NIM : 1903264
Zaman Batu Tua merupakan masa di mana alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan
belum dihaluskan/belum diasah/diupam, sehingga bentuknya masih sederhana. Contohnya adalah
kapak perimbas, alat-alat serpih, dan kapak genggam.
Zaman paleolithikum ini ditandai dengan diketemukannya benda-benda dari batu kasar,
berupa kapak genggam (chopper) yang ditemukan di Pacitan (Jawa Timur), Parigi (Sulawesi),
Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat).
Di Ngandong (Jawa Tengah) ditemukan alat-alat dari batu beraneka warna yang berfungsi untuk
mengorek-orek ubi yang disebut flakes dan peralatan dari tulang (bone culture).
Selain itu juga ditemukan lukisan kuno di gua Leang-leang (Sulawesi Selatan) objek lukisan
di gua ini berupa telapak tangan dan tubuh manusia.
Di Papua objek lukisannya berupa binatang terdapat cipratan darah yang dicampur dengan lemak.
Kapak Perimbas
Kapak perimbas digunakan untuk memotong bahan makanan dengan potongan yang besar
sehingga bentuknya lebih besar.
Sumber : http://abbeart.blogspot.com/2016/08/zaman-batu-sejarah-seni-rupa.html
Alat-alat serpih
Alat-alat serpih digunakan untun memotong dengan ukuran-ukuran yang lebih kecil sehingga
bentuknya kecil sekitar lima centimeter.
Sumber : http://abbeart.blogspot.com/2016/08/zaman-batu-sejarah-seni-rupa.html
Kapak Genggam
Kapak genggam fungsinya hampir sama dengan kapak perimbas hanya saja bentuknya lebih
pendek dan mengembang, cara memakainya dengan cara digenggam.
Sumber : http://abbeart.blogspot.com/2016/08/zaman-batu-sejarah-seni-rupa.html
Pada zaman ini kehidupan nenek moyang kita sudah mulai maju dan berkembang.
Hal ini dibuktikan dengan diketemukannya ujung panah, flakes, batu penggiling, pipisan, kapak batu
dan alat-alat dari tanduk rusa.
Nenek moyang kita pada zaman ini diperkirakan sudah mulai menetap.
Hal ini dibuktikan dengan diketemukan tumpukan kulit kerang setinggi tujuh meter di pantai
timur Sumatra dan juga sudah diketemukan pecahan tembikar dari tanah liat.
Merupakan masa peralihan di mana cara pembuatan alat-alat kehidupannya lebih baik dan lebih halus
dari zaman batu tua.
Pada zaman ini terdapat alat baru dengan fungsi yang berbeda daripada alat-alat serpih. Contohnya
yaitu:
-Batu penggiling/ pipisan fungsinya untuk menggiling bahan, sehingga bahan menjadi pipih.
Bentuknya terdiri dari dua bagian yaitu bagian yang digunakan sebagai alas memiliki permukaan
datar dan bagian batu berbentuk silinder yang digunakan untuk memipihkan.
Sumber : http://abbeart.blogspot.com/2016/08/zaman-batu-sejarah-seni-rupa.html
Pebble/Kapak Sumatera
-Pebble/kapak sumatera. Pebble merupakan bentuk dasar kapak tetapi lebih kasar, fungsinya untuk
memotong akan tetapi bentuknya lebih baik dan lebih runcing daripada alat-alat serpih.
Sumber : http://abbeart.blogspot.com/2016/08/zaman-batu-sejarah-seni-rupa.html
-Kapak pendek. Kapak pendek merupakan jenis lain dari Pebble tetapi bentuknya lebih pendek.
Sumber : http://abbeart.blogspot.com/2016/08/zaman-batu-sejarah-seni-rupa.html
Pada zaman ini nenek moyang kita sudah tinggal menetap. Dalam mencari mata pencaharian
mereka sudah mulai bercocok tanam. Pada periode ini telah ditemukan kapak lonjong dan persegi.
Kapak persegi (ditemukan di Lahat, Bogor, Sukabumi, Karawang, Pacitan, Tasikmalaya dan
lereng Gunung Ijen) diperkirakan untuk bercocok tanam, memahat dan untuk memotong kayu.
Sedangkan kapak lonjong (ditemukan di Papua, Minahasa, Serawak dan Kepulauan Tanimbar)
bentuknya bulat memanjang dengan bagian ujung lancip dan tajam.
Pada zaman ini juga sudah diketemukan tembikar dari tanah liat yang sudah diberi motif
hiasan yang bersifat magis, perhiasan cincin, kalung, gelang dari batu dan pakaian dari kulit kayu.
Zaman batu muda erupakan suatu masa di mana alat-alat kehidupan manusia dibuat dari batu
yang sudah dihaluskan, serta bentuknya lebih sempurna dari zaman sebelumnya. Pada zaman ini
manusia lebih pintar, terdapat adanya kreativitas dalam membuat alat-alat menjadi lebih baik, yaitu
dengan cara diperbagus bentuk dan teksturnya. Peninggalan pada zaman ini yaitu: Beliung dan Kapak
lonjong.
Beliung
Kapak Lonjong
Beliung fungsinya hampir sama dengan kapak, bentuknya seperti persegi tetapi tidak
beraturan. Sedangkan kapak lonjong memiliki bentuk seperti ellips dan teksturnya halus, ujungnya
agak lancip tetapi tidak runcing.
Sumber : http://abbeart.blogspot.com/2016/08/zaman-batu-sejarah-seni-rupa.html
Zaman Batu Besar ditandai dengan adanya peninggalan monumen-monumen batu sebagai
upacara keagamaan yang dianut masyarakat pada saat itu.
Peninggalan tersebut berupa dolmen ( sejenis meja dari batu berukuran besar berfungsi untuk
meletakkan sesaji di atasnya dan juga sebagai tanda bahwa di bawahnya ada kuburannya), menhir
(bangunan yang menyerupai tugu sebagai tanda bersemayamnya roh-roh dan kekuatan gaib), kuburan
batu, sarcophagus (peti dari batu untuk menyimpan orang mati), punden berundak (batu yang disusun
berundak menyerupai candi) dan arca batu.
Dolmen
Dolmen merupakan lempengan batu besar yang luas, kemudian diletakkan di atas batu lain
yang lebih kecil hingga seperti meja raksasa.
Zaman batu besar merupakan masa di mana banyak menghasilkan bangunan monumental
yang terbuat dari batu-batu besar.
Peninggalan pada zaman ini yaitu: Sarkofagus, Menhir, Punden berundak, dan Dolmen.
Sarkofagus memiliki bentuk seperti peti mati yaitu terdiri atas tempat mayat dan penutup
seperti setangkup. Sarkofagus terbuat dari batu yang sangat besar dan diberi cekungan pada kedua
sisinya, seperti pada gambar di bawah ini:
Sarkofagus
Fungsi dari benda ini memang digunakan untuk menyimpan mayat, seperti peti mati.
Sumber : http://abbeart.blogspot.com/2016/08/zaman-batu-sejarah-seni-rupa.html
Menhir
Menhir memiliki bentuk panjang dan tertata di atas tanah secara berdiri seperti menancap
pada tanah.
Sumber : http://abbeart.blogspot.com/2016/08/zaman-batu-sejarah-seni-rupa.html
Punden berundak
Punden berundak memiliki ukuran yang sangat besar dan luas hampir seperti bangunan dari
batu, tidak heran karena fungsinya memang untuk upacara tertentu. Benda ini memiliki step-step atau
anak tangga.
Sumber : http://abbeart.blogspot.com/2016/08/zaman-batu-sejarah-seni-rupa.html
Zaman ini ditandai masuknya kebudayaan Indo-Cina ke Indonesia sekitar 500 SM.
Peninggalan pada zaman logam berupa kapak perunggu, genderang perunggu, benda hias dari
perunggu.
Sumber : http://abbeart.blogspot.com/2016/08/zaman-batu-sejarah-seni-rupa.html
Sumber :
http://seputarsenibudaya.blogspot.com/2016/05/hasil-karya-seni-rupa-pada-zaman-batu.html
http://abbeart.blogspot.com/2016/08/zaman-batu-sejarah-seni-rupa.html
Sumber : www.smailingexpress.com
Sumber : www.kaskus.com
5. Arsitektur Kontemporer
Pasca kemerdekaan sampai sekarang, arsitektur terus berkembang menjadi arsitektur
kontemorer. Awal masa kemerdekaan, bangunan-bangunan yang muncul masih berkualitas rendah
karena perkembangan ekonominya masih belum kuat. Lambat laun, orang-orang banyak pula yang
menggunakan arsitektur pribadi untuk mendesain rumah mereka sesuai keinginan. Sekarang, secara
umum di Indonesia tren arsitektur terbagi dua kutub, minimalis dan maksimalis (klasik).
Rumah minimalis merupakan salah satu ciri khas arsitektur kontemporer Indonesia masa kini
Sumber : www.pinterest.com
Sumber : https://merahputih.com/post/read/5-periode-perkembangan-arsitektur-indonesia
III. SENI LUKIS
1. Seni Lukis Prasejarah Indonesia
Pada zaman prasejarah, seni lukis memegang peranan penting karena setiap lukisan
mempunyai makna dan maksud tertentu. Saat zaman itu, lukisan dibuat pada dinding-dinding gua dan
karang. Salah satu teknik yang digunakan oleh orang-orang gua untuk melukis di dinding gua adalah
menempelkan tengan di dinding gua, lalu disemprot dengan kunyahan daun-daunan atau batu mineral
berwarna. Teknik ini dikenal dengan aeorograph.
Contoh, karya seni lukis yang dihasilkan pada zaman prasejarah dapat dilihat di Gua Leang
Pattakere di Maros, Sulawesi Selatan (menggabarkan adegan perburuan). Di dinding gua di pantai
selatan Irian Jaya (menggambarkan nenek moyang).
V. SENI KRIYA/KERAJINAN
Semenjak zaman dulu sebenarnya secara tidak langsung, se4ni kriya telah tercipta. Hal ini terjadi
pada mulanya sebatas sebagai pelengkap atau sarana dalam prosesi upacara, hiasan rumah atau
sebagai cinderamata. Tetapi pada perkembangannya, jenis bentuk yang dihasilkan kemudian
berkembang kedalam jenis yang beragam dan terciptalah kesenian kriya yang profit oriented.
Sebagai contoh, benda-benda dari tanah liat yang ditemukan di Kraton Bekas Kerajaan
Majapahit, di Trowulan, jenisnya adalah gerabah,; guci, celengan berbentuk semar. Kemudian
ditemukan pula hiasan atau peralatan rumah, seperti guci, miniatur bangunan. Selain itu, pada zaman
perunggu juga ditemukan kesenian yang tergolong dalam seni kriya. Dalam kehidupan sehari-hari,
ditemukan bentuk seperti mangkuk-mangkuk, sendok.
Seni Kriya pada Era Lebih Modern
Perkembang seni kriya pada zaman ke zaman mengalami berbagai perubahan. Perubahan yang
terjadi disini dalam artian pengertian tentang jenis seni yang termasuk ke dalam seni kriya. Jika pada
zaman dulu, benda pusaka yang berujud keris misalnya, dikategorikan sebagai sebuah benda yang
sacral dan pemakaiannyapun harus dengan pranata tertentu, maka pada era sekarang jenis pusaka
keris sudah menjadi sentra kerajinan yang cukup menjanjikan. Jika pembuatan keris tempo dulu
melalui proses yang njlimet dan memakan waktu yang lama, dengan jenis laku tertentu dan bahan
dari jenis yang terbaik untuk dijadikan sebuah keris pusaka, maka pada era sekarang, kebanyakan
pembuatan keris sebagai seni kriya dilakukan dalam rangka memnuhi kemauan pasar dan bukan
dengan alasan kesakralan lagi.
Keris yang pada era sekarang dipandang sebagai barang cinderamata. Hal ini terkait dengan
era pariwisata yang dulu tidak ada dan sekarang telah berkembang pesat di sebagian tanah air
(terutama Jawa dan Bali). Selain itu kegunaan keris yang pada zaman dulu terkenal dengan
kesakralannya dan bahkan ada keris yang hanya dipakai pada upacara tertentu, tetapi penggunaan
keris pada era sekarang, pada umumnya hanya terbatas pada upacara temanten atau bahkan dapat
dipakai sewaktu-waktu. Walaupun pamor keris tidak sedasyat pada tempo dulu, tetapi, bagi sebagian
besar orang kejawen fungsi keris tetap sakral dan harus lewat pranata tertentu dalam pengurusan
maupun penggunaannya.
Sumber : https://singkatsejarah.blogspot.com/2016/11/sejarah-seni-kriya.html