Anda di halaman 1dari 5

Sama halnya seperti serangga, tikus yang ditemukan dalam sebuah gudang industri merupakan

pertanda tidak yang dapat mengancam tidak hanya barang yang ada didalamnya, akan tetapi
dapat pula mengancam industri itu. Bahkan bisa saja dampaknya akan jauh lebih buruk, karena
hama tikus menyerang objek tidak menunggu dalam selang waktu yang terkadang cukup
panjang layak serangga. Namun tikus menyerang seketika dan dampaknya akan dirasakan
lebih cepat dibandingkan serangga. Layaknya serangga, tikus juga dapat menurunkan standar
kualitas industri tersebut baik produksi maupun akreditasi bidang usaha tersebut. Berikut ini
sinttesis akan memberikan beberapa tips saran yang dapat diterapkan guna meminimalisir
adanya tikus gudang hadir di tempat bekerja kita, diantaranya adalah :

 Glue Trap (lem yang ditaruh di wadah khusus) ditaruh ditepi bangunan dalam
terutama sisi kanan kiri pintu masuk ruangan.
 Menggunakan perangkap hidup untuk diberikan sebagai umpan bisa dipasang di
dalam atau di luar ruangan.
 Menggunakan racun tikus, namun harus ditempatkan di wadah yang aman dan
diberi tanda peringatan bahaya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
seperti dimakan oleh manusia. Berisi umpan beracun yang jika dimakan tikus
akan
menyebabkan tikus mati.
 Tirai atau jaring di setiap pintu masuk
 Menutup pintu setelah tidak dipakai aktivitas
 Menghindari adanya ceceran makanan di lantai pergudangan. Hal tersebut dapat
mengundang tikus masuk ruangan.
 Barang-barang yang tidak terpakai dirapikan agar tidak menjadi sarang tikus
 Menutup akses berlubang.
 Ada peta lokasi pemasangan pest control dan hasil pelaporan rutin.
 Sistem sanitasi yang lancar
Beberapa tips diatas mungkin akan sedikit merepotkan jika tidak ada divisi khusus yang
menangani permasalahan hama tersebut . Tentunya akan mengganggu fokus dari
stakeholder gudang untuk membantu target produksi industri yang harus dicapai. Perlu
bantuan tenaga profesional dibidang ini untuk membantu industri tersebut guna untuk
memberantas segala macam hama yang dapat
Berikut merupakan tahapan untuk melakukan pengendalian hama gudang

1. Melakukan monitoring untuk menentukan struktur populasi dan melihat struktur bangunan tempat
penyimpanan atau kendaraan pembawa komoditi
2. Menentukan metode aplikasi yang tepat berdasarkan hasil monitoring di lapangan
3. Mempersiapkan alat dan bahan pendukung lainya
4. Melakukan pengetesan kadar air pada komoditi
5. Melakukan pengendalian hama gudang dengan baik dan benar sesuai metode yang dipilih
ama merupakan salah satu jenis organisme pengganggu tanaman yang keberadaannya
sangat tidak diinginkan karena besarnya kerugian yang ditimbulkan akibat aktivitas hidup
dari organisme ini pada pertanaman. Apabila dilihat dalam arti luas, Hama adalah semua
bentuk gangguan baik kepada manusia, tanaman, maupun ternak. Namun, dari arti sempit
hama adalah semua hewan yang merusak tanaman yang dapat menimbulkan kerugian. Jadi,
apabila ada seekor hewan pada tanaman namun tidak menimbulkan kerugian maka hewan
tersebut tidak termasuk hama. Hama yang merusak tanaman dapat dilihat secara jelas dari
bekasnya (gerekan atau gigitan). Secara garis besar hewan yang dapat menjadi hama dapat
dari jenis serangga, moluska, tungau, tikus, burung, atau mamalia besar. Mungkin di suatu
daerah hewan tersebut menjadi hama, namun di daerah lain belum tentu menjadi hama
(Dadang : 2006). Pada intinya hama merupakan gangguan yang meresahkan manusia,
gangguan tersebut dapat berasal dari binatang penganggu (kutu, tikus, wereng, dll), dan
juga dapat berasal dari tumbuhan penganggu (bakteri, jamur, virus).

Pengendalian hama adalah pengaturan makhluk-makhluk hidup pengganggu yang


disebut hama karena dianggap mengganggu kesehatan manusia, ekologi, atau ekonomi.[1][2]
[3]
Pengendalian merujuk pada pembunuhan hama hewan seperti rubah dan tikus, biasanya
dilakukan oleh petugas atau departemen pengendalian hama.[4]
Hama di bidang pertanian dapat dikurangi baik melalui cara budaya, kimia, dan biologis termasuk
membajak dan mengolah atau penggemburan tanah.[5][6] Pestisida sebagai pengendalian hama di era
modern.[7] Hal ini dapat dicapai dengan memantau tanaman secara ketat, hanya
menggunakan pestisida bila benar-benar diperlukan, dan membudidayakan jenis dan tanaman yang
tahan hama. Metode biologis digunakan sedapat mungkin dengan mendorong musuh alami hama
dan memperkenalkan pemangsa atau parasit yang sesuai.
Sejarah pengendalian hama sama tuanya dengan pertanian, lantaran petani perlu mempertahankan
tanamannya dari serangan hama.[8] Untuk memaksimalkan hasil produksi, tanaman perlu dilindungi
dari tanaman dan hewan pengganggu

Pengendalian alami[sunting | sunting sumber]


Pengendalian alami[26] adalah proses pengaturan kepadatan populasi dari suatu organisme
pengganggu dengan fluktuasi antara batas bawah dan batas atas populasi pada selang waktu
tertentu dan dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan baik itu abiotik atau biotik. [27] Pengendalian ini
terlibat tanpa adanya unsur kesengajaan yang diciptakannya atau dapat dimanipulasi oleh manusia.
Langkah-langkah dasar pengendalian hama biologis, yaitu importasi, augmentasi, dan konservasi.[28]
Importasi[sunting | sunting sumber]
Importasi (pemasukan) adalah proses pemasukan musuh alami hama dari lokasi lain ke lahan
pertanian untuk pengendalian hama biologis.[29] Musuh alami ini biasanya tidak dapat muncul di
lahan pertanian karena berbagai keadaan seperti lingkungan yang tidak menguntungkan yang
disebabkan oleh meluasnya penggunaan pestisida dan pupuk kimia, atau pertimbangan geografis.
Jika hama berupa spesies yang menyerang (spesies invasif), kemungkinan besar lawan alaminya
tidak akan ada. Hewan yang merupakan predator hama alami mungkin disambut dengan cara
tertentu. Misalnya, burung pemakan serangga bersarang, tapi burung lain tidak bisa, di mana
burung yang paling berguna dapat ditarik dengan lubang yang cukup besar untuk spesies yang
diinginkan.[30]
Musuh alami hama harus memiliki kemampuan berkoloni agar efektif dalam mengendalikan suatu
hama sehingga dapat bertahan dari muncul dan hilangnya habitat (akibat pergantian musim tanam).
Kemampuan ini memungkinkannya untuk mengikuti perubahan habitat melalui ruang dan waktu.
Pengendalian paling baik jika spesies target tidak ada untuk sementara, yang berarti ia dapat
mempertahankan populasinya, dan jika ia adalah pemburu oportunistik, yang berarti ia dapat
dengan cepat mengeksploitasi populasi hama.
Augmentasi[sunting | sunting sumber]

Hippodamia convergens, kini dijual secara komersial untuk pengendalian hama aphid.

Augmentasi adalah peningkatan populasi musuh alami hama yang telah ada, dengan melepaskan
varietas yang telah dikendalikan sifatnya. Pelepasan populasi musuh alami hama dapat dilakukan
dengan periode tertentu dan dalam jumlah tertentu tergantung siklus hidupnya dan siklus
pertanaman.[32] Augmentasi dibagi atas dua yaitu secara inokulasi dan Inundasi.[32] Inokulasi adalah
pelepasan musuh alami yang dilakukan bertujuan untuk menyiapkan predator agar siap di musim
berikutnya sedangkan inundasi adalah pelepasan musuh alami segera ketika terdapat OPT
(Organisme Pengganggu Tumbuhan) yang muncul hingga OPT tersebut tidak ada.
Konservasi[sunting | sunting sumber]
Konservasi adalah pengelolaan hama biologis dengan mempertahankan musuh alami hama, yang
sudah ada dalam suatu ekosistem atau habitat dan telah beradaptasi dengan baik.[33] Menambahkan
fasilitas tertentu, seperti penahan angin, tanaman pagar, kolam, kompos, atau mulsa, dapat
membantu mempertahankan populasi. Berbagai musuh alami hama dapat memiliki habitat yang
beragam. Misalnya, burung hantu hidup di lubang pohon, katak berenang di kolam,
dan landak hidup di lubang tanah dan kayu. Sisa tanaman pertanian yang relatif keras dan berkayu
dapat dipertahankan di musim dingin sebagai sarana untuk mempertahankan diri dari cuaca dingin.
[34]

Pengendalian hayati[sunting | sunting sumber]


Secara ekologis, pengendalian hayati[26] adalah aksi dari parasit(oid), pemangsa dan patogen dalam
proses pemeliharaan kepadatan populasi dari suatu organisme lain dengan rata-rata populasi ini
lebih rendah daripada yang akan terjadi jika musuh alami tersebut tidak ada.

Pengendalian hama biologis[sunting | sunting sumber]

Pengendalian hama biologis yaknitawon parasitoid (Cotesia congregata)

Pengendalian hama biologis dilakukan dengan menggunakan pemangsa dan parasit alami hama
tersebut. Tujuan pengendalian hama biologis adalah mengeliminasi hama dengan dampak negatif
bagi lingkungan dan kesehatan manusia yang sesedikit mungkin.
Contoh, nyamuk dikendalikan dengan menebarkan bakteri Bacillus
thuringiensis subspesies israelensis (dikenal dengan bubuk abate) untuk membunuh larva nyamuk
di perairan. Metode ini diketahui tidak menyebabkan dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan
manusia, bahkan aman diminum.[37]
Berbagai organisasi lingkungan dan hewan liar mendorong penggunaan predator untuk membunuh
hama hewan pengerat.[38] Berbagai spesies burung hantu yang mulai terancam punah dapat
dikembang biakan sambil membantu para petani membunuh tikus di lahan pertanian.
Minyak dari pohon Abies balsamea telah disetujui oleh EPA sebagai penangkal rodent yang bersifat
non-toksik.[39][40] Akar dari pohon Acacia polyacantha subspesies campylacantha diketahui
mengeluarkan senyawa yang mampu mengusir berbagai jenis hewan seperti buaya, ular dan tikus.
[41][42]

Secara mekanis[sunting | sunting sumber]

Budidaya dengan membajak untuk mengendalikan hama

Ulat pucuk cemara (ulat dewasa dan kepompong) dipantau denganperangkap feromon .

Pengendalian hama secara mekanis dilakukan secara langsung dengan menggunakan tangan
maupun dengan bantuan alat dan mesin pertanian.[43] Gulma bisa hilang dari suatu lahan pertanian
dengan melakukan pengolahan tanah seperti pembajakan. Hal inilah yang dianggap sebagai
metode pengendalian gulma.[44] Pembajakan mengangkat tanah beserta tanaman liar di atasnya lalu
membalikkan, sehingga akar tanaman dapat memperoleh udara dan sinar matahari, serta daun
gulma akan tertimbun tanah.[44][45] Beberapa hama lain seperti wireworm, larva kumbang spesies click
beetle, adalah hama yang juga sangat merusak di padang rumput yang baru dibajak, dan
penanaman berulang kali memaparkan mereka pada pemangsa yang memakannya, seperti burung
dan pemangsa lainnya.[46]
Rotasi tanaman dapat membantu dalam pengelolaan hama dengan menghilangkan serangga dari
tanaman inangnya. Rotasi tanaman menjadi taktik utama dalam mengendalikan hama cacing akar
jagung, dan telah terbukti mengurangi insiden kumbang kentang Colorado hingga 95% di awal
musim

Anda mungkin juga menyukai