0
PENGENDALIAN HAMA UTAMA PADI
A. PENGERTIAN – PENGERTIAN :
1. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)
OPT adalah semua organisme yang menggangu pertumbuhan tanaman
pokok yang dapat menimbulkan kerusakan tanaman dan kerugian bagi
petani. Bila gangguan tersebut cukup parah bahkan puso maka tanaman
petani akan mati dan sama sekali tidak dapat menghasilkan. OPT ini
terdiri atas :
a) Hama yang umumnya adalah dari golongan serangga, tikus, dan
binatang lainnya
b) Penyakit yaitu kerusakan yang disebabkan oleh cendawan, bakteri,
nematoda, tungau dan virus.
c) Gulma yaitu tumbuhan/ tanaman liar yang dapat menjadi pesaing
dan mengganggu pertumbuhan tanaman pokok.
2. Pengendalian
Pengendalian adalah upaya manusia untuk menekan besarnya populasi OPT sampai
batas tidak menimbulkan kerusakan pada tanaman dan mendatangkan
kerugian bagi petani/pengusaha.
Pengendalian ini dapat dilakukan dengan menggunakan bebrapa cara seperti :
a) Secara fisik yaitu langsung menangkap OPT kemudian
memusnahkannya
b) Secara biologis yaitu menggunakan musuh-musuh alami yang dapat
membunuh OPT atau memperlambat perkembangan OPT.
c) Secara teknis yakni dengan pengaturan pola tanam, dan
memusnahkan tanaman yang sakit (eradikasi) dengan cara
mencabut dan membakat tanaman yang sakit.
1
d) Secara kimiawi yaitu pengendalian OPT dengan menggunakan zat
kimia seperti insektisida, fungisida , akarasida, bakterisida dan
herbisida.
B. TUJUAN PENGENDALIAN HAMA
Pengendalian Hama bertujuan untuk mempertahankan tingkat produktivitas
dan meningkatkan kualitas produksi.
C. LANGKAH-LANGKAH PENGENDALIAN
1. Lakukan pengamatan Hama secara dini dan berkala
2. Identifikasi jenis-jenis Hama yang membahayakan produksi dan mutu
3. Tentukan ambang batas pengendalian Hama dan cara pengendaliannya
4. Alternatif untuk mengendalikan hama/penyakit secara terpadu .
a) Penggunaan varietas yang resisten/tahan
b) Utamakan pengendalian Hama dengan agen hayati
c) Perbaikan tehnik budidaya sesuai rekomendasi
d) Penerapan norma-norma budidaya yang baik dan benar
e) Mekanisasi, dan sebagainya
5. Penggunaan pestisida merupakan alternatif terakhir, bila populasi hama
telah melewati ambang batas pengendalian, gunakan pestisida secara
berkala dan sesuai dengan dosis yang diajurkan.
D. CARA-CARA PENGENDALIAN HAMA
1. Cara – cara Budidaya Tanaman atau Penggunaan Praktek Agronomi.
a) Penggunaan Varietas resisiten dari tanaman
b) Rotasi tanaman. `
c) Penghancuran tanaman yang tidak berguna
d) Pembajakan /pengolahan tanah dengan baik
e) Keseragaman waktu tanam atau waktu panen
f) Pemupukan
2
g) Sanitasi
h) Pengelolaan air
2. Cara – cara Mekanik
a) Penghancuran dengan tangan
b) Pencegahan dengan tirai atau pembatas
c) Perangkap, alat penghisap.
3. Cara – cara Fisik
a) Tempratur panas atau dingin
b) Kelembaban
c) Energi, perangkap lampu .
d) Suara
4. Cara – cara Biologi
a) Perlindungan dan pemantapan musuh alami
b) Introduksi, pemanfaatan parasit dan predator.
c) Perbanyakan dan penyebaran patogen (bakteri, virus, fungi dan
protozoa).
5. Cara – cara Kimiawi
a) Bahan penarik (attractants)
b) Bahan penolak (repellents)
c) Pestisida (insektisida, fungisida, bakterisida, herbisida dll).
d) Bahan penghambat pertumbuhan (growt regulator)
6. Cara – cara Genetik
Perbanyak dan pelepasan OPT steril atau yang secara genetik tidak
kompatibel
7. Cara – cara Peraturan
a) Karantina tumbuhan dan hewan
b) Program eradikasi dan penekan populasi.
3
E. Pengendalian hama serangga
E.1.Pengendalian hama penggerek batang
a) Pengaturan Pola Tanam
Tanam serentak untuk membatasi sumber makanan bagi
penggerek batang padi
Rotasi tanaman padi dengan tanaman bukan padi untuk memutus
siklus hidup hama
Pengaturan waktu tanam yaitu berdasarkan penerbangan ngengat
atau populasi larva di tunggul padi
15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi pertama
dan atau 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi
berikutnya
b) Pengendalian Secara Mekanik dan Fisik
Mekanik yaitu dengan mengumpulkan kelompok telur di
persemaian dan di pertanaman
Fisik yaitu dengan penyabitan tanaman serendah mungkin dan
penggenangan air setinggi 10 cm agar jerami atau pangkal jerami
cepat membusuk sehingga larva atau pupa mati
Menggunakan perangkap lampu
c) Pengendalian Hayati
Pemanfaatan musuh alami parasitoid: Trichogramma japonicum: dosis
20 pias/ha (1 pias = 2000-2500 telur terparasit) sejak awal
pertanaman)
d) Pengendalian Secara Kimiawi
Dilakukan pada saat 4 hari setelah ada penerbangan ngengat atau
intensitas serangan rata-rata > 5% sundep
4
Insektisida butiran di persemaian dilakukan jika disekitar
pertanaman ada lahan yang sedang atau menjelang panen pada
satu hari sebelum tanam dengan dosis 2 gram insektisida
granule/m2 [800 gram/400 m2 (luas persemaian)]
Pada pertanaman stadium vegetatif dianjurkan menggunakan
insektisida butiran berbahan aktif : Carbofurant (Furadan),
Carbosulfan (Marshal), dosis 20 kg insektisida granule/ha
Disemprot dengan insektisida seperti Dimehipo (Dipho),
Bensultap (Spontan), Amitraz (Mitac), Fipronil (Regent).
E.2.Pengendalian Wereng coklat dan wereng hijau
a) Penanaman Varietas tahan dan tanam padi serentak
b) Penggunaan perangkap lampu (light trap)
Wereng yang tertangkap di kubur
Keringkan pertanaman padi secara serentak
Kendalikan dengan insektisida yang direkomendasikan
Waktu persemaian padi
5
E.3. Pengendalian hama ganjur
a) Pengaturan waktu tanam agar puncak curah hujan tidak bersamaan
dengan stadia vegetatif.
b) Bajak ratun/tunggul yang berasal dari tanaman sebelumnya, buang
dan bersihkan semua tanaman inang alternative seperti padi liar
c) Gunakan varietas yang resisten
d) Hama ganjur dewasa sangat tertarik terhadap cahaya, oleh karena itu
gunakan lampu perangkap
e) Insektisida granular yang berbahan aktif karbofuran dapat digunakan
karena bekerja secara sistemik
E.4. Pengendalian Tikus
a) Pengendalian Hama Terpadu (PHT):
Sistem pengendalian hama, yang dihubungkan dengan
dinamikapopulasi&lingkunganspesies hama, memanfaatkan
perpaduan semua teknik & metode yang memungkinkan secara
kompatibel untuk menekan populasi hama agar selalu di bawah
tingkat yang menyebabkan kerugian ekonomi.
b) Strategi pengendalian
PHTTdidasarkan pada pemahaman ekologi tikus, yang
dilakukansecara dini, intensif & terus menerus dengan
memanfaatkan teknologi pengendalian yang sesuai & tepat
waktu.
Pelaksanaan pengendalian dilakukan oleh petani secara bersama-
sama (berkelompok) & terkoordinasi dengan cakupan sasaran
pengendalian dalam skala luas.
6
Tabel 2. Model strategi pengendalian hama tikus terpadu
8
E.7. Pengendalian hama pelipat daun
a) Bila menyerang padi dibawah umur 30 hari tdk perlu dilakukan
penyemprotan, cukup diberikan air dan pupuk yang dikelola dgn baik.
b) Secara kimiawi gunakan insektisida karbofuran atau fipronil (seperti :
Regent)
9
Gambar 18. Pengendalian secara kimiawi sintetis
10
DAFTAR PUSTAKA.
11