Anda di halaman 1dari 4

Kesenjangan Gender pada Masyarakat Pondok Pesantren

Dosen Pengampu: Drs. Maman Abdul Jalil, M.Ag


Oleh: Shofika Naila Safitri {1225020177}
Jurusan Bahasa dan Sastra Arab, Fakultas Adab dan Humaniora, UIN Sunan Gunung Djati
Bandung
Email: shofikanailasafitri@gmail.com

Abstrak: Gender berasal dari bahasa Latin, yaitu "genus", berarti tipe atau jenis. Makna jarak
adalah ketidakseimbangan, disparitas dan juga kesenjangan yang ada dalam tatanan sosial.
Ketimpangan/kesenjangan Gender adalah keadaan ketidaksetaraan antara laki-laki dan
perempuan dalam kehidupan keluarga, masyarakat, berbangsa dan bernegara. Pada penelitian ini
kita menggunakan metode kuantitatif sehingga kita dapat mengetahui faktor penyebab dari
kesenjangan gender ini, terutama pada masyarakat desa, terdapat 3 faktor hal yang
mempengaruhinya yakni biologis, sosial, dan kognitif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui
bahwa nilai total Pada tahun 2021, Indonesia dalam kesenjangan gender meraih predikat negara
dengan tertinggi di ASEAN. Bahwa kesenjangan gender sebenarnya terjadi, yaitu anggapan
bahwa laki-laki lebih penting dari perempuan. Faktor penyebab ketimpangan sosial adalah
ekonomi, budaya, lingkungan, sosial, spiritual dan infrastruktur yang minim.

Kata Kunci: Perbedaan Masyarakat, Pemikiran Masyarakat, Kesenjangan Gender

Abstract: Gender comes from the Latin, namely "genus", meaning type or type. the meaning of
gap is imbalance, difference, and also the gap that is present in the social order.
Inequality/gender gap is a condition where there is inequality between men and women in
family, community, nation and state life. In this study we used a quantitative method so that we
can find out the causes of this gender gap, especially in rural communities, there are 3 factors
that influence it, namely biological, social and cognitive. Based on the research results, it is
known that in 2021, Indonesia won the title as the country with the highest gender inequality in
ASEAN. That there is a gender gap, that is, there is an assumption that men are more important
than women. The factors of social inequality that occur are economic, cultural, environmental,
social, mindset, and minimal facilities.
Keywords: Community Differences, Community Thinking, Gender Gap

PENDAHULUAN

Gender berasal dari bahasa Latin, yaitu "genus", berarti tipe atau jenis.
Gender merupakan sifat yang melekat pada laki-laki dan perempuan berdasarkan konstruksi
sosial budaya. Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Sigmund Freud (1856-1939). Jika
menilik di KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) maka arti dari kesenjangan adalah
ketidakseimbangan, perbedaan, dan juga jurang pemisah yang hadir di dalam tatanan
masyarakat.
Ketidaksetaraan/kesenjangan gender adalah suatu keadaan dimana terdapat
ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan keluarga, masyarakat,
berbangsa dan bernegara. Sebuah istilah yang mengacu pada perbedaan antara perempuan dan
laki-laki dalam akses dan kontrol atas sumber daya penting, perbedaan pekerjaan dan upah yang
diterima laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Selain itu, kesenjangan gender ini juga
mengandung, khususnya, ketimpangan, khususnya hubungan antara perempuan dan laki-laki
dalam proses pembangunan, dimana perempuan tidak berpartisipasi dalam proses pembangunan,
perencanaan, pengambilan keputusan, pengorganisasian pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi).
Kesenjangan gender dapat ditentukan melalui analisis gender.

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini kita menggunakan metode kuantitatif sehingga kita dapat mengetahui
faktor penyebab dari kesenjangan gender ini, terutama pada pondok pesantren, seperti film yang
telah kita dapati di sekarang yakni Hati Suhita. Terdapat 3 faktor hal yang mempengaruhinya
yakni biologis, sosial, dan kognitif. Sedangkan penyebabnya sangat banyak terutama pondok
pesantren yang pemikirannya belum sepenuhnya maju. Seperti: a. Cara pandang rakyat yang
menduga wanita hanya mengurusi tugas rumah tangga, b. kesadaran warga yg kurang akan
Pentingnya pendidikan, c. Keselamatan kaum wanita Bila jauh berasal supervisi orang tua, d.
Ekonomi masyarakat yg lemah, e. Pemimpin tidak didukung jika perempuan karena dirasa
perempuan tidak mampu, f. Sistem sosial budaya yang masih menganut budaya patriarki dimana
laki-laki masih dianggap lebih unggul dari perempuan karena faktor fisik yang lebih kuat
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pada tahun 2021 Indonesia meraih predikat
sebagai negara dengan tingkat ketidaksetaraan gender tertinggi di ASEAN. Menurut data UNDP,
skor Indeks Ketimpangan Gender Indonesia bahkan lebih tinggi 0,436 poin dari rata-rata
dunia. Sehingga memerlukan solusi dari kesenjangan gender terutama pada masyarakat pondok
pesantren tentunya yakni dengan berbagai cara seperti kita membuka pemikiran masyarakat
bahwa penting nya suatu pendidikan bukan hanya untuk laki-laki saja perempuan pun sama,
perempuan bisa juga menjadi wanita karir yang berpendidikan, serta membuka pemikiran bahwa
wanita pun jika berpendidikan dan hanya menjadi ibu rumah tangga bisa membuka pendidikan
yang maju untuk anak-anaknya kelak, memberikan kesempatan karir yang sama, memenuhi hak-
hak ketenagakerjaan, melibatkan perempuan dalam mengambil keputusan, dan melindungi
perempuan dari pelecehan terutama dalam lingkungan kerja. Islam sebagai agama rahmatan lil
alamin juga memberikan perspektif tentang kesetaraan gender. Hal ini tertuang dalam surat An-
Nahl ayat 97 yang artinya “Barang siapa berbuat kebaikan, laki-laki dan perempuan dalam
keadaan beriman, pasti akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan kami akan
membalasnya lebih baik darinya.” Dalam surat ini, Allah berfirman bahwa tidak ada perbedaan
antara laki-laki dan perempuan di mata Allah, tetapi tergantung pada ketakwaan masing-masing
individu kepada Sang Pencipta.

KESIMPULAN

Bahwa kesenjangan gender benar terjadi, yakni adanya perspektif bahwa lebih penting
dari pada perempuan
Faktor penyebab ketimpangan sosial adalah ekonomi, budaya, lingkungan, sosial,
spiritual dan infrastruktur yang minim. Dampaknya yang Penyebabnya karena cara berpikir dan
rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, pada akhirnya masyarakat itu sendiri tidak akan ada
kemajuan dalam berbagai faktor.

SARAN
Bagi pemerintah desa dan instansi-instansi terkait sepertinya harus lebih bekerja ekstra
demi menyadarkan masyarakat tentang pentingnya pendidikan yang tidak hanya terhadap laki-
laki saja, dan lebih memperhatikan masyarakat desa, terutama menciptakan kondisi yang
menguntungkan bagi masyarakat di bidang pendidikan seperti membangun sekolah, mengurangi
biaya dan memberikan nasihat seperti nasihat tentang pentingnya pendidikan untuk kualitas
hidup yang lebih baik untuk masa depan mereka, terutama untuk anak-anak. anak-anak mereka
di masa depan.

DAFTAR PUSTAKA

Kesenjangan Gender (04/05/2011), koalisasi perempuan, Indonesia

Dinsospppakp (2018), Apa itu gender, Materi Sosialisasi Gender Perkumpulan Aksara,
Yogyakarta

Laeli Nur Azizah, Sosiologi, Gramedia Asri Media, Pengertian Kesenjangan Sosial, Wikipedia

Lukmanul Hakim, S. M. (2014). Pengaruh Gender . sosial, 1.

Sabila Fitra Pertiwi (14/08/2022), Indonesia Darurat Kesetaraan Gender, KKN Universitas
Diponegoro, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Arifah, Pendidikan Kesetaraan Gender di Pondok Pesantren Sebagai Upaya Membangun


Peradaban Bangsa, (2021), Artikel Universitas Abdurachman Saleh Situbondo, Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai