Anda di halaman 1dari 6

TUGAS BACA STASE PARU

Nama : M. Rafiq Kurniawan


NPM : 2208320076
Asal : FK UMSU

BRONKODILATOR

A. Definisi
Bronkodilator merupakan obat utama untuk mengatasi atau mengurangi obstruksi
salurannapas yang terdapat pada penyakit paru obstruktif. Ada 3 golongan bronkodilator
utama yaitugolongan simpatomimetik, golongan antikolinergik dan golongan xanthin. Ketiga
golongan ini memiliki cara kerja yang berbeda dalam mengatasi obstruksi saluran nafas.
Beberapa mekanisme dari obat bronkodilator antara lain :
- Blokade reseptor adenosin
- Rangsangan pelepasan katekolamin endogen
- Meningkatkan jumlah dan efektivitas sel T supresor
- Meningkatkan ambilan kalsium kedalam sel otot polos dan penghambatan
pelepasanmediator dan sel mast

Pemberian bronkodilator secara inhalasi sangat dianjurkan oleh karena cara


inimemberikan berbagai keuntungan yaitu :
- Obat bekerja langsung pada saluran nafas
- Onset kerja yang cepat
- Dosis obat yang kecil
- Efek samping yang minimal karena kadar obat dalam darah rendah
- Membantu mobilisasi lendir

Ada berbagai cara pemberian obat inhalasi yaitu dengan inhalasi dosis terukur. Alat bantu
yang digunakan berupa : spacer, nebuhaler, turbuhaler, dischaler, rothaler dannebuliser. Hal yang
perlu diperhatikan adalah cara yang tepat dan benar sehingga obat dapatmencapai saluran nafas
dengan dosis yang cukup.
B. Klasifikasi
1. Agonis β adrenergik
Agonis β adrenergik atau simpatomimetik diberikan untuk terapi pada ashma,
bronkitis, empisema dan berbagai penyakit paru obstruksi lainnya. Obatsimpatomimetik
terdiri dari dua cara kerja yaitu short-acting (salbutamol, terbutalinsulfat, bambuterol
hidroklorida, fenoterol hidrobromida) dan long-acting (formeterolfumarat, salmeterol).
Efek karakteristik terbaik dari agobis β adrenergik pada jalan napas adalah relaksasi otot
polos jalan napas yang menyebabkan bronkodilatasi.

Beta adrenergik dapat diberikan secara oral, subkutan, intravena atau


secarainhalasi. Pemberian terapi sebaiknya diberikan dalam bentuk inhalasi oleh karena
penyerapan akan lebih baik dan tepat sasaran dan juga untuk meminimalisir efek samping
Agonis β adrenergik merupakan obat utama pada penyakit asma dan PPOK. Pada asma
short acting agonis β adrenergic digunakan sebagai terapi pada gejala akut dan untuk
mencegah spasme bronkus. Sedangkan, long acting agonis β adrenergic digunakan
sebagai terapi tambahan pada pasien dengan asma yang sedanghingga berat dimana
biasanya diberikan bersamaan dengan inhalasi kortikosteroid. Mekanisme kerjanya
adalah melalui stimulasi reseptor B2 di trachea dan bronkus, yang menyebabkan aktivasi
adenilsiklase. Enzim inimemperkuat pengubahan adenosintrifosat (ATP) yang kaya
energi menjadi cyclic-adenosin monophosphat (cAMP) dengan pembebasan energi yang
digunakan untuk proses-proses dalam sel. Meningkatnya kadar cAMP di dalam sel
menghasilkan beberapa efek bronkodilatasi dan penghambatan pelepasan mediator oleh
sel mast. Salbutamol dan terbutalin dapat digunakan oleh wanita hamil, begitu
pulafenoterol dan heksoprenalin setelah minggu ke-16. salbutamol. Terbutalin,
dansalmeterol mencapai air susu ibu. Dari obat lainnya belum terdapat cukup data untuk
menilai keamanannya. Pada binatang percobaan, salmoterol ternyata merugikan janin.
Obat-obat beta adrenergik yang sering digunakan sebagai bronkodilator adalah :

a. Epinefrin
Epinefrin sangat poten, kerjanya cepat secara parenteral. Efek terapeutiknya
pendek. Pemberian secara subkutan dengan dosis 0,01 mg/kg berat badan. Pemakaian
epnefrin harus dibatasi pada usia tua, terutama yang menderita penyakit jantung iskemik.
karena obat ini dapat menimbulkan efek samping seperti iskemia miokard, aritmia dan
hipertensi sistemik.

b. Salbutamol
Dosis : 3-4 dd 2-4 mg. Inhalasi 3-4 dd 2 semprotan dari 100 mcg, padaserangan
akut 2 puff yang dapat diulang setelah 15 menit. Pemberian i.matau s.c 250-500 mcg,
yang dapat diulang sesudah 4 jam. Efek samping jarang terjadi, biasanya berupa nyeri
kepala, mual dan tremor tangan. Pada overdosis dapat terjadi stimulasi reseptor β1
dengan. Efek kardiovaskular takikardi, palpitasi, aritmia dan hipotensi. Oleh karenaitu
jangan memberikan inhalasi dalam waktu yang terlalu singkat karena dapat terjadi
takifilaksis yaitu efek obat menurun dengan pesat pada penggunaan yang terlalu sering.

c. Terbutalin
Pemberian per oral kerjanya sesudah 1-2 jam sedangkan lama kerjanya k.l 6 jam.
Dosisnya : 2-3 dd 2,5-5 mg, inhalasi 4 dd 1-2 semprotan dari 250 mcg.Maksimal 16 puff
per hari, s.c 250 mcg maksimal 4 kali sehari.

2. Antikolinergik
Atropin diserap tubuh melewati mukosa. Namun obat sintetiknya banyak dipakai
pada pengobatan penderita penyakit paruobstruktif menahun yaitu ipratropium bromida
dengan nama dagang atroven danrobinul. Merupakan obat yang mempunyai kemampuan
bronkodilatasi dua kali lipatdengan waktu kerja yang jauh lebih lama dibandingkan
dengan atropin sendiri. ntikolinergik alkaloid sudah digunakan sebagai terapi pada
penyakit saluran pernapasan. Diantaranya ipatropine yang bersifat lambat diabsorbsi,
tidak melewatisawar darah otak dan memiliki sedikit efek samping

Di dalam sel-sel otot polos terdapat keseimbangan antara sistem adrenergisdan


sistem kolinergis. Bila karena sesuatu sebab reseptor B dari sistem adrenergisterhambat,
sehingga mengakibatkan bronkokonstriksi. Antikolimengika memblok reseptor muskarin
dari saraf-saraf kolinergis di otot polos bronchi, hingga aktivitassaraf adrenergis menjadi
dominan dengan efek bronkodilatasi.
Efek samping yang tidak dikehendaki adalah sifatnya yang mengentalkandahak
dan takikardia, yang tidak jarang mengganggu terapi. Yang terkenal pulaadalah efek
atropin, seperti mulut kering, obstipasi, sukar berkemih, dan penglihatan buram akibat
gangguan akomodasi. Atropin aman untuk dikonsumsi bagi wanitahamil dan menyusui.

Ipratropium bromida sangat efektif untuk terapi terhadap COPD. Kombinasiobat


antikolinergik dengan golongan bronkodilator lain seperti beta-2 agonis danxanthin
memberikan efek bronkodilatasi yang lebih baik, dimana derivat dari adrenegik yang
bersifat sebagai adenilsiklase dan derivat xanthin yang bersifat sebagai penghambat
fosfodiesterase. Efek maksimalnya dicapai setelah 1-2 jam dan bertahan rata - rata 6 jam.
Dosis inhalasi 3-4 dd 2 semprotan dari 20 mcg.

3. Xanthin
Golongan xanthin mempunyai efek bronkodilator yang lebih rendah, selain
bersifat sebgai bronkodilator obat ini juga berperan dalam meningkatkan kekuatanotot
diafragma. Metabolisme obat golongan xanthin ini dipengaruhi oleh umur,merokok,
gagal jantung dan infeksi bakteri.

Teofilin dan aminofilin merupakan derivat xanthin yang digunakan sebagaiterapi


asma dan COPD. Memberikan efek terapeutik berupa relaksasi otot bronkial,menurunkan
hipertensi pulmonal, memperbaiki kontraktilitas diafragma, peningkatancardiac output
dan menghambat pelepasan mediator.

Daya bronkorelaksasinya diperkirakan berdasarkan blokade reseptor adenosin.


Reseptor-reseptor tersebut memodulasi aktivitas adenylyl cyclase dan adenosin yang
telah terbukti dapat meyebabkan kontraksi otot polos jalan nafas dan menyebabkan
keluarnya histamin dari sel-sel mast jalan napas. Teofilin melawan efek tersebut dengan
menyekat reseptor adenosine permukaan sel. Selain itu, teofilin sepertikromoglikat
mencegah meningkatnya hiperaktivitas dan berdasarkan ini bekerja profilaksi. Resorpsi
dari turunan teofilin amat berbeda-beda; yang terbaik adalah teofilin microfine (particle
size 1-5 micron). Penggunaanya secara terus - menerus pada terapi pemeliharaan
ternyataefektif mengurangi frekuensi serta hebatnya serangan. Pada keadaan akut dapat
dikombinasi dengan obat asam lainnya, tetapi kombinasi dengan b2 mimetika hendaknya
digunakan dengan hati-hati berhubungan kedua jenis obat saling memperkuat efek
terhadap jantung.

Pada keadaan akut dapat diberikan injeksi aminofilin yang dapatdikombinasikan


dengan obat - obat asma lainnya. Tetapi kombinasi dengan β2 mimetika hendaknya
digunakan dengan hati-hati berhubung kedua jenis obat saling berhubungan dengan efek
terhadap jantung. Aminofilin adalah garam yang dalam darah membebaskan teofilin
kembali. Garam ini bersifat basa dan sangat merangsangselaput lendir, sehingga secara
oral sering mengakibatkan gangguan lambung(mual,muntah). Teofilin dimetabolisme di
hati sehingga pada dosis terapi dapatmenimbulkan toksik pada pasien dengan penyakit
hati.

Dosis : oral 2-4 dd 175-350 mg. pada serangan hebat (eksaserbasi) i.v 240
mg,rectal 2-3 dd 360 mg. dosis maksimal 1,5 g perhari.
REFERENSI

1. Bellini LM, Grippi MA. Pulmonary Pharmacotherapy. In Fishman AP, Elias JA,Fishman
JA, Gripii MA, Kaiser LR, Senior RM editor Manual of Pulmonary DiseaseAnd
Disorders. USA. The McGrow Hill Companies. 2002,1099-1102.
2. Boushey HA. Obat-obat Asma. In Sjabana D, Raharjo, Sastrowardoyo W,
Hamzah,Isbandiati E, Uno I, Purwaningsih S editor Farmakologi Dasar Dan Klinik jilid I.
Jakarta.Salemba Medika. 2001,590-599.
3. Tjay TH, Rahardja K. Obat Asma Dan COPD. Obat-obat Penting kasiat, penggunaandan
efek samping. Jakarta. Elex media computindo.2008,645-6466.
4. Alsagaff H, Mukty A. Asma. Dasar-dasar ilmu penyakit paru. Airlangga university
press.2009,292-295.

Anda mungkin juga menyukai