Abstrak
Pembahasan
Sejarah Peantren
Karakter seseoarang atau individu itu muncul dan lahir dari hasil olah
pemikiran, hati, perasaan, yang mengandung sebuah nilai dan kapasitas moral
dalam menghadapi segala permasalahan dalam hidup. Sedangkan makna dari
Pendidikan karakter sendiri adalah upaya membangun kesadaran melakukan
berbagai kebijakan untuk menciptakan dunia yang lebih baik dengan berorientasi
pada karakter individu. Karena semakin baik karakter seseorang, akan semakin
baik pula dia mengatasi permasalahan dalam kehidupannya. Pendidikan karakter
di sini tidak hanya menyiapkan diri untuk menyelesaikan permasalahan dengan
diri, namun juga permasalahan dengan masyarakat luas. Agar individu siap dalam
menghadapi segala sesuatu yang mungkin bisa terjadi kapanpun.
(memelihara tradisi lama yang baik dan bertransformasi dengan tradisi baru
yang lebih baik)
Kutipan kalimat diatas adalah semboyan yang selalu diucapkan dan
dijadikan pegangan oleh pesantren di Indonesia. Kalimat tersebut memberi
pemahaman bahwa pesantren selalu melestarikan budaya atau metogologi lama
yang masih relevan akan tetapi juga melakukan terobosan/langkah/metodologi
baru yang inovatif. Pendidikan pesantren sangatlah berbeda dengan pendidikan
formal yang ada diluar pesantren, baik dalam kurikulum dan program-progam
pesantren. Sebagai contoh “sorogan”, dimana santri melakukan pembelajaran
secara langsung dan individu dengan guru/kyai mereka, sehingga seorang kyai
dapat melakukan evaluasi perkembangan santri secara langsung.
Salah satu contoh yang sudah mengikuti perkembangan zaman di saat ini
adalah pesantren Mambaus Sholihin Gresik. Seperti pedoman yang sudah
dituliskan oleh penulis diatas, pesantren ini tetap melestarikan hal-hal yang klasik,
akan tetapi selalu berinovasi untuk melakukan perkembangan dan perubahan
sesuai perkembangan zaman. Sehingga banyak santri dan juga alumni yang bisa
mengikuti perkembangan RI 4,0, seperti mahbub junaidi, dia adalah salah satu
alumni yang sudah mengembangkan dunia industri secara online. Selain itu dia
juga bisa melakukan pengembangan dirinya dalam dunia teknologi, seperti contoh
dia menjadi satu-satunya santri di gresik yang bisa mencipkan drone dan pesawat
aeromodeling yang terbuat dari kayu teriplek dan ataupun sterofome, lihat
(Akmal, Khumaini, & Mukhlis, 2017). Saat ini pesantren Mambaus Sholihin telah
mempunyai 8 cabang yang tersebar di beberapa provinsi Indonesia dan pada tahun
lalu salah satu santrinya juga menjadi juara Robotic di jepang, lihat (Rofiq, 2017).
Dari penjelasan dan contoh diatas dapat disimpulakn bahwa pendidikan di
pesantren selain tempat untuk memperoleh ilmu-ilmu agama, pesantren juga bisa
melakukan inivasi agar bisa bersaing di dunia global yaitu Revolusi Industri 4.0.
pesantren Mambaus Sholihin yang mempunyai visi Alim Sholeh dan Kafi telah
membuktikan bahwa pesantren adalah tempat yang ideal untuk meningkatan
sumberdaya manusia yang mempunyai etika, moral, inovatif, intellektual tinggi
dan juga mampu bertanggung jawab.
Kemudian kata saleh juga berasal dari bahasa arab yang berartikan orang
yang mempunyai ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa, sehingga apabila
manusai mempunyai rasa taqwa maka secara tidak langsung mereka juga
mempunya akhlaq mulia yang meliputi etika,sikap, moral, tanggung jawab.
Menurut Kamus Besar Bahaa Indonesia (KBBI) kata saleh adalah orang yang
sungguh-sungguh dalam menjalankan ibadah. Akan tetapi secara garis beras orang
saleh adalah mereka yang mempunyai cinta kepada Tuhan, Nabi dan juga
Makluknya.
Kafi ( )كافmerupakan isim fail dari madhi kafa ((“ كفcukup”, sehingga
setelah mengalami perubahan kata tersebut “kafi” berartikan orang yang cukup,
cukup dalam mendalami ilmu agada dan ilmu-ilmu yang lainnya. Apabilah
manusia sudah dikatakan kafi maka mereka sudah dekat dengan pencipta sehingga
akan mudah dalam menjalani kehidupan dunia. Selain itu dia juga akan bisa
melakukan terobosan-terobosan baru yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Santri adalah salah satu ciri yang dimiliki oleh pesantren, santri yang bisa
mengaji, alim serta mempunyai etika keislaman kuat. Selain itu, ciri santri adalah
memiliki rasa kebangsaan yang kental (Baso, 2012). Akan tetapi hal tersebut
masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa santri adalah kaum yang
termarjinalkan, tradisional, kumuh dan juga terbelakang, hal itu dikarenakan
karena penampilan santri yang suka berpakaian secara sederhana (bersarung,
koko, dan berpeci).
Karakter yang menjadi ciri khas seorang santri adalah mempunyai sikap
mandiri, ihlas, dan juga sederhana, dan ketiga hal tersebut yang akan membuat
santri akan terus bisa mengikuti perkembangan zaman. Menurut az-Zanurji dalam
kitabnya ta’lim muta’alim menjelaskan bahwa karakter santri adalah memiliki
tanggung jawab tingggi dalam tugas dan kewajiban mereka untuk menjalankan
kewajibannya sebagai manusia, kedua, santri memiliki akhlaq yang mulia baik
pada sesama manusia ataupun pada mahluk cintaan tuhan yang lain, dan yang
ketiga, santri mempunya karakter pribadi yang kuat yang ditunjukkan dalam
kesehariaannya untuk menjalankan ibadah (Az-Zanurji, 2001).
No Generasi Tahun
1 Generasi Veteran 1925 – 1946
2 Generasi Baby boom 1946 – 1960
3 Generasi X 1960 – 1980
4 Generasi Y 1980 – 1995
5 Generasi Z 1995 – 2010
6 Generasi Alfa 2010 +
Klasifikasi generasi menurut (Andrea et al., 2016)
Generasi yang lahir di tahun 2010 keatas adalah generasi alfa kemudia
Augusto menyebutnya dengan generasi Gen A (Augusto et al., 2018). Generasi
Alfa merupakan penerus dari generasi Z (Theko, 2018; Tootell, Freeman, &
Freeman, 2014; Turk & Bergin, 2018). Sehingga anak-anak yang lahir di generasi
tersebut juga dengan generasi millenial (Johnstone, 2001), mereka tumbuh dan
berinteraksi dengan perkembangan teknologi informasi, robot canggih dan juga
artificial intelligence (kecerdasan buatan). Sehingga mereka akan merespon
sebuah perintah dan juga memiliki mainan yang akan mampu menunjukkan
kecerdasan emosional (Theko, 2018).
Setelah melihat dari penjelasan tentang karakter santri dan juga karakter
siswa yang diharapkan di perkembangan industri 4.0 maka penulis berpendapat
bahwa selama ini hal yang di inginkan oleh dunia pendidikan dan juga pemerintah
dalam menangani degradasi moral bangsa ada di pesantren. Kareka di pesantren
santri akan benar-benar di didik agar menjadi manusia yang alim saleh dan kafi,
manusia yang unggul, utuh dan berkemajuan.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
Abbas, K., Hassan, Z. Bin, & Bahru, J. (2014). Integrated Learning Model
Cultural-Art and Character, 2, 1–6.
Adams, D. (1993). Defining Educational Quality. Educational Planning, 9(3), 3–
18.
Akmal, Khumaini, A. M., & Mukhlis. (2017). Santri Bisa Ciptakan Pesawat
Aeromodelling. Retrieved February 5, 2019, from
https://issuu.com/irfanha/docs/memorandum_edisi_01_juli_2017
Andrea, B., Gabriella, H., & Tímea, J. (2016). Y and Z Generations at
Workplaces. Journal of Competitiveness, 8(3), 90–106.
https://doi.org/10.7441/joc.2016.03.06
Asyari, H. (2010). ( اداب العا لم و المتعلمPertama). Jombang, Indonesia: Al-Hidayah.
Augusto, T., Gomes, C., Fernanda, C., Bezerra, D. M., Oste, G., & Cremonezi, G.
(2018). Study on The Alpha Generation And The Reflections of Its Behavior
in the Organizational Environment. Quest Journals, Journal of Research in
Humanities and Social Science, 6(1), 9–19. Retrieved from
Www.Questjournals.Org
Az-Zanurji. (2001). Ta’lim Muta’alim (10th ed.). Surabaya: Al-Hidayah.
Aziz, H. (2017). Uian Terbuka Program Doktor. Surabaya: Pascasarjana UIN
Surabaya.
Aziz, I. N. (2017). Curriculum Development of KKNI at English Education
Department of INKAFA Gresik. Jalie, 2, 3. Retrieved from Jalie.com
Azra, A., & Afrianty, D. (2005). Pesantren and Madrasa: Modernity and
Indonesian Muslim Society. Workshop on Madrasa, Modernity and Islamic
Education May 6-7, 1–31.
Baso, A. (2012). Kembali Ke Pesantren, Kembali Ke Karakter Ideologi Bangsa.
Karsa, 20(1).
Beckett, K. S. (2013). Paulo Freire and the concept of education. Educational
Philosophy and Theory, 45(1), 49–62.
Benjamin, D. J., Brown, S. A., & Shapiro, J. M. (2006). Who is ? Behavioral??
Cognitive Ability and Anomalous Preferences. Journal of the European
Economic Association, 11(6), 1–50.
https://doi.org/https://doi.org/10.1111/jeea.12055
Busyairi, M. (2017). Education Unit Transformation for Maintain Its Existence in
Islamic Boarding School ( Multi-case Study on Tebuireng Islamic Boarding
School , Gading Islamic Boarding School Malang , and Sidogiri Islamic
Boarding School Pasuruan ). Journal of Education and Practice, 8(5), 56–64.
Byrne, B. L. (2016). Learner-Centered Teaching Activities for Environmental and
Sustainability Studies. London: Springer Netherlands.
https://doi.org/10.1007/978-3-319-28543-6
Catsoupes, M. P., Costa, C. M., & Besen Elyssa. (2009). age & generations:
Understanding Experiences at Workplace. New York: the Sloan Center on
Aging and Work; Boston College. Retrieved from agework@bc.edu
Dell, C. A., Dell, T. F., & Blackwell, T. L. (2015). Applying universal design for
learning in online courses: Pedagogical and practical considerations. The
Journal of Educators Online, 13(2), 166–192. https://doi.org/ISSN 1547-
500X
Departement Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta, Indonesia: Balai Pustaka.
Dhofier, Z. (1982). Tradisi pesantren: Studi tentang pandangan hidup kyai.
Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial.
Dianti, P. (2014). Integrasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran. JPIS,
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 23(1), 58–68.
https://doi.org/10.17509/jpis.v23i1.2062.6846, DOI:
http://dx.doi.org/10.17509/jpis.v23i1
Effendi, M., Matore, E. M., Soh, T. M. T., Norman, H., & Yunus, M. M. (2018).
Eduinnovation (Inovasi Pendidikan dalam Era Revolusi Industri 4.0). (M.
Effendi, E. M. Matore, T. M. T. Soh, H. Norman, & M. M. Yunus, Eds.)
(First Edit). Malaysia: Universiti Kebangsaan Malaysia.
Elkind, D. H., & Sweet, F. (2004). How to do character education. Artikel Yang
Diterbitkan Pada Bulan September/Oktober.
Gaus, D. (2017). Pendidikan Islam Indonesia Dan Tantangan Globalisasi:
Perspektif Sosio-Historis. Jurnal Kependidikan Dasar Islam Berbasis Sains,
2(1), 1–22. Retrieved from
http://ibriez.iainponorogo.ac.id/index.php/ibriez/article/view/21
Gazali, E. (2018). Pesantren di antara generasi alfa dan tantangan dunia
pendidikan era revolusi industri 4.0. OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam,
2(2), 94–109. Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/327392703
Goleman, D. (2006). Social Intelligence(the new science of human relationships).
New York: Bantam Books.
Herlina, L., & Suwanto. (2018). Kecerdasan Intelektual dan Minat Belajar
Sebagai Determinan Prestasi Belajar Siswa (Intellectual Intelligence and
Learning Interest as Determinants of Students’ Achievement). Jurnal
Pendidikan Manajemen Perkantoran, 2(1), 111–119. Retrieved from
http://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper
Hersh, R. H. (1980). Models of Moral Education: An Appraisal.
Hiryanto. (2017). Pedagogi, Andragogi dan Heutagogi Serta Implikasinya dalam
Pemberdayaan Masyarakat. Dinamika Pendidikan, 65(1), 6. Retrieved from
https://journal.uny.ac.id/index.php/dinamika-
pendidikan/article/viewFile/19771/10802
Johnstone, D. M. (2001). Review of Howe and Strauss ’ " Millenials Rising : The
Next Great Generation ". In D. M. Johnstone (Ed.), The Journal of the
Association for Christians in Student Development (First Edit, pp. 115–117).
New York: Digital Commons of George Fox University.
Kemenag. (2019). Emis Pendis Kemenag. Retrieved February 4, 2019, from
http://emispendis.kemenag.go.id/emis2016v1/index.php?
jpage=QTNtaXcvS04xZ0E5dmZwUEpHb2tSQT09
Lee, J. (2013). Recent Advances and Trends of Predictive Manufacturing Systems
in Big Data Environment. California. Retrieved from
https://9bvc812z34d12xbblutmxs1b-wpengine.netdna-ssl.com/wp-
content/uploads/2017/07/Jay-Lee.pdf
Lickona, T. (2009). Educating for character: How our schools can teach respect
and responsibility. Bantam.
Lukens-Bull, R. A., & Dhofier, Z. (2000). The Pesantren Tradition: A Study of
the Role of the Kyai in the Maintenance of the Traditional Ideology of Islam
in Java. The Journal of Asian Studies, 59(4), 1091.
https://doi.org/10.2307/2659290
Mario, H., Tobias, P., & Boris, O. (2015). Design Principles for Industrie 4.0
Scenarios: A Literature Review (1 No. 1). Dortmund, Jerman. Retrieved from
www.snom.mb.tu-dortmund.de
Mayer, J. D., Salovey, P., & Caruso, D. R. (2010). Emotional Intelligence (First
Edit). MTD Training. https://doi.org/10.1037/0003-066X.63.6.503
Nucci, L., Narvaez, D., & Krettenauer, T. (2013). Handbook of Moral and
Character Education. (L. Nucci, D. Narvaez, & T. Krettenauer, Eds.)
(Second Edi). London and New York: Rouledge Taylor & Francis Group.
https://doi.org/10.4324/9780203114896
Ozgul, F., Kangalgi, M., Diker, G., & Yamen, E. (2018). Evaluation of the
Constructivist Learning Environments of Physical Education Teacher
Candidates. European Journal of Educational Research, 7(3), 19–22.
https://doi.org/10.12973/eu-jer.7.3.653
Preis, D. D., & Sternberg, R. J. (2017). Innovation in Educational Psychology:
Perspective on Learning, Teaching and Human Development. (D. D. Preis &
R. J. Sternberg, Eds.), Springer (First, Vol. 91). New York: Springer
Publishing Company.
Rayan, S. (2012). Islamic philosophy of education. International Journal of
Humanities and Social Science, 2(19), 150–156.
Riyadi, A. S., Retnadi, E., & Supriatna, A. D. (2012). Perancangan sistem
informasi berbasis website subsistem guru di sekolah pesantren persatuan
islam 99 rancabango. Jurnal Algoritma, 9.
Rofiq, A. (2017). Selain Mengaji, Santri Mambaus Sholihin Juga Bisa Membuat
Robotic. Retrieved February 5, 2019, from
https://www.blitartimes.com/baca/158677/20170917/154415/selain-mengaji-
santri-ponpes-mambaus-sholihin-bisa-buat-robot-soccer/
Rowe, J. P., Ha, E. Y., & Lester, J. C. (2008). Archetype-driven character
dialogue generation for interactive narrative. Lecture Notes in Computer
Science (Including Subseries Lecture Notes in Artificial Intelligence and
Lecture Notes in Bioinformatics), 5208 LNAI, 45–58.
https://doi.org/10.1007/978-3-540-85483-8_5
Santrock, J.W. (2004). Educational Psychology. (E. R. Slavin, Ed.) (Twelfth).
New York: McGraw Hill.; Pearson.
Santrock, John W. (2011). Educational Psychology (Fifth). San Francisco, New
York: McGraw Hill Press.
Scoppio, G., & Covell, L. (2016). Mapping trends in pedagogical approaches and
learning technologies: perspectives from the canadian, international, and
military education contexts. Canadian Journal of Higher Education, 46(2),
127–147.
Seel, N. M. (2010). Understanding Models for Learning and Instruction. Unite
State of America: Springer Netherlands.
Slavin, E. R. (2012). Educational Psychology: Theory and Practice (Eight). San
Francisco, New York: Pearson an AB. https://doi.org/10.1007/s13398-014-
0173-7.2
Subekti, H., Susilo, H., Taufiq, M., & Suwono, H. (2018). MENGEMBANGKAN
LITERASI INFORMASI MELALUI BELAJAR BERBASIS KEHIDUPAN
TERINTEGRASI STEM UNTUK MENYIAPKAN CALON GURU SAINS
DALAM MENGHADAPI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0. Education and
Human Development Journal, 3(1), 81–90.
https://doi.org/10.33086/ehdj.v3i1.90
Sunyoto, A. (2005). Sejarah Pendidikan Pesatren dan bagaimana Pesatren
Dihabisi Nalar Barat. Makalah Disajikan Dalam Work Shop Pondok
Pesatren Global. Diselenggarakan Oleh Kaum Muda NU, Kediri, 25–27.
Sunyoto, A. (2012). Suluk Sang Pembaharu: Perjuangan dan Ajaran Syaikh Siti
Jenar. Buku Empat. Cet. V. Yogyakarta: LKiS.
Syafe’i, I. (2017). Pondok pesantren: Lembaga pendidikan pembentukan karakter.
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 8(1), 61–82.
Theko, K. (2018). Meet Generation Alpha. Retrieved February 5, 2019, from
http://www.fluxtrends.com/meet-generation-alpha/
Tolbize, A. (2008). Generational differences in the workplace. Research and
Training Center on Community Living. Unite State of America: University of
Minnesota. https://doi.org/https://doi.org/Retrieved from
http://search.proquest.com.library.ca pella.edu/docview/195561673?accou
ntid=27965
Tootell, H., Freeman, M., & Freeman, A. E. (2014). Generation alpha at the
intersection of technology , play and motivation. Institutional Repository for
the University of Wollongong, 47(2), 82–90. Retrieved from
http://ro.uow.edu.au/eispapers/2068
Turk, V., & Bergin, M. (2018). Understanding Generation Generation Alpha. (S.
Ward, Ed.) (First Edit). United Kingdom: Wired Consultan.
Velasufah, W., & Setiawan, A. R. (2019). Nilai Pesantren sebagai Dasar
Pendidikan Karakter.
Wahid, A. (1999). Prolog: Pondok Pesantren Masa Depan. Di dalam Buku yang
berjudul, Pesantren Masa Depan: Wacana Pemberdayaan dan ….
Wekke, I. S. (2012). PESANTREN DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
KEWIRAUSAHAAN: Kajian Pesantren Roudahtul Khuffadz Sorong Papua
Barat. Inferensi, 6(2), 205–226. https://doi.org/10.18326/infsl3.v6i2.205-226
Wyse, D., & Jones, R. (2005). Teaching English , Language and Literacy. London
and New York: Rouledge Taylor & Francis Group.
Yahya, M. (2018). Era Industri 4.0: Tantangan dan Peluang Perkembangan
Pendidikan Kejuruan Indonesia. Universitas Negeri Makasar, Makasar,
Indonesia.
Zhao, C., Pandian, A., & Mehar Singh, M. K. (2016). Instructional Strategies for
Developing Critical Thinking in EFL Classrooms. English Language
Teaching, 9(10), 14. https://doi.org/10.5539/elt.v9n10p14
Zmuda, A., lAlcock, M., & Fisher, M. (2018). Meet Generation Alpha: Teaching
the Newest Generation of Students. Retrieved February 6, 2019, from
https://www.solutiontree.com/blog/teaching-generation-alpha/