OLEH :
MARIO MARZHUQ
AGROTEKNOLOGI – C
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
PEKANBARU
PENGENDALIAN HAMA TERPADU
A. Pengertian PHT
PHT adalah suatu langkah peniruan yang seksama yang jumlahnya cukup
tepat tentang keanekaan tekanan seleksi yang terlihat bekerja di alam, dengan
tujuan untuk menghilangkan tekanan seleksi dari satu faktor saja. Pada umumnya
dengan menggunakan cara-cara biologi, yaitu dengan menerapkan corak bercocok
tanam dan memadukan dengan bahan kimia untuk menjaga agar populasi hama
tetap tidak berarti secara ekonomi. Dengan demikian PHT bukanlah suatu
eradikasi atau pemberantasan hama, melainkan lebih tepat dikatakan sebagai
pembatasan populasi hama. (Sudarmo, 1989).
b. Gropyokan
Cara ini sudah lazim dilakukan pada tikus. Tikus yang masih di dalam
lubang maupun yang sedang berkeliaran ditangkap dan dibunuh bera-mai-ramai.
Kegiatan ini akan berhasil dengan baik bila dilakukan pada saat tidak ada
tanaman.
c. Pemasangan Perangkap
Alat perangkap yang digunakan tergantung kepada jenis OPT. Untuk
menangkap tikus, bisa digunakan senteg dan lem tikus, sedang untuk menang-kap
beberapa jenis serangga bisa digunakan botol aqua bekas dan lem se-rangga.
Pemasangan perangkap ini biasanya dibantu dengan bahan penarik, seperti
makanan kesukaan hama, warna, atau bau yang menarik.
C. Metamorfosis Hama
Metamorfosis adalah suatu proses biologi di mana hewan secara fisik
mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas. Proses ini
melibatkan perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan
differensiasi sel. Metamorfosis serangga bermacam-macam, mulai dari yang
sederhana sampai yang rumit (kompleks). Berdasarkan perubahan-perubahan
tersebut, serangga dapat dibedakan dalam empat golongan, yaitu terdiri dari:
D. Status Hama
Hama dalam arti luas adalah semua bentuk gangguan baik pada manusia,
ternak dan tanaman. Pengertian hama dalam arti sempit yang berkaitan dengan
kegiatan budidaya tanaman adalah semua hewan yang merusak tanaman atau
hasilnya yang mana aktivitas hidupnya ini dapat menimbulkan kerugian secara
ekonomis. Dilihat dari jenis atau status hama di lapangan, hama terbagi atas :
1. Hama Utama (Main Pest). Hama utama merupakan spesies hama yang
selalu menyerang pada suatu tempat, dengan intensitas serangan yang
berat dalam daerah yang luas sehingga memerlukan usaha pengendalian.
Kelompok hama ini mendatangkan kerugian bagi petani. Biasanya pada
suatu agroekosistem hanya terdapat satu atau dua hama utama.
2. Hama Minor/hama kadangkala/hama kedua (secondary pest) adalah hama
yang pada keadaan normal akan menyebabkan kerusakan yang kurang
berarti tetapi kemungkinan adanya perubahan ekosistem akan
meningkatkan populasi sehingga intensitas serangan sangat merugikan.
Dengan demikian status hama tersebut berubah menjadi hama utama.
3. Hama Potensil (Potensial pest) merupakan sebagian besar jenis serangga
herbivora yang saling berkompetisi dalam memperoleh makanan.
Kelompok hama ini, tidak mendatangkan kerugian yang berarti dan tidak
membahayakan dalam kondisi pengelolaan agroekosistem yang normal.
Namun karena kedudukannya dalam rantai makanan, kelompok populasi
hama ini berpotensi meningkat dan dapat menjadi hama yang
membahayakan.
4. Hama Migran (Migratory pest), merupakan hama yang tidak berasal dari
agroekosistem setempat. Kelompok hama ini datang dari luar, dan sifatnya
berpindah-pindah (migran). Kelompok hama migran jika datang pada
suatu tempat dapat menimbulkan kerusakan yang berarti. Namun hanya
dalam jangka waktu yang pendek, karena akan berpindah ke daerah lain.
E. Prinsip PHT
Tanaman yang sehat memiliki daya tahan yang baik terhadap serangan
hama dan penyakit. tanaman sehat juga memiliki kemampuan lebih cepat dalam
mengatasi dan memulihkan dirinya sendiri dari kerusakan akibat serangan hama
dan penyakit tersebut. untuk memperoleh tanaman yang sehat perlu
memperhatiakn varietas yang akan dibudidayakan, penyemaian dengan cara yang
benar, serta pemeliharaan tanaman yang tepat.
Musuh alami atau agens hayati terbukti mampu menekan populasi hama
dan menurunkan resiko kerusakan tanaman akibat serangan hama dan penyakit.
pengendalian hama dan penyakit dengan memanfaatkan musuh alami yang
potensial merupakan tolok ukur dalam sistem pht. pemanfaatan musuh alami di
dalam agroekosistem diharapkan mampu menjaga keseimbangan antara populasi
hama dan populasi musuh alaminya. dengan demikian tidak akan terjadi
peledakan populasi hama yang melampaui ambang toleransi tanaman.