Disusun oleh :
Bronkodilator merupakan sebuah substansi yang dapat memperlebar luas permukaan bronkus dan
bronkiolus pada paru-paru, dan membuat kapasitas serapan oksigen paru-paru meningkat. Senyawa
bronkolidator dapat tersedia secara alami dari dalam tubuh, maupun didapat melalui asupan obat-
obatan dari luar.
Bronkodilator bekerja dengan cara melebarkan bronkus (saluran pernapasan) dan merelaksasi otot-otot
pada saluran pernapasan sehingga proses bernapas menjadi lebih ringan dan lancar.
agikan sekarang
Bronkodilator efek cepat adalah bronkodilator yang bekerja lebih cepat, tapi hanya bertahan selama 4-5
jam saja. Biasanya tipe ini digunakan untuk mengobati gejala yang muncul tiba-tiba, seperti mengi, sesak
napas, dan nyeri di dada.Beberapa contoh dari obat jenis ini adalah albuterol (ProAir HFA, Ventolin HFA,
Proventil HFA), levalbuterol (Xopenex HFA), atau pirbuterol (Maxair).
Jenis ini merupakan kebalikan dari yang sebelumnya. Obat ini bekerja lebih lama dan bertahan selama
12 jam hingga satu hari penuh.Obat ini diperuntukkan untuk penggunaan harian, bukan untuk
meredakan gejala yang muncul mendadak. Beberapa contohnya, meliputi salmeterol (Serevent),
formoterol (Perforomist), aclidinium (Tudorza), tiotropium (Spiriva), dan umeclidinium (Incruse).
1.Agonis beta-2
Obat ini terdiri dari salbutamol, salmeterol, formoterol dan vilanterol. Obat ini dapat digunakan pada
efek cepat dan lama. Biasanya, digunakan dengan cara dihirup dengan inhaler genggam kecil atau
nebulizer. Bisa juga dalam bentuk tablet kecil atau sirup.Orang dengan penyakit diabeter,penyakit
jantung harus berhati hati menggunakan obat ini
2.Antikolinergik
Obat yang masuk dalam kategori efek cepat dan lama ini terdiri atas ipratropium, tiotropium, aclidinium,
dan glikopirronium.
Obat bronkodilator tipe antikolinergik ini adalah obat yang utamanya digunakan pada pasien PPOK,
meski bisa juga digunakan untuk pasien asma.
Antikolinergik paling sering digunakan dengan inhaler. Namun, lebih disarankan menggunakan nebulizer
jika gejalanya cukup parah.
Cara kerja obat ini adalah melebarkan saluran udara dengan menghalangi saraf kolinergik, yakni saraf
yang melepaskan bahan kimia untuk mengencangkan otot di sekitar saluran paru-paru.
Orang dengan pembesaran prostat, gangguan pada kandung kemih, dan glaukoma perlu berhati-hati
menggunakan obat ini.
3.Teofilin
Obat ini termasuk ke dalam tipe tipe obat efek lama. Biasanya dikonsumsi setiap hari dalam bentuk
kapsul. Namun, bisa juga disuntikkan ke pembuluh darah jika gejalanya parah. Obat ini bekerja dengan
mengurangi pembengkakan di saluran pernapasan.
Orang dengan hipertiroidisme, gangguan hati, hipertensi atau tukak lambung perlu berhati-hati
menggunakan obat ini. Meski biasanya digunakan bersamaan dengan obat lain, kadar teofilin bisa
menumpuk di dalam tubuh jika bereaksi dengan obat yang tidak tepat.
Dewasa: Diberikan melalui nebuliser: 2,5-5 mg, hingga 4 kali sehari. Sebagai inhaler: 90-100 mcg, 1-2 kali
semprot. Dapat diberikan hingga 4 kali sehari. Dosis maksimum adalah 800 mcg per hari. Obat minum:
2-4 mg, 3-4 kali sehari. Jika diperlukan, dapat ditingkatkan menjadi 8 mg, 3-4 kali sehari. Untuk lansia 2
mg, 3-4 kali sehari.
Anak-anak di atas 4 tahun: Sama seperti dosis dewasa. Dosis maksimum adalah 400 mcg per hari. Obat
minum: 1-2 mg per hari.
Efek samping bronkodilator bisa bervariasi, tergantung pada pengobatan spesifik yang Anda ambil.
Pastikan Anda membaca leaflet yang tersedia bersama obat untuk mengetahui efek samping spesifik.
Efek samping yang umum terjadi antara lain:
Sakit kepala
Denyut jantung yang tiba-tiba terasa (palpitasi)
Batuk-batuk
Diare
Gemetar, terutama di tangan
Mulut kering
Kram otot
Mual-mual dan muntah-muntah
Sulit menelan
Sakit tenggorokan
Insomnia
Bronkodilator dapat berinteraksi dengan obat lain, baik dapat mempengaruhi cara kerja satu sama lain
atau meningkatkan risiko efek samping. Beberapa obat yang berinteraksi dengan bronkodilator
(terutama theophylline) antara lain:
Beberapa antidepresan seperti monoamine oxidase inhibitors (MAOIs) dan tricyclic
antidepressant (TCAs)
Benzodiazepine, salah satu jenis sedatif yang dapat digunakan sebagai obat jangka pendek
untuk kecemasan atau masalah tidur (insomnia)
Quinolones, tipe obat antibiotik
Diuretik, salah satu obat yang membantu untuk mengeluarkan cairan dari tubuh
Digoxin, obat yang digunakan untuk mengobati aritmia
Lithium, obat yang digunakan untuk mengobati depresi dan gangguan bipolar yang parah