TENTANG
ZAMAN MEGALITIKUM
Disusun untuk Memenuhi Tugas Ilmu Pengetahuan Sosial (Sejarah)
Anggota
: Igi Alfaris
Ima T
Indriyani Pratiwi
Irfan Juliana Y
bahkan
keduanya
berkembang
dan
tetap
dipergunakan.
Dalam
perkembangannya kehidupan masyarakat sudah teratur dan telah mengenal bentukbentuk pertama siste pemerintahan erajaan (prototype kerajaan). Manusia telah
mampu menghasilkan bangunan-bangunan dari batu besar atau Megalitikum
(mega=besar; lithos=batu). Kedua kata tersebut berasal dari Yunani. Yang dimaksud
dengan bangunan megalit adalah bangunan-bangunan yang dibuat dari batu-batu
besar dan digunakan dalam hubungannya dengan kepercayaan zaman prasejarah.
B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan megalitikum dan zaman megalitikum?
Apa saja hasil kebudayaan yang dihasilkan dari zaman megalitikum?
Sistem Pemerintahan apa yang dianut pada masa itu?
C. PEMBAHASAN
Kebudayaan Megalithikum
Apakah Anda masih ingat kebudayaan Megalithikum?
Megalithikum/kebudayaan batu besar sesungguhnya bukanlah mempunyai arti
timbulnya kembali zaman batu sesudah zaman logam, tetapi kebudayaan
megalithikum adalah kebudayaan yang menghasilkan bangunan-bangunan dari batu
besar yang muncul sejak zaman Neolithikum dan berkembang pesat pada zaman
logam.
pertolongan.
Kepercayaan tentang roh, dunia roh, kehidupan sesudah mati, kekuatan dan
tokoh-tokoh supernatural serta penghormatan dan ketundukan kepada mereka
diwujudkan dalam bentuk pendirian obyek-obyek pemujaan, seperti Menhir,
Punden Bertangga, Sarkofagus, dll.
pengayauan
Upacara kematian yang kompleks dan hubungan antara yang manusia di dunia
dan yang sudah mati di dunia roh (saat upacara, roh diangkat ke posisi tinggi
di akhirat, sehingga dapat turun bersama keturunannya untuk menolong &
memberi berkah kepada mereka).
Mengenai contoh-contoh suku lainnya dapat Anda pelajari pada buku-buku yang
relevan seperti buku yang berjudul Manusia dan Kebudayaan di Indonesia karangan
Prof. Dr. Koentjaraningrat. Buku tesebut dapat Anda pinjam dari perpustakaan umum
atau perpustakaan sekolah bina Anda.
Untuk mendapatkan pemahaman yang jelas tentang kebudayaan megalithikum, maka
simaklah contoh-contoh dari hasil kebudayaan megalithikum yang akan disajikan
pada uraian materi berikut ini.
1. Menhir
Menhir adalah bangunan yang berupa tugu batu yang didirikan untuk
upacara menghormati roh nenek moyang, sehingga bentuk menhir ada
yang berdiri tunggal dan ada yang berkelompok serta ada pula yang
dibuat bersama bangunan lain yaitu seperti punden berundak-undak.
Bagaimana kesan Anda setelah melihat bentuk-bentuk menhir melalui gambar 18?
Bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman
kepada satu bentuk saja karena bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan
terhadap roh nenek moyang. Selain menhir terdapat bangunan yang lain
bentuknya, tetapi fungsinya sama yaitu sebagai punden berundak-undak.
2. Punden Berundak-undak
Punden berundak-undak adalah bangunan dari batu yang bertingkattingkat dan fungsinya sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek
moyang yang telah meninggal.
Bangunan tersebut dianggap sebagai bangunan yang suci, dan lokasi tempat
penemuannya adalah Lebak Sibedug/Banten Selatan dan Lereng Bukit Hyang di
Jawa Timur, sedangkan mengenai bentuk dari punden berundak dapat Anda amati
gambar-gambar berikut ini.
Setelah Anda mengamati gambar 19, apa yang terlintas dalam pikiran Anda?
Pernahkah Anda melihat bangunan yang bentuknya mirip punden berundakundak.
entu Anda sudah pernah melihat candi Borobudur, baik secara langsung maupun
hanya melalui gambar ataupun televisi. Candi Borobudur di Jawa Tengah adalah
bangunan pemujaaan untuk umat Budha, dan menurut Prof. Dr. Sutjipto
Wirgosuparto, arsitektur bangunan Borobudur merupakan tiruan atau kelanjutan
dari punden berundak-undak.
3. Dolmen
Dolmen merupakan meja dari batu yang berfungsi sebagai tempat
meletakkan saji-sajian untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen
dipakai untuk meletakkan mayat, agar mayat tersebut tidak dapat
dimakan oleh binatang buas maka kaki mejanya diperbanyak sampai
mayat tertutup rapat oleh batu.
4. Sarkofagus
Sarkofagus adalah keranda batu atau peti mayat yang terbuat dari
batu. Bentuknya menyerupai lesung dari batu utuh yang diberi tutup.
Dari Sarkofagus yang ditemukan umumnya di dalamnya terdapat
mayat dan bekal kubur berupa periuk, kapak persegi, perhiasan dan
benda-benda dari perunggu serta besi.
Dari gambar 21, coba Anda amati dengan baik bentuk dari Sarkofagus, kemudian
nanti Anda bandingkan dengan hasil megalithikum berikut ini, sehingga Anda
dapat mencari perbedaan antara keduanya.
5. Peti kubur
Peti kubur adalah peti mayat yang terbuat dari batu-batu besar. Kubur
batu dibuat dari lempengan/papan batu yang disusun persegi empat
berbentuk peti mayat yang dilengkapi dengan alas dan bidang atasnya
juga berasal dari papan batu.
Daerah penemuan peti kubur adalah Cepari Kuningan, Cirebon (Jawa Barat),
Wonosari (Yogyakarta) dan Cepu (Jawa Timur). Di dalam kubur batu tersebut
juga ditemukan rangka manusia yang sudah rusak, alat-alat perunggu dan besi
serta manik-manik. Dari penjelasan tentang peti kubur, tentu Anda dapat
mengetahui persamaan antara peti kubur dengan sarkofagus, dimana keduanya
merupakan tempat menyimpan mayat yang disertai bekal kuburnya. Tetapi untuk
dapat mencari perbedaan antara keduanya, silahkan Anda amati gambar 22 berikut
ini.
Sarkofagus adalah keranda/peti mayat yang dibuat dari batu yang masih utuh dan
batu utuh tersebut dibentuk seperti lesung yang ada tutupnya. Sedangkan peti
kubur adalah peti mayat yang dibuat lempengan-lempengan batu/papan-papan
Arca batu gajah adalah patung besar dengan gambaran seseorang yang sedang
menunggang binatang yang diburu. Arca tersebut ditemukan di daerah Pasemah
(Sumatera Selatan). Daerah-daerah lain sebagai tempat penemuan arca batu antara
lain Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Untuk mengetahui bentuk Arca batu gajah dapat Anda amati gambar 23 berikut
ini.
Perhatikanlah gambar Arca Batu Gajah dari Pasemah tersebut, karena dari gambar
tersebut terdapat gambar nekara kecil yang diikat di punggung.
Dengan melihat gambar tersebut sebagai salah satu contoh peninggalan
Megalithikum, maka tugas Anda memberikan kesimpulan hubungan antara
Kebudayaan Megalithikum dengan Kebudayaan Perunggu seperti yang terlihat
pada Arca Batu Gajah.
Di sekitar daerah Nganding dan Sidorejo dekat Ngawi, Madiun (Jawa Timur)
ditemukan kapak genggam dan alat-alat dari tulang dan tanduk. Alat-alat dari tulang
tersebut bentuknya ada yang seperti belati dan ujung tombak yang bergerigi pada
sisinya. Adapun fungsi dari alat-alat tersebut adalah untuk mengorek ubi dan keladi
dari dalam tanah, serta menangkap ikan. Untuk lebih jelasnya tentang alat-alat ini
maka amati gambar 3 berikut ini.
a. Untuk lebih memahami penyebaran kebudayaan Mesolithikum ke Indonesia,
maka simaklah gambar 7 peta penyebaran kebudayaan tersebut ke Indonesia.
Coba Anda bandingkan peta jalur penyebaran kebudayaan Mesolithikum dengan peta
penyebaran kebudayaan Plaeolithikum.
Penyebaran kebudayaan Mesolithikum lebih banyak dibandingkan dengan
penyebaran kebudayaan Palaeolithikum. Dengan demikian masyarakat prasejarah
selalu mengalami perkembangan. Pergantian zaman dari Mesolithikum ke zaman
Neolithikum membuktikan bahwa kebudayaannya mengalami perkembangan dari
tingkat sederhana ke tingkat yang lebih kompleks.
D. Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan dapat disimpulkan :
Megalithikum/kebudayaan batu besar sesungguhnya bukanlah mempunyai arti
timbulnya kembali zaman batu sesudah zaman logam, tetapi kebudayaan
megalithikum adalah kebudayaan yang menghasilkan bangunan-bangunan dari
batu besar yang muncul sejak zaman Neolithikum dan berkembang pesat pada
zaman logam.
Kebudayaan Megalithikum menyebar ke Indonesia melalui 2 gelombang yaitu
Megalith Tua dan Megalith Muda.
Megalith Tua menyebar ke Indonesia pada zaman Neolithikum (2500-1500 SM)
dibawa oleh pendukung Kebudayaan Kapak Persegi (Proto Melayu)
Megalith Muda menyebar ke Indonesia pada zaman perunggu (1000-100 SM)
dibawa oleh pendukung Kebudayaan Dongson (Deutro Melayu)
Kepercayaan tentang roh, dunia roh, kehidupan sesudah mati, kekuatan dan
tokoh-tokoh supernatural serta penghormatan dan ketundukan kepada mereka
diwujudkan dalam bentuk pendirian obyek-obyek pemujaan.
Peninggalan kebudayaan megalithikum ternyata masih dapat Kita lihat sampai
sekarang, karena pada beberapa suku-suku bangsa di Indonesia masih
memanfaatkan kebudayaan megalithikum tersebut.
Peninggalan hasil kebudayaan megalithikum adalah Menhir, Punden berundakundak, dolmen, arca batu, sarkofagus, peti kubur, dll.
D. Penutup
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembacanya, mohon maaf apabila ada
kesalahan, dan saya uacapkan terima kasih atas waktu anda yang telah diluangkan
untuk membaca makalah ini wassalam wr wb.
DAFTAR PUSTAKA
http://hansitta.inilahkita.com/2009/11/11/kabar-dari-sumba
http://id.wikipedia.org/wiki/Dolmen Megalit
http://www.elshinta.com
http://www.blogger.com/feeds/540802135256812975/posts/default/58798
67004369265039. Diambil pada tanggal 12 Maret 2008.
Agung Haryono. (2005). Tantangan Profesionalisme Guru Dalam
Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Diambil pada tanggal 11
April
2008
dari
http://kompas.com/kompascetak/0601/05/opini/2341110.htm.
http://arkeologijawa.com Dolmen; Warisan Budaya Zaman Megalitikum
Anderson, Ben. (1988). Revolusi Pemuda, Pendudukan Jepang dan
Perlawanan
di Jawa 1944 - 1946. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat
rahmat
sangat jauh dari sempurna, dengan harapan adanya kritik dan saran
saran yang kontruktif dari semua pihak untuk perbaikan penyusunan
makalah yang akan datang.
Majalaya,
21
2011
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
A. Latar Belakang Masalah ..
B. Rumusan Masalah
C. Pembahasan ..
D. Simpulan
E. Penutup ..
Januari