Anda di halaman 1dari 22

KU128 – Proteksi Tanaman

PENGENDALIAN HAMA
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Sejarah Pengendalian Hama

Perspektif umum
1. Era prapestisida
• Mistik: Pemujaan-pemujaan, doa-doa, dll
• Pengendalian bukan kimiawi
• Pengendalian berasas pengetahuan alam (ilmiah) - tradisional

Pemanfaatan semut Pemakaian lem Perangkap


Oecophylla smaragdina pada batang pohon lalat
Sejarah Pengendalian Hama

Perspektif umum

2. Era Optimisme (1945-1962)


• Penemuan DDT (insektisida), 2,4-D (herbisida)
• Pengendalian tradisional ditinggalkan
• Pestisida menjadi bagian rutin dari cara bercocok tanam
• Aplikasi pestisida secara berjadwal
• Jaminan keberhasilan panen
• Efektif
• Bekerja cepat
• Sesuai untuk berbagai keadaan
• Sering memberikan keuntungan yang nyata
Sejarah Pengendalian Hama

Perspektif umum

3. Era keraguan (1962-1972)


• Pesticide syndrome: hanya mengandalkan pestisida, tanpa
pertimbangan apakah aplikasi perlu atau tidak.

• Pesticide treadmill: peningkatan dosis dan frekuensi aplikasi,


penggantian satu jenis pestisida dengan yang lainnya karena
tidak efektif lagi.

Dampak samping: 4R
• Resistensi
• Resurjensi
• Pergeseran spesies (Replacement) = Hama sekunder
• Residu
Sejarah Pengendalian Hama

Resistensi Hama

Sebelum aplikasi Setelah aplikasi

Generasi 1
Generasi ......
Sejarah Pengendalian Hama

Resurjensi Hama

Kutu daun Predator

Sebelum Aplikasi Setelah Aplikasi Resurjensi Hama


Sejarah Pengendalian Hama

Ledakan Hama Sekunder


Hama A: Kutu daun

Hama B: Tungau

Predator A

Predator B
Sejarah Pengendalian Hama - Indonesia

1. Era kolonial (s/d 1945): bercocok tanam, hayati


Scirpophaga innotata (1925-1930): penundaan waktu semai
Artona catoxantha (1930an): pemantauan, parasitoid, tuba
Brontispa longissima: mendatangkan parasitoid dari Jawa ke Sulawesi
Helopeltis spp. di perkebunan kakao: penggunaan semut
2. Era pascakemerdekaan (1950-an s/d 1960-an)
1950an mulai penggunaan pestisida sintetik (sayuran)
1960an: Program SSBM (Swa Sembada Bahan Makanan)
3. Era Bimas (1970-1986)
Awal “revolusi hijau”
Pestisida sebagai paket produksi (disubsidi hingga 80%)
Aplikasi insektisida yang intensif di persawahan
Muncul permasalahan hama wereng cokelat

4. Era SL-PHT (1986-sekarang)


Diawali Inpres No. 3 Tahun 1986
• Pencabutan subsidi pestisida
• Pelarangan 57 insektisida di persawahan
• Pelatihan petani melalui SL-PHT
Pengendalian Hama Terpadu
Pengendalian Hama terpadu

Integrated Pest Management (IPM)

1. Pest = OPT (hama, penyakit, gulma)


Seluruh organisme yang hidup di lingkungan pertanaman yang
menyebabkan kerusakan pada tanaman dan menurunkan hasil panen
(kuantitas/kualitas)

2. Management = Pengelolaan
Proses pengambilan keputusan dalam mengendalikan OPT
yang didasarkan pada prinsip ekologi dan ekonomi

3. Integrated = Terpadu
• Mencakup berbagai OPT
• Ramuan berbagai teknologi pengendalian yang selaras
• Pengendalian OPT merupakan bagian dari sistem usahatani
• Pertimbangan ekonomi, ekologi, dan sosial
Pengendalian Hama Terpadu

Tujuan:
Mengupayakan agar OPT tidak menimbulkan kerugian melalui
cara-cara pengendalian yang efektif, ekonomis, dan aman

Sasaran
Mengupayakan produksi yang tetap tinggi dan menguntungkan
(profitability)

Memelihara kesehatan manusia dan kualitas lingkungan hidup


(safety)

Menjamin agar hasil pengendalian bersifat awet


(durability)
Pengendalian Hama Terpadu

KOMPONEN UTAMA PHT

1. Informasi dan Pengetahuan


• Bioekologi

2. Sarana pengambilan keputusan


• Metode pemantauan dan/atau model peramalan
• Ambang tindakan (action threshold)

3. Teknologi pengendalian
• Pengendalian secara bercocok tanam
• Pengendalian hayati
• Pengendalian fisik/mekanis
• Pengendalian kimiawi, dll
4. Sumberdaya manusia
• Pelaku langsung PHT di lapangan
• Pelaku penunjang
Pengendalian Hama Terpadu

Prinsip dasar penerapan PHT


• Mengupayakan pertanaman yang sehat dan tahan OPT
• Meningkatkan peran komponen pengendali alami (hayati/fisik)
yang ada di pertanaman
• Melakukan pemantauan untuk menentukan perlu tidaknya
tindakan intervensi untuk mengamankan hasil panen

Manfaat penerapan PHT


• Meningkatkan pendapatan bersih petani
• Mengurangi risiko kegagalan panen
• Memelihara kualitas lingkungan hidup
• Mengurangi risiko keracunan pestisida pada produsen dan
konsumen
• Memelihara keberlanjutan sistem ekologi (musuh alami,
keanekaragaman hayati)
• Menurunkan ongkos usahatani
Potret PHT di Indonesia
Serial acara TV tentang PHT di vietnam

Anda mungkin juga menyukai