RMK
OLEH:
WA SALFIA (A062191013)
Analisis data, seperti yang sudah dibahas pada tahap analisis data, telah
dimulai sejak di lapangan. Dengan kata lain, sejak saat itu sudah ada
penghalusan data, penyusunan kategori dengan kawasannya, dan sudah ada
upaya yang dimulai dalam rangka penyusunan hipotesis, yaitu teorinya sendiri.
Jadi, dalam hal ini analissi data itu terjalin secara terpadu dengan penafsiran
data. Data ditafsirkan menjadi kategori yang berarti sudah menjadi bagian dari
teori dan dilengkapi dengan penyusunan hipotesis kerjanya sebagai teori yang
nantinya diformulasikan, baik secara deskriptif maupun proporsional.
c. Peranan hubungan kunci dalam penafsiran data.
Problematik
Rumusan Masalah
Hipotesis
Kesimpulan
a. Kesimpulan Penelitian Non-Statistik
Penarikan kesimpulan dilakukan sejalan dengan cara mengolah data.
Terhadap data yang bersifat kualitatif, maka pengolahannya dibandingkan
dengan suatu standar atau kriteria yang telah dibuat oleh peneliti. Sebagai
contoh penelitian yang menggunakan data kualitatif adalah penelitian yang
bertujuan untuk meliahat sikap kepemimpinan beberapa kepala sekolah.
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengukur sejauh mana sikap
kepemimpinan yang dimiliki oleh kepala sekolah yang dimaksud. Untuk ini,
dicari dimensi-dimensi sikap kepemimpinan terlebih dahulu, antara lain:
disiplin, demokratis, bertanggung jawab, toleran, penuh inisiatif, kreatif, dan
sebagainya. Dengan menggunakan skala sikap, penelitian mengumpulkan data
mengenai tingkat kepemimpinan pada kepala sekolah.
Maka kesimpulan yang mungkin dibuat berdasarkan kriteria atau
standar yang ditentukan, adalah sebagai berikut:
1) Sesuai dengan standar
2) Kurang sesuai dengan standar
3) Tidak sesuai dengan standar
Apabila analisi datanya berupa persentase, proposi maupun rasio,
maka kesimpulan yang dapat diambil, disesuaikan dengan permasalannya.
b. Kesimpulan Penelitian Statistik
Kesimpulan penelitian yang menggunakan teknik statistik, dapat
digenerelisasikan pada populasi apabila dari sampel dapat diketahui bahwa
populasinya berdistribusi normal (hal ini dapat dilakukan pemeriksaannya
dengan checking normalitas). Apabila populasinya tidak berdistribusi normal
maka harus menggunakan statistik non-parametrik.
Apabila peneliti melakukan penelitian terhadap sampel, maka ia
berharap bahwa kesimpulan dapat berlaku untuk seluruh populasi. Dengan
rumusan penelitian: Penggunaan teknik statistik inferensial adalah untuk
mengadakan estimasi berdasarkan informasi-informasi yang diperoleh,
terhadap parameter.
c. Problema yang Dihadapi Peneliti Waktu Menafsirkan
Sebelum mengatasi keengganan memulai kegiatan menafsirkan, peneliti
sebaiknya memahami sebab-sebab kesulitan itu. Misalnya kejenuhan yang
dirasakan peneliti setelah berbulan-bulan atau bertahun-tahun sibuk dalam
berbagai aspek kegiatan penelitian. Ia juga terlalu dekat dengan permasalahan
penelitian sehingga ia merasakan perlunya jarak untuk bisa menafsirkan
dengan benar. Untuk keperluan itulah diperlukan waktu dan jarak diantaranya,
karena perbedaan waktu dan jarak akan meningkatkan kemampuan peneliti
untuk merefleksikan kembali datanya.
Kesulitan lain waktu peneliti harus membuat sintesis dan spekulasi kreatif
dari data penelitannya adalah disebabkan karena ia dituntut untuk
memposisikan dirinya pada pemikiran-pemikiran baru, dan memaknnia
signifikansi kegiatan-kegiatannya pada bulan-bulan dan tahun-tahun yang
lalu. Menginterpretasikan data penelitian untuk kemudian ditafsirkan, tidak
hanya berbentuk kegiatan membuat resume data faktual, melainkan harus
lebih dari itu (beyond a mere recitation of the bare facts).
Tujuan dari peneliti dalam aspek kegiatan ini adalah mengembangkan
kesimpulan dan mengaitkan hubungan-hubungan yang ada melalui
argumentasi yang hati-hati, dan yang tidak dibatasi oleh skop yang sempit.
Operasionalisasi dari memasang-masangkan data dan uji kategori seperti
seperti yang dilakukan pada saat analisis data terbuka sama untuk interpretasi.
Kesempatan untuk mencobakan kategori baru dan membentuk hubungsn-
hubungan baru dengan proyek-proyek melampaui yang ada untuk memenuhi
kriteria (beyond a mere recitation of the bare facts) menantang kreativitas
para peneliti yang oleh peneliti aliran lama dianggap sebagai ambisi yang
berbahaya.
Kesulitan yang ketiga adalah, adanya pergeseran gaya kognitif dalam
penafsiran. Pada proses analisis dideskripsikan gambaran yang singkat tetapi
koheren dari fenomena yang diobservasi, dengan pole berpikir yang
konvergen, dan cara demikian sudah akrab dikalangan peneliti. Akan tetapi,
dalam penafsiran gaya berpikir divergenlah yang dianjurkan karena perbedaan
dalam kerangka berpikir, labih kreatif, terutama dalam proses berteori yang
kompleks, juga dalam berpikir spekulatif.
Pemahaman akan kesulitan inilah yang perlu diatasi peneliti pada saat ia
mulai dengan kegiatan penafsiran atau interpretasi, fase ini harus ditempuh
dan kesulitan yang diarifi sudah merupakan setengah penyelesaian dengan
mengidentifikasi tugas antara lain mengkonsolidasikan teori, mengaplikasikan
teori, menafsirkan dengan menggunakan analogi/persamaan atau metafor dan
membuat sintesis.
DAFTAR PUSTAKA