NPM: D1F019046
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam kehidupan di dunia perempuan dan laki-laki memiliki kesetaraan yang
sama. Sehingga perempuan dan laki-laki mempunyai kesempatan, akses serta peluang
yang sama sebagai sumber daya dalam pembangunan. Gender dan pembangunan
memiliki dua pengertian yang berbeda, dimana pembangunan pada masa revolusi
industri keempat menuju pada ekonomi digital dan teknologi yang memiliki prospek
menjanjikan. Secara tidak langsung system digital telah merubah pekerjaan manusia
menjadi lebih cepat dan efesien.kkSehinggajjdengan adanya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut akan membawa dampak pada peran perempuan
yang semakin kompleks untuk dapat eikut serta membangun prospek dan tantangan
dalam pembangunan.
erempuan sebagai partner dalam pembangunan dewasa ini harus meningkatkan
kemampuannya disegala aspek termasuk dalam penguasaan teknologi informasi dan
komunikasi. Pentingnya akses dan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
bagi perempuan karena perempuan memiliki peran yang sangat strategis, sebagai ibu
rumah tangga dan sekaligus juga memiliki peran dalam masyarakat. Menyadari hal
tersebut dalam meningkatkan kemampuan peran perempuan dalam pembangunan
pemerintah telah melaksanakan melalui pemberdayaan perempuan. Pengakuan
terhadap kesetaraan antara perempuan dan laki-laki sudah menjadi issu global, namun
kesenjangan akses dan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi antara
perempuan dan laki-laki masih cukup besar. Hal ini berdampak pada tingkat
partisipasi perempuan dalam pembangunan sangat kurang.1
Pandangan masyarakat yang masih memandang ranah kaum perempuan ada
dalam keluarga, menjebak perempuan untuk tidak mengambil bagian pada pekerjaan
di luar rumah. Tiap individu secara hakiki memiliki kemerdekaan dan kebebasan dan
setara, mereka tidak boleh dibatasi oleh kondisi kelahiran (biologis) dan memiliki
potensi yang tidak terbatas untuk berkembang. Kesetaraan gender menjadi sorotan
dalam rangka memajukan peran perempuan dalam pembangunan. Dilihat dari sudut
pandang kemampuan secara intlektual laki-laki dan perempuan dalam kapasitas dan
1
Ratih Probosiwi. “Perempuan Dan Perannya Dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial (Women
And Its Role On Social Welfare Development)”. Volume 3 Nomor 1 Tahun 2015. Halaman 41-56
2
potensinya sama.2 Sehingga laki-laki dan perempuan dapat dipandang setara,
sedangkan kalau dicermati kemampuan spesifik adalah kemampuan yang berbeda
karena feminimnya sehingga kesetaraan itu menjadi tidak tepat, dalam hal ini
kesetaraan itu kalau dipandang harus sama antara perempuan dan laki-laki.
2. Tujuan
Paper essay ini bertujuan untuk membuktikan bahwa adanya pengaruh gender
dalam prospek dan tantangan pada Pembangunan dan membuat perempuan mampu
berpartisipasi secara setara dengan laki-laki dalam menentukan masa depan bersama.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup nya diperuntukkan kepada segala bentuk social media dan
masyarakat ataupun pelajar atau mahasiswa.
BAB II
2
Cagatay, Nilufer – Erturk, Korkuk. 2014 “Gender and Globalization: A Macroeconomic Perspective”.
Working Paper No. 19, International Labour Organization, Geneva.
3
LANDASAN TEORI
Gender adalah variabel kompleks yang merupakan bagian dari konteks sosial, budaya,
ekonomi dan politik. Gender juga relevan bagi kerja gerakan masyarakat sipil. Gender adalah
perbedaan yang dikonstruksi secara sosial antara laki-laki dan perempuan, sedangkan jenis
kelamin merujuk pada perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan. Karena
terkonstruksi secara sosial, perbedaan gender tergantung pada usia, status perkawinan, agama,
etnik, budaya, ras, kelas atau kasta dan seterusnya. Perbedaan jenis kelamin tidak banyak
tergantung pada variabel-variabel tersebut. Sejak beberapa dekade belakangan ini kalangan
analis pembangunan telah mengakui adanya kebutuhan untuk memastikan perihal gender
dianalisis dan diintegrasikan ke dalam proyek-proyek pembangunan. Dalam mengintegrasikan
gender pada pembangunan para praktisi pembangunan merespon kebutuhan prioritas
perempuan dan laki-laki sambil memperhatikan efek-efek dari dampak yang bisa
menguntungkan atau merugikan.3
3
Baharuddin Ilyas, 2004, “Pengaruh Tingkat Kesetaraan Gender dalam Keluarga Terhadap Fertilitas Rumah
tangga di Makassar”. Warta Demografi, Tahun ke-34 Nomor 4, 2004, Lembaga Demografi, Universitas
Indonesia, Jakarta
4
pembangunan yang mentransformasikan relasi gender.4 Maka dari itu pendekatan Kesetaraan
Gender adalah mengenai laki-laki dan perempuan dan merupakan pendekatan yang lebih
komprehensif untuk menganalisis dan merencanakan intervensi pembangunan karena
mempertimbangkan situasi dan kebutuhan laki-laki dan perempuan. Kesetaraan gender
bertujuan melibatkan laki-laki dan perempuan dalam menyikapi permasalahan mereka terkait
pembangunan, mereformasi lembaga-lembaga untuk membangun hak-hak dan peluang yang
setara, serta mendorong perkembangan ekonomi yang menguatkan kesetaraan partisipasi.
Pendekatan semacam itu bertujuan untuk memperbaiki kesenjangan yang terus ada terkait
akses terhadap sumber daya alam dan kemampuan untuk mengemukakan pendapat.
BAB III
4
lihat situs Bridge Gender and Social movements dan makalah ini untuk mendapatkan gambaran
lengkap: http://eldis.org/vfile/upload/4/document/1304/Accountable%20grant%20GBV%20literature%20review
%20final%20draft.pdf
5
PEMBAHASAN
5
Zaitunah Subhan, 2004. “Kesetaraan dan Keadilan Gender”. http://www.menegpp.go.id/
6