PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sejak tahun 2008 telah
mengembangkan program pelayanan kesehatan reproduksi pada situasi bencana
yang diimplementasikan di seluruh Indonesia. Pada saat itu, upaya ini
menggunakan pedoman pelayanan kesehatan reproduksi pada situasi bencana
yang diterjemahkan langsung dari pedoman internasional Inter-agency Working
Group (IAWG) on Reproductive Health in Crises. Sejak tahun 2014, pedoman
tersebut telah diadaptasi ke dalam konteks lokal Indonesia dengan diterbitkannya
Pedoman Paket Pelayanan Awal Minimum (PPAM) Kesehatan Reproduksi pada
Krisis Kesehatan. Pedoman PPAM Kesehatan Reproduksi disusun berdasarkan
pengalaman lapangan dan praktik pelayanan kesehatan reproduksi pada situasi
bencana sejak tahun 2004, ketika bencana Tsunami Aceh sampai bencana yang
terjadi di tahun 2017.
Selama hampir satu dekade pelayanan kesehatan reproduksi pada krisis
kesehatan telah dikembangkan, namun pelaksanaannya di lapangan masih belum
sesuai harapan. Tantangan dalam implementasi PPAM antara lain:belum adanya
pemahaman tentang pentingnya pelayanan kesehatan reproduksi pada situasi
bencana/krisis kesehatan oleh stakeholder, petugas belum terlatih, mutasi petugas,
dsb. Di samping itu juga lemahnya koordinasi antar sektor, organisasi, lembaga
mitra penyedia pelayanan kesehatan reproduksi saat krisis kesehatan.
Tahun 2014, Indonesia mulai menerapkan sistem klaster dalam upaya
penanggulangan bencana. Pendekatan klaster dimaksudkan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan dalam penanggulangan bencana melalui kemitraan dengan
berbagai pihak dibawah koordinasi BNPB dan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD). Klaster kesehatan terdiri dari beberapa sub klaster, yang masing
masing bertanggung jawab terhadap bidang kesehatan tertentu. Salah satunya
adalah sub klaster kesehatan reproduksi yang bertanggung jawab terhadap
penyediaan dan pelaksanaan pelayanan kesehatan reproduksi.
Dengan diterapkannya sistem klaster ini maka penyediaan pelayanan
kesehatan reproduksi melalui PPAM pada situasi bencana/ krisis kesehatan,
diharapkan dapat meningkat melalui koordinasi yang erat antara klaster maupun
antara anggota subklaster dan memaksimalkan seluruh potensi dan sumber daya
untuk upaya pemenuhan hak reproduksi, utamanya bagi kelompok rentan seperti
ibu hamil, bersalin, pascapersalian, anak bayi baru lahir, remaja dan wanita usia
subur.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kekerasan seksual?
2. Apa saja mekanisme penanganan kekerasan seksual?
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari kekerasan seksual
2. Mengetahui dan memahami mekanisme penanganan kekerasan seksual
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Pencegahan dan penanganan kasus kekerasan seksual menjadi salah satu
prioritas dalam PPAM untuk meyakinkan tanggap darurat yang mengatasi
kerentanan perempuan sejak awal krisis dan upaya perlindungan yang memadai
bilamana kekerasan terjadi. Adapun mekanisme penanganan kasus kekerasan
seksual, antara lain :
1. memastikan tersedianya pelayanan kesehatan dan petugas yang kompeten
untuk penanganan kasus kekerasan seksual. Dalam upaya menyediakan
pelayanan kesehatan pada penanganan kasus kekerasan seksual terdapat
banyak hal yang perlu disiapkan.
2. Berkoordinasi dengan lintas sektor terkait untuk memastikan adanya
mekanisme rujukan untuk dukungan psikososial, bantuan hukum,
perlindungan penyintas dan layanan lainnya. Setiap penyintas kekerasan
seksual pasti membutuhkan lebih dari satu layanan.
DAFTAR PUSTAKA
http://pkbi.or.id/darurat-bencana-darurat-hak-kesehatan-reproduksi/
(diakses pada tanggal 26/09/2018 Pukul 10.00 WIB)
https://indonesia.unfpa.org/sites/default/files/pub-
pdf/FINAL%20Pedoman%20PPAM%20-%20Bahasa.pdf Buku Pedoman
Pelaksanaan PPAM Kesehatan Reproduksi pada Krisis Kesehatan (diakses
pada tanggal 26/09/2018 Pukul 10.00 WIB)
http://www.depkes.go.id/resources/download/penanganan-
krisis/pedoman_penanggulangan_masalah_kesehatan_akibat_kedaruratan_
kompleks.pdf Modul Bahan Ajar PPAM KESPRO pada Krisis Kesehatan
(Situasi Tanggap Darurat Bencana) (diakses pada tanggal 26/09/2018
Pukul 10.00 WIB)