PENELITIAN KUALITATIF
VALIDITAS DAN RELIABILITAS DALAM PENELITIAN KUALITATIF
A. LATAR BELAKANG
C. PEMBAHASAN MASALAH
Sebelum membahas kriteria keabsahan data, alangkah baiknya jika kita mengetahui apa itu
validitas dan reliabilitas,untuk itu kami pemakalah mencoba memaparkan apa itu validitas
dan reliabilitas dari beberapa referensi.
Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terdapat di lapangan dan data yang
dilaporkan oleh peneliti. Kalau dalam objek penelitian terdapat warna merah, peneliti akan
melaporkan warna merah. Kalau dalam objek penelitian para pegawai bekerja dengan keras,
peneliti melaporkan bahwa pegawai bekerja dengan keras. Bila peneliti membuat laporan
yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi pada objek, data tersebut dapat dinyatakan tidak
valid.[1]
Terdapat dua macam validitas penelitian, yaitu validitas internal dan validitas eksternal.
1. Validitas internal berkenaan dengan derajat akurasi antar desain penelitian dan hasil yang
dicapai. Kalau desain penelitian dirancang untuk meneliti etos kerja pegawai, data yang
diperoleh seharusnya adalah data yang akurat tentang etos kerja pegawai. Penelitian menjadi
tidak valid jika yang ditemukan adalah motivasi kerja pegawai.
2. Validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi, dapat atau tidaknya hasil penelitian
digeneralisasikan atau diterapkan pada populasi tempat sampel tersebut diambil. Bila sampel
penelitian representatif, instrumen penelitian valid dan reliabel, cara mengumpulkan dan
menganalisis data benar, penelitian akan memiliki validitas eksternal yang tinggi.[2]
Dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel, yang diuji
validitas dan reliabilitasnya adalah instrumen penelitian, sedangkan dalam penelitian
kualitatif yang diuji adalah datanya. Oleh karena itu, kuantitatif lebih menekankan pada aspek
reliabilitas, sedangkan penelitian kualitatif lebih pada aspek validitas.
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada
perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dan yang sesungguhnya terjadi pada objek yang
diteliti. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa kebenaran realitas data menurut penelitian
kualitatif tidak bersifat tunggal, tetapi jamak dan bergantung kepada konstruksi manusia,
dibentuk dalam diri seseorang sebagai hasil proses mental dalam setiap individu dengan
berbagai latar belakangnya. Oleh keran itu, bila terdapat sepuluh peneliti dengan latar
belakang yang berbeda meneliti objek yang sama akan didapatkan sepuluh temuan dan
semuanya dinyatakan valid jika yang ditemukan tidak berbeda dengan yang sesungguhnya
yang terdapat pada objek yang diteliti.
Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Dalam
pandangan positivistik (kuantitatif), suatu data dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih
peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama atau peneliti yang sama dalam
waktu yang berbeda menghasilkan data yang sama atau sekelompok data bila dibagi menjadi
dua kelompok menunjukkan data yang tidak berbeda. Kalau peneliti satu menemukan dalam
suatu objek berwarna merah, peneliti yang lain juga demikian[3].
a. Kriteria Keabsahan Data
4.
5.
6.
7.
8.
Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa
sumber. Data yang diperoleh dari beberapa sumber tersebut dideskripsikan, dikategorikan,
dan akhirnya diminta kesepakatan (member check) untuk mendapatkan kesimpulan.
Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data pada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda.
Triangulasi waktu berkaitan dengan keefektifan waktu. Data yang dikumpulkan dengan
teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar dan belum banyak masalah
akan memberikan data yang valid sehingga lebih kredibel.
Triangulasi teori menurut Linkoln dan Guba (1981: 307), berdasarkan anggapan bahwa
fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Di
pihak lain, Paton (1987: 327) berpendapat lain, yaitu bahwa hal itu dapat dilaksanakan dan
hal itu dinamakannya penjelasan banding (Rival exsplanations).
Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil yang diperoleh
dalam bentuk diskusi analitik denga rekan-rekan sejawat. Teknik ini mengandung beberapa
maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data.
Pertama, untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran.
Kedua, diskusi denga sewajat ini memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk
mulai menjajaki dan menguji hipotesis yang muncul dari pemikiran peneliti.
Analisi Kasus Negatif
Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga
pada saat tertentu. Peneliti berusaha mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan
dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan
dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya.
Kecukupan Referensial
Yang dimaksud dengan bahan referensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data
yang telah ditemukan oleh peneliti. Bahan referensi ini dapat berupa foto-foto, rekaman, dan
dokumen autentik.
Pengecekan Anggota
Pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data sangat penting
dalam pemeriksaan derajat kepercayaan. Yang di cek dengan anggota yang terlibat meliputi
data katagori analitis, penafsiran, dan kesimpulan. Para anggota yang terlibat yang mewakili
rekan-rekan mereka dimanfaatkan untuk memberikan reaksi dari segi pandangan dan situasi
mereka sendiri terhadap data yang telah diorganisasikan oleh peneliti.
Uraian Rinci
Teknik ini menuntut peneliti agar melaporkan hasil penelitiannya sehingga uraiannya itu
dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan konteks tempat penelitian
diselenggarakan. Jelas laporan itu harus mengacu pada fokus penelitian. Uraiannya harus
mengungkapkan secara khusus sekali segala sesuatu yang dibutuhkan oleh pembaca agar ia
dapat memahami penemuan-penemuan yang diperoleh. Penemuan itu sendiri tentunya bukan
dari bagian uraian rinci melainkan penafsirannya yang dilakukan dalam bentuk uraian rinci
dengan segala macam pertanggung jawaban berdasarkan kejadian-kejadian nyata.
9. Auditing
Auditing adalah konsep bisnis, khususnya dibidang fiskal yang dimanfaatkan untuk
memeriksa ketergantungan dan kepastian data. Hal itu dilakukan baik terhadap proses
maupun terhadap hasil atau keluaran.
Menurut Halparen proses auditing dapat menggunakan langkah yaitu Praentri, Penetapan
yang dapat diaudit, kesepakan formal, dan terakhir penentuan keabsahan data.
Pada tahap Praentri, sejumlah pertemuan yang diadakan oleh auditor dengan auditi (dalam
hal ini peneliti) dan berakhir pada meneruskan, mengubah seperlunya, atau menghentikan
pelaksanaan usulan auditing.
Pada tahap Penetapan Dapatnya Diaudit, tugas auditi ialah menyediakan segala macam
pencatatan yang diperlukan dan bahan-bahan penelitian yang tersedia sseperti yang sudah
dikemukakan klasifikasinya.
Pada tahap sekepakatan formal, tahap ini auditor dengan auditi mengadakan persetujuan
tertulis tentang apa yang telah dicapai oleh auditor. Persetujuan yang dilakukan hendaknya
mencakup batas waktu pelaksanannya, tujuan pelaksaan audit berkaitan dengan
kebergantungan atau kepastian, dan sebagainya.
Pada tahap Penentuan Keabsahan Data adalah tahap yang paling terpentig. Penelusuran
auditing meliputi pemeriksaan terhadap kepastian maupun terhadap kebergantungan.
Pemeriksaan terhadap kriteria kepastian terdiri atas beberapa langkah kecil. Pertama-tama
auditor perlu memastikan, apakah hasil penemuan itu benar-benar dari data yang kemudian
diikuti denga auditing artinya mengakhiri auditing itu sendiri.[5]
D. KESIMPULAN
Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terdapat di lapangan dan data yang
dilaporkan oleh peneliti. Ada dua macam validitas yaitu validitas internal dan validitas
eksternal.
Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan.
Pemeriksaan keabsahan data didasarkan atas kriteria tertentu. kriteria itu terdiri atas derajat
kepercayaan (kredibilitas), keteralihan, kebergantungan, dan kepastian. Masing-masing
kriteria tersebut menggunakan teknik pengujian sendiri-sendiri. Kriteria derajat kepercayaan
pemeriksaan datanya dilakukan dengan teknik perpanjangan keikutsertaan, ketekunan
pengamatan, triangulasi, pengecekan, atau diskusi sejawat, kecukupan referensial, kajian
kasus negative, dan pengecekan anggota. Kriteria kebergantungan dan kepastian pemeriksaan
dilakukan dengan teknik auditing.
DAFTAR PUSTAKA
Penelitian
Kualitatif,
PT
REMAJA