Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
M02
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik dalam
kekurangan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang kami lakukan
dapat menjadi hal yang membawa dampak baik bagi pembaca dan semoga
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
1. PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................3
3. PENUTUP..............................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................10
3.2 Saran...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................12
iii
1. PENDAHULUAN
kawasan pesisir dapat menyediakan ruang dengan aksesibilitas tinggi dan relatif
habitat yang beragam, baik di darat maupun di laut yang saling berinteraksi satu
langsung maupun tidak langsung. Wilayah pesisir merupakan wilayah yang unik
karena merupakan percampuran antara darat dan perairan yang dikenal sebagai
daerah ekoton. kawasan pesisir merupakan salah satu kawasan yang memiliki
produktivitas hayati yang tinggi. Menurut Adiprima dan Sudrajat (2016), pesisir
terjadi karena proses alami dan perubahan karena campur tangan manusia.
1
Menurut Birawa dan Sukarna (2016), konversi lahan dan pemanfaatan
pesisir antara lain adalah terumbu karang (coral reefs), hutan mangrove, padang
lamun (sea grass), pantai berpasir (sandy beach), estuaria, laguna, dan delta.
Ekosistem buatan antara lain berupa: tambak, sawah pasang surut, kawasan
atau mendekati keadaan semula. Selalu terdapat konflik social yang ada dalam
2
2. Apa konflik sosial yang biasa muncul pada konservasi kawasan pesisir ?
1.3 Tujuan
kawasan pesisir.
pesisir.
Kabupaten Pekalongan.
3
2. HASIL DAN PEMBAHASAN
pengaruh laut (pasang-surut, suara deburan ombak dan rembesan air laut di
daratan) dan wilayah laut sepanjang masih mendapat pengaruh dari darat (aliran
air sungai dan sedimentasi dari darat). Menurut badan koordinasi survey dan
pemetaan nasional, batas wilayah pesisir adalah daerah yang masih ada
Konservasi adalah upaya yang dilakukan oleh manusia untuk melestarikan atau
c. Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola
4
Maka yang dimaksud dengan konservasi kawasan pesisir yaitu sebuah
suara deburan ombak dan rembesan air laut di daratan) dan wilayah laut
sepanjang masih mendapat pengaruh dari darat (aliran air sungai dan
sedimentasi dari darat). Menurut Arifin, et al. (2019), konservasi kawasan pesisir
perairan terdiri atas 4 zona yaitu: zona Inti, zona pemanfaatan atau zona wisata,
zona perikanan berkelanjutan dan zona lainnya. Penetapan zona inti dan
Sumber daya alam yang tidak menjadi obyek kepemilikan, yang juga
kehancuran yang diakibatkan oleh eksploitasi yang berlebih. Hal ini terjadi karena
terbuka, tidak ada insentif untuk konservasi karena tidak ada jaminan jika
seseorang berhenti melakukan eksploitasi, orang lain akan melakukan hal yang
sama, bahkan sebaliknya, dan semua orang, secara individu, akan berlomba-
5
karena itu, perlu adanya upaya konservasi dalam pengelolaan sumberdaya
pesisir dan lut. Pengelolaan sumber daya pesisir dan laut tidak terlepas dari
relasi konflik pengetahuan dan kekuasaan dari berbagai aktor. Dari relasi konflik
memperoleh manfaat dan ada aktor yang menerima kerugian bahkan sampai
pada pemarginalan aktor tertentu. Peran pemerintah sebagai agen dan sekaligus
masyarakat.
pelindung sumber daya pesisir. Sebagai pihak yang berperan dalam melindungi
menetapkan taman nasional laut atau cagar alam. Kedua, konflik antara
Penyebab konflik dalam pemanfaatan sumber daya pesisir antara lain yaitu:
6
Resusrces/CPR memicu konflik pemanfaatannya disebabkan perubahan
berbagai pihak menerima fakta dan interpretasi yang sama serta mempunyai
kesamaan nilai, perbedaan tentang siapa yang diuntungkan atau siapa yang
dirugikan. Juga dapat terjadi ketika satu pihak atau lebih meyakini bahwa
Pekalongan
menciptakan nilai tambah dalam segala aspek bidang pariwisata, mulai dari
sarana dan prasarana, Objek Daya Tarik Wisata (ODTW), dan aspek-aspek
tujuan wisata pada masa kini, sekaligus melindungi dan mendorong kesempatan
satu kawasan pesisir yang memiliki luas ± 71 Ha. Memiliki potensi secara fisik
berupa adanya kampung nelayan dan TPI yang dapat menjadi pusat aktivitas
7
perekonomian masyarakat serta kondisi pantainya yang landai sehingga dapat
prasarana yang baik dan tidak adanya fasilitas umum pendukung yang dapat
kawasan pariwisata. Terdapat berbagai potensi yang ada pada Kawasan wisata
pantai yang landai. Mempunyai dermaga kapal yang berfungsi sebagai tempat
bersandar kapal-kapal milik nelayan, TPI yang cukup besar yaitu TPI Wonokerto
dan areal tambak. Selain itu pula terdapat kebudayaan, meliputi peninggalan
bersejarah atau adat seperti kebudayaan sedekah bumi yang dilakukan setiap
adalah tidak tersedia dengan baiknya sarana prasana di Kawasan Pantai mulai
dari kondisi jalan yang rusak dan terbatasnya tempat pembuangan sampah di
tertatanya sistem pengelolaan wisata pesisir. Hal ini terjadi disebabkan adanya
8
tumpang tindih tanggung jawab dan kewenangan atas kawasan pesisir Pantai
pesisir Pantai Wonokerto menjadi tidak optimal. Berdasarkan hasil analisis yang
penting yang menjadi acuan dalam teori keberlanjutan yaitu: aspek sosial dimana
dan melibatkan penduduk asli dalam engembangan sarana dan prasarana untuk
melibatkan masyarakat. Keempat elemen ini harus bersinergi agar tidak pincang
9
3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
ombak dan rembesan air laut di daratan) dan wilayah laut sepanjang
masih mendapat pengaruh dari darat (aliran air sungai dan sedimentasi
dari darat).
dapat meningkat
10
3.2 Saran
makalah ini. Sehingga masih banyak kekurangan dalam isinya, maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran agar kedepannya penulis dapat membuat
11
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, R., Ashadi dan L. Prayogi. (2019). Penerapan konsep arsitektur hijau pada
pusat konservasi ekologi kawasan pesisir di Jakarta Utara. Jurnal
Arsitektur PURWARUP. 3(3): 207-212.
Hukom, F.D., F. Yulianda., D.G. Bengen dan M.M. Kamal. (2019). Efektivitas
zonasi dalam pengelolaan perikanan karang di kawasan konservasi
perairan Selat Dampier, Raja Ampat. J. Kebijakan Sosek KP. 9(2): 93-
103.
Najmi, N., M. Suriani., M.M. Rahmi., D. Islama., M.A. Nasution dan M.A Thahir.
(2020). Peran masyarakat pesisir terhadap pengelolaan terumbu karang
di kawasan konservasi perairan pesisir timur Pulau Weh. Jurnal
Perikanan Tropis. 7(1): 73-84.
Obie, M., Soetarto, E., Sumarti, T., & Saharuddin. (2015). Sejarah penguasaan
sumber daya pesisir dan laut di Teluk Tomini. Paramita, 25(1), 73 – 87.
12