Anda di halaman 1dari 3

PERKEMBANGAN BUDAYA PADA MASYARAKAT AWAL INDONESIA

Perhatikan gambar berikut ini!

Kedua alat tersebut sama-sama terbuat dari batu. Namun, ada perbedaan yang
sangat mencolok diantara keduanya. Dilihat dari bentuk dan tekstur kapak tersebut,
kapak pada gambar sebelah kiri masih terlihat sangat sederhana, tidak diketam
(diamplas) dan hanya digunakan sebagai alat menggali. Kapak pada gambar sebelah
kanan lebih halus dan bentuknya agak berbeda, fungsinyapun mengalami
perkembangan yang cukup besar. Kapak tersebut dapat digunakan sebagai alat dalam
upacara tradisional. Karena penggunaan yang lebih khusus tersebut, maka kapak lonjong
dibuat dengan cara khusus, sehingga hasilnya lebih bagus. Mengapa keduanya
mengalami perbedaan bentuk dan fungsi? Salah satu faktor penyebabnya adalah
keduanya dibuat pada waktu yang berbeda.
Hasil-hasil kebudayaan manusia dan masyarakat prasejarah dapat
dikelompokkan dalam berbagai pembabakan waktu. Dalam pembabakan waktu tersebut,
kamu akan menemukan bahwa hasil budaya manusia prasejarah mengalami perubahan.
Mengapa kebudayaan maupun hasil budaya manusia manusia prasejarah dapat
mengalami perubahan? Hal ini tidak lain disebabkan perkembangan biologis manusia
purba. Dengan adanya perkembangan unsur-unsur biologis terutama pada otak,
mengakibatkan perkembangan cara berpikir. Hal ini yang mendorong munculnya
berbagai hasil budaya dengan tingkat pemikiran yang semakin tinggi.
Perkembangan peradaban sejalan dengan teori Herbert Spencer yang
mengatakan bahwa kebudayaan manusia maju melalui tingkat yang sama dan kemajuan
terjadi dari tingkat rendah ke tingkat yang lebih tinggi.
Bagaimanakah pembagian peradaban budaya di Indonesia? Perhatikan dengan
cermat pembagian zaman berikut ini:
1. Zaman Batu
Mengapa dinamakan zaman batu? Apakah di tempat manusia hidup saat itu hanya
ditemukan batu-batuan? Bukan itu jawabannya, hal ini tidak lain disebabkan sebuah hal
pokok, yaitu keterbatasan daya pikir mereka dalam memanfaatkan sumber daya alam
ang ada di sekitarnya.
Seorang ahli sejarah Inggris yang bernama Arnold J. Toynbee menganalisis
mengenai perkembangan budaya bangsa-bangsa di dunia. Setiap bangsa atau ras
mengalami tantangan (challenge) hidup yang harus dihadapinya. Tantangan pertama
berupa kesukaran hidup yang disebabkan kondisi alam seperti pergantian iklim, tanah
yang tandus, banjir, dan sebagainya. Tantangan kedua adalah hasil dari perbuatan yang
dilakukan manusia itu sendiri. Wujudnya antara lain adalah pertikaian antara bangsa-
bangsa di dunia dan perbuaan manusia terhadap lingkungannya sendiri baik dalam
lingkungan sosial maupun alamnya.
Manusia purba di Indonesia menjawab tantangan alam di sekitarnya dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitarnya. Contohnya batu. Dari batu
diciptakanlah berbagai hasil budaya yang kemudian disebut kebudayaan batu (stone
culture). Alat-alat batu tersebut diciptakan pada zaman batu pertama atau zaman batu
tua (Paleolithikum). Zaman ini terjadi kira-kira 600.000 tahun lalu.
Alat-alat dari zaman batu tua dikerjakan dengan teknik pemotongan monofacial
dan bifacial. Monofacial berasal dari kata mono (satu) dan facial (permukaan). Jadi, alat
tersebut dibuat dengan satu permukaan. Sementara bifacial berasal dari kata bi yang
berarti dua dan facial yang berarti permukaan. Berarti alat batu tersebut memiliki dua
permukaan. Bahan baku yang digunakan oleh masyarakat yang hidup di zaman
Paleolithikum adalah batu kwarsa, batu kapur, batu kali.
Pada zaman batu madya (Mesolithikum), penggunaan alat batu sudah lebih maju.
Muncul pebble, flake, dan alat-alat dari tulang. Pebble, flake, dan alat-alat tulang tidak
murni berasal dari Negara kita. Zaman ini berlangsung pada 20.000 SM.
Setelah kemunculan alat-alat tulang, pebble, flake, beberapa jenis hasil budaya
baru muncul pada masa zaman batu muda (Neolithikum). Masa ini ditandai juga dengan
munculnya berbagai perhiasan, gerabah, dan mata panah. Zaman Neolithikum
merupakan masa perkembangan alat-alat hasil budaya yang lebih rumit. Zaman
Neolithikum juga berhubungan erat dengan teori kedatangan bangsa Melayu Austronesia
ke Indonesia. Pembabakan zaman batu terakhir adalah munculnya zaman batu besar
(Megalithikum). Pada zaman itu hasil-hasil budaya sudah lebih maju dan berhubungan
erat dengan masalah-masalah kepercayaan atau agama. Batu-batu besar yang ada telah
dipahat sedemikian rupa. Berbagai wujud patung atau arca, dolmen, menhir, dan kubur
batu dapat ditemukan pada masa ini.
2. Zaman Logam
Pembagian waktu secara umum di zaman logam adalah:
a. Zaman tembaga
b. Zaman perunggu
c. Zaman besi
Dalam pembagian waktu budaya, Indonesia tidak mengenal zaman tembaga.
Zaman logam di Indonesia dimulai pada zaman perunggu. Ketika itu manusia prasejarah
mulai menggunkan perunggu yang terbuat dari campuran tembaga dan timah. Hal
tersebut merupakan hasil penyebaran budaya Dongson ke Indonesia.
Ketika bangsa Indonesia mulai memasuki zaman besi, besi mulai digunakan
sebagai bahan pembuatan berbagai alat-alat bantu kehidupan. Mereka mulai mengenal
teknologi peleburan biji besi yang hasilnya dipergunakan manusia prasejarah untuk
penuhi kebutuhanya.
Kebudayaan masyarakat awal Indonesia mengalami perkembangan dari
penggunaan alat-alat batu dan tulang menuju penggunaan alat-alat dari logam. Meskipun
cara pembuatan dan alat yang digunakan sangat sederhana, namun mereka terus
mencarialat dan cara yang paling tepat untuk dapat memudahkan kegiatan mereka.

Anda mungkin juga menyukai