Indikasi :
Digunakan dalam bentuk tunggal atau
kombinasi dengan bronkodilator lain (terutama
beta adrenergik) sebagai bronkodilator dalam
pengobatan bronkospasmus yang
berhubungan dengan penyakit paru-paru
obstruktif kronik, termasuk bronkhitis kronik
dan emfisema.
Kontraindikasi :
dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat
hipersensitif terhadap ipratropium bromide,
penggunaan bersamaan dengan obat golongan
atropin dan turunannya, obstruksi
hipertrofikardiomiopati, dan takiaritmia.
Efek samping :
kering di bagian mulut, gatal di tenggorokan,
hingga rasa tidak enak di mulut, Pada penggunaan
dosis tinggi, ipratropium bromide dapat
menyebabkan efek samping berupa nekrosis
jantung.
Farmakokinetik :
Absorpsion: Onset: 15 menit. Durasi: 3-4 jam
Distribusi: Ikatan protein: 0,9%
Metabolisme: di hati
Eliminasi : melalui ginjal dan Diekskresikan dalam
feces sebagai unchanged drug dengan Waktu
paruh: 1,6 jam, Clearance : 2,3 L/menit.
Interaksi Obat :
Interaksi dengan obat lain : Ipratropium telah digunakan bersamaan
dengan obat-obat lain seperti bronkodilator beta adrenergik, bronkodilator
simpatomimetik, metilxantin, steroid dan obat untuk penyakit paru-
obsrtuksi kronis tanpa efek samping, Penggunaan bersama dengan beta
blocker seperti bisoprolol dan propranolol dapat meningkatkan risiko
terjadinya gangguan kardiovaskular. Peningkatan risiko ini juga terjadi
pada penggunaan bersama dengan penghambat MAO (monoamine oxidase
inhibitors), dan antidepresan trisiklik seperti amitriptyline.
Perhatian :
•Kehamilan : Kategori FDA: Kategori B[Studi pada binatang percobaan
tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada
studi terkontrol pada wanita hamil
•Bronkospasmus akut : aerosol ipratropium tidak dianjurkan untuk
pengobatan bronkospasmus akut dimana terapi darurat diperlukan.
•Reaksi hipersensitifitas : reaksi hipersensitifitas akan segera terjadi setelah
pemberian ipratropium seperti urtikaria, angiodema, ruam,
bronkospasmus, anafilaksis, dan edema orofaringeal.