Disusun Oleh :
Nim : 1515620001
Fakultas Teknik
Berkaitan dengan kualitas SDM perempuan dari fisik, mental psikologis dan
talenta, maka apabila perempuan memiliki kualitas yang baik, maka produktivitas
perempuan dapat di tigkatkan dalam segala bidang. Kualitas perempuan sebagai ibu
sangat menentukan kualitas tumbuh kembang anak-anaknya. Perempuan juga sangat
dominan dalam mewujudkan keluarga yang berkualitas melewati fungsi pemeliharaan
dan pengasuhan atau “caring and parenting”. Perempuan yang mempunyai prestasi
pendidikan yang tinggi ditambah dengan kepribadian yang baik akan berpengaru pada
kualitas pengasuhan yang baik, anak akan merasa lebih percaya diri, anak merasa
dilindungi dan akhirnya mengakibatkan tumbuh kembang anak yang baik pula, yaitu
meliputi perkembangan fisik, sosial, mental, dan kognitif. Menurut teori
perkembangan anak pada awal 5 tahun pertama merupakan masa yang sangat kritis
bagi anak untuk membentuk kematangan fisik psikologisnya. Selanjutnya memasuki
usia sekolah dengan umur 12 tahun, anak mengalami proses kematangan sosial,
mental, psikologis dan moral.
Pendidikan meerupakan hak asasi setiap manusia. Setiap warga negara, baik
laki-laki maupun perempuan berdasarkan jaminan undang-undang mempunyai akses
terhadap pendidikan dan mendapatkan manfaat dari pelayanan-pelayanan semua
jenjang pendidikan dalam rangka mengawasi IPTEK. Prestasi perempuan Indonesia
dan pemberdayaan perempuan di segala bidang pembangunan sangat penting di era
globalisasi, peranannya di semua bidang kehidupan telah menunjukkan peningkatan
yang signifikan, mulai dari peran politik, peran ekonomi,peran birokrasi, peran seni
budaya, dan peran pendidikan. Tuntutan kepada setiap perempuan Indonesia dalam
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin tinggi dan menjadi suatu
keharusaan, apalagi mengingat tuntutan di Era Globalisasi.
Oleh karena itu, kualitas hidup perempuan baik fisik, mental maupun
psikologis adalah penting dan mutlak diperlukan. Sehingga benarlah kata-kata bahwa
“Surga ada di tekapak kaki ibu” dalam artian bahwa kulitas tumbuh dan kebang
anak bergantung pada kulitas ibunya. Secara garis besar ada beberapa alasan penting,
mengenai makna kalimat “Mendidik Perempuan sama dengan Mendidik Bangsa”,
yaitu:
Analisis yang digunakan dalam studi keluarga adalah tidak membedakan laki-
laki dan perempuan; Analisis adalah untuk kesatuan unit keluarga; Tidak ada
pernikahan pada anggota keluarga tertentu; dan ridak ada dikotomi dalam analisis
keluarga. Adapun analisis studi gender adalah membandingkan laki-laki dan
perempuan untuk melihatdisparitas (kesenjangan) gender; Disparitas grnder
dipandang negatif dan harus ditanggulangi dengan cara meningkatkan pihak tyang
tertinggal; Harus berpihak pada yang tertinggal; dan ada dikotomi dalam analisis
gender.
Asumsi yang melandasi relokasi peran ender antara suami dengan istri adalah
sebagai berikut.