Anda di halaman 1dari 5

Metode Pengendalian HAMA TIKUS Sawah

Posted on November 4, 2016November 4, 2016

A. Cara Pengendalian Hama Tikus

Gambar 1 : Hama tikus sawah

Hama & Penyakit – Tikus sawah (Rattus argentiventer) merupakan salah satu hama paling
berbahaya bagi tanaman padi, dimana serangan hama tikus dapat mengakibatkan kerusakan
yang tidak sedikit hingga gagal panen. Seringkali petani padi dibuat tak berdaya oleh binatang
pengerat ini karena pengendalian hama tikus lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan
pengendalian hama padi lainnya. Potensi kerusakan tanaman padi oleh hama tikus di Indonesia
cukup besar, yakni mencapai 20% per tahun. Serangan hama tikus bisa terjadi pada semua
fase, mulai dari persemaian hingga panen. Kasus serangan hama tikus terparah baru-baru ini
terjadi di Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas – Kalimantan Barat. Sekitar bulan Juli 2016 di
Kecamatan Tebas terdapat sekitar 97 hektar tanaman padi yang mengalami kerusakan parah
akibat serangan hama tikus. Dari serangan tikus tersebut 10 persen dari luas lahan padi
mengalami kerusakan yang cukup berat. Akibat dari serangan tikus tersebut para petani padi
dipastikan mengalami kerugian yang tidak sedikit.

B. Mengapa Hama Tikus Sulit Dikendalikan?


Fenomena kerusakan tanaman padi oleh serangan tikus selalu menjadi masalah bagi petani.
Resiko kerugian bahkan gagal panen akibat serangan hama tikus adalah momok yang
menakutkan. Mengapa hama tikus selalu menjadi masalah? Mengapa hama tikus sangat sulit
dikendalikan?
Beberapa alasan berikut ini adalah penyebab sulitnya melakukan pengendalian terhadap hama
tikus :
> Hama tikus sawah relatif sulit dikendalikan karena memiliki sifat biologi dan ekologi yang
berbeda dibanding hama padi lainnya.
> Monitoring yang lemah mengakibatkan terjadinya ledakan populasi hama tikus sehingga
menimbulkan kerusakan parah.
> Tidak dilakukan antisipasi yang serius sehingga pengendalian lebih sulit dilakukan.
> Pengendalian hama tikus pada umumnya dilakukan setelah terjadi serangan.
> Tidak dilakukan pengendalian secara intensif.
> Peralatan dan sarana pengendalian hama tikus yang terbatas.
> Tidak ada kekompakan antara petani dalam mengendalikan hama tikus.
> Tidak dilakukan pengendalian berkelanjutan sehingga populasi hama tikus terus meningkat.

C. Tips dan Strategi Pengendalian Hama Tikus


Beberapa tindakan sebenarnya bisa dilakukan secara bersama-sama untuk menekan populasi
hama tikus sawah sehingga tidak terjadi kerusakan tanaman. Kebersamaan dan kekompakan
para petani padi sangat diperlukan untuk menekan populasi tikus dan mencegah kerusakan
tanaman padi. Berikut ini beberapa tips dan strategi pengendalian hama tikus sawah :

Baca juga Jenis - Jenis Pestisida

1) Melakukan antisipasi dengan memprioritaskan pengendalian hama tikus pada awal musim
tanam.
2). Kegiatan pengendalian dilakukan secara bersama-sama, kompak, intensif, terkoordinir dan
berkelanjutan dengan penerapan kombinasi teknik pengendalian yang sesuai.
3). Untuk jenis hama tikus lokal pengendalian intensif dilakukan sebelum periode aktif
perkembangbikan tikus sawah yang bertepatan dengan stadia padi generatif.
4). Untuk tikus migran yang berasal dari tempat lain, pengendalian intensif dilakukan sebelum
hama tikus mencapai pertanaman di lokasi target pengendalian.
5). Untuk wilayah endemik yang selalu terjadi serangan setiap musim dilakukan pengendalian
intensif berkelanjutan terutama 2 minggu sebelum dan sesudah tanam.
6). Untuk wilayah sporadik yang kadang-kadang terjadi serangan dilakukan monitoring intensif
untuk memantau dan menekan populasi awal.
7). Untuk wilayah aman lakukan monitoring dengan memperhatikan tanda-tanda keberadaan
tikus.

D. 10 Cara Mengendalikan Hama Tikus Sawah

1). Melakukan Penanaman dan Panen Serempak


Gambar 2 : Pengendalian hama tikus dengan sanitasi dan gropyok masal (Foto : bbpadi.litbang.pertanian.go.id)

Penanaman hendaknya dilakukan secara serempak dalam satu hamparan, selisih waktu tanam
dan panen hendaknya tidak lebih dari 2 minggu. Hal ini dimaksudkan untuk membatasi
tersedianya pakan padi generatif sehingga tidak terjadi perkembangbiakan hama tikus secara
terus menerus.

2). Sanitasi Habitat Tikus


Sanitasi adalah kegiatan membersihkan semak-semak dan gulma yang tumbuh pada habitat
utama tikus, yaitu area tanggul, irigasi, jalan sawah, batas perkampungan, pematang sawah,
parit, saluran irigasi. Pembersihan atau sanitasi dilakukan supaya tempat-tempat tersebut tidak
dijadikan sarang oleh hama tikus.

3). Meminimalisasi Ukuran Pematang


Ukuran pematang sawah hendaknya dibuat tidak terlalu tinggi atau lebar, pematang yang tinggi
dan lebar sering digunakan sebagai tempat bersarangnya tikus. Agar hama tikus tidak menyukai
pematang sebagai tempat bersarang, pematang hendaknya dibuat rendah dan lebar tidak lebih
dari 30 cm.

Baca juga Hama dan Penyakit Tanaman Tomat

4). Melakukan Perburuan Massal (Gropyokan)


Gropyokan atau perburuan secara massal dan serentak dilakukan pada awal tanam dengan
melibatkan seluruh petani yang ada. Lakukan perburuan dengan berbagai cara untuk
membunuh dan memusnahkan hama tikus, yaitu dengan penggalian sarang, pemukulan,
penjeratan, pengoboran malam, perburuan dengan anjing dan lain sebagainya.

5). Melakukan Fumigasi / Pengemposan

Gambar 3 : Pengendalian hama tikus dengan fumigasi dan rodentisida (Foto : bbpadi.litbang.pertanian.go.id)
Fumigasi adalah suatu metode pengendalian hama yang dilakukan dengan cara memasukkan
pestisida gas/asap kedalam ruang tertutup. Dalam hal ini fumigasi adalah cara pengendalian
hama tikus dengan pengasapan lubang/sarang tikus. Setelah dilakukan fumigasi lubang/sarang
tikus ditutup rapat supaya tikus mati. Lakukan fumigasi pada semua lubang/sarang hama tikus
yang ada terutama pada stadium generatif padi.

6). Trap Barrier System (TBS)


Yaitu metode pengendalian hama dengan tanaman perangkap diterapkan terutama di daerah
endemik tikus dengan pola tanam serempak. TBS berukuran 20 x 20 m dapat mengamankan
tanaman padi seluas 15 hektar. TBS terdiri atas :
a). Tanaman perangkap untuk menarik kedatangan tikus, yaitu petak padi seluas 20 x 20 m
yang ditanam 3 minggu lebih awal
b). Pagar plastik untuk mengarahkan hama tikus agar masuk perangkap, berupa plastik/terpal
setinggi 70-80cm, ditegakkan ajir bambu setiap 1m dan ujung bawahnya terendam air
c). Bubu perangkap untuk menangkap hama tikus yang dipasang pada setiap sisi TBS. Bubu
perangkap terbuat dari ram kawat berukuran 20 x 20 x 40 cm.

7). Linear Trap Barrier System (LTBS)

Gambar 4 : Pengendalian hama tikus dengan Trap Barrier System (Foto : bbpadi.litbang.pertanian.go.id)

LTBS berupa bentangan pagar plastik/terpal setinggi 60-70 cm, ditegakkan dengan ajir bambu
setiap jarak 1 m, dilengkapi bubu perangkap setiap jarak 20 m dengan pintu masuk tikus
berselang-seling arah. LTBS dipasang di daerah perbatasan habitat tikus atau pada saat ada
migrasi tikus. Pemasangan dipindahkan setelah tidak ada lagi tangkapan tikus atau sekurang-
kurangnya di pasang selama 3 malam.

Baca juga Penyakit Pada Tanaman KELAPA SAWIT dan Cara Mencegahnya

8). Memanfaatkan Musuh Alami Hama Tikus


Musuh alami hama tikus antara lain binatang pemangsa seperti burung hantu, burung elang,
kucing, anjing, ular dan lainnya. Binatang-binatang pemangsa tikus tersebut hendaknya tidak
diganggu atau sebaiknya dilestarikan. Dengan demikian secara alami populasi hama tikus dapat
berkurang.

9). Pengendalian Hama Tikus Secara Kimiawi

Gambar 5 : Penge ndalian hama tikus dengan metode LTBS (Foto ; bbpadi.litbang.pertanian.go.id)

Pengendalian hama tikus secara kimiawi yaitu pengendalian menggunakan pestisida kimia
khusus untuk tikus, yaitu rodentisida. Rodentisida diberikan melalui makanan atau umpan untuk
membunuh hama tikus. Cara ini bisa dilakukan jika populasi tikus sangat tinggi dan tidak
memungkinkan dikendalikan dengan cara lainnya. Umpan diletakkan di habitat utama tikus,
gunakan rodentisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

10). Cara Pengendalian lainnya


Cara pengendalian hama tikus lainnya bisa dilakukan dengan metode pengendalian tradisional
yang biasa dilakukan oleh masyarakat setempat, seperti dengan bunyi-bunyian atau
penggenangan sarang tikus.
Pengendalian hama tikus sawah hendaknya dilakukan sejak dini, secara serempak bersama-
sama petani lain dan intensif. Pengendalian yang dilakukan setelah tanaman terserang atau
terlambat penanganannya tidak akan efektif membasmi hama tikus. Agar benar-benar efektif
tindakan pengendalian dilakukan setiap musim yang dilakukan pada awal tanam. Demikian “10
Cara Mengendalikan Hama Tikus Sawah“. Semoga bermanfaat…
Sumber :
1. bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/berita/info-teknologi/content/104-pengendalian-
hama-tikus-terpadu
2. cybex.pertanian.go.id/materilokalita/detail/12950/9-cara-mengendalikan-hama-tikus-sawah
Salam mitalom !!!

Anda mungkin juga menyukai