Abstract
The purpose of this research is to find out how Social Behavior Impacts Regarding Community Views
on Gender Equality. Many people display their social behavior regarding their views on gender equality.
This influence is great for gender equality where their views on gender equality have a great influence
on their social behavior. This type of research is a case study research that uses qualitative methods with
an interpretive phenomenological approach, the informants in this study are representatives of the
community living around the Tomohon area using the informant collection technique, namely purposive
sampling. Data collection techniques, namely observation, interviews and documentation were carried
out to find out how Social Behavior Impacts Regarding Community Views on Gender Equality. The
results of the study concluded that people’s views have an impact on their social behavior regarding
gender equality, especially in fulfilling equal rights in the education sector, equal distribution of
household tasks, freedom in determining opinion choices, freedom in decision making, and economic
improvement.
Abstrak
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Dampak Perilaku Sosial Mengenai
Pandangan Masyarakat Terhadap Kesetaraan Gender. Banyaknya masyarakat terdampak perilaku
sosialnya mengenai pandangan mereka terhadap kesetaraan gender . Pengaruh ini besar bagi kesetaraan
gender dimana pandangan mereka tentang kesetaraan gender memiliki pengaruh besar terhadap perilaku
sosial mereka . Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus yang menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan fenomenologi yang bersifat interpretatif, informan dalam penelitian ini adalah
perwakilan masyrakat yang tinggal di sekitar lingkungan Tomohon dengan teknik pengambilan
informan yaitu purposive sampling. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan
dokumentasi yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana Dampak Perilaku Sosial Mengenai
Pandangan Masyarakat Terhadap Kesetaraan Gender. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pandangan
masyarakat memiliki dampak terhadap perilaku sosial mereka mengenai kesetaraan gender terlebih
dalam pemenuhan hak yang sama di bidang pendidikan, pembagian tugas rumah tangga yang
merata,adanya kebebasan dalam menentukan pilihan pendapat, kebebasan dalam pengambilan
keputusan, dan terjadinya peningkatan ekonomi
ekspektasi untuk menjadi orang yang harus bahwa budaya dan agama juga berperan dalam
menjalankan rutinitasnya yaitu mengerjakan pelaksanaan kesetaraan gender.
tugas rumah serta mengurus anak.dan Laki-laki Kesetaraan gender adalah kondisi
mencari nafkah menyebabkan adanya peran perempuan dan laki- laki menikmati status yang
sosial terbatas untuk perempuan dan laki-laki setaraan dan memiliki kondisi yang sama untuk
yang dapat menimbulkan perbedaan kekuasaan mewujudkan secara penuh hak- hak asasi dan
di masyarakat yang menguntungkan laki-laki potensinya pembangunan di segala bidang
sehingga terjadinya kesenjangan perbedaan yang kehidupan. (Herien Puspitawati, Konsep, Teori
meluas di masyarakat bahkan masyarakat lebih dan Analisis Gender, (Bogor: PT IPB Press,
memposisikan perempuan sebagai seorang yang 2013)). Keadilan dan kesetaraan gender di
lemah lembut dan juga berperan sebagai ibu Indonesia dipelopori oleh RA Kartini sejak tahun
rumah tangga yang juga mengurus dan 1908. Perjuangan persamaan hak antara laki-laki
membesarkan anak-anak dan perempuan juga dan perempuan khususnya dalam bidang
sebagai pelayan yang baik kepada suaminya. pendidikan dimulai oleh RA Kartini sebagai
Dari sisi,lain pemerintah dan agama juga wujud perlawanan atas ketidak adilan terhadap
sangat memiliki pengaruh yang cukup besar kaum perempuan pada masa itu. Tetapi tidak
terhadap pelaksanaan kesetaraan gender.seperti semua masyarakat memahami apa itu keseteraan
pemerintah Pada tahun 2020 sampai dengan gender. Sehingga presepsi dan perilaku sosial
tahun 2035 merupakan masa dimana Indonesia masyarakat masih jauh dalam pemahaman
mengalami bonus demografi diaman jumlah mengenai kesetaraan gender
penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan
lebih besar dibandingkan dengan jumlah METODE
penduduk usia tidak produktif (>64 tahun), Data penelitian ini menggunakan
menurut Badan pusat Statistik (BPS). Persiapan pendekatan kualitatif, subjek penelitian
yang bisa dilakuakan adalah dengan kesetaraan masyrakat di Matani Satu. Penentua2.n
gender. Hal ini bertujuan agar perempuan dan menggunakan wawancara. Penelitian ini mecoba
laki-laki memperoleh akses yang sama untuk megeksplorisasi sejauh mana perilaku sosial
berpartisipasi dalam proses pembangunan, masyarakat Tomohon mengenai kesetaraan
seperti proses pengambilan keputusan, memiliki gender
kontrol yang sama dalam pembangunan, dan
memperoleh manfaat yang sama dari HASIL DAN PEMBAHASAN
pembangunan. Dengan adanya kesetaraan gender 1. Masyarakat Mengenai Kesetaraan Gender
ini dapat menjadi strategi pembangunan dalam Berdasarkan hasil wawancara dan observasi
rangka memberdayakan masyarakat, baik laki- peneliti dapat diketahui bahwa sebagian
laki ataupun perempuan untuk keluar dari rantai masyarakat masih tabu dengan istilah
kemiskinan ataupun untuk meningktakan taraf “kesetaraan gender” tetapi dalam praktik
hidup mereka. Sedangkan pengaruh agama “kesetaraan gender” di dalam perilaku sosial
dalam pelaksanaan kesetaraan gender di negara- sudah banyak diterapkan. Dengan ini
negara Arab masih sangat rendah. Hal ini terlihat meyakinkan bahwa secara tidak langsung
dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh masyarakat sudah menerapkan kesetaraan
Veronica V. Kostenko, Pavel A. Kuzmuchev & gender di dalam perilaku sosial mereka,
Eduard D. Ponarin (2015) dari hasil namun mereka tidak menyadari hal tersebut.
penelitiannya melaporkan bahwa hanya Hal ini membantah persepsi peneliti
sekelompok orang yang mendukung kesetaraan sebelumnya bahwa masyarakat tidak
gender (17%) dari total populasi. Sebagian besar mengetahui istilah “kesetaraan gender”
menyatakan mendukung terhadap adanya begitupun dengan penerapannya di dalam
demokrasi tetapi tidak untuk kesetaraan gender. keluarga
Hal ini tentu dipengaruhi dan dibentuk melalui
agama, tingkat pendidikan, dan status sosial di
negara-negara Arab. Sehingga dapat dikatakan
2. Implikasi Kesetaran Gender Dalam Perilaku karna pada akhirnya perempuan sudah
Sosial bisa melakukan perkerjaan yang menurut
a. Pemenuhan Hak yang sama di Bidang zaman dahulu perempuan tidak bisa
Pendidikan mengerjakannya.
Dari hasil wawancara di temukan Kesetaraan gender dalam
bahwa responden menyekolahkan anak pembagian tugas rumah tangga di
mereka tanpa mebedak-bedakan. Para masyrakat dapat terjadi bila adanya
responden mendukung anak mereka pemahaman dari laki-laki, dukungan,
tanpa melihat gender untuk konstribusi yang terjadi dalam rumah
berpendidikan. Menurut mereka tangga membuat terlaksana karena baik
pendidikan adalah hal yang utama tidak perempuan dan laki-laki mengerjakan
membeda-bedaka mereka memenuhi hak tugas dengan baik dan adil.
anak dengan benar baik perempuan c. adanya kebebasan dalam menentukan
ataupun laki-laki untuk berpendidikan pilihan dan pendapat
setinggi-tingginya dalam meraih Kebebasan dalam menentukan
kesuksesan. Karena sampai sekarang pilihan dan pendapat berawal dari adanya
antara laki-laki dan perempuan memiliki budaya diskusi dalam perilaku sosial.
peran yang sama dalam berbagai aspek Dari hasil wawancara terdapat informasi
kehidupan namun tidak terlepas dari bahwa responden memberikan kebebasan
konteks cara pandang harus tetap anak-anak dalam mengeluarkan
disesuaikan dengan kodrat perempuan. pendapatnya dan memberikan mereka
Bahkan masyarakat juga merasa bahwa kesempatan dalam menentukan aktivitas
kesetaraan gender ini sudah Diterapkan yang mereka inginkan seperti bermain
dalam pemerintahan Negara Indonesia. bola, menyanyi, les matematika, karna
Hal ini dapat Dilihat bahwa pemerintah menurut responden dalam memberikan
menerapkan program pemerataan mereka kesempatan sama saja dengan
Pendidikan di seluruh Indonesia yang mencari potensi anak yang mereka sukai.
dapat dilihat sampai saat ini Bahwa telah Bila anak sekolah responden mengatakan
banyak generasi penerus bangsa yang akan membebaskan mereka dalam
merupakan calon Pembangunan negara memilih jurusan dan bidang yang mereka
ini mendapatkan kesempatan yang sama sukai. Dari hasil wawancara ditemukan
dalam Mengenyam pendidikan. Terlepas informasi bahwa perempuan dan laki-laki
dari permasalahan pendidikan Yang ada, berhak mengutarakan pendapat masing-
namun dapat diakui bahwa pandangan masing dan keduanya setuju dengan hasil
orang tua masa lalu yang tidak akhir yang dikemukakan karena untuk
menyekolahkan anak perempuannya kini itulah kesetaraan gender merupakan salah
telah berubah, Terlihat bahwa pada saat satu hak perilaku sosial kita sebagai
sekarang kaum perempuan banyak manusia bahkan ketika saling setuju
Bersekolah hingga jenjang yang tinggi. dengan pendapat yang ada maka kita
b. pembagian tugas rumah tangga yang berhak untuk hidup secara terhormat
merata bahkan bebas dari rasa ketakutan dan
Pembagian tugas dalam rumah bebas menentukan pilihan hidup dan
tangga yang merata merupakan tidak hanya diperuntukkan bagi kaum
kesetaraan gender. Dari hasil wawancara laki-laki, perempuan pun mempunyai hak
pembagian tugas dalam rumah tangga yang sama pada hakikatnya
ditemukan sudah merata, menurut d. kebebasan dalam pengambilan keputusan
beberapa responden adanya stigma Kebebasan dalam pengambilan
zaman dahulu yang membuat perempuan keputusan membuat adanya sikap saling
diharuskan untuk mengurus rumah menghargai dan menghormati sehingga
tangga dizaman sekarang tidak sesuai, terjadinya kesetaraan dalam perilaku
DAFTAR PUSTAKA
Dede Nurul Qomariah(2019) PERSEPSI
MASYARAKAT MENGENAI
KESETARAAN GENDER
DALAM KELUARGA
Herien Puspitawati, Konsep, Teori dan Analisis
Gender, (Bogor: PT IPB Press, 2013
Kajanus, A. (2015). Chinese Student Migration,
Gender and Family. London School of
Economics and Political Science: UK
Murad (dalam Ibrahim, 2005)
UNECSO (2002a). Gender equality in basic
education: Education for all. Paris:
UNESCO. Walby, Sylvia. (1990).
Theorising Patriarchy. Blackwell:
Oxford. Walgito, B. (2004). Pengantar
Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi
Ofset.
Veronica V. Kostenko, Pavel A. Kuzmuchev &
Eduard D. Ponarin (2015): Attitudes
towards mk gender equality and
perception of democracy in the Arab
world, Democratization, DOI:
10.1080/13510347.2015.1039994.