Anda di halaman 1dari 3

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh

Innalhamdalillah nahmaduhu wanasta’inuh, wanastaghfiruh, wanaudzu billahi min syuruuri


anfusina wamin sayyiaati a’malina mayyahdihillahu falaa mudhillalah, asyhadu alla ilaha illallah
wahdahuu laa syarikalah wa asyhadu anna muhammadan abduhu warosuluh.

Yang saya hormati, bapak dan ibu guru kelas 6 madinah.

Dan yang saya sayangi serta banggakan pula teman – teman kelas 6 madinah.

Pertama – tama marilah kita haturkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan kepada kita semua sehingga kita dapat menghadiri pidato pada hari ini.

Yang kedua sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW dan semoga kita semua kelak mendapat syafaat beliau di akhir zaman nanti.

Perkenalkanlah saya Bryna Anindya Khansa pada kesempatan kali ini membawakan pidato
tentang Isra’ Mi’raj. Isra’ Mi’raj merupakan peristiwa yang diperingati oleh umat muslim setiap
tanggal 27 Rajab untuk mengenang cerita perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW dari
Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha hingga ke Sidratul Muntaha di langi ketujuh.

Hadirin yang berbahagia, Isra’ Mi’raj terjadi ketika Nabi Muhammad SAW sedang berduka
karena kematian istri tercintanya Khadijah pada bulan Ramadhan. Tak lama setelah itu, Abu
Thalib Paman Nabi juga wafat. Beliau adalah orang yang selalu membela Nabi terutama ketika
orang – orang kafir Quraisy hendak menyakiti atau mencelakakan Nabi Muhammad SAW. Sejak
ditinggal kedua orang tercintanya itu, posisi Nabi Muhammad SAW semakin terjepit karena
kaum kafir semakin berani menakut – nakuti sehingga kegiatan dakwah di Mekkah pun semakin
sulit dilakukan. Karena itu Nabi pergi ke Thaif untuk berdakwah, namun penduduk Thaif justru
mengusirnya dan melempari batu hingga menyebabkan kaki beliau berdarah.

Perjalanan Isra Mi’raj merupakan cara Allah SWT untuk memperlihatkan tanda – tanda
kekuasaanNya kepada Nabi Muhammad SAW yang sedang berduka tersebut. Seusai shalat Isya
di Masjidil Haram kemudian beliau beristirahat dan didatangi malaikat Jibril. Dada Nabi
Muhammad dibelah, hatinya dikeluarkan dan dicuci dengan air zamzam dan dikembalikan
dengan dipenuhi iman serta hikmah (Riwayat Imam Bukhari dari Malik bin Sha’sha’ah).
Kemudian didatangkan Buraaq untuk memulai Isra membawa Rasulullah ke Masjidil Aqsha.
Perjalanan Mi’raj pun dimulai dengan mengendarai Buraq bersama malaikat Jibril sampai ke
langit pertama. Perjalanan dalam sejarah peristiwa Isra Mi’raj tersebut membawa Nabi
Muhammad bertemu dengan para Nabi lainnya, dimulai dengan Nabi Adam di langit pertama,
Nabi Isa dan Nabi Yahya di langit kedua. Kemudian bertemu dengan Nabi Yusuf di langit
ketiga, Nabi Idris di langit keempat dan Nabi Harun di langit kelima, Nabi Musa di langit
keenam dan disambut oleh Nabi Ibrahim di langit ketujuh yang menemaninya hingga ke Sidratul
Muntaha.

Ketika berada disana, Nabi Muhammad mendapat perintah dari Allah untuk melakukan shalat 50
waktu dalam waktu sehari semalam. Nabi Musa yang mendengar hal tersebut kemudian
menyarankan Nabi Muhammad untuk meminta keringanan dan kembali ke Sidratul Muntaha.
Allah mengabulkan permintaan keringanan dari Nabi Muhammad menjadi 45 kali shalat dalam
sehari. Nabi Musa yang merasa bahwa umat Nabi Muhammad masih tidak akan sanggup
kembali menyarankan agar Nabi Muhammad meminta keringanan lagi.

Ketika berada disana, Nabi Muhammad mendapat perintah dari Allah untuk melakukan shalat 50
waktu dalam waktu sehari semalam. Nabi Musa yang mendengar hal tersebut kemudian
menyarankan Nabi Muhammad untuk meminta keringanan dan kembali ke Sidratul Muntaha.
Allah mengabulkan permintaan keringanan dari Nabi Muhammad menjadi 45 kali shalat dalam
sehari. Nabi Musa yang merasa bahwa umat Nabi Muhammad masih tidak akan sanggup
kembali menyarankan agar Nabi Muhammad meminta keringanan lagi.

Terhitung beberapa kali Nabi Muhammad harus kembali ke Sidratul Muntaha dan langit keenam
untuk meminta keringanan hingga akhirnya Allah memerintahkan untuk mengerjakan shalat
sebanyak lima kali sehari. Allah bersabda bahwa sesungguhnya kewajiban shalat itu adalah lima
kali dalam sehari semalam. Setiap kali shalat mendapatkan pahala sebanyak 10 kali lipat, maka
lima kali shalat adalah sama dengan 50 kali shalat. Juga untuk siapapun yang berniat melakukan
satu kebaikan namun tidak dilaksanakan maka akan dihitung sebagai satu kebaikan.

Hadirin yang dirahmati Allah SWT, sejarah Isra’ Mi’raj memiliki arti yang besar sekali dan
sangat berharga karena pada saat inilah turun perintah untuk wajib shalat lima waktu. Juga, tidak
ada Nabi lain yang mendapatkan perjalanan hingga ke Sidratul Muntaha seperti Nabi
Muhammad.
Peristiwa Isra Mi’raj sebagai perjalanan spiritual Nabi Muhammad tidak akan terpikir oleh nalar
manusia biasa, tetapi wajib untuk diambil hikmahnya bagi para umat Islam. Peristiwa tersebut
juga menjadi cara untuk menyaring umat Rasulullah yang akan memasuki tahap hijrah ke
Madinah. Sebab, orang – orang yang kurang beriman akan langsung ingkar ketika mendengar
tentang Isra Mi’raj.

Demikianlah pidato yang bisa saya sampaikan, semoga senantiasa menjadi pengingat bagi kita
akan peristiwa agung Isra’ Mi’raj dan perintah penting melaksanakan sholat. Apabila dalam
penyampain terdapat kesalahan isi maupun kata mohon dimaafkan. Akhirul kalam

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh

Anda mungkin juga menyukai