Anda di halaman 1dari 36

PRINSIP dan PENGENDALIAN PENYAKIT TUMBUHAN

Dalam pengendalian penyakit, tanaman diperlakukan sebagai populasi


daripada sebagai individu, walaupun pada inang tertentu (pohon, tanaman
hias, tanaman terinfeksi virus) diperlakukan sebagai individu.

Metode pengendalian sangat bervariasi dari penyakit satu ke penyakit


lain tergantung: macam patogen, tanaman inang, mekanisme
perkembangan penyakit dll

Hampir semua metode pengendalian ditujukan untuk melindungi tanaman


supaya tidak sakit (preventif) daripada mengobati tanaman yang
terlanjur sakit.

Tujuan Pengendalian Penyakit:


1. Mencegah perkembangan penyakit
2. Menjaga agar penyakit tetap dibawah batas penyakit
3. Mengurangi kehilangan hasil

Apapun metode yang dipilih harus memenuhi prinsip Dasar


daripengendalian:
efektif, fisibel, ekonomis dan ramah lingkungan.
IPM-Integrated Pest Management menurut FAO (1959)
‘Suatu sistem pengelolaan OPT yang berasosiasi dengan lingkungan,
(Yang selalu berada dalam dinamika populasi) dengan memanfaatkan
Segala teknik dan metode pengendalian yang kompatibel dan
memungkin- Kan dan dapat menjaga tingkat populasi OPT selalu
dibawah tingkat Ekonomi injury’

Hubungan Epidemiologi dengan pengendalian


penyakit

Xt = Xoert
Jmlh tan.sakit Inokulum awal (Xo)
Kecepatan pertmbhn pemnayn. i(pru)ldasain
waktu (t)
Objek Epidemiologi - pengelolaan penyakit- strategi pengendalian secara umum
Dilakukan dg 3 cara;
1. Mengurangi penyakit/patogen pada awal epidemik (Xo)
2. Menekan kecepatan perkembangan penyakit (r) selama periode pertanaman
3. Menyiasati waktu (t) sehingga lingkungan kurang sesuai untuk perkembangan
penyakit
Plant Disease Management Methods

Genetic Prevention of Chemotherapy of


resistance disease Infected plant
(resistant Cultivars)

Systemic chemical

Avoidance of
pathogens Eradication of
pathogen Legislation
Protection
of
Planting plants
dates Regulatory
Quarantine measures
Site
selection
Environmental Chemicals Heat treatment
manipulation
Chemicals
Cultural practices

Remove Biological
Crop rotation management
Sanitation Alternate host
PENGENDALIAN LEBIH MENEKAN INOKULUM PATOGEN (Xo)

Kultural Fisik Kimiawi Biologi


1. Eradikasi 1. Sterilisasi tanah 1..Perlakuan tanah 1.Tanaman pe-
rangkap
2.Sanitasi 2. Perlakuan panas 2.Fumigasi tanah
2.Tan.antagonis
3.Rotasi tanaman 4 3. Pendinginan 3.Perlakuan benih pd
nematoda
.Membuat kondisi 4. Radiasi
tdk cocok untuk 3. Mikroorganisme
patogen antagonis

5. Penggunaan
mulsa
Pengendalian dengan Kultur Teknis/Cara bercocok tanam

~ Bermanfaat pada tanaman-tanaman yang mempunyai nilai ekonomi rendah


dan areal pertanaman yang luas (tanaman serealia, tanaman kehutanan
dll)

~ Kultur teknis biasanya ditujukan untuk:


1. Menekan jumlah inokulum awal patogen dan
2. Menekan pemencaran patogen yang ada

A. Untuk menekan inokulum awal


1.Eradikasi inang/roguing dan
Sanitasi
- Membinasakan tanaman yang terinfeksi atau diduga terserang
patogen dengan membakar tanaman.
- Membinasakan sisa-sisa tanaman (sanitasi) dengan membakar,
mengubur, atau membersihkan sisa-sisa tanaman dan desinfeksi
peralatan yang digunakan pada musim tanam sebelumnya, memangkas
dan membakar ranting/cabang yang terinfeksi (tan. tahunan).
- Pembersihan gulma dan tanaman voluntir (volunteer host). Contoh:
beberapa gulma adalah inang alternatif atau inang perantara
patogen.
2.Rotasi Tanaman
Merupakan cara yang paling tua dan paling banyak digunakan untuk
menjaga kesuburan tanah dan mengendalikan patogen-patogen tular tanah
menanam secara berurutan tanaman yang secara genetik tidak
berhubungan.
3. Menciptakan kondisi yang tidak cocok untuk patogen
Misalnya: pemilihan jarak tanam yang tepat, drainasi tanah yang baik,
pemilihan pupuk, penambahan bahan organik ke dalam tanah,penggenangan,
pembajakan, dll dapat menekan perkembangan patogen tertentu.

4. Penggunaan perangkap dan mulsa plastik


Misalnya:
-beberapa kutudaun (vektor virus) tertarik pada warna kuning.
Pemasangan perangkap dari plastik dapat mengurangi serangan virus.

-Penggunaan reflektan alumunium, plastik hitam dan abu-abu


digunakan sebagai mulsa dapat menolak atau membingungkan kutu
daun, trips atau serangga vektor lain yang datang ke pertanaman.

-Disamping itu penutupan tanah basah dengan plastik transparan dapat


meningkatkan suhu tanah hingga 520C. Bila keadaan ini
berlangsung selama beberapa hari atau minggu dapat membunuh beberapa
patogen tanah: bakteri, nematoda dan fungi. Perlakuan demikian disebut
solarisasi tanah.
B. Untuk menekan pemencaran patogen
~ Cara penebaran benih dan panen.
Cara penebaran dan jadwal penebaran benih yang tepat dapat mengurangi
atau terhindar penyakit. Hal yang sama dapat terjadi pada panen.

Contoh; pembibitan tanaman (kubis, tembakau) dibuat pada guludan dari


campuran tanah dan bahan organik yang remah dapat mengurangi penyakit
rebah kecambah (Pythium spp.).
~ Pengolahan tanah.
Beberapa patogen (fungi, nematoda, bakteri) tanah dapat dibasmi
dengan pengolahan tanah (pembajakan dalam, pembalikan) pada saat
yang rentan dari siklus hidup patogen tersebut.
~ Irigasi dan penggenangan
Penggenangan dapat menekan patogen tanah. Contoh; penyakit lanas
tembakau (Phytophthora parasitica) dapat dikendalikan dengan
merotasi tembakau dengan padi sawah.

Tipe irigasi (sprinkler, furrow, tetes) yang kurang tepat dapat


mempengaruhi penyebaran patogen tertentu. Contoh: irigasi semprot dapat
menularkan penyakit-penyakit pada tajuk tanaman dsb.
Peraturan/regulasi (karantina)
Mencegah masuknya patogen ke suatu tanaman atau wilayah
geografitertentu.

PENGENDALIAN DENGAN MENGEKSLUSI


PATOGEN DARI TANAMAN INANG
Ekslusi (exclusion) adalah mencegah terjadinya kontak antara patogen
dengan tanaman inangnya.
1 .Legislasi pemerintah yang melarang atau mencegah
masuknya bahan tanaman ke suatu wilayah.
Strategi
2. Inspeksi tanaman atau produk tanaman sebelum didistribu-
sikan/dijual.
eksklusi
3. Pemberantasan patogen yang terbawa bahan
perbanyakan tanaman.

Legislasi tentang penyakit tumbuhan diatur oleh tiap negara.FAO (food and agriculture
organization) mengeluarkan FAO Plant protection bulletin yang berisi ringkasan
peraturan berbagai negara.

Ekslusi 1. Ekslusi patogen antar


patogen negara
2. Ekslusi patogen dalam suatu
negara
Ekslusi patogen antar negara
~ Larangan resmi perpindahan komoditas asing untuk mencegah
masuknya patogen tertentu ke suatu negara yang masih bebas dari
patogen tersebut.

~ Peraturan karantina internasional untuk tumbuhan pertama kali


diterapkan di:
- Indonesia pada tahun 1887 berisi larangan
import tanaman dan biji kopi dari Sri lanka,
dimana terjadi epidemi karat kopi (Coffe rust)
sejak 1875.
- Australia (1908)
- Amerika serikat (1912)
- Roma (1951) sebanyak 74 negara
menandatangani The International Plant
Protection Convention
-The Plant protection committee for the
south-east asia and pasific region (1956).
~ Ekslusi patogen antar negara dapat berupa:

1.Embargo tanaman atau produk pertanian tertentu.

2. Inspeksi atau sertifikasi bahan tanaman di negara asal.

3. Inspeksi dan perlakuan bahan tanaman pada


pintu masuk suatu negara (pelabuhan laut, udara
dst)

4 .Karantina pasca masuk. Tanaman ditumbuhkan dan


diperiksa dengan teliti selama 1-4 tahun sebelum di-
izinkan ditanam di lapang.

5. Introduksi tanaman dan bahan tanaman secara terken-


dali. Pembatasan jumlah tanaman yang diimport.
6. Fasilitas karantina perantara. Import klon karet dari Amerika selatan
harus diperiksa di Florida atau Inggris untuk mencegah masuknya
South american leaf blight (Microcyclus ulei) ke Asia tenggara
(Malaysia, Indonesia).

Ekslusi patogen di dalam suatu negara

Peraturan domestik dibuat oleh berbagai tingkat pemerintahan


didalam suatu negara (antar/dalam Propinsi) yang terutama bertujuan;
1.Membinasakan patogen yang baru masuk secepat mungkin dan
2.Membatasi atau menunda penyebaran patogen yang masih terbatas
di suatu wilayah
Ekslusi patogen dalam suatu negara antara lain:

1. Pelarangan/pengaturan transportasi tanaman atau buah


tertentu Antar propinsi (state).

2. Sertifikasi tanaman

3. Evasi atau penghindaran patogen


Contoh: Penyakit antraknosa (fungi Colletotrichum lindemuthianum), hawar
bakteri (Xanthomonas phaseoli) dan Pseudomonas phaseolicola pada
kacang-
kacangan yang ditularkan melalui benih. Pembenihan pada daerah Amerika
barat yang kering dengan kelembaban udara yang rendah tidak cocok
untuk patogen ini. Oleh karena itu tanaman dan benih bebas dari patogen.
Hingga
penggunaan benih dari tempat yang bebas patogen direkomendasikan
untuk mengontrol penyakit ini.
4. Penggunaan bahan perbanyakan tanaman bebas patogen (benih,
umbi, stek, umbi lapis, bibit dsb)

Bahan perbanyakan bebas fungi, bakteri dan beberapa virus diperoleh


dari;
a. Daerah yang bebas atau terisolasi dari dari patogen.
b. Daerah yang tidak cocok untuk perkembangan patogen
c. Daerah yang tidak cocok untuk perkembangan vektor patogen
Contoh: pengendalian lettuce mosaic virus hanya menggunakan benih
letuce yang hanya 1/30.000 terinfeksi virus.

Test benih setiap tahun


Cara lama dengan menanam ratusan-ribuan benih, mengamati gejala
selama beberapa minggu, menularkan tanaman yang diduga terserang virus
ke tanaman sehat dan terakhir mengindeks berapa jumlah lesio lokal pada
tanaman indikator.
Cara baru (mulai 1980an) dengan teknik serologi ELISA (Enzyme- linked
Immunosorbent Assay). Mulai 1990an dengan teknik PCR (Polymerase Chain
Reaction). PCR bisa digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi semua tipe
patogen.

5. Pemberantasan patogen terbawa bahan perbanyakan tanaman.


Misalnya dengan perlakuan air panas (untuk benih kubis agar
bebas dari bakteri Xanthomonas campestris pv. campestris, atau
dengan pestisida (fumigan, fungisida, bakterisida, nematisida).
Deteksi serologi

ELISA in brief
TAHAPAN DALAM PCR

PCR in brief
~ Penjarangan dan sanitasi penyelamatan. Contohnya pada tanaman
kehutanan dilakukan penjarangan dengan memangkas tanaman sakit atau
yang tumbuh kurang bagus. Hasil kemudian dijual untuk menutupi biaya
pe- ngendalian.

~ Pemupukan. Pupuk yang tepat dapat menekan perkembangan penyakit


tertentu. Sebaliknya kelebihan atau kekurangan nutrisi dapat meningkatkan
penyakit. Contoh; penyakit blas pada padi (Pyricularia oryzae) meningkat
bila kelebihan nitrogen.

~ Strip farming. Sistem budidaya tanaman dengan memisahkan tanaman


pokok dengan jalur-jalur dari tanaman yang secara genetik berbeda.

~ Tanaman perangkap. Contohnya tanaman Clotalaria memerangkap


larva nematoda puru akar (Meloidogyne spp) dan tanaman Solanum nigrum
dapat digunakan untuk mengurangi populasi nematoda sista (Heterodera
ros- tochiensis).
~ Tanaman antagonis. Tanaman seperti asparagus dan marigold,
bersifat antagonis terhadap nematoda karena tanaman tersebut
melepaskan senyawa nematisidal ke dalam tanah.

PENGENDALIAN DENGAN IMUNISASI DAN


RESISTENSI

~ Resistensi : kemampuan inherent suatu organisme (tan.inang) untuk


mengatasi atau memperlambat aktivitas (infeksi) patogen
atau faktor perusak lain secara sempurna ataupun pada level
tertentu.

Horizontal: resistensi partial yang efektif melawan


hampir semua ras patogen (genetic variants).
Resistensi

Vertikal: resistensi yang melindungi taaman inang dengan


sempurna tetapi hanya terhadap strainspesifik
patogen.
~ Ras (race) : satu subgrup atau biotipe patogen dalam satu species,
varietas, atau pathovar yang dibedakan oleh perilaku (perbedaan virulensi,
ekspresi gejala, atau kisaran inang) tetapi bukan dibedakan
berdasarkan bentuk.

~ Toleransi : kemampuan tanaman untuk menahan suatu penyakit yang


infeksiusi atau noninfeksius, kondisi yang merugikan atau luka
kimiawi tanpa menyebabkan kerusakan yang serius atau kehilangan
hasil (tolerant-intolerant)
Pengendalian dengan resistensi antara lain:
1. Penggunaan varietas tahan. Merupakan cara yang paling mudah, aman,
murah dan yang paling efektif untuk pengendalian penyakit tanaman.
Ketahanan biasanya ditujukan untuk patogen utama (key pest) tanaman.

Dengan teknik rekayasa genetika, pada saat ini sudah dapat diisolasi
gen ketahanan tunggal (R-gene)

2. Induced resistance. Tanaman yang terinfeksi suatu patogen


selanjutnya akan menjadi lebih tahan terhadap serangan patogen-
patogen lain.

Contohnya; TMV pada tembakau dapat membuat Tanaman tahan terhadap


TMV, tetapi juga virus-virus lain, Phytophthora nicotianae dan
Pseudomonas tabaci bahkan terhadap kutu daun.

-PGPR-Plant growth-Promoting Rhizobacteria, diketahui mampu


menginduksi ketahanan sistemik tanaman terhadap infeksi patogen dan
serangga hama.
Penggunaan PGPR untuk
virus
HEALTHY PLANTS
Seedling 8 WAP

c I-16 I-35 I-35 I-16 c


ISOLAT PGPR
Sumber; Damayanti 2007
8 Week After Planting

+ - - +
- + - +
I-16 c
I-35
+ : viral infected
c - : Healthy
Sumber; Damayanti 2007
3.Proteksi silang (cross-protection)

Inokulasi strain lemah patogen tertentu (virus) dapat menginduksi


ketahanan tanaman dari strain kuat patogen yang bersangkutan.
Telah berhasil digunakan untuk pengendalian virus tristeza pada
jeruk, Papaya Ring Spot Virus pada pepaya, TMV pada tomat
dll.
PENGENDALIAN PENYAKIT TUMBUHAN SECARA
FISIK DAN KIMIAWI

Pengendalian dengan cara fisik

Cara fisik yang umum digunakan untuk mengendalikan penyakit


tumbuhan adalah: suhu (tinggi/rendah), udara kering, cahaya dengan
panjang gelombang yang tidak sesuai untuk patogen dan beberapa tipe
radiasi.

Beberapa praktek pengendalian dengan cara fisik antara lain;


1. Sterilisasi tanah dengan panas (uap panas, air panas). Biasanya
dilakukan di rumah kaca atau pembibitan. Suhu tidak boleh terlalu tinggi
atau ter- lalu lama karena dapat membubuh mikroflora tanah dan
munculnya se- nyawa-senyawa toksik (amonia, garam mangan).
100
Membunuh virus yang toleran panas, dan benih gulma
C 90
Membunuh sebagian besar virus, serangga, benih gulma dan bakteri yang
80
toleran terhadap panas
70
60 Membunuh sebagian besar fungi dan bakteri
Membunuh nematoda, fungi rendah
50
2. Perlakuan panas bahan perbanyakan tanaman.
Contoh; umbi lapis yang mengandung nematoda parasit Ditylenchus dipsaci
dan bibit jeruk terinfeksi Radopholus similis dapat dikendalikan dengan
perendaman pada air panas (42 ºC) selama 3 jam.

3. Perlakuan udara panas organ penyimpanan makanan (umbi, biji-bijian dll).


Perlakuan panas selama waktu tertentu dapat menghilangkan
kelembaban/ air dan dapat membantu penyembuhan luka-luka yang
timbul pada permu- kaan organ.
Contoh;
- penyimpanan ubi jalar pada suhu 28-32º C selama 2 minggu
dapat mencegah infeksi bakteri busuk lunak dan fungi Rhizopus.
- perlakuan udara panas (72 ºC selama 7-10 hari) dapat melindungi benih
dari Xanthomonas campestris pv translucens, yang dapat mengurangi
perkecam- bahan benih.

4. Menghilangkan cahaya dengan panjang gelombang


tertentu. Contoh;
Fungi Alternaria, Botrytis dan Stemphylium tidak akan membentuk spora bila
tidak menerima cahaya ultraviolet (<360 nm). Pelapisan rumah kaca dengan
film vinyl penyerap cahaya ultraviolet dapat melindungi tanaman (tanaman
hias, sayuran) yang ditanam didalamnya dari patogen-patogen tersebut.

5. Pengeringan biji-bijian dan buah yang akan


disimpan. Contoh;
- Biji-bijian dikeringkan hingga kelembabannya/kadar airnya sekitar 12%
se- belum disimpan.
- Buah-buahan berdaging (stroberi, apel, mangga dll) dipanen pada waktu
sore untuk mencegah timbulnya pembusukan selama pengangkutan dan
penyim- panan.

6. Pendinginan
Pendinginan produk-produk pertanian (sedikit diatas titik beku)
dapat menghambat perkembangan patogen-patogen pasca panen.

7. Radiasi. Walaupun dilaporkan aman dan efektif, belum ada produk


pertanian komersial yang diperlakukan dengan radiasi elektromagnetik.
Pengendalian Biologi

~ Menggunakan fungi atau bakteri antagonis


~ Ada 6 mikroorganisme (3 fungi dan 3 bakteri) yang tercatat sebagai
agen biokontrol dan dijual komersial;

Fungi;
- Gliocladium virens, (GlioGard)…untuk mengendalikan patogen di
pembibitan, tanaman hias dan bedding plants.
- Trichoderma harzianum (F-stop) - untuk mengendalikan beberapa soil-
borne
patogen (fungi).
-Trichoderm harzianum/T. polysporum (BINAB T) - untuk mengendalikan
busuk kayu.
Penggunaan fungi dan bakteri antagonis

Rhizoctonia solani vs Trichoderma harzianum

Sumber Agrios 1997 Streptomyces scabies vs Streptomyces sp


Pengendalian dengan cara kimia

~ Umumnya dilakukan untuk melindungi permukaan tanaman dari infeksi patogen atau membasmi
(eradikasi) patogen yang telah terlanjur menginfeksi.

~ Beberapa pestisida juga digunakan untuk mengurangi inokulum patogen sebelum


mencapai tanaman.
- Perlakuan tanah (PCNB, metalaxyl, diazoben dll)
- fumigasi (chloropicrin, methyl bromide, dazomet dan metham sodium)
- sanitasi gudang (fumigan, larutan tembaga sulfat dll)
- pengendalian vektor (insektisida, nematisida, fungisida)

FUNGISIDA
~ Senyawa kimia yang dapat membunuh fungi (cendawan). Ada beberapa senyawa yang tidak
bersifat membunuh, hanya menghambat pertumbuhan (fungistatis) atau hanya menghambat
sporulasi (antisporulan) dan secara umum semua disebut FUNGISIDA.
1.Protektif; mampu melindungi tanaman atau permukaan
tanaman terhadap infeksi patogen

Fungisida 2. Eradikan; mampu memberantas patogen yang sudah ada atau


sudah menginfeksi tanaman
3. Sistemik; senyawa menjadi bersifat fungisidal setelah
diserap atau ditranslokasikan dalam tanaman
METODE PENGENDALIAN PENYAKIT TUMBUHAN DAN
PENGARUHNYA PADA KARAKTERISTIK
EPIDEMINYA

Metoda Pengendalian Major Effect on


A. Eksklusi Patogen dari area geografis
1. Memilih area menurut ketinggian Xo r
2. Memilih area penanaman dalam area lokal
3. Menentukan waktu tanaman Xo r
4. Menggunakan bahan tanaman bebas penyakit -
5. Modifikasi teknik budidaya Xo
- rr

Xo
B. Eksklusi Patogen Melalui Peraturan
1. Perlakuan biji atau benih Xo
2. Insfeksi dan sertifikasi benih
3. Eksklusi atau pembatasan oleh karantina tanaman Xo
4. Menekan/mengurangi serangga vektor r
Xo
C. Eradikasi Patogen
Xo
1. Biological control patogen Xo r
2. Rotasi tanaman
3. Perlakuan panas dan kimia pada benih Xo
4. Perlakuan tanah
Xo

Xo
Metoda Pengendalian Major Effect on
5. Mencabut dan memusnahkan tan/bgn tan.sakit
a. Pembenaman Xo r
b. Mengurangi gulma/inang perantara
c. Sanitasi Xo

D. Proteksi Tanaman Xo
1. Penyemprotan pestisida pada bakal tanaman Xo
2. Pengendalian serangga vektor r
3. Modifikasi lingkungan
4. Proteksi silang Xo r
5. Modifikasi unsur hara
r
E. Imunisasi
Seleksi pemuliaan tanaman utk ketahanan penyakit
a. Vertikal resisten Xo
b. Horizontal resisten r
c. Resistensi dengan dua dimensi Xo
d. Resistensi populasi (multilines) r

F. Terapi tanaman sakit r


1. Kemoterapi r
2. Perlakuan panas Xo
3. Pemotongan bagian sakit
Xo
PENGENDALIAN TERPADU PENYAKIT TANAMAN

Main goals

 Mengeliminasi atau reduksi inokulum


awal
 Mengurangi keefektifan
inokulum awal
 Meningkatkan resistensi inang
 Delay the onset of disease
 Memperlambat siklus sekunder
PENGENDALIAN TERPADU PENYAKIT TANAMAN

PHT akan sukses dan ekonomis bila tersedia;

- Informasi tanaman
- Patogennya
- Sejarah penyakit pada tahun sebelumnya
- varietas tahan terhadap penyakit
- kondisi lingkungan yang diharapkan
- Locality
- ketersediaan material
- lahan
- Tenaga kerja
- Dana yang mencukupi untuk perkembangan program pengen-
dalian

Anda mungkin juga menyukai