Anda di halaman 1dari 12

KETIDAKSETARAAN GENDER BIDANG PENDIDIKAN:

FAKTOR PENYEBAB, DAMPAK, DAN SOLUSI


Harum Natasha
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Abstract: It is undeniable that gender inequality still occurs especially in the developing world. This inequity
occurs in various fields of human life, among others in the fields of education, social, and economic. Gender
inequality that occurs mainly in the field of education is influenced by various factors: cultural factors, patriarchy,
sociology and psychology. The imbalance also affects the life of the nation and the state. To that end, this study
discusses the factors that cause the occurrence of gender inequality and the impact that would occur if gender
inequalities allowed to drag and solutions that are expected to be applied so that gender inequality can be reduced
or even eliminated.
Keyword: gender inequality, education, causes, impact
Abstrak: Tidak bisa dipungkiri bahwa ketidaksetaraan gender masih saja terjadi terutama di negara-negara yang
sedang berkembang. Ketidak setaraan ini terjadi di berbagai bidang kehidupan manusia, antara lain di bidang
pendidikan, sosial, dan ekonomi. Ketidaksetaraan gender yang terjadi terutama dibidang pendidikan dipengaruhi
oleh berbagai macam faktor yaitu faktor budaya, patriaki, sosiologi dan psikologi. Ketidak seimbangan tersebut
juga berdampak terhadap kehidupan bangsa dan negara. Untuk itu, penelitian ini mendiskusikan tentang faktor-
faktor penyebab terjadinya ketidaksetaraan gender dan dampak yang akan terjadi jika ketidak setaraan gender
dibiarkan berlarut-larut serta solusi yang diharapkan dapat diaplikasikan sehingga ketidaksetaraan gender dapat
dikurangi atau bahkan dihapuskan.
Kata Kunci: Ketidaksetaraan gender, pendidikan, penyebab, dampak

PENDAHULUAN menurut Prof. Herman H. Horn, yang


Pendidikan yang dahulunya merupakan mengatakan Pendidikan adalah proses abadi
dari penyesuaian lebih tinggi bagi makhluk
hal yang langka di kehidupan masyarakat
Indonesia, kini semakin diketahui urgensinya yang telah berkembang secara fisk dan
bagi kemajuan bangsa. Pendidikan dianggap mental yang bebas dan sadar kepada Tuhan
sebagai pengubah kejiwaan manusia atau yang seperti termanifestasikan dalam alam sekitar,
lebih dikenal sebagai memanusiakan manusia. intelektual, emosional dan kemauan dari
Pendidikan juga merupakan langkah awal manusia. Pendapat lain dikemukakan oleh
untuk mempersiapkan manusia menjalani M.J. Langeveld yang menyatakan Pendidikan
dunia kerja maupun dunia bermasyarakat. adalah setiap pergaulan yang terjadi antara
Ada beberapa pengertian pendidikan menurut orang dewasa dengan anak-anak merupakan
para ahli yang tercantum di dalam buku lapangan atau suatu keadaan dimana
Filsafat Pendidikan karya Yunus1, diantaranya pekerjaan mendidik itu berlangsung. Prof.

53
marwah Vol. XII No. 1 Juni Th. 2013

Dr. John Dewey menyatakan Pendidikan Sehubungan dengan itu, jalur pendidikan
adalah suatu proses pengalaman. Karena yang diawali dari rumah menjadi sebuah
kehidupan adalah pertumbuhan, pendidikan starting level bagi seorang anak untuk menjadi
berarti membantu pertumbuhan batin tanpa berpotensi seperti ditargetkan oleh undang-
dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan ialah undang di atas. Oleh karenanya, seorang ibu
proses menyesuaikan pada tiap-tiap fase idealnya memiliki pendidikan yang memadai
serta menambahkan kecakapan di dalam demi berkembangnya kemampuan dan
perkembangan seseorang. Sedangkan Prof. keterampilan seorang anak. Maka, pendidikan
H. Mahmud Yunus berpendapat bahwa bagi perempuan adalah sebuah kemestian.
Pendidikan adalah usaha-usaha yang sengaja Pepatah lama mengatakan, keberhasilan
dipilih untuk memengaruhi dan membantu suatu bangsa tergantung kepada wanitanya.
anak dengan tujuan peningkatan keilmuan, Wanita-wanita yang cerdas tentu akan
jasmani dan akhlak sehingga secara bertahap melahirkan anak-anak penerus bangsa yang
dapat mengantarkan si anak kepada tujuannya cerdas pula. Bahwa pendidikan bagi seorang
yang paling tinggi. Agar si anak hidup bahagia, perempuan merupakan hal yang krusial demi
serta seluruh apa yang dilakukanya menjadi mewujudkan bangsa yang lebih baik.
bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. Sayangnya, P.Todaro3 menyatakan
Sedangkan menurut Undang-undang no bahwa di hampir setiap negara berkembang-
12 tahun 2012 menyatakan bahwa: Pendidikan termasuk Indonesia-anak perempuan
adalah usaha sadar dan terencana untuk menerima pendidikan yang jauh lebih sedikit
mewujudkan suasana belajar dan proses dibandingkan anak laki-laki. Tercatat di 66
pembelajaran agar peserta didik secara aktif dari 108 negara, jumlah anak perempuan
mengembangkan potensi dirinya untuk setidaknya berkisar 10 persen, dibandingkan
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, dengan jumlah anak laki-laki. Adanya istilah
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, educational gender gap atau kesenjangan
akhlak mulia serta keterampilan yang pendidikan antargender yang paling tinggi
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan ditemukan di negara-negara termiskin
negara.2 sedangkan secara regional tersebar di Timur
Dari pengertian yang dipaparkan diatas Tengah dan Afrika Utara. Lebih lanjut ia
jelas bahwa pendidikan diharapkan mampu mengemukakan bahwa kemampuan anak
mengubah seseorang menjadi perilaku yang perempuan dalam baca tulis lebih rendah
dapat melejitkan kemampuan dirinya di 29 persen dibandingkan dengan anak laki-
segala lini kehidupan. Dari sebuah pendidikan laki. Meski ada kemajuan, namun tetap
diharapkan manusia tersebut memiliki terjadi kesenjangan yang nyata antara anak
keahlian, keterampilan serta akhlak mulia perempuan dan anak laki-laki.
yang dapat menjadi bekal baginya dalam Sementara, fakta dari UNICEF menyatakan
meniti kehidupan. Kelak ketika ia menjadi bahwa data dari Departemen Pendidikan
panutan sebagai orang tua, mampu mendidik terdapat kesenjangan pendidikan antara
anak-anaknya sebagai penerus generasi anak laki-laki dan perempuan.4 Dari 10 anak
berikutnya. yang putus sekolah di tingkat Sekolah Dasar
terdapat enam anak perempuan dan empat

54
Harum Natasha: Ketidaksetaraan Gender Bidang Pendidikan: Faktor Penyebab, Dampak, dan Solusi

anak laki-laki. Sedangkan pada tingkat Sekolah memutus lingkaran setan kemiskinan serta
Menengah Pertama dari 10 anak yang putus pendidikan yang tidak memadai.
sekolah terdapat 7 anak perempuan dan 3 anak Fakta ini tentu merupakan realita yang
laki-laki.5 Data ini jelas membuktikan adanya menuntut penulis untuk lebih jauh mencari
ketidakseimbangan tingkat pendidikan antara tahu, apakah faktor-faktor penyebab terjadinya
anak perempuan dan anak laki-laki. ketidaksetaraan gender yang ada khususnya di
Sebuah rangkuman Bank Dunia tentang Indonesia? Apakah dampak yang akan terjadi
Pembangunan Berspektif Gender6 menyatakan jika ketidaksetaraan gender ini tidak segera
bahwa ketidaksetaraan gender di bidang dicari solusinya? Serta apakah solusi yang
pendidikan dan kesehatan banyak terjadi terbaik untuk setidaknya mengurangi angka
di kalangan masyarakat miskin. Di negara- ketertinggalan anak perempuan dibandingkan
negara berkembang yang berpenghasilan anak laki-laki di bidang pendidikan?
rendah, terjadi penurunan angka pendaftaran
ke sekolah-sekolah. Hal ini tentu sungguh METODE PENELITIAN
sangat disayangkan, karena akan memberikan Penelitian ini termasuk ke dalam
pengaruh yang tidak baik di negara-negara penelitian kualitatif. Metode kualitatif
yang sedang berkembang ini. melibatkan kumpulan analisis data non angka
Dipandang dari sudut ekonomis, yang didapatkan dari observasi, interview,
pendidikan untuk perempuan dianggap rekaman, dokumen, dan semacamnya.8 Gay
penting dikarenakan oleh empat alasan.7 menyatakan bahwa penelitian dengan metode
Pertama, tingkat pengembalian atau rate of kualitatif mendefenisikan masalah atau
return dari pendidikan kaum wanita lebih tinggi pertanyaan penelitian dengan melakukan
dari pada tingkat pengembalian pendidikan pendekatan interpretif untuk menarasikan
pria di kebanyakan negara berkembang. gambaran variabel dan konteksnya.
Kedua, adanya peningkatan pendidikan Sedangkan Cresswell9 menyatakan
pada kaum wanita menaikkan produktivitas bahwa metode penelitian kualitatif adalah
di lahan pertanian dan juga meningkatkan suatu proses penelitian dan pemahaman
partisipasi tenaga kerja, pernikahan yang yang berdasarkan pada metodologi yang
lebih lambat, fertilitas yang lebih rendah menyelidiki suatu fenomena sosial dan
dan juga perbaikan kesehatan dan gizi anak- masalah manusia. Pada penelitian ini, peneliti
anak. Ketiga, kesehatan dan gizi anak-anak membuat suatu gambaran kompleks, meneliti
yang lebih baik serta ibu yang lebih terdidik kata-kata, laporan terinci dari pandangan
akan memberikan dampak pengganda atau responden, dan melakukan studi pada situasi
multiplier effect terhadap kualitas anak bangsa yang dialami.
selama beberapa generasi ke depan. Keempat,
Seperti dijelaskan di atas, maka penelitian
karena kaum wanita memikul beban terbesar
ini menggunakan metode kualitatif dengan
dari kemiskinan dan kelangkaan lahan garapan
pendekatan kepustakaan yang akan
yang ada di masyarakat di negara berkembang,
membuat deskripsi atau gambaran tentang
maka perbaikan yang signifikan dalam peran
ketidaksetaraan pendidikan perempuan
dan status wanita melalui pendidikan akan
dengan laki-laki. Faktor-faktor penyebab
mempunyai dampak yang penting dalam

55
marwah Vol. XII No. 1 Juni Th. 2013

terjadinya ketidaksetaraan pendidikan pada dan sebagainya memunculkan perbedaan


perempuan, dampak yang akan muncul, serta dengan anak laki-laki yang diberi label
solusi yang terbaik untuk menanggulangi kuat, pemberani, tabah.
permasalahan ini. 2. Subordinasi yaitu adanya perilaku
menomorduakan anak perempuan hampir
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
di segala bidang, hingga perempuan
Secara filosofis, sebenarnya setiap ditempatkan sebagai posisi yang lebih
warganegara Indonesia dilindungi dan rendah.
dijamin dari sikap dan tindakan diskriminatif
3. Marginalisasi yaitu terpinggirkannya
tanpa membeda-bedakan suku, agama,
ras, dan jenis kelamin.. Hal ini termaktub kaum perempuan yang kebanyakan
di dalam UUD 1945 Pasal 28 ayat 1 yang terjadi dibidang ekonomi dimana
menyata kan bahwa: Setiap orang berhak bebas perempuan dianggap bukan seorang
dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar
tulang punggung keluarga sehingga
apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap mendapatkan pendapatan yang lebih
perlakuan yang bersifat diskriminatif itu. Namun
rendah, serta melakukan pekerjaan yang
pada kenyataannya, ketidaksetaraan gender, hanya bersifat teknis dan rutinitas saja.
yang menyinggung atau membeda-bedakan 4. Double burden dialami oleh wanita karier
seseorang berdasarkan jenis kelaminnya, dimana tidak saja mengurusi pekerjan-
masih saja terjadi di kalangan masyarakat pekerjaan rumah tangga namun juga
kita. Ketidaksetaraan gender terjadi di berperan ganda memikirkan pekerjaan
berbagai bidang kehidupan di belahan karirnya.
negara-negara di dunia.10 Meski ada kemajuan 5. Kekerasan (violence) yaitu kekerasan yang
dalam peningkatan angka kesenjangan antara terjadi pada diri perempuan baik secara
perempuan dan laki-laki, namun sifat dan fisik maupun psikis.
tingkat diskriminasi masih bersifat variatif
di wilayah-wilayah tertentu. Berbagai pihak Hal-hal tersebut diatas merupakan
baik perempuan maupun anak-anak akan ketidakadilan yang dibebankan kepada
menanggung beban akan kesenjangan yang kaum perempuan sehingga kaum perempuan
terjadi khususnya dibidang pendidikan. menjadi termarjinalkan dan terjadilah
Namun sebenarnya, beban atau dampak yang ketidaksetaraan gender. Hal ini tentu sangat
akan terjadi merupakan sebuah kerugian bagi merugikan kaum perempuan dan akan
semua pihak. menghambat kaum perempuan untuk berdiri
sama tinggi dan duduk sama rendah dengan
Sebuah artikel menyatakan ada berbagai
kaum pria. Khususnya dibidang pendidikan,
macam ketidak adilan yang dialami perempuan kaum perempuan dianggap harus mengalah
yang dikategorikan sebagai berikut11: bila dihadapkan kepada pilihan untuk maju
1. Stereotyping ke jenjang yang lebih tinggi.
Stereotype atau labeling yang melekat Kesenjangan tingkat pendidikan yang
pada diri perempuan biasanya berbau terjadi antara anak perempuan dan anak
negatif seperti lemah, penakut, cengeng, laki-laki merupakan fakta yang masih ada

56
Harum Natasha: Ketidaksetaraan Gender Bidang Pendidikan: Faktor Penyebab, Dampak, dan Solusi

di sebagian daerah di Indonesia. Ini tentu rumah tangga sehingga sebaiknya tidak
merupakan suatu hal yang harus ditelaah dibebankan oleh pendidikan. 2) Walaupun
lebih jauh tentang faktor-faktor apa sajakah ada kesempatan namun jika terbentur masalah
yang menyebabkan hal ini terjadi. Perlu pula biaya, maka anak laki-laki harus didahulukan
diteliti lebih jauh dampak yang akan terjadi dalam mengecap pendidikan. 3) Jika telah
jika fakta ini dibiarkan berlarut-larut terjadi di menikah dan punya anak, maka si perempuan
negara kita serta solusi yang perlu diterapkan. harus menghentikan proses pendidikannya
dengan alasan kepentingan keluarga.
Faktor-faktor Penyebab terjadinya
Sementara wakil Ketua DPR RI-Melani
Kesenjangan Pendidikan pada Perempuan
Leimena-menyebutkan bahwa kaum wanita
Sebuah media online memberitakan bahwa perkotaan telah mendapatkan kesetaraan
Umiyatun Hayati Triastuti, seorang Staf Ahli gender diberbagai bidang, khususnya dibidang
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan pendidikan, namun wanita-wanita di pedesaan
Nasional/Kepala Bappenas, dalam sebuah masih banyak mengalami ketimpangan dalam
acara Talk Show di Bandung menyatakan bidang pendidikan yang memang disebabkan
bahwa penyebab terjadinya kesenjangan oleh tradisi daerah setempat-wanita sebagai
gender adalah adanya nilai sosial serta budaya pengurus rumah tangga.15 Sedangkan sebuah
patriakal.12 Selanjutnya ia juga menyatakan artikel dari media online lainnya menyatakan
bahwa sebagian masyarakat di Indonesia masih bahwa adanya seterotipe di dalam masyakarat
menganut pemahaman agama yang bersifat yang masih tertanam kuat tentang apa yang
parsial sehingga menyebabkan ketidakadilan patut dan tidak sepatutnya dilakukan oleh
dalam memperlakukan manusia menurut seorang wanita, juga menjadi faktor penyebab
gendernya. Hal ini didukung oleh Meutia terjadinya ketidaksetaraan antara pria dan
Hatta13 bahwa kuatnya budaya patriarki wanita.16 Pendapat ini menekankan perbedaan
menyebabkan pemikiran bahwa adalah kesia- antara pria dan wanita, bahwa ada hal-hal
siaan menyekolahkan anak perempuan ke yang seharusnya tidak dilakukan oleh wanita.
jenjang yang lebih tinggi. Beliau menuturkan Bahwa hal-hal tersebut hanya bisa dan boleh
bahwa setinggi-tinggi perempuan bersekolah, dilakukan oleh kaum pria. Wanita dianggap
akhirnya masuk dapur juga. Pemikiran seperti lemah, wanita dianggap tabu, dan wanita
ini tentu merupakan pemikiran yang sangat dianggap hanya pantas melakukan pekerjaan
picik di era yang sudah semakin berkembang rumah tangga hingga tidak memerlukan
di masa ini. Paham inilah yang akan tingkat pendidikan yang sama tingginya
menjadikan bangsa kita jalan ditempat atau dengan kaum pria.
yang lebih buruk adalah semakin terpuruk ke
Sedangkan Nursyam17 juga menyatakan
dalam ketertinggalan.
beberapa point penting senada yang menjadi
Lebih jauh Mutia14 menyatakan beberapa penyebab utama terjadi ketidaksetaraan
faktor lainnya yang mengakibatkan seorang gender di bidang pendidikan. Pertama, adanya
anak perempuan memiliki pendidikan yang pandangan secara agama bahwa kaum wanita
lebih rendah dibandingkan anak laki-laki merupakan bagian dari kaum pria. Hal ini
adalah sebagai berikut: 1)Adanya tradisi bahwa berarti bahwa pria dikatakan menjadi seorang
seorang anak perempuan adalah pengurus yang superior sedangkan wanita adalah

57
marwah Vol. XII No. 1 Juni Th. 2013

kaum inferior yang berpjak kepada kaum dari kaum perempuan masih sangat
pria adalah pemimpin bagi kaum wanita. menjunjung kultur patriarki. Kultur
Kedua, berdasarkan pandangan sosiologis inilah, yang membuat perempuan
yang menyatakan bahwa seorang wanita di dinomorduakan untuk memasuki akses
segala hal ditempatkan di rumah. Sehingga pendidikan. Sangat disayangkan, bahwa
fakta ini tidak mendukung wanita untuk kultur ini diikuti dan diterima masyarakat
perlu berpendidikan tinggi. Ketiga, adanya luas sebagai hal yang pantas, bahkan bagi
pandangan psikologis mengenai kedudukan perempuan itu pribadi.
wanita sebagai istri yang mendampingi 2. Sistem struktur sekolah kurang
suami tanpa membutuhkan pendidikan yang memberikan kesempatan bagi perempuan
lebih. Hal ini didukung oleh pandangan
baheula bahwa kawin muda lebih terhormat Momok tentang pendapat masyarakat
dibandingkan menjadi seorang perawan tua. bahwa perempuan tidak perlu sekolah
Adanya semacam ketakutan bagi para orang tinggi-tinggi bahkan ironisnya Pendapat
tua jika anak perempuannya lama mendapat yang mengatakan perempuan tak perlu
jodoh, yang jauh berbeda perlakuannya sekolah tinggi menjadi virus yang masih
terhadap anak pria. Keempat, pandangan menyebar di sekolah, dalam sistem
budaya masyarakat yang menganut paham struktur sekolah, lanjut Arief.
bahwa perempuan bukanlah sosokmanusia 3. Lemahnya kesetaraan gender
yang memerlukan pendidikan yang lebih.
Istilah Kesetaraan gender ternyata belum
Bahkan buruknya, perempuan dianggap
didukung oleh kebijakan-kebijakan
sebagai pelengkap pria saja. Kelima, menurut
yang tercantum pada kelembagaan
pandangan ekonomi, ada banyak perempuan
negara. Lemahnya kesetaraan gender
yang tidak melanjutkan pendidikan
ini memerlukan resolusi politik yang
disebabkan oleh ketidakmampuan ekonomi.
menopang dan mengusung ke-equal-an
Sehingga ketika ada anak pria dan wanita
gender yang termaktub dalam kebijakan
maka, didahulukanlah anak pria untuk
kelembagaan negara. Peraturan di daerah
melanjutkan pendidikan ke tingkat yang
misalnya, masih banyak yang belum
lebih tinggi. Sedangkan perempuan segera
mengusung kesetaraan dan keadilan
dinikahkan untuk melepas beban ekonomi
gender dari segi gaji perempuan dan lelaki.
keluarga.
Cuti kepada lelaki saat istri melahirkan
Prof. Dr. Arief Rahman, M.Pd.-Ketua juga belum diusung dalam peraturan
harian Komisi Nasional Indonesia untuk daerah, padahal peran ayah dibutuhkan
UNESCO juga mengemukan lima faktor pada masa melahirkan, kata Arief.
yang menjadi penyebab terhambatnya kaum
4. Manajemen rumah tangga belum
perempuan untuk melanjutkan pendidikan18:
seimbang, perempuan lebih mengalah
1. Kultur yang menomorduakan perempuan
Perempuan cenderung bersifat mengalah
Arief menyatakan, perempuan Indonesia demi mengurus anak serta keluarga.
memiliki semangat tinggi untuk meraih Akhirnya, keinginan untuk meraih gelar
pendidikan tinggi, namun sebagian S2 atau S3, misalnya, tertunda atau bahkan

58
Harum Natasha: Ketidaksetaraan Gender Bidang Pendidikan: Faktor Penyebab, Dampak, dan Solusi

dibatalkan demi peran sebagai ibu. Arief kaum yang lemah yang harus manut dan turut
menegaskan, dengan adanya manajemen apa kata suami. Kaum perempuan tempatnya
rumah tangga yang lebih baik, perempuan adalah dirumah serta tidak memerlukan
dan lelaki memiliki kesempatan yang pendidikan yang tinggi demi kelangsungan
sama. Baik dalam mengurus rumah tangga hidup berumah tangga.
maupun dalam mengembangkan dirinya. Kebudayaan dan kepercayaan tentang
5. Kesepakatan pasangan yang melemahkan anak perempuan yang harus mengalah
perempuan dibandingkan anak laki-laki masih tertanam
Saat masih berpasangan, pada kasus kuat di pemahaman masyarakat kita. Seperti
tertentu, kata Arief, masih terdapat yang dituliskan oleh Ike Herdiana19 bahwa
perempuan yang terbatasi untuk ketimpangan gender disebabkan oleh adanya
mengembangkan diri. Misalnya, pria konstruksi sosial dan buadaya. Ditengah
akan menikahinya, dengan memberi modernisasi yang semakin kuat, masyarakat
kita masih saja memegang teguh mitos-mitos
syarat ia harus mengurus rumah tangga
saja. Kesepakatan pasangan yang dibuat lama yang menyatakan kekuatan pria dan
sebelum menikah, bahkan menjadi syarat kelemahan wanita. Bahwa pekerjaan wanita
menikah, lantas membuat perempuan tidak sepatutnya dikerjakan oleh pria, begitu
terbatasi geraknya. Masalah semacam juga sebaliknya. Paham-paham lama yang
ini tidak lantas terjadi pada setiap orang, seperti inilah yang membuat ketidaksetaraan
dan sifatnya berbeda setiap kasus. gender semakinj mengakar kuat di lingkungan
Prinsipnya, ada kesepakatan tertentu masyarakat kita.
yang dibuat untuk perempuan yang
Dampak Ketidaksetaraan Gender di Bidang
kemudian membatasi ruang gerak dan
Pendidikan antara Kaum Perempuan dan
kemandiriannya untuk berkembang.
Kaum Laki-laki
Persoalan kesetaraan gender perlu diatasi
tidak hanya dari sisi kultural, namun juga Adanya kesenjangan yang terjadi
perlu ada kebijakan yang tertuang dalam antara kaum perempuan dan kaum laki-
struktur, jelas Arief. laki khususnya dibidang pendidikan akan
menimbulkan dampak yang sangat beragam.
Faktor-faktor yang menyebabkan
Berkaitan dengan perempuan sebagai sekolah
ketidaksetaraan gender khususnya dibidang pertama bagi anak-anak generasi penerus
pendidikan yang terjadi di kalangan
bangsa tentu menjadi sebuah warning bagi kita
masyarakat kita saat ini sungguh merupakan semua. Hal ini mengingatkan kembali kepada
sebuah rahasia umum. Hal ini tidak filosofi bahwa jika wanita pada suatu tatanan
dipungkiri lagi bahwa pemahaman dan sosial itu tidak baik maka tidak baik pula
pemikiran di atas masih mewabah terutama anggota-anggota dari tatanan sosial tersebut.
dikalangan masyarakat ortodok yang masih Berangkat dari filosofi ini perlu diketahui
sangat menjunjung tinggi budaya-budaya dampak apa sajakah yang dapat terjadi
yang mendekati kepercayaan leluhur lama. ketika kaum perempuan tidak terpenuhi
Masyarakat yang masih menganut paham kebutuhannya akan pendidikan.
patriakat, dimana kaum perempuan adalah

59
marwah Vol. XII No. 1 Juni Th. 2013

Sebuah penelitian membuktikan bahwa terhadap kemampuan masyarakat tersebut


ketimpangan pendidikan pada kaum dalam meningkatkan taraf kehidupan.
perempuan berdampak negatif terhadap Ketidaksetaraan gender bidang pendidikan ini
persepsi dari orang tua terhadap anak.20 juga terkait kepada kurangnya produktifitas
Orang tua yang berpandangan bahwa anak manusia, sehingga mengurangi prospek
perempuan harus segera dinikahkan ketika mengentaskan kemiskinan dan jaminan
usianya dianggap cukup, akan mewariskan kemajuan ekonomi. Yang terburuk adalah
persepsi kepada anaknya, bahwa seorang adanya ketidak setaraan gender ini mampu
anak perempuan tidak perlu mengenyam melemahkan pemerintahan suatu negara
pendidikan terlalu lama. Paradigma bahwa yang tentu akan berdampak pada gagalnya
seorang anak perempuan seharusnya dirumah efektifitas kebijakan pembangunannya.
dan anak laki-laki yang harus bekerja diluar
rumah berimplikasi bahwa seorang anak Solusi untuk Mendukung Kesetaraan Pen-
laki-laki harus berpendidikan tinggi untuk didikan pada Perempuan
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Educational gender gap dapat mengubah
Merupakan hal yang lumrah ketika seorang bangsa ini menjadi semakin tertinggal. Perlu
anak perempuan dihentikan masa sekolahnya adanya kebijakan yang tegas dari pemerintah
dikarenakan menikah. Hal ini tentu berdampak dan dukungan masyarakat setempat untuk
negatif ketika si anak belum siap mental untuk menyelamatkan bangsa ini dari keterpurukan
menikah. ketidak setaraan gender. Dibutuhkan solusi
Ketidaksetaraan gender juga dapat me- yang konkret untuk mendukung kesetaraan
nimbulkan ketidakadilan, dalam hal ini pendidikan pada perempuan. Postkotanews.
dibidang pendidikan. Ketika terbentur com mencatat penjelasan Meneg PP&PA bahwa
masalah ekonomi, budaya masyarakat semestinya kebijakan pembangunan khusus
biasanya lebih mengutamakan anak laki-laki nya untuk perempuan mengarah kepada tiga
untuk diberikan pendidikan yang lebih tinggi aspek: pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.22
dibandingkan anak perempuan. Seperti yang Hal ini dianggap penting berkaitan dengan
telah disebutkan sebelumnya bahwa budaya tujuan besar yaitu untuk menyejahterakan
patriaki yang mengunggulkan kaum laki-laki keluarga.LaporanPembangunanBerperspektif
menyebabkan kaum perempuan mengalami Gender23 menyatakan bahwa sebaiknya ada
ketertinggalan di bidang pendidikan. instansi tertentu yang memberikan hak dan
Akibatnya banyak kaum perempuan yang kesempatan bagi laki-laki dan perempuan.
mengalami putus sekolah sehingga tidak Sementara itu, Meneg Pemberdayaan
mampu untuk mendapatkan pekerjaan yang Perempuan dan Perlindungan Anak
layak. menyatakan bahwa untuk mengatasi
Lebih jauh sebuah laporan21 menyebutkan adanya ketidaksetaraan gender saat ini
bahwa adanya ketidaksetaraan gender perlu dilakukan pemahaman sejak dini
khususnya dibidang pendidikan, akan bagi anak dimulai di lingkungan rumah
berdampak buruk terhadap kesejahteraan tangga.24 Lebih lanjut ia menyatakan bahwa
dan kesehatan baik bagi perempuan, laki- jika perlu telah ditanamkan pada usia anak
laki dan anak-anak. Serta berdampak pula sekolah dasar sehingga dapat dipahami dan

60
Harum Natasha: Ketidaksetaraan Gender Bidang Pendidikan: Faktor Penyebab, Dampak, dan Solusi

diaplikasikan dengan baik. Dan ternyata, mengelola dan mempromosikan pendidikan


departemen Pemberdayaan Perempuan yang berwawasan gender.
sedang berkoordinasi dengan Departemen Lebih lanjut laporan tersbeut menyatakan
Pendidikan Nasional untuk mewujudkan strategi dalam menjalankan kebijakan di atas,
penanaman pengetahuan tentang kesetaraan antara lain:
gender.
1. Penyediaan akses pendidikan yang
Kono25 menyebutkan solusi bagi ketidak-
bermutu secara merata bagi anak
setaraan gender ini yakni dengan membuat perempuan dan laki-laki.
undang-undang Perlindungan Perempuan
dan UU yang tidak menyudutkan perempuan. 2. Penyediaan akses pendidikan kesetaraan
Lanjutnya, para anggota legislatif harus bagi penduduk usia dewasa yang tidak
membuat undang-undang yang tidak dapat mengikuti pendidikan sekolah.
diskriminatif. UU yang harus menguntungkan 3. Peningkatan penyediaan pelayanan
kedua belah pihak; perempuan dan laki- pendidikan baca tulis untuk meningkatkan
laki. Disamping itu harus ada sosialisasi UU derajat melek huruf, terutama penduduk
yang telah dirumuskan sehingga masyarakat perempuan.
dapat mengetahui ketidaksetaraan gender
4. Peningkatan koordinasi, informasi dan
yang terjadi ditengah-tengah masyarakat
edukasi dalam rangka mengarusutamakan
kita. Ditambah lagi, bahwa harus ada
pendidikan berwawasan gender dan
pengintegrasian gender dalams etiap
kebijakan publik yang dibuat dan harus 5. Pengembangan kelembagaan institusi
tersebar di seluruh program serta kebijakan pendidikan baik ditingkat pusat maupun
berbagai instansi pemerintah, organisasi daerah mengenai pendidikan berwawasan
kemasyarakatan dan agama. gender.

Dalam laporan Perkembangan Pencapaian Semakin berkembangnya negara ini


Tujuan Pembangunan Millenium Indonesia26 diharapkan mampu mengubah pemikiran
terdapat kebijakan dan program untuk penduduk Indonesia untuk lebih legowo
meningkatkan kesetaraan gender di Indonesia; menerima fakta bahwa pria dan wanita hanya
yaitu 1) Adanya kebijakan untuk mewujudkan berbeda secara fisik saja. Solusi diatas tentu
persamaan akses pendidikan yang bermutu diharapkan pula mampu menjadi sebuah
dan berwawasan gender bagi semua anak titik tolak adanya kesetaraan gender terutama
laki-laki dan perempuan. 2) Menurunkan dibidang pendidikan.
tingkat buta huruf penduduk dewasa
KESIMPULAN DAN SARAN
terutama penduduk perempuan melalui
peningkatan kinerja pendidikan pada setiap Ketidaksetaraan gender yang masih
tingkat pendidikan, melalui sekolah maupun saja berkembang terutama di negara-
luar sekolah. 3) Pendidikan kesetaraan negara berpenghasilan rendah menjadikan
dan pendidikan baca tulis fungsional perempuan tidak memiliki kesamaan
bagi penduduk dewasa. 4) Meningkatkan kesempatan bila dibandingkan dengan kaum
kemampuan kelembagaan pendidikan dalam laki-laki. Ketidaksetaraan gender yang terjadi

61
marwah Vol. XII No. 1 Juni Th. 2013

diberbagai bidang kehidupan khususnya memiliki kemampuan mengaktualisasikan


di Indonesia, seyogianya saling berkaitan diri. Sehingga sejak dini mereka belajar untuk
satu sama lain. Kesenjangan yang terjadi tidak membeda-bedakan gender dan meiliki
dibidang pendidikan, ekonomi, sosial, serta kemampuan menghindari diskriminasi
budaya membuat kaum perempuan tidak gender.
mampu berkembang dan mengembangkan
diri untuk menunjukkan aktualisasi diri DAFTAR PUSTAKA
mereka. Ketidaksetaraan gender terjadi Aby. Pendidikan Perempuan Indonesia
disebabkan oleh berbagai macam faktor yang Masih Memprihatinkan. Diunduh dari:
pada dasarnya berasal dari pemikiran yang http://www.poskotanews.com/2012/04/24/
ortodok dan parsial. Pemahaman patriakat pendidikan-perempuan-indonesia-masih-
yang tertanam dikalangan masyarakat kita memprihatinkan/
bahwa wanita hanya bisa mengurus rumah
Akses Perempuan Terhadap Pendidikan,
saja menyebabkan keengganan bagi kaum
Lapangan Kerja, Dan Politik Terus
perempuan untuk melanjutkan sekolah ke
Membaik. Di unduh dari: http://www.
jenjang yang lebih tinggi. Bahkan pernikahan
pikiran-rakyat.com/node/192937
dan masalah biaya menjadi sebuah alasan
untuk meninggalkan bangku sekolah. Hal ini Bentuk-bentuk Ketidakadilan Gender.
banyak banyak terjadi di daerah pedesaan 2013. Diunduh dari: http://www.
dan tempat-tempat terpencil. Sayangnya menegpp.go.id/aplikasidata/index.
kesenjangan yang ada membuat dampak php?option=com_content&view=categor
yang buruk bagi perkembangan bangsa y&layout=blog&id=52&Itemid=117
dan negara. Rendahnya pendidikan kaum Creswell, John. W. 2008. Educational Research:
perempuan menjadikan mereka merasa tidak Planning, Conducting, and Evaluating
mampu untuk mendapatkan pekerjaan yang Quantitative and Qualitative Research. New
lebih baik, serta demi meningkatkan taraf jersey: Pearson Education.
kehidupan mereka. Yang terburuk adalah,
Dita Citra Putri. 2013. Perempuan dan
adanya ketidaksetaraan gender berarti
Pendidikan. Diunduh dari: koran
lemahnya sebuah pemerintahan negara.
online. Kuningan news.com di unduh
Dari sini penulis menyarankan adanya dari: http://m.kuningannews.com/detil.
perubahan pemahaman tentang kesetaraan php?module=detailberita&id=3011
gender di kalangan masyarakat kita di
Fitri Gayatri. 2008. Faktor Dan Dampak
manapun. Hendaknya para orang tua
Ketimpangan Pendidikan Perempuan Dalam
mempunyai pengetahuan serta mengubah
Kehidupan Perempuan. Sebuah Penelitian.
pola pikir terhadap kesetaraan gender
diantara anak perempuan dan anak laki- Gay.L.R and Peter Airasian. 2002. Educational
laki. Memberikan kesempatan yang sama Research. Ohio: Prentice Hall.
diantara anak-anak mereka, sehingga tidak H. A. Yunus, Drs., S.H., MBA. Filsafat
ada perasaan yang berbeda pada diri anak pendidikan, cv. Citra sarana grafika.
perempuan. Bahwa anak perempuan dan anak Bandung. 1999. Sumber: http://
laki-laki adalah manusia yang sama-sama

62
Harum Natasha: Ketidaksetaraan Gender Bidang Pendidikan: Faktor Penyebab, Dampak, dan Solusi

furqanwera.blogspot.com/2012/12/ Redemtus Kono. Mengkritisi Fakta


pengertian-dan-tujuan-pendidikan- Ketidakadilan Gender. 2009. Diunduh
secara.html#ixzz2ttc6wl7f dari: http://blog.insist.or.id/insistpress/
Ike Hardiana. Implementasi Ketidaksetaraan archives/1578
(Gender). 2012. Di unduh dari: http:// Riza Harahap. 2013. Melani: Perempuan Harus
ikeherdiana-fpsi.web.unair.ac.id/artikel_ Menempuh Pendidikan Setinggi Mungkin.
detail-63796-Psikologi%20Perempuan- Di unduh dari: http://www.antaranews.
Implementasi%20Ketidaksetaraan%20 com/berita/369975/melani-perempuan-
(Gender).html harus-menempuh-pendidikan-setinggi-
Kesetaraan Gender di Tanamkan sejak Dini. mungkin
Di unduh dari: Http://www.antaranews. Undang-undang no 12 tahun 2012. Diunduh
com/print/1261642235 dari: http://riau.kemenag.go.id/file/file/
Laporan Penelitian Kebijakan Bank Dunia produkhukum/faiz1360854336.pdf
Pembangunan Berperspektif Gender: UNICEF. Fact sheet on girls education in
Melalui Kesetaraan Gender Dalam Hak, indonesia. Di unduh dari: http://www.
Sumber Daya dan Aspirasi: Rangkuman. unicef.org/indonesia/girls_education_
2001. Washington: The World Bank. fact_sheet_final_eng_1_.pdf
Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan
Endnotes:
Pembangunan Millenium Indonesia. 2005.
1 H. A. Yunus, drs., s.h., mba. Filsafat
Diunduh dari: http://www.undp.or.id/ pendidikan, cv. Citra sarana grafika. Bandung.
pubs/imdg2004/bi/indonesiamdg_bi_goal3.pdf 1999. Sumber: http://furqanwera.blogspot.
Lima Masalah Perempuan Yang Urgen. c om/2012/12/ pen ge rti an-dan-tu ju an-
pendidikan-secara.html#ixzz2ttc6wl7f
Diunduh dari: http://Www.Waspada.
2 Undang-undang no 12 tahun 2012. Diunduh
Co.Id/Index.Php?Option=Com_
dari: http://riau.kemenag.go.id/file/file/
Content&View=Article&Id=133594:5- produkhukum/faiz1360854336.pdf
Masalah-Perempuan-Yang-Urgen&Catid 3 P.Todaro, Michael. Pembangunan ekonomi di
=31:Perempuan&Itemid=99 dunia ketiga. 2003. Gelora aksara paratama.
Meutia Hatta Swasono. Potret Kebangkitan 4 UNICEF. Fact sheet on girls education in
Perempuan Indonesia. Di unduh indonesia. Di unduh dari: http://www.unicef.
dari: http://www.setneg.go.id/index. org/indonesia/girls_education_fact_sheet_
final_eng_1_.pdf
php?option=com_content&task=view&id=2260
5 ibid
&itemid=219
6 Rangkuman Pembangunan Berperspektif
Nursyam,Prof.Dr.M.Si.PendidikanBagiKaum Gender. 2002. Jakarta: penerbit dian rakyat
Perempuan. Di unduh dari: P.Todaro, 7 ibid
Michael. Pembangunan ekonomi di dunia 8 Gay.L.R and Peter Airasian. 2002. Educational
ketiga. 2003. Gelora aksara paratama. Research. Ohio: Prentice Hall.
Rangkuman Pembangunan Berperspektif 9 Creswell, John. W. 2008. Educational research:
Gender. 2002. Jakarta: penerbit dian rakyat planning, conducting, and evaluating

63
marwah Vol. XII No. 1 Juni Th. 2013

quantitative and qualitative research. New 19 Ike Hardiana. Implementasi Ketidaksetaraan


jersey: pearson education. (Gender). 2012. Di unduh dari: http://
10 op.cit ikeherdiana-fpsi.web.unair.ac.id/artikel_
11 Bentuk-bentuk Ketidakadilan Gender. 2013. detail-63796-P sikologi%20P erempu an-
I mp lem en tas i% 20K e tid a kse t a raan %2 0
Diunduh dari: http://www.menegpp.go.id/
(Gender).html
aplikasidata/index.php?option=com_conten
t&view=category&layout=blog&id=52&Item 20 Fitri Gayatri. Faktor Dan Dampak Ketimpangan
id=117 Pendidikan Perempuan Dalam Kehidupan
12 Akses Perempuan Terhadap Pendidikan, Perempuan. 2008. Sebuah Penelitian.
Lapangan Kerja, Dan Politik Terus Membaik. Di 21 Laporan penelitian kebijakan bank dunia
unduh dari: http://www.pikiran-rakyat.com/ Pembangunan berperspektif gender: melalui
node/192937 kesetaraan gender dalam hak, sumber daya dan
aspirasi: rangkuman.2001. Washington: The
13 Meutia Hatta Swasono. Potret Kebangkitan
World Bank.
Perempuan Indonesia. Di unduh dari: http://
www.setneg.go.id/index.php?option=com_co 22 Aby. Pendidikan Perempuan Indonesia Masih
ntent&task=view&id=2260&itemid=219 Memprihatinkan. Diunduh dari: http://
14 ibid www . pos k ot anew s.c om/2 01 2/0 4/2 4/
pendidikan-perempuan-indonesia-masih-
15 Riza Harahap. 2013. Melani: Perempuan Harus
memprihatinkan/
Menempuh Pendidikan Setinggi Mungkin. Di
23 Op.Cit.
unduh dari: http://www.antaranews.com/
berita/369975/melani-perempuan-harus- 24 Kesetaraan Gender di Tanamkan sejak Dini. Di
menempuh-pendidikan-setinggi-mungkin unduh dari: Http://www.antaranews.com/
16 DitaCitraPutri.2013.PerempuandanPendidikan. print/1261642235
Diunduh dari: koran online. Kuningan news. 25 Redemtus Kono. Mengkritisi Fakta
com di unduh dari: http://m.kuningannews. Ketidakadilan Gender. 2009. Diunduh
com/detil.php?module=detailberita&id=3011 dari: http://blog.insist.or.id/insistpress/
17 Nursyam, Prof. Dr.M.Si.Pendidikan Bagi Kaum archives/1578
Perempuan. Di unduh dari: http://nursyam. 26 Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan
sunan-ampel.ac.id/?p=871 Pembangunan Millenium Indonesia. 2005.
Diunduh dari: http://www.undp.or.id/pubs/
18 Lima Masalah Perempuan Yang Urgen.
imdg2004/bi/indonesiamdg_bi_goal3.pdf.
Diunduh dari: http://Www.Waspada.
Co.Id/Index.Php?Option=Com_
Content&View=Article&Id=133594:5-Masalah-
Perempuan-Yang-Urgen&Catid=31:Perempua
n&Itemid=99

64

Anda mungkin juga menyukai