Anda di halaman 1dari 25

PENGELOLAAN

TANAMAN
TERPADU
(PTT)
• PTT : pendekatan budidaya tanaman yang berdasarkan
pada keseimbangan ekologi dan ekonomi

• Tujuan : mendapatkan keseimbangan antara


- pengeluaran dan pendapatan
- proses alami dan teknologi }
Agar usahatani tersebut dapat berlanjut

• PTT bersifat :
- Spesifik lokasi
- Merupakan perpaduan antara teknologi maju dan teknologi petani
Komponen-komponen PTT :
• Pemilihan komoditas yang sesuai dengan musim dan
agroklimat
• Penyediaan lingkungan yang tidak cocok untuk
perkembangan bagi OPT (hama dan penyakit)
• Penggunaan varietas unggul
• Penentuan pola tanam
• Pengelolaan hara dan air
• Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
• Panen tepat waktu
• Penanganan pascapanen
• Pemasaran yang efisien
PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT)

PHT : konsepsi pengendalian OPT (Organisme Pengganggu


Tumbuhan) dengan pendekatan ekologi yang multidisiplin
untuk mengelola populasi hama dan penyakit dengan
memanfaatkan beragam taktik pengendalian yang kompatibel
dalam suatu kesatuan koordinasi pengelolaan

perlu pemahaman tentang


 Pendekatan ekologi
biologi dan ekologi hama
dan penyakit
 Multidisiplin tidak hanya dengan satu bidang ilmu
 Taktik pengendalian yang kompatibel (dapat dipadukan)
MENGAPA HARUS
PHT ?
• Kegagalan pengendalian hama dan penyakit
• Kesadaran akan keamanan pangan
• Kebijakan Pemerintah (UU No.12 Tahun 1992, tentang Sistem Budidaya
Tanaman)
SEJARAH PHT

Di Luar Negeri :
• Sejak PD II ditemukan pestisida organik sintetik, yaitu Dichloro-
Diphenyl-Trichloroethane) pertanian bertumpu pada
penggunaan pestisida
• 1959, Stern : mengembangkan Integrated Pest Management
yang didahului oleh Integrated Pest Control
• 1972, Rachel Carlson menulis buku berjudul “Silent Spring” yang
menggambarkan bahaya pestisida bagi lingkungan hidup
Di Indonesia :
• 1960an : Intensifikasi Nasional pestisida menjadi salah
satu faktor pendukung dalam usahatani
• Dalam Pelita III Prinsip PHT masuk ke dalam GBHN
 TH 1941 PENDEKATAN KIMIA

 TH 1955 PENDEKATAN IPC

 TH 1962 PENDEKATAN IPM

 TH 1970 INTERUPSI REVOLUSI HIJAU


TAHAP I

 TH 1980 SUSTAINABLE AGRICULTURE


(REVOLUSI HIJAU TAHAP II)
PENDEKATAN KIMIA
PERANG DUNIA II TH 1941
PESTISIDA BERSPEKTRUM LUAS DAN PERSISTEN KONTRIBUTOR
UTAMA PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN DAN SERAT GLOBAL
UNSUR KUNCI PENGENDALIAN PENYAKIT MANUSIA DAN
VERTEBRATA
TH 1950 MUNCUL PANDANGAN: PESTISIDA SINTETIS SEOLAH-OLAH
DPT MEMECAHKAN MASALAH OPT SCR PERMANEN
PENGGUNAAN DAN KETERGANTUNGAN YG BERLEBIHAN THD
PESTISIDA TDK DPT MEMECAHKAN MASALAH OPT, JUSTRU
MENIMBULKAN MASALAH BARU YG TDK PERNAH DIRAMALKAN
SEBELUMNYA
PENDEKATAN IPC
Stern dkk (1959)
 PENGGUNAAN PRINSIP-PRINSIP EKOLOGI TERAPAN DLM MENG-
GABUNGKAN PENGENDALIAN KIMIA DAN HAYATI
 IPC LAHIR KRN KRISIS: KEGAGALAN PRODUKSI KAPAS DI
AMERIKA UTARA DAN MEKSIKO AKIBAT PENGGUNAAN
PESTISIDA BERLEBIHAN
 TEORIIPC : MELALUI PENERAPAN IPC MAKA PETANI KURANG
BERGANTUNG PD PESTISIDA DAN DPT MENGURANGI RESIKO
RESISTENSI SERANGGA DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN
 PADA PERKEMBANGANBERIKUT IPCMENCAKUP KOMBINASI
TEKNOLOGI PENGENDALIAN YG BERBEDA, MESKIPUN MASIH
DILETAKKAN PADA KONSEP PENGGUNAAN PESTISIDA YG
BIJAKSANA
PERKEMBANGAN IPC

 PERSISTENSI PESTISIDA DITURUNKAN,


 UPAYA MENCARI PESTISIDA SELEKTIF,
 KONSENTRASI, DOSIS, FREKUENSI APLIKASI
DITEKAN,
 PENGEMBANGAN DAN PENGGUNAAN NILAI
AE

Dalam pandangan IPC


pestisida masih tetap menjadi
pusat perhatian.
PENDEKATAN IPM
Th 1961, Geier dan Clark mengajukan ide pengelolaan
(management) thd pop srg hama (Bapak pencetus
IPM).
Sejak saat itu, di dunia muncul dua istilah,
(i) Integrated Pest Control (IPC) &
(ii) Integrated Pest Management (IPM)
BATASAN IPM: sistem pengelolaan thd pop OPT
menggunakan semua teknik yg serasi baik untuk
mengurangi pop OPT maupun untuk mempertahankan
pop tsb pd batas di bawah batas kerusakan ekonomi
atau memanipulasi pop OPT untuk mencegah OPT
mencapai batas kerusakan ekonomi.
Kedua istilah tsb akhirnya digunakan scr bersama-sama
dan dianggap sinonim, FAO mengusulkan satu nama

Integrated Pest Management (IPM)

Di Indonesia diterjemahkan sbg Pengelolaan Hama dan


Penyakit scr Terpadu (PHT).

Berkembang: ruang lingkup IPM diperluas, termasuk


semua klas OPT (patogen, serangga, nematoda, dan
gulma).
INTERUPSI REVOLUSI
HIJAU
 INPUT: VAR UNGGUL, PUPUK BUATAN, PESTISIDA, ALAT-
ALAT PERTANIAN, DAN PENGAIRAN

 HARAPAN YG CERAH BG KEBERHASILAN PROGRAM


PENINGKATAN PROD PERTANIAN

 VARIETAS UNGGUL, PUPUK ANORGANIK, DAN PESTISIDA


DIGUNAKAN TH 1970 (PROGRAM BIMAS), PRODUKSI BERAS
INDONESIA MENINGKAT.

 SEJAK TH 1973 PESTISIDA DISUBSIDI PEMERINTAH.

 Di ASIA, PESTISIDA DIGAMBARKAN INDUSTRI KIMIA SBG


OBAT TANAMAN (filosofi khemoterapi) dan DIGUNAKAN NAMA
DAGANG YG “HEBAT”
DAMPAK NEGATIF
REVOLUSI HIJAU
 RESISTENSI
 RESURJENSI
 KEMATIAN MUSUH ALAMI
 PELEDAKAN HAMA UTAMA DAN
HAMA SEKUNDER
 KEMATIAN ORGANISME NON TARGET
 KERUSAKAN AGROEKOSISTEM
DAMPAK THD PETANI

REVOLUSI HIJAU

HARUS PAKAI
PESTISIDA HARUS PAKAI VARIETAS
TOP UNGGUL
HARUS PAKAI PUPUK DOWN
ANORGANIK

SANGAT
SANGAT
TERGANTUN
TERGANTUN PETANI
PETANI
GGPESTISIDA
PESTISIDA BUKAN
BUKAN
MANAJER
MANAJER
TIMBUL
DAMPAK
SANGAT SANGAT
SANGAT
SANGAT NEGATIF TERGANTUNG
TERGANTUNG
TERGANTUNG
TERGANTUNG
PUPUK
PUPUKANORGANIK
ANORGANIK VAR
VARUNGGUL
UNGGUL
INPRES NO 3 TH
1986

 INDONESIA SECARA DEFINITIF


MULAI MENERAPKAN PHT (IPM)
PENGEMBANGAN PHT DI
DUNIA
 KONSEP PHT yang EKOLOGIS dan TEKNOLOGIS

(i) PHT EKOLOGIS dikembangkan dari pengertian situasi lokal,


yg mengandalkan aktivitas musuh alami dan praktek bercocok
tanam. Sesuai untuk negara sedang berkembang

(ii) PHT TEKNOLOGIS intervensi thd OPT di dasarkan pd suatu


nilai ambang.

 PHT BERBASIS EKOLOGI : strategi PHT dipandang dlm


konteks sistem pertanian scr keseluruhan. Cara PHT di-
integrasikan ke dlm sistem pengelolaan unsur budidaya yg lain,
y.i. pemupukan, pengolahan tanah, dan pola tanam
 PHT BIOINTENSIF
adalah pendekatan sistem terhadap PHT yang
berbasis pemahaman ekologi OPT.
Dimulai dg diagnosis scr teliti thd alam dan
sumber masalah OPT kmd mengandalkan pd
taktik pencegahan dan pengendalian hayati
untuk mempertahankan populasi OPT di
dalam batas yg diterima
• 1986 : Inpres No.3/1986 merupakan dukungan pemerintah
terhadap pelaksanaan PHT di Indonesia 57 jenis
pestisida dilarang digunakan
• 1989 : subsidi pestisida dicabut
• 1989 : mulai dilaksanakan pemasyarakatan
PHT melalaui
pelatihan
• 1992 : Undang-undang No.12 Tahun 1992 tentang sistem
Budidaya Tanaman :
1. Perlindungan tanaman dilaksanakan dengan sistem PHT
2. Pelaksanaan perlindungan tanaman menjadi tanggung
jawab masyarakat dan pemerintah
TAKTIK PENGENDALIAN
OPT
Kultur teknis :
• Pengurangan kesesuaian ekosistem (sanitasi, penghancuran inang,
pengolahan tanah dan pengelolaan air)
• Gangguan kontinyuitas penyediaan keperluan hidup hama (pergiliran
tanaman, pemberoan lahan, penanaman serentak, penetapan jarak tanam,
lokasi tanaman, memutus sinkronisasi hama dan tanaman, menghalangi
peletakan telur)
• Pengalihan populasi hama menjauhi pertanaman (tanaman perangkap)
• Pengendalian fisik : Penggunaan lampu perangkap dan penghalang
(netting house)
• Pengendalian mekanik : Nguler, gropyokan, pengusiran
• Pengendalian hayati : Menggunakan parasitoid, predator dan patogen
• Pengendalian kimiawi :Pestisida sintetik maupun nabati
• Pengendalian dengan Peraturan/ Undang-undang (karantina tumbuhan)
PRINSIP-PRINSIP PHT
• Budidaya Tanaman Sehat
• Pemanfaatan Musuh Alami
• Pengamatan Rutin

Pengambilan keputusan

Pengamatan Tindakan

Agroekosistem
• Petani Sebagai Ahli PHT melalui pelatihan
(sekolah lapangan)

Anda mungkin juga menyukai