Anda di halaman 1dari 5

BRONKODILATOR

Disusun oleh :

1. Siti Laelatul Mubarokah


2. Sulis Agestiani
3. Udoh Raudhatul jannah
4. Tegar Bimantoro
5. Widya Nanda

A.Definisi Obat Bronkodilator


Bronkodilator ➡️kelompok obat yang digunakan untuk melegakan pernapasan, terutama pada penderita
penyakit asma.Selain untuk meredakan asma, bronkodilator juga dapat digunakan untuk meredakan
gejala penyakit obstruktif paru kronis.

Bronkodilator merupakan sebuah substansi yang dapat memperlebar luas permukaan bronkus dan
bronkiolus pada paru-paru, dan membuat kapasitas serapan oksigen paru-paru meningkat. Senyawa
bronkolidator dapat tersedia secara alami dari dalam tubuh, maupun didapat melalui asupan obat-
obatan dari luar.

B.Cara Kerja Obat Bronkodilator

Bronkodilator bekerja dengan cara melebarkan bronkus (saluran pernapasan) dan merelaksasi otot-otot
pada saluran pernapasan sehingga proses bernapas menjadi lebih ringan dan lancar.

agikan sekarang

C.Tipe obat bronkodilator berdasarkan efek kerjanya

1.Bronkodilator efek cepat

Bronkodilator efek cepat adalah bronkodilator yang bekerja lebih cepat, tapi hanya bertahan selama 4-5
jam saja. Biasanya tipe ini digunakan untuk mengobati gejala yang muncul tiba-tiba, seperti mengi, sesak
napas, dan nyeri di dada.Beberapa contoh dari obat jenis ini adalah albuterol (ProAir HFA, Ventolin HFA,
Proventil HFA), levalbuterol (Xopenex HFA), atau pirbuterol (Maxair).

2.Bronkodilator efek lama

Jenis ini merupakan kebalikan dari yang sebelumnya. Obat ini bekerja lebih lama dan bertahan selama
12 jam hingga satu hari penuh.Obat ini diperuntukkan untuk penggunaan harian, bukan untuk
meredakan gejala yang muncul mendadak. Beberapa contohnya, meliputi salmeterol (Serevent),
formoterol (Perforomist), aclidinium (Tudorza), tiotropium (Spiriva), dan umeclidinium (Incruse).

D.Tipe obat bronkodilator berdasarkan komponennya (nebulizer dan inhaler)

1.Agonis beta-2

Obat ini terdiri dari salbutamol, salmeterol, formoterol dan vilanterol. Obat ini dapat digunakan pada
efek cepat dan lama. Biasanya, digunakan dengan cara dihirup dengan inhaler genggam kecil atau
nebulizer. Bisa juga dalam bentuk tablet kecil atau sirup.Orang dengan penyakit diabeter,penyakit
jantung harus berhati hati menggunakan obat ini
2.Antikolinergik

Obat yang masuk dalam kategori efek cepat dan lama ini terdiri atas ipratropium, tiotropium, aclidinium,
dan glikopirronium.

Obat bronkodilator tipe antikolinergik ini adalah obat yang utamanya digunakan pada pasien PPOK,
meski bisa juga digunakan untuk pasien asma.

Antikolinergik paling sering digunakan dengan inhaler. Namun, lebih disarankan menggunakan nebulizer
jika gejalanya cukup parah.

Cara kerja obat ini adalah melebarkan saluran udara dengan menghalangi saraf kolinergik, yakni saraf
yang melepaskan bahan kimia untuk mengencangkan otot di sekitar saluran paru-paru.

Orang dengan pembesaran prostat, gangguan pada kandung kemih, dan glaukoma perlu berhati-hati
menggunakan obat ini.

3.Teofilin

Obat ini termasuk ke dalam tipe tipe obat efek lama. Biasanya dikonsumsi setiap hari dalam bentuk
kapsul. Namun, bisa juga disuntikkan ke pembuluh darah jika gejalanya parah. Obat ini bekerja dengan
mengurangi pembengkakan di saluran pernapasan.

Orang dengan hipertiroidisme, gangguan hati, hipertensi atau tukak lambung perlu berhati-hati
menggunakan obat ini. Meski biasanya digunakan bersamaan dengan obat lain, kadar teofilin bisa
menumpuk di dalam tubuh jika bereaksi dengan obat yang tidak tepat.

E.Dosis Obat Bronkodilator

1.Salbutamol (Untuk melebarkan saluran pernapasan (bronkus) yang menyempit):

Dewasa: Diberikan melalui nebuliser: 2,5-5 mg, hingga 4 kali sehari. Sebagai inhaler: 90-100 mcg, 1-2 kali
semprot. Dapat diberikan hingga 4 kali sehari. Dosis maksimum adalah 800 mcg per hari. Obat minum:
2-4 mg, 3-4 kali sehari. Jika diperlukan, dapat ditingkatkan menjadi 8 mg, 3-4 kali sehari. Untuk lansia 2
mg, 3-4 kali sehari.

Anak-anak di atas 4 tahun: Sama seperti dosis dewasa. Dosis maksimum adalah 400 mcg per hari. Obat
minum: 1-2 mg per hari.

2.Teofilin (Untuk melebarkan saluran pernapasan (bronkus) yang menyempit):

Dewasa: Obat minum: 5 mg/kgBB.


Anak-anak: Sama seperti dosis dewasa.

Lansia: Lebih rendah dari dosis orang dewasa.

3.Salmeterol (Untuk meredakan asma):

Dewasa: Sebagai inhaler: 50 mcg, 2 kali sehari.

Anak-anak 4-12 tahun: Sebagai inhaler: 50 mcg, 2 kali sehari

4.Salmeterol (Untuk meredakan penyakit paru obstruktif kronis):

Dewasa: Sebagai inhaler: 50 mcg, 2 kali sehari.

F.Efek Samping Bronkodilator

Efek samping bronkodilator bisa bervariasi, tergantung pada pengobatan spesifik yang Anda ambil.
Pastikan Anda membaca leaflet yang tersedia bersama obat untuk mengetahui efek samping spesifik.
Efek samping yang umum terjadi antara lain:

 Sakit kepala
 Denyut jantung yang tiba-tiba terasa (palpitasi)
 Batuk-batuk
 Diare
 Gemetar, terutama di tangan
 Mulut kering
 Kram otot
 Mual-mual dan muntah-muntah
 Sulit menelan
 Sakit tenggorokan
 Insomnia

G.Interaksi dengan obat lain

Bronkodilator dapat berinteraksi dengan obat lain, baik dapat mempengaruhi cara kerja satu sama lain
atau meningkatkan risiko efek samping. Beberapa obat yang berinteraksi dengan bronkodilator
(terutama theophylline) antara lain:
 Beberapa antidepresan seperti monoamine oxidase inhibitors (MAOIs) dan tricyclic
antidepressant (TCAs)
 Benzodiazepine, salah satu jenis sedatif yang dapat digunakan sebagai obat jangka pendek
untuk kecemasan atau masalah tidur (insomnia)
 Quinolones, tipe obat antibiotik
 Diuretik, salah satu obat yang membantu untuk mengeluarkan cairan dari tubuh
 Digoxin, obat yang digunakan untuk mengobati aritmia
 Lithium, obat yang digunakan untuk mengobati depresi dan gangguan bipolar yang parah

Anda mungkin juga menyukai