Anda di halaman 1dari 19

PEST MANAGEMENT

(PENGENDALIAN HAMA TERPADU)


 Konsep :
Bertitik tolak pada prinsip ekologi yaitu menggunakan semua teknik-
teknik pengendalian dalam satu kesatuan sehingga dapat dihindari
kerusakan ekonomi dan mengurangi akibat-akibat buruk sambil
mempertahankan kualitas hasil yang cukup tinggi

 Dasar : Ekologi

 Tujuan :
Mempertahankan kuantitas dan kualitas produksi, mempertahankan
kelestarian ekosistem pertanian dan aman bagi konsumen dan
produsen

 Falsafah :
Tidak membunuh habis hama, tetapi mengelolanya hingga populasi
berada di bawah ambang ekonomi
 Prinsip-prinsip ekologi :
- hubungan timbal balik antara komponen-komponen biotis dan
antara komponen-komponen biotis dan fisik dari agroekosistem
- dinamika populasi hama dan penyakit yang bersangkutan
 untuk dapat menentukan cara-cara dan saat pengendalian
yang seselektif mungkin dan seksama bagi kelangsungan hidup
komponen-komponen agroekosistem tsb.
 Yang perlu diperhatikan :
1. Golongan hama tanaman
- key pest/hama utama
- occasional pest/hama kadang-kadang
- potencial pest/hama potensial
2. Ambang ekonomi  25 ekor wereng/rumpun padi
3. Pengambilan contoh populasi
4. Penggunaan musuh-musuh alami
5. Cara pengendalian dan pengaruhnya terhadap populasi
hama dan pengganggu lainnya
2. Ambang Ekonomi
Dalam pengelolaan hama, tingkat populasi hama yg
masih dapat ditoleransi perlu diketahui dan ditetapkan.
Dua prinsip usaha pengendalian hama, yaitu :
a. Pengendalian hama dilakukan bila diketahui benar
dan hama ada di lapangan serta menyerang tanaman
b. Pengendalian dengan menggunakan pestisida hanya
dilakukan bila populasi hama terdapat dalam jumlah
yang dapat merugikan ditinjau dari segi ekonomi.
Popula
si
Hama PESTISIDA ARAS LUKA EKONOMI
atau
Intensit
as
Serang
an

AMBANG EKONOMI

ARAS KESEIMBANGAN UMUM

20 40 60 80 100

WAKTU (hari)
• Posisi keseimbangan adalah suatu keadaan dimana
populasi hama berada dalam posisi keseimbangan
dan pada saat berada dalam lingkungan yang terbatas
mengalami fluktuasi naik turun dan akhirnya akan
menunjukkan kedudukan seimbang
Fluktuasi tsb dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern.
Dalam posisi ini tidak perlu dilakukan tindakan pengen-
dalian karena hama populasinya berada dalam keadaan
seimbang alami dan tidak membahayakan pertanaman
• Ambang Ekonomi (AE) adalah : suatu keadaan populasi
hama yang dapat menimbulkan kerusakan yang merugikan
dipandang dari segi ekonomi.
Pada saat ini perlu dilakukan tindakan pengendalian
karena populasi hama merugikan tanaman secara
ekonomis
Ex : AE Plutella xylostella : 0.5 larva/krop
AE Croccidolomia binotalis : 0.3 kel telur/tanaman
AE wereng coklat : 25 ekor/rumpun padi
• Tingkat Luka Ekonomi (TLE) adalah suatu keadaan populasi
hama tertinggi yang menyebabkan kerugian ekonmis yang
tinggi.
Pada posisi ini tindakan pengendalian tidak lagi diperlukan
karena jika tetap dilakukan tindakan pengendalian akan
diperlukan biaya yang tinggi karena populasi hama berada
pada tingkat peledakan/eksplosif
3. Pengambilan contoh populasi
Dengan cara memantau perkembangan hama
 untuk mengukur tingkat populasi hama, parasitpid,
predator, dan faktor-faktor lain.
4. Penggunaan musuh-musuh alami
 predator, parasitoid, dan patogen
Ex : - Diadegma semiclausum untuk mengendalikan
Plutella xylostella
- Brevipalpus obovatus dikendalikan oleh
Amblyseous deleoni
5. Cara Pengendalian dan pengaruhnya terhadap populasi
hama
- Pengendalian konvensional  tingkat populasi hama
perlu diperhatikan dan tidak merusak lingkungan
- Pengendalian Hama Terpadu  tidak membunuh habis
populasi hama/penyakit/gulma, tetapi mengusahakan
agar kepadatan populasi OPT berada di bawah batas
kerugian ekonomis
• PRINSIP-PRINSIP DASAR PHT
PHT bukan tujuan, melainkan suatu metode ilmiah untuk mencapai
tujuan, yaitu mengendalikan hama agar hama tersebut secara
ekonomis tidak merugikan, mempertahankan kelestaian lingkungan
dan menguntunkan petani (Oka, 1992).

• 4 PRINSIP DASAR PHT


1. Tanaman budidaya yang sehat
2. Melestarikan dan mendayagunakan fungsi musuh-musuh alami
3. Pemantauan lahan secara mingguan atau rutin
4. Membina petani sebagai pakar PHT
• KONSEP DAN STRATEGI PENERAPAN (IMPLEMENTASI ) PHT
* Pengertian :
PHT adalah suatu cara pendekatan atau cara berfikir tentang
pengendalian hama (OPT) yang didasarkan pada pertimbangan
ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan
agroekosistem yang berwawasan lingkungan yang berkelanjutan.

* Sasaran PHT
- Produktivitas pertanian mantap tinggi
- Penghasilan dan kesejahteraan petani meningkat
- Populasi hama/kerusakan tanaman tetap berada pada
tingkat
yang secara ekonomi tidak merugikan
- Pengurangan resiko pencemaran lingkungan akibat pestisida
* Strategi PHT
Memadukan secara kompatibel semua teknik atau metode
pengendalina hama (OPT) didasarkan pada azas ekologi an ekonomi
PENERAPAN KONSEP PENGENDALIAN HAMA TANAMAN
Terdiri dari 3 pokok yaitu ;
1. Manipulasi ekosistem
Tujuan : menurunkan populasi hama/penyakit
Cara :
a. Penggunaan kultivar-kultivar resisten/toleran
b. Mengatur waktu tanam
c. Pola pergiliran tanaman dengan jenis tanaman yang bukan
menjadi tanaman inang OPT
d. Sanitasi
e. Memberikan kesempatan sebesar-besarnya bagi musuh alami
yang telah ada dapat bekerja semaksimal mungkin
f. Tumpangsari
g. Mempertahankan keanekaragaman jenis-jenis tanaman untuk
satu daerah luas
h. Menggunakan benih/bibit bebas OPT
2. Mengintegrasikan metode-metode pengendalian, dengan cara :
a. Pengendalian fisik (lampu perangkat, kelembaban suhu) dan
mekanik (gropoyakan, penangkapan)
b. Menggunakan Undang-undang/Peraturan Negara
c. Pengendalian biologis (penggunaan parasitoid, predator, mikrobia,
penggunaan serangga mandul, hormon)
d. Pengendalian kultur teknis (penggunaan kultivar tahan/resisten,
pola bercocok tanam, sanitasi, penanaman benih sehat)
e. Pengendalian secara kimiawi  ALTERNATIF TERAKHIR

3. Analisis ongkos-ongkos dan keuntungan


• PENGGUNAAN PESTISIDA BERDASARKAN KONSEPSI PHT
Apabila memang benar-benar sangat diperlukan, dalam penerapan
PHT akan digunakan pestisida yang selektif dan aman, sepanjang
tidak mengganggu faktor pengendalian lainnya atau interaksinya.
Dengan kata lain, dalam konsep PHT pestisida masih diperlukan
tetapi sangat selektif (Untung, 1992).
• 6 Tepat Penggunaan Pestisida
1. Tepat sasaran  serangga, cendawan, tungau
2. Tepat jenis pestisida  selektif
3. Tepat waktu penggunaan  berdasarkan AE/AP
4. Tepat dosis/konsentrasi formulasi  tidak tepat akan memacu
timbulnya serangga hama yang kebal/resisten
5. Tepat cara penggunaan :
- peralatan semprot : tidak bocor, bertekanan 3 atm, dan spuyer
tepat (droplet berukuran 100-150 µ), missal : spuyer kipas
- keadaan cuaca : cerah (rh 70%) dan kecepatan angin 4-6
km/jam
- cara menyemprot : searah angin, kecepatan jalan 4 km/jam
dan jarak spuyer dengan bidang semprot 30 cm
6. Tepat mutu -> bermutu baik, terdaftar dan diijinkan oleh Komisi
Pestisida
• FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN PENYEMPROTAN
1. Jenis alat dan spuyer
- penyemprot punggung semi otomatis yang baik
- spuyer kipas
2. Perilaku serangga
3. Jenis pestisida yang tepat
4. Perlakuan terhadap pestisida
- pengenceran pestisida
- suspensi yang homogeny/rata
5. Waktu penyemprotan disesuaikan dengan perilaku OPT sasaran
6. Faktor cuaca
- suhu udara : pada 20oC, butiran kecil (50µ) cepat menguap
- kelembaban (rh) : 50%-80%
- kecepatan angin : 4 – 6 km/jam
- cara penetapan : - sudut bendera 45o
- asap rokok  tiupan angin terasa pada
muka/wajah

Anda mungkin juga menyukai