan mereka. Menurut teori Von
Heine Geldern kebudayaan megalitik berasal dari Tiongkok, kemudian
penyebaran ke Indonesia dilakukan oleh bangsa Austronesia. Salah satu lokasi
penyebaran kebudayaan megalitikum yang terdapat di Indonesia hingga saat ini
yaitu situs Tanjung Aro yang berada di Kota Pagar Alam, Provinsi Sumatra
Selatan. Peninggalan-peninggalan kebudayaan megalitikum yang ada di situs
tanjung aro umumnya adalah benda-benda yang digunakan untuk upacara spiritual
dan alat-alat rumah tangga, contohnya kubur batu, arca, dolmen, bilik batu, dan
lumping batu. Situs tanjung aro juga dapat digunakan sebagai tempat wisata dan
juga tempat pembelajaran sejarah.
DAFTAR RUJUKAN
Ardianza, Z. E., Sukardi, S., Suriadi, A. 2017. Kebudayaan Manusia Prasejarah di
Desa Tanjung Aro Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah. Kronik :
Journal of History Education and Historiography, 1(1), 14-22. (Online).
(https://journal.unesa.ac.id/index.php/jhi/article/view/3037/4140, Diakses
5 Oktober 2021).
Dhiniati, F., Mardiansjah, F.H. 2016. Strategi Pengembangan Peluang Peran
Masyarakat Dan Pemerintah Dalam Pengembangan Wisata Budaya
Purbakala
Diansyah, A., Tanjung, F., Nasution, A.H. 2019. Prasejarah Indonesia. Medan:
Yayasan Kita Menulis. (Online). (https://books.google.co.id/books?
hl=en&lr=&id=phnGDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR5&dq=masa+prasejara
h+di+indonesia&ots=H61J71wtrg&sig=eB_RvDM7aOKsY4RPQbnjliIek
DI&redir_esc=y#v=onepage&q=masa%20prasejarah%20di
%20indonesia&f=false, Diakses 23 September 2021).
Indriastuti, K. 2015. Seni Lukis dan Seni Gores Pada Megalitik Pasemah, Provinsi
Sumatera Selatan Art Painting and art scratching in Pasemah Megalithic,
South Sumatera Province. Siddhayatra. 20(2), 129-141. (Online).
(https://core.ac.uk/download/pdf/227153336.pdf#page=55, Diakses 8
Oktober 2021).
Indriastuti, K. 2016. Bilik Batu di Situs Gunung Kaya, Situs Talang Pagar Agung
Dan Kotaraya Lebak Kabupaten Lahat, Provinsi Sumatera Selatan Stone
chamber at the site of Mount Kaya, Pagar Agung Site and Kotaraya
Lembak Lahat. South Sumatra Province. Siddhayatra. 20(1), 73-83.
(Online). (https://core.ac.uk/download/pdf/227153335.pdf#page=82,
Diakses 8 Oktober 2021).
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2009. Jakarta: Pustaka Phoenix.
Poesponegoro, P., Djoened, M. 2008. Sejarah Nasional Indonesia Zaman
Prasejarah di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Saputra, M. R., Asri, H. R. 2018. Kajian Tata Ruang Lukisan Dinding Pada Batu
Balai di Desa Tegur Wangi Lama Kota Pagaralam Sebagai Sumber
Pembelajaran Sejarah. Kalpataru. 4(2). 89-97. (Online).
(https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/Kalpa/article/view/
2489, Diakses 10 Oktober 2021).
Sepriani, L. 2018. Jenis-Jenis Peninggalan Megalit di Desa Tanjung Aro Sebagai
Sumber Pembelajaran Sejarah di Kelas X SMA Muhammadiyah 3
Palembang Tahun Ajaran 2017/2018. Kalpataru. 4(2), 129-134. (Online).
(https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/Kalpa/article/view/
2494/2295, Diakses 22 September 2021).
Situs Megalitikum Di Kota Pagar Alam. Biro Penerbit Planologi Undip. 12(2),
170-181. (Online).
(https://www.researchgate.net/profile/Fh-Mardiansjah/publication/326482
385_Strategi_Pengembangan_Peluang_Peran_Masyarakat_dan_Pemerinta
h_Dalam_Pengembangan_Wisata_Budaya_Purbakala_Situs_Megalitikum
_di_Kota_Pagar_Alam/links/5c18b977299bf139c760a7e2/Strategi-
Pengembangan-Peluang-Peran-Masyarakat-dan-Pemerintah-Dalam-
Pengembangan-Wisata-Budaya-Purbakala-Situs-Megalitikum-di-Kota-
Pagar-Alam.pdf, Diakses 17 September 2021).
Swastika, K. 2020. Kebudayaan Megalitik di Indonesia Persebaran, Tipologi,
Asal usul dan Kronologinya. Yogyakarta: LaksBang PRESSindo. (Online).
(https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/101065, Diakses 1
Oktober 2021).