4
Tahun 1872 : menyimpulkan bahwa asma bisa
disembuhkan dengan menggosok dada dengan obat
gosok kloroform.
Tahun 1873 : salah satu makalah pertama pengobatan
modern dalam subjek ini mencoba menjelaskan
patofisiologi dari penyakit itu.
Tahun 1880 : Perawatan medis termasuk penggunaan
intravena dari obat yang disebut pilokarpin.
5
Tahun 1886, F.H. Bosworth : berteori bahwa ada hubungan
antara asma dan rinitis alergi.
Tahun 1905 : Epinefrin pertama kali digunakan dalam
pengobatan asma
Tahun 1950an : Kortisteroid oral mulai digunakan untuk
kondisi ini.
Tahun 1960an : kortisteroid hirup dan agonis beta aksi
pendek pilihan mulai banyak digunakan.
6
Obstruksisaluranrespiratori
Hiperaktivitassaluranrespiratori
Ototpolossaluranrespiratori
Hipersekresimukus
1. Obstruksi saluran respiratori
Secara garis besar, semua gangguan fungsi pada asma ditimbulkan oleh
penyempitan saluran respiratori, yang mempengaruhi seluruh struktur pohon
trakeobronkial. Salah satu mekanisme adaptasi terhadap penyempitan saluran
nafas adalah kecenderungan untuk bernafas dengan hiperventilasi untuk
mendapatkan volume yang lebih besar, yang kemudian dapat menimbulkan
hiperinflasi toraks
• Perubahan ini meningkatkan kerja pernafasan agar tetap dapat mengalirkan udara
pernafasan melalui jalur yang sempit dengan rendahnya compliance pada kedua paru.
Inflasi toraks berlebihan mengakibatkan otot diafragma dan interkostal, secara mekanik,
mengalami kesulitan bekerja sehingga kerjanya menjadi tidak optimal. Peningkatan usaha
bernafas dan penurunan kerja otot menyebabkan timbulnya kelelahan dan gagal nafas
9
2.Hiperaktivitas saluran respiratori
15
1. Bronchodilator
• Agonis-β-adrenergik(β-mimetika)
• Antikolinergika
• Teofilin
3. Anti Histamin
16
• Ketotifen
• Oksatomida
17
18
1. Mekanisme kerja Agonis-β-adrenergik
(β-mimetika)
2. Mekanisme kerja Teofilin
Obat yang termasuk dalam golongan agonis ß2 antara lain: salbutamol, terbutalin,
fenoterol, prokaterol, dan klenbuterol, salmeterol, bambuterol dan formoterol.
Dosis :
Oral :Dosis: 2-8 mg; 3-4 kali sehari
Inhaler : Dosis: 2 kali hirup; 10-15 menit sebelum berolahraga
Indikasi
bronkospasme pada semua jenis asma bronkial, bronkritis kronik, dan emfisema.
Struktur kimia
Contoh obat:
Struktur
kimia
― Antikolinergik
33
• Indikasi obat ini adalah obstruksi jalan napas reversibel, asma
akut berat, sedangkan
• Efek sampingnya: gangguan sistem saraf pusat, sakit kepala,
insomnia, tersinggung
• Contohnya : teofilin, teobromin, dan kafein
• Dosis Dewasa dan anak-anak di atas 1 tahun:
5 mg/kgBB per hari.
• contoh obat : bronsolvan
Struktur kimia :
― Anti-elergika
• Zat-zat yang berkhasiat menstabilisasi mastcells , sehingga tidak pecah
dan mengakibatkann terlepasnya histamine dan mediator peradang lain
nya.
• Contohnya: Ketotifen dan oksatomida
• Dosis
Dewasa dan anak-anak (3 tahun ke atas) : 1 mg, 2 kali sehari,
dikonsumsi saat pagi dan malam hari.
Anak-anak (usia 6 bulan-3 tahun) : 0,05 mg/kgBB, 2 kali sehari,
dikonsumsi saat pagi dan malam hari.
• Efek samping
Pusing, Sakit kepala, Mulut kering, Cystitis (peradangan
kandung kemih), Mengantuk
37
3. Kortikosteroid
• Kortikosteroid adalah salah satu obat
antiinflamasi yang poten dan banyak
digunakan dalam penatalaksanaan asma.
• Contoh obat: Prednisolon
• Indikasi prednisolon adalah untuk menekan
radang dan reaksi alergi.
• Dosis :
Dewasa: 40-60mg satu atau dua kali sehari selama 3-10 hari
atau lebih.Anak-anak usia 0-11 tahun: 1-2mg/kg per hari selama 3-
10 hari. Dosis maksimal per hari adalah 60mg.
• Efek samping
Sakit perut atau gangguan pencernaan., Mual., Infeksi jamur.,
Bingung.. Susah tidur., Berat badan bertambah., Merasa letih atau
lemah., Luka tidak cepat sembuh., Menstruasi tidak teratur.
Struktur kimia
Contoh obat:
E. IDENTIFIKASI
41
1. DEKSAMETASON
• Pemerian hablur atau serbuk hablur ; putih atau hamper putih ; tidak berbau; rasa
agak pahit
• Kelarutan praktis tidak larut dalam air ; larut dalam 42 bagian etanol (95%) P dan
dalam 165 bagian kloroform
• Identifikasi Panaskan 0,5 mL campuran kromat – asam sulfat P dalam tabung kimia
kecil dalam tangas air selama 5 menit; larutan membasahi dinding tabung dan tidak
berlemak. Tambahkan 2 mg atau 3 mg zat uji, panaskan dalam tangas air selama 5
menit; larutan tidak membasahi dinding tabung dan sukar dituang reaksi
backman
• Khasiat adrenoglukokortikoidum 42
2.PREDNISOLON
• Pemerian serbuk hablur ; putih atau hamper putih; tidak berbau; rasa pahit
• Kelarutan sangat sukar larut dalam air; agak sukar larut dlam etanol (95%)
P dan dalam aseton P; sukar larut dalam kloroform P; larut dalam methanol P
dan dalam dioksan P
• Identifikasi lebih kurang 2 mg larutkan dalam 2 ml asam sulfat P, biarkan
5 menit, terjadi warna merah anggur intensif tidak berfluorosensi. Encerkan
dengan 10 ml air; warna hilang dan terbentuk endapan warna kelabu
• Khasiat adrenoglukokortikoidum
43
3. TEOFILLIN
• Pemerian serbuk hablur ; putih ; tidak berbau ;
pahit ; mantap di udara
• Kelarutan larut dalam lebih kurang 180 bagian
air; lebih mudah larut dalam air panas; larut
dalam lebih kurang 120 bagian etanol (96%) P,
mudah larut dalam larutan alkali hidroksida
dan dalam ammonia encer P
44
• Identifikasi
a. larut dalam lebih kurang 10 mg dalam cawan porselen ,
tambahkan 1 ml asam klorida P dan 10 tetes larutan
hidrogenperoksida P, apkan diatas tangas air hingga
kering: jika ditempatkan di atas wadah yang berisi
beberapa tetes ammonia encer P, sisa warna ungu, yang
hilang dengan penambahan larutan alkali reaksi
murexid
b. larutan jenuh dingin membentuk endapan putih dengan
larutan asam tanat P yang larut dalam larutan asam tanat
P berlebih
• Khasiat spasmolitikum bronkial
4. AMINOFILLIN
• Pemerian butir atau serbuk ; putih atau agak kekuningan ; bau lemah
mirip amoniak ; rasa pahit
• Kelarutan laarut dalam lebih kurang 5 bagian air, jika dibiarkan
mungkin menjadi keruh ; praktis tidak larut dalam etanol (95%) P
dan dalam eter P
• Identifikasi larutkan lebih kurang 1 g dalam 10 mL air, netralkan
dengan asam klorida encer P; terbentuk endapan putih. Sarig cuci
endapan dengan air . keringkan pada suhu 105o; suhu lebur endapan
lebih kurang 272o dan memenuhi idenntifikasi A dan B yan tertera
pada theophyllinum
• Khasiat bronkodilator
47
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto A. 2012. Patofisiologi Asma Pada Anak [skripsi]. Jakarta(ID): Universitas Trisakti
Bertram G. Katzung . 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik buku 1 ., bagian farmakologi
fakultas kedokteran universitas Airlangga .jakarta. Salemba Medika.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia edisi 3.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Tania Savitri . 2017. Salbutamol di https://hellosehat.com/obat/salbutamol/ ( akses 20
april 2019 )
dr.Tania Savitri . 2017. Theophylline di https://hellosehat.com/obat/theophylline-2/ ( akses 20
april 2019)
TAN HOAN TJAY & DRS.KIRANA RAHARDJA . 2015 . Obat-obat penting . Jakarta. PT Alex
Media Komputindo
ENI DIAN ASTUTIK . 2009 . Kajian Penggunaan Obat Golongan Kortikosteroid Pada Pasien
Asma Pediatri DI Rumah Sakit Umum Daerah Pandan Arang BOYOLALI TAHUN 2008 [ Skripsi ]
.Surakarta . Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
DAFTAR PUSTAKA
Staf pengajar laboratorium farmakologi Fakultas kedokteran Universitas Sriwijaya . 1994. Buku
Bantu Farmakologi . Jakarta. Buku Kedokteran EGC
Thay, Tan Hoan dan Rahardja. Kirana Kirana. 2015. Obat-obat penting. Jakarta : PT Alex Media
Komputindo
Triyani . 2010. Evaluasi Penggunaan Obat Asma Pada Pasien Asma di Instalasi Rawat Inap
RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2009 [ Skripsi ] . Surakarta . Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Rozaliyani, Anna dkk. 2011. Mekanise Resistens Korikosteroid pada Asma, Jakarata: Pulmonologi dan
ilmu kedokteran respirasi FKHU_RS Persahabatan
https://www.google.com/url?sa=i&source=images&cd=&ved=2ahUKEwjV3OPK3vfhAhUi63MBHTzFDWIQjhx6
BAgBEAI&url=http%3A%2F%2Fwww.cdkjournal.com%2Findex.php%2FCDK%2Farticle%2Fdownload%2F97%2F
92&psig=AOvVaw21snPMLDZR3ds0RxjirOkE&ust=1556710722048905
https://www.pharmawiki.ch/wiki/index.php?wiki=antihistaminika