Anda di halaman 1dari 14

TUGAS ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN DAN BAYI

MEMBERIKAN ASUHAN PADA BAYI SEGERA SETELAH LAHIR


MENGENAI
“ KEWASPADAAN UMUM ( UNIVERSAL PRECAUTION ) DAN
ADAPTASI FISIOLOGIS BBL , TERHADAP KEHIDUPAN DILUAR
UTERUS “

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1


NAMA-NAMA ANGGOTA :
1. ARUM WISKA 6. MEILY CHAIRANI
2. CHAIRUNNISA JOHAR 7. RIZKI INTAN SEPTIANI
3. EKI NOPRIANTI 8. SARI NURJANAH
4. KIKI ANGGRAINI 9. SUCI HARISANTI
5. LARAS DAMAYANTI L T 10. YUNI ELISA
TINGKAT : II REGULAR A
PRODI : DIII KEBIDANAN
DOSEN PENGAJAR : ROHAYA, SPd, SKM, M.Kes

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat


dan hidayah-nya , sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mengai
memberikan asuhan pada bayi segera setelah lahir dengan judul “
Kewaspadaan Umum ( Universal Precaution ) dan Adaptasi Fisiologis
BBL , Terhadap Kehidupan di luar Uterus “.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya pada pembaca .

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Palembang , November 2017

Penulis
DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................... i
KATA PENGATAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG ..................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................... 2
C. TUJUAN ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3
A. KEWASPADAAN UMUM ( UNIVERSAL PRECAUTION ) ........ 3
B. ADAPTASI FISIOLOGIS BBL TERHADAP KEHIDUPAN
DILUAR UTERUS ............................................................................ 4
BAB III PENUTUP ................................................................................... 10
A. KESIMPULAN ................................................................................ 10
B. SARAN ............................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebagai seorang bidan harus mampu memahami tentang bebrapa
adaptasi atau perubahan fisiologi bayi baru lahir(BBL). Hal ini sebagai
dasar dalam memberikan asuhan kebidanan yang tepat. Setelah lahir, BBL
harus mampu beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung(plasenta)
menjadi mandiri secara fisiologi. Setelah lahir, bayi harus mendapatkan
oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannnya sendiri, mendapatkan
nutrisi peroral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup,
mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit atau infeksi.
Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari
kehidupan di dalam rahim ke kehidupan diluar rahim. Periode ini
berlangsung sampai 1 bulan atau lebih. Transisi yang paling cepat terjadi
adalah pada sistem pernafasan ,sirkulasi darah dan termoregulasi.
Pada saat lahir, bayi baru lahir akan mengalami masa yang paling dinamis
dari seluruh siklus kehidupan. Bayi mengalami suatu proses perubahan
dikenal sebagai periode transisi yaitu periode yang dimulai ketika bayi
keluar dari tubuh ibu harus beradaptasi dari keadaan yang sangat
bergantung menjadi mandiri secara fisiologis, selama beberapa minggu
untuk sistem organ tertentu.
Jadi adaptasi merupakan suatu penyesuaian bayi baru lahir dari
dalam uterus keluar uterus, prosesnya disebut periode transisi atau masa
transisi. Secara keseluruhan, adaptasi diluar uterus harus merupakan
sebagai proses berkesinambungan yang terjadi selama keseluruhan.
Maka pada setiap kelahiran, bidan harus memikirkan tentang faktor-faktor
kehamilan atau persalinan yang dapat menyebabkan gangguan pada jam-
jam pertama kehidupan diluar rahim seperti partus lama, trauma lahir,
infeksi, keluar mekunium, penggunaan obat-obatan.
Bidan mempunyai tanggung jawab terhadap ibu dan bayi baru
lahir, tidak hanya melewati fase kehidupan dalam uterus menuju
kehidupan luar uterus seaman mungkin, tetapi juga adaptasi fisik terhadap
kehidupan luar uterus. Oleh karena itu bidan harus mengetahui bagaimana
proses adaptasi bayi baru lahir, memfasilitasi proses adaptasi tersebut
sehingga dapat melakukan tindakan-tindakan yang tepat untuk melahirkan
bayi baru lahir yang sehat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kewaspadaan umum ( universal precaution ) pada bayi baru
lahir ?
2. Bagaimana adaptasi fisiologis BBL terhadap kehidupan diluar uterus ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui kewaspadaan umum ( universal precaution ).
2. Untuk mengetahui adaptasi fisologis BBL terhadap kehidupan diluar
uterus.
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEWASPADAAN UMUM (UNIVERSAL PRECAUTION)


Bayi Baru Lahir (BBL) sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan
oleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan
berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Beberapa mikroorganisme
harus diwaspadai karena dapat ditularkan lewat percikan darah dan cairan
tubuh adalah virus HIV, Hepatitis B dan Hepatitis C. Sebelum menangani
BBL, pastikan penolong persalinan telah melakukan upaya pencegahan
infeksi berikut:
1. Persiapan Diri
 Sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi, cuci tangan dengan
sabun kemudian keringkan
 Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan.
2. Persiapan Alat
Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem,
gunting, alat-alat resusitasi dan benang tali pusat telah di Desinfeksi
Tingkat Tinggi (DTT) atau sterilisasi. Gunakan bola karet pengisap yang
baru dan bersih jika akan melakukan pengisapan lendir dengan alat
tersebut. Jangan menggunakan bola karet pengisap yang sama untuk lebih
dari satu bayi. Bila menggunakan bola karet pengisap yang dapat
digunakan kembali, pastikan alat tersebut dalam keadaan bersih dan steril.
Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk
bayi, sudah dalam keadaan bersih dan hangat. Demikian pula halnya
timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop dan benda-benda lain
yang akan bersentuhan dengan bayi, juga bersih dan hangat.
Dekontaminasi dan cuci semua alat setiap kali setelah digunakan.
3. Persiapan Tempat
Gunakan ruangan yang hangat dan terang, siapkan tempat resusitasi
yang bersih, kering, hangat, datar, rata dan cukup keras, misalnya meja
atau dipan. Sebaiknya dekat pemancar panas dan tidak berangin, tutup
jendela dan pintu. Gunakan lampu pijar 60 watt dengan jarak 60 cm dari
bayi sebagai alternatif bila pemancar panas tidak tersedia.

B. ADAPTASI FISIOLOGIS BBL TERHADAP KEHIDUPAN DILUAR


UTERUS
1. Perubahan sistem pernafasan
a. Perkembangan paru-paru
Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx, yang
bercabang dan kemudian kemudian bercabang kembali membentuk
struktur percabangan bronkus, proses ini terus berlanjut setelah
kelahiran hingga sekitar usia 8 tahun sampai jumlah bronkiolus dan
alveolus akan sepenuh nya berkembang walapun janin memperlihatkan
adanya bukti gerakan napas sepanjang trimester kedua dan ketiga.
b. Awal adanya nafas
Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi, yaitu:
1) Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan
luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak
2) Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru-
paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara kedalam
paru-paru secara mekanis
c. Surfakta dan upaya respirasi untuk bernafas
Upaya pernafasaan pertama seorang bayi berfungsi untuk :
 Mengeluarkan cairan dalam paru-paru,
 Mengembangkan jarigan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat surfakta yang cukup
dan aliran darah keparu-paru produksi surfakta dimulai pada 20
minggu kehamilan dan jumlahnya akan meningkat sampai paru-paru
matang sekitar 30-34 minggu kehamilan.
d. Dari cairan menuju udara
Bayi cukup bulan ,mempunyai cairan didalam paru-parunya pada
saat bayi melalui jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan
ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan melalui
seksio sesria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada ini
dapat menderita paru-paru basah dalam jangka waktu yang lama.
e. Fungsi sistem pernafasan dalam kaitannya dengan fungsi
kardiovaskuler
Oksigensi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting
dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara, jika terdapat
hipoksia, pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokonstriksi.
Pengerutan pembuluh ini berarti tidak ada pembuluh darah yang
terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli sehingga
menyebabkan penurunan oksigenasi jaringan, yang akan
memperburuk hipoksia.

2. Perubahan sistem sirkulasi


Setelah lahir, darah bayi baru lahir harus melewati paru untuk
mengambil oksigen dan mengadakan sirkulasi melalui tubuh guna
mengatarakan oksigen ke jaringan.
Dua peristiwa yang mengubah tekanan darah dalam sistem pembuluh
darah:
 Pada saat tali pusat dipotong,resistensi pembuluh sistemik meningkat
dan tekanan atrium kanan menurun tekanan atrium kanan menurun
karena berkurangya aliran darah keatrium kanan tersebut, hal ini
menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri.
 Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru
dan menigkatkan tekanan atrium kanan. Oksigen pada pernafasan
pertama ini menimbulkan relaksai dan terbukanyasistem pembuluh
darah paru-paru (menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru).

3. Perubahan sistem termoregulasi


Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga
akan mengalaimi setres dengan perubahan-perubahan lingkungan. Pada
saat bayi meninggalkan lingkungan rahim ibu yang hangat, bayi tersebut
kemudian masuk kedalam lingkungan bersalin yang jauh lebih dingin, suhu
dingin ini yang mengakibatkan air ketuban menguap lewat kulit sehingga
mendingikan darah bayi.
Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia,
hipoksia dan asidosis.oleh karna itu upaya pencegahanya kehilangan panas
merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan
kehilangan panas pada bayi baru lahir ,disebut sebagai hipotermia bila suhu
tubuh turun dibawah 36 c suhu normal pada neonatus adalah 36,5 c – 37 c.

Bayi baru lahir mudah sekali terkena hipotermia yang disebabkan


oleh:
 Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi secara
sempurna
 Permukaan tubuh bayi relatif lebih luas
 Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas
 Bayi belum mampu mengatur posisi tubuh dan pakaianya agar dia
tidak kedinginan.

Mekanisme terjadinya hipotermia :


 Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan
di dekat benda-benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari
suhu tubuh bayi. Bayi bisa kehilangan panas dengan cara ini karena
benda-benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi.
 Evaporasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena penguapan
cairan/ air ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri
karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan. Kehilangan
panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan
tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti.
 Konduksi yaitu pindahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung
kontak dengan permukaan yang lebih dingin seperti meja, tempat tidur
atau timbangan yang mempunyai temperatur lebih rendah dari tubuh
bayi
 Konveksi yaitu kehilangan panas tubuh yang terjadi pada saat bayi
terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Kehilangan panas juga terjadi
jika konveksi aliran udara dan kipas angin, hembusan udara melalui
ventilasi atau pendingin ruangan.

4. Perubahan sistem metabolisme


Untuk menfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah
tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat
lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa daranya
sendiri. Pada saat baru lahi, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1
sampai 2 jam ). Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan
dengan 3 cara :
a. Melalui penggunaan ASI
b. Melaui penggunaan cadangan glikogen
c. Melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.

BBL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang


cukup, akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini hanya
terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup.Bayi yang
sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati,
selama bulan-bulan terakhir dalam rahim. Bayi yang mengalami
hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan
menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam pertama kelahiran.
Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama
kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen
digunakan pada jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi
yang lahir kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang
mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan
risiko utama, karena simpanan energi berkurang (digunakan sebelum
lahir).

Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-


kejang halus, sianosis,, apneu, tangis lemah, letargi,lunglai dan menolak
makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat
jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di seluruh di
sel-sel otak.

5. Perubahan sistem gestrointestinal


Kemampuan bayi baru lahir cukup bulan untuk menelan dan
mencerna makanan (selain susu) masih terbatas. Hubungan antara esofagus
bawah dan lambung masih belum sempurna yang mengakibatkan “gumoh”
pada bayi baru lahir dan neonatus, kapasitas lambung masih terbatas
kurang dari 30 cc untuk bayi baru lahir cukup bulan. Kapasitas lambung ini
akan bertambah secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi baru
lahir. Pengaturan makanan yang sering oleh bayi sendiri penting contohnya
memberi ASI on demand.

6. Perubahan sistem kekebalan tubuh


Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga
menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem
imunitas yang matang akan memberikan kekebalan alami maupun yang di
dapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur pertahana tubuh yang
mencegah atau meminimalkan infeksi.
Berikut beberapa contoh kekebalan alami:
a. perlindungan oleh kulit membran mukosa
b. fungsi saringan saluran napas
c. pembentukan koloni mikroba oleh klit dan usus
d. perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung

Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah
yang membantu BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL
se-sel darah ini masih belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu
melokalisasi dan memerangi infeksi secara efisien. Kekebalan yang
didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan pasif mengandung
banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan terhadap
antigen asing masih belum dapat dilakukan sampai awal kehidupa anak.
Salah satu tugas utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan
sistem kekebalan tubuh.
Defisiensi kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan sekali
terjadi infeksi dan reaksi bayi terhadap infeksi masih lemah. Oleh karena
itu, pencegahan terhadap mikroba (seperti pada praktek persalinan yang
aman dan menyusui ASI dini terutama kolostrum) dan deteksi dini serta
pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Adapatasi bayi baru lahir (BBL) adalah penyesuaian diri individu


(BBL) dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara
fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula
berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan
segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna
(diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan
bantuan orang lain untuk memenuhinya. Perubahan fisiologis yang
terjadi pada bayi baru lahir meliputi : Perubahan sistim pernapasan /
respirasi, Perubahan pada sistem peredaran darah, dan Pengaturan Suhu.

B. SARAN
1. Setelah memahami tentang bayi baru lahir tentunya bisa dilakukan
penerapan yang baik untuk dapat melakukan pemeriksaan yang
spesifik pada bayi baru lahir sehingga dapat menetapkan diagnosis
yang benar agar dapat dilakukan asuhan yang lebih intensif jika
ditemukan adanya masalah.
2. Semua tenaga kesehatan dapat bekerja sama untuk dapat memberikan
perawatan yang benar terkait dengan bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA

Johariyah, S.ST., M.Keb (2012). ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN & BAYI


BARU LAHIR. Jakarta: TIM

Vivian Nanny Lia Dewi (2010). ASUHAN NEONATUS BAYI DAN ANAK
BALITA. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai