Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH PROJEK KEPERAWATAN KOMUNITAS DENGAN MASALAH

PENGGUNAAN PESTISIDA KELOMPOK 4

Disusun Oleh :

Saputra Al-Hurry (1019031126

PSIK 3 C

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS FALETEHAN

TAHUN 2021/2022
1.Latar Belakang

Hampir semua diantara kita pernah mendengar kata pestisida, herbisida,


insektisida atau nama lainnya. Hampir dalam semua sisi kehidupan kita tidak bisa lepas
dari pestisida dalam berbagai bentuknya. Dari gunung sampai pantai, dari desa sampai
kota. Petani di pegununganpun tidak lepas dari penggunaan pestisida. Nelayan dalam
pembuatan ikan asin misalnya, ada yang menggunakan pestisida. Tentunya cara ini tidak
dibenarkan, namun demikian adanya masyarakat kita. Pemakaian pestisida di rumah
tangga seperti penggunaan obat nyamuk, anti rayap / ngengat, pengusir nyamuk
(repelent) dan banyak lagi macamnya. Untuk itulah kita perlu mengenal lebih jauh
tentang pestisida. Penggunaan pestisida di Indonesia dari tahun ke tahun terus
meningkat. Menurut Atmawijaya, pada tahun 1985 diperkirakan menggunakan 10.000
ton pestisida, pada tahun 1991 meningkat menjadi 600.000 ton. Jumlah ini mencapai 5 %
konsumsi dunia.
Pestisida merupakan suatu bahan yang banyak dijumpai dan digunakan secara luas dalam
kehidupan sehari-hari untuk berbagai tujuan penggunaan termasuk perlakuan yang
bersifat pencegahan maupun untuk tujuan pengendalian organisme pengganggu pada
hampir semua sektor dalam masyarakat, diantaranya sektor kesehatan, pertanian,
kehutanan, perikanan, perdagangan, perindustrian, ketenagakerjaan, perhubungan,
lingkungan hidup dan di rumah tangga
Tidak hanya di bidang pertanian, pengunaaan pestisida dalam rumah tangga
Indonesia sudah demikian luas juga. Berbagai merek “obat” serangga dapat kita temui di
etalase supermarket hingga warung kecil, memudahkan kita untuk mengakses racun ini
dan memasukkannya ke dalam rumah kita. Pestisida dalam rumah tangga biasanya
digunakan untuk mengatasi semut, mengatasi kecoa, mengusir lalat, mengatasi ngengat,
mengatasi tikus, mengatasi nyamuk. Walau banyak laporan dan penelitian tentang
dampak negatif pestisida ini (pada manusia dan lingkungan), seolah kita tidak punya
pilihan lain selain menyemprot hama pengganggu (dan pembawa penyakit) ini dengan
“obat” hama. Sekalipun sebagai bahan beracun (biosida) yang memiliki potensi
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia, pestisida
banyak digunakan karena mempunyai kelebihan-kelebihan antara lain dapat
diaplikasikan dengan mudah pada hampir semua tempat dan waktu, hasilnya dapat
dirasakan dalam waktu yang relatif singkat, dan dapat diaplikasikan dalam areal yang
luas.
Tanpa kita sadari terdapat berbagai jenis pestisida yang tersimpan dirumah. Pestisida ini
bukan saja digunakan di dalam rumah tetapi juga digunakan dihalaman rumah dan kebun
untuk melindungi tanaman dari gulma dan hewanperusak lainnya. Anak-anak merupakan
korban utama pada kasus racunanini karena rasa keingin tahuannya yang tinggi dan
tingkah lakunya yaitu senang sekali memasukan apa saja yang ditemui ke dalam
mulutnya
Memperhatikan hal-hal tersebut diatas maka merupakan suatu keharusan bahwa pestisida
perlu dikelola dengan sebaik-baiknya agar dapat diperoleh manfaat yang sebesar-
besarnya dengan dampak negatif yang sekecil-kecilnya.
Untuk melindungi keselamatan manusia dan sumber-sumber kekayaan alam khususnya
kekayaan alam hayati maka dalam pengelolaan pestisida antara lain adalah peraturan
pemerintah nomor 7 tahun 1973. berdasarkan peraturan pemerintah tersebut, maka setiap
pestisida yang akan diedarkan, disimpan dan digunakan harus terlebih dahulu terdaftar
dan memperoleh izin menteri pertanian. Mengacu pada peraturan pemerintah tersebut,
menteri pertanian telah mengeluarkan beberapa keputusan yang bersifat kebijaksanaan
dalam kaitannya dengan pengelolaan pestisida, antara lain keputusan menteri pertanian
nomor 434.1 tahun 2001 tentang syarat dan tata cara pendaftaran pestisida, dan
keputusan menteri pertanian nomor 517 tahun 2002 tentang pengawasan pestisida.
Tiap pestisida harus diberi label dalam bahasa Indonesia yang berisi keterangan-
keterangan yang dimaksud dalam surat Keputusan Menteri Pertanian No. 429/
Kpts/Mm/1/1973 dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam
pendaftaran dan izin masing-masing pestisida.

Dalam peraturan pemerintah tersebut yang disebut sebagai pestisida adalah semua zat kimia
dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk:
1. Memberantas atau mencegah hama atau penyakit yang merusak tanaman, bagian
tanaman atau hasil pertanian.
2. Memberantas gulma
3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman yang tidak diinginkan
4. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian tanaman, kecuali yang
tergolong pupuk
5. Memberantas atau mencegah hama luar pada ternak dan hewan piaraan
6. Memberantas atau mencegah hama air
7. Memberantas atau mencegah binatang dan jasad renik dalam rumah tangga
8. Memberantas atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada
manusia atau binatang yang dilindungi, dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan
air.

2.Metode

3.Kriteria Hasil

4.Rencana Tindakan

5.Pembahasan

A. Pengertian Pestisida
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang
digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah
sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang
disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya
seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang
dianggap merugikan.
Pestisida juga diartikan sebagai substansi kimia dan bahan lain yang mengatur dan atau
menstimulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman.
Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida
ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namun lebih dititiberatkan
untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah batas ambang
ekonomiatauambangkendali.Di Indonesia untuk keperluan perlindungan tanaman,
khususnya untuk pertanian dan kehutanan pada tahun 2008 hingga kwartal I tercatat
1702 formulasi yang telah terdaftar dan diizinkan penggunaannya. Sedangkan bahan
aktif yang terdaftar telah mencapai 353 jenis.
Dalam pengendalian hama tanaman secara terpadu, pestisida adalah sebagai alternatif
terakhir. Dan belajar dari pengalaman, Pemerintah saat ini tidak lagi memberi subsidi
terhadap pestisida . Namun kenyataannya di lapangan petani masih banyak
menggunakannya. Menyikapi hal ini, yang terpenting adalah baik pemerintah maupun
swasta terus menerus memberi penyuluhan tentang bagaimana penggunaan pestisida
secara aman dan benar. Aman terhadap diri dan lingkungannya, benar dalam arti 5 tepat
(tepat jenis pestisida, tepat cara aplikasi, tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat takaran).
6.Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai